You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM F ARMASETIKA TERAPAN

PERCOBAAN VII
“TUBERKULOSIS”

OLEH
NAMA : HAPSAH ROH HIDAYATULLAH
NIM : O1A115022
KELAS : D
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : TIAN AMALIA HALIK

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrining resep pasien
TBC kondisi khusus.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan
konseling pasien TBC kondisi khusus
B. Landasan Teori
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar bakteri mycobacterium
tuberculosis menyerang organ paruparu (80%), sedangkan 20% lainnya
menyerang organ diluar paru. Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan
di dunia, yang menempati urutan kedua sebagai penyakit infeksi penyebab
kematian terbanyak setelah Human Imunodeficiency Virus (HIV) (Dotulong,dkk.,
2015).
Kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru, namun dapat juga
menyerang organ lain seperti pleura, selaput otak, kulit, kelenjar limfe, tulang,
sendi, usus, sistem urogenital, dan lain-lain. sebagian besar masyarakat dengan
mudah terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis, namun hanya 10% yang
dapat berkembang menjadi penyakit. Perkembangan infeksi menjadi suatu
penyakit sangat bergantung pada seberapa banyak kuman yang masuk melalui
pernapasan dan pertahanan tubuh seseorang yang terinfeksi (Nurwitasari dan
Chatarina Umbul Wahyuni, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyakit
Tuberkulosis Paru (TB) saat ini telah menjadi ancaman global, karena hampir
sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi. Sebanyak 95% kasus TB dan 98%
kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara-negara berkembang. TB
merupakan penyebab kematian nomor satu diantara penyakit menular dan
merupakan peringkat ketiga dari 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia
yang menyebabkan 100.000 kematian setiap tahunnya. Tingginya insidens dan
prevalens TB terutama kasus TB BTA positif merupakan ancaman penularan TB
yang serius di masyarakat, karena sumber penularan TB adalah penderita TB
BTA positif (Sarwani dkk., 2012).
Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
merupakan factor risiko sumber penularan penyakit TBC. Sumber penularan
penyakit ini erat kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan yang meliputi
penyediaan air bersih dan pengolahan limbah.Faktor risiko dan lingkungan pada
bangunan rumah yang dapatmempengaruhi kejadian penyakit maupun
kecelakaan antara lain ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian, kelembaban
ruangan, binatang penular penyakit, penyediaan air bersih, limbah rumah tangga,
hingga penghuni dalam rumah (Fahreza, 2012).
Penularan M. tuberculosis ketika seseorang batuk TB laryngeal, bersin,
berbicara, atau bernyanyi. Inti droplet juga dapat diproduksi dengan metode lain,
seperti perawatan aerosol, sputum induksi, bronkoskopi, intubasi endotrakeal,
penyedotan, otopsi, dan melalui manipulasi lesi atau pengolahan sekresi di rumah
sakit atau laboratorium. Ini inti droplet, yang mengandung satu hingga tiga M.
tuberculosis organisme, cukup kecil (1–5 μm) untuk tetap di udara dalam waktu
lama menstruasi dan mencapai alveoli di paru-paru ketika dihirup. Tuberkulum
bacilli tidak ditransmisikan pada benda mati seperti piring, pakaian, atau alas
tidur, dan organisme yang disimpan pada kulit atau mukosa utuh tidak
menyerang jaringan (Kimble, 2012)
Intervensi nonfarmakologis bertujuan untuk (a) mencegah penyebaran
TB, (b) temukan di mana TB telah menyebar menggunakan penyelidikan kontak,
dan (c) mengisi pasien yang lemah (konsumtif) ke keadaan berat dan
kesejahteraan normal. Dua item pertama adalah dilakukan oleh departemen
kesehatan masyarakat. Dokter yang terlibat dalam pengobatan TB harus
diverifikasi oleh departemen kesehatan setempat telah diberitahukan tentang
semua kasus TB baru. orker di rumah sakit dan institusi lain harus mencegah
penyebaran TB di dalam fasilitas mereka. Semua pekerja seperti itu seharusnya
pelajari dan ikuti pedoman kontrol infeksi setiap lembaga. Ini
termasuk menggunakan alat pelindung diri, termasuk dengan benar respirator
dipasang, dan menutup pintu ke ruang “tekanan negatif” ( Dipiro, 2008)
Patofisiologi dari M. tuberculosis ditularkan dari orang ke orang oleh batuk
atau kegiatan memproduksi aerosol lainnya. Ini menghasilkan partikel kecil yang
dikenal sebagai inti droplet yang mengambang di udara untuk jangka waktu yang
lama. Infeksi primer biasanya terjadi dari menghirup nuklei droplet yang
mengandung M. tuberculosis. Perkembangan penyakit klinis tergantung pada tiga
faktor: (1) jumlah organisme M. tuberculosis yang dihirup (dosis yang
menginfeksi), (2) virulensi organisme ini, dan (3) respon imun sel-mediated. Jika
makrofag paru menghambat atau membunuh bacilli, infeksiakan gagal. Jika
tidak, M. tuberculosis akhirnya menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
M. tuberculosis paling sering menginfeksi daerah apikal posterior paru-paru, di
mana kondisi yang paling menguntungkan untuk kelangsungan hidupnya (Burns,
dkk., 2010).
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Resep Asli
RUMAH SAKIT UMUM PASAR PANJANG
Jl. Antero Hamara No. 93, Kendari, Sultra
Telp. 0401-123456789
dr. Winarto Susilo Sp.Pd.
SIP 15/DKK/XI/2016/002
Kendari, 22 Mei 2018

R/
Rifampisin 450 mg No. LX
S 1 dd 1 tab
INH 300 mg No. LX
S 1 dd 1 tab
Pirazinamid 500 mg No. LXX
Etambutol 250 mg No. LXX
S 1 dd 3 tab
Curcuma tab No. X
S 3 dd 1
Vitamin B6 No. X

Pro : Tn. La Sultan


Umur : 30 tahun
Alamat : Ds. Philadelpia

Kasus :
Tn. La Sultan 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMA bekerja sebagai
cleaning service Rumah di perusahaan swasta. Pasien merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara. Pasien datang ke Sakit Pasar Panjang keluhan batuk
beradahak sejak bulan yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Keluhan batuk
disertai dengan dahak berwarna putih kental dan sulit dikeluarkan. Batuk
dirasakan semakin memberat pada malam hari, keluhan timbul secara tiba-tiba
dan terus-menerus, pasien juga mengeluh disertai demam yang tidak terlalu
tinggi, dan berkeringat pada malam hari. Pasien juga mengaku penurunan
nafsu makan pasien merasa lemas dan mengalami penurunan berat badan.
Diketahui pasien belum pernah mengkonsumsi OAT. Pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan, tekanan darah 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 8 x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, suhu tubuh 36,9oC berat
badan 48 kg,tinggi badan 155 cm, status gizi normal(indeks Masa Tubuh
(IMT) : 20,9 kg/m2 Oleh dokter pasien didagnosis TB paru.

2. Resep Rekomendasi
RUMAH SAKIT UMUM PASAR PANJANG
Jl. Antero Hamara No. 93, Kendari, Sultra
Telp. 0401-123456789
dr. Winarto Susilo Sp.Pd.
SIP 15/DKK/XI/2016/002
Kendari, 22 Mei 2018

R/ PRO TB 4 No LLX
ʃ 3 dd 1
R/ Vitamin B6 tab 10 mg No. X
ʃ 1 dd 1 IM
R/ Curcuma tab 20 mg No. X
ʃ 1 dd 1

Pro : Tn. La Sultan


Umur : 30 tahun
Alamat : Ds. Philadelpia

µ
B. Pembahasan
Pasien Tn. La Sultan 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMA bekerja
sebagai cleaning service Rumah di perusahaan swasta. Pasien merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara. Pasien datang ke Sakit Pasar Panjang keluhan batuk
beradahak sejak bulan yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Keluhan batuk
disertai dengan dahak berwarna putih kental dan sulit dikeluarkan. Batuk
dirasakan semakin memberat pada malam hari, keluhan timbul secara tiba-tiba
dan terus-menerus, pasien juga mengeluh disertai demam yang tidak terlalu
tinggi, dan berkeringat pada malam hari. Pasien juga mengaku penurunan nafsu
makan pasien merasa lemas dan mengalami penurunan berat badan. Diketahui
pasien belum pernah mengkonsumsi OAT. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit ringan, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 8
x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, suhu tubuh 36,9oC berat badan 48 kg,tinggi
badan 155 cm, status gizi normal (indeks Masa Tubuh (IMT) : 20,9 kg/m2 Oleh
dokter pasien didagnosis TB paru.
Berdasarkan data pasien, maka dilakukan skrining resep yang diberikan oleh
dokter. Skrining resep dilakukan oleh apoteker setelah menerima resep dari dokter,
sebelum melakukan penyiapan obat. Skrining resep meliputi kesesuaian
administratif, kesesuain farmasetis dan aspek klinis. Persyaratan administratif yang
wajib atau harus ada dalam resep yang diberikan oleh dokter antara lain : Nama,
SIP, dan alamat dokter penulis resep; Tanggal penulisan resep; Tanda tangan/paraf
dokter penulis resep; Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien;
serta cara pemakaian yang jelas dari obat yang ditulis dalam resep. Skrining yang
kedua yaitu kesesuaian farmasetik dalam skrining resep meliputi : bentuk sediaan
obat, dosis obat, potensi obat, stabilitas obat, inkompaktibilitas obat serta cara dan
lama pemberian obat. Skrining resep ketiga yaitu Pertimbangan klinis dalam
skrining resep meliputi : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan lain-lain). Dilihat dari resep yang diberikan, resep yang
diberikan tidak lengkap, karena tidak ada paraf dokter. Selain itu, pada resep juga
tidak dicantumkan bentuk sediaan, dan waktu pemberian obat serta aturan pakai
obat.
Obat-obat yang direkomendasikan oleh dokter yaitu Rifampisin 450 mg, INH
300 mg, Pirazinamid 500 mg, Etambutol 250 mg, Curcuma tab dan Vitamin B6.
Pasien diberikan obat PRO TB 4 tablet yang mengandung Rifampicin 150 mg,
INH 75 mg, Pyrazinamide 400 mg dan Ethambutol HCl 275 mg. Aturan pakai
obat ini untuk dewasa dengan BB 38-54 kg 3 tablet/hari. Pro TB 4 tablet
diindikasikan untuk mengobati penyakit tuberculosis (TBC), dan infeksi oleh
bakteri Mycobacterium oportunistik tertentu. Obat ini tidak boleh digunakan oleh
penderita yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap salah satu komponen
obat ini. Rifampicin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati beberapa
infeksi bakteri seperti tuberculosis (TBC), kusta, dan penyakit legionnaire. Obat
ini bisa diberikan secara oral maupun intravena. Rifampicin termasuk golongan
antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan RNA bakteri.
Isonicotinylhydrazine (INH), dikenal juga dengan nama isoniazid adalah obat yang
digunakan untuk mengobati penyakit tuberculosis (TBC). Obat ini adalah obat lini
pertama untuk pencegahan maupun pengobatan TB laten ataupun TB aktif. Obat
ini efektif terhadap Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium kansasii, dan
Mycobacterium xenopi. Isoniazid adalah obat yang masih berupa prodrug, yang
kemudian diaktifkan oleh enzim katalase-peroksidase bakteri yang ada pada
Mycobacterium tuberculosis. Pyrazinamide adalah obat yang digunakan untuk
mengobati tuberculosis (TBC). Obat ini bersifat bakteriostatik namun pada saat
bakteri secara aktif melakukan replikasi, obat ini bisa bersifat bakterisida. Obat ini
digunakan dalam 2 bulan pertama pengobatan dengan tujuan mengurangi durasi
terapi penyembuhan TBC. Tanpa pyrazinamide, pengobatan TBC bisa
membutuhkan waktu 9 bulan atau lebih. Dalam kombinasi dengan rifampicin,
kedua obat ini adalah obat pilihan untuk mengobati TBC laten. Ethambutol adalah
obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis (TBC), terutama bila diduga
telah terjadi resistensi. Obat ini biasanya digunakan secara kombinasi dengan obat
TBC lainnya, seperti isoniazid, rifampicin, dan pyrazinamide. Obat ini adalah anti
tuberculosis yang bekerja dengan cara menghambat satu atau lebih metabolit
bakteri rentan yang mengakibatkan gangguan metabolisme sel, menghambat
multiplikasi, hingga kematian sel. Obat ini aktif terhadap bakteri yang rentan
hanya saat bakteri itu sedang mengalami pembelahan sel. Efek samping dari Pro
TB 4 tablet yaitu sakit kepala, pusing, kejang, anemia, arthralgia, sindrom rematik,
purpurea, demam, dan shock syndrome. FDA (badan pengawas obat dan makanan
amerika serikat) mengkategorikan rifampicin, pyrazinamide, ethambutol dan INH
kedalam kategori C.
Vitamin B6 diberikan pada penderita kekurangan vitamin B6 (misalnya
karena malnutrisi), morning sickness, mengatasi jenis anemia tertentu (anemia
sideroblastik), dan kejang terkait vitamin B6 (pyridoxine dependent seizure).
Selain itu, suplemen vitamin B6 juga sering diberikan untuk serta mencegah efek
samping obat tuberkulosis (isoniazid). Dosis 10 mg pemakaian 1 tablet/hari. Efek
samping akibat penggunaan suplemen ini dapat berupa sakit kepala, mengantuk,
mual, kesemutan atau mati rasa pada lengan dan tungkai.
Curcuma tablet diindikasikan untuk pasien anoreksia (kehilangan nafsu
makan), penyakit kuning yang ditandai dengan bagian putih mata, kulit, urin, dan
selaput lendir menjadi berwarna kuning, pemeliharaan kesehatan fungsi hati,
amenore (tidak haid), dan penyumbatan saluran empedu. Tiap tablet mengandung
20 mg ekstrak Curcuma xanthorrhiza. Suplemen herbal ini aman untuk dikonsumsi
baik anak-anak maupun dewasa. Adapun dosis yang dianjurkan untuk pasien
dengan gangguan selera makan, adalah 1 sampai 2 tablet setiap hari. Obat ini
sebaiknya diminum setelah makan atau bersamaan dengan makan untuk mencegah
terjadinya iritasi lambung. Curcuma tablet tidak boleh digunakan oleh orang
dengan yang memiliki hipersensitif atau alergi terhadap kandungan suplemen ini.
Efek samping yang umum terjadi ketika digunakan berlebihan diantaranya Mual
ringan dan iritasi lambung atau nyeri ulu hati.
Selain melakukan pengobatan farmakologi, pasien di sarankan pula untuk
melakukan pengobatan non farmakologi. Pengobatan non farmakologi yang
diberikan yaitu mengkonsumsi makanan bergizi, makanan bergizi tersebut seperti
buah, sayur dan ikan laut. Menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga,
menjaga kebersihan lingkungan dan badan serta makanan, menghindari konsumsi
rokok berlebihan, dan selalu memakai masker.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Skrining resep meliputi 3 hal yaitu persyaratan administratif dalam skrining
resep misalnya kelengkapan nama, alamat dokter dan tanggalpenulisan resep,
kesesuaian farmasetik dalam skrining resep misalnya kesesuaian bentuk
sediaan obat dan dosis obat dan pertimbangan klinis dalam skrining resep
misalnya adanya alergi,efek samping dan interaksi obat.
2. Berdasarkan uraian di atas maka pengobatan yang diberikan kepada pasien
untuk mengobati tuberkulosis pasien diberikan PRO TB 4 tablet yang
mengandung Rifampicin 150 mg, INH 75 mg, Pyrazinamide 400 mg dan
Ethambutol HCl 275 mg. Pasien juga diberi obat Vitamin B6 untuk
mengurangi efek samping INH dan curcuma tab. diberikan untuk menambah
nafsu makan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Burns, M.A.C., Terry, L.S., Barbara, G.W., Patrick M,M., Jill, B.K., Joseph, T.D,
2010, Pharmacotherapy Principles & Practice Fourth Edition, Mc Grawhill
Education: New York.

Dipiro.J, Robert L.T.P, Garry C.Y, Garry C.M, Barbara G.W, L. Michael P, 2009,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Eight Edition, Mc Graw
Hill, New York.

Fahreza E.U., Hestu W., Andra N., 2012, Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan
Kejadian Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam positif di Balai
Kesehatan Paru Masyarakat Semarang, Jurnal Kedokteran Muhammadiyah,
Vol 1 (1).

Kimble K Dan Young, 2013, Applied Therapeutics The Clinical Use Of Drugs Tenth
Edition , Lippincott Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer Business,
Philadelphia Press: London.

Nurwitasari A, dan Chatarina Umbul Wahyuni, 2015, Pengaruh Status Gizi Dan
Riwayat Kontak Terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak Di Kabupaten
Jember, Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3 (2)

Sarwani S.R., Sri N., Isnani Z., Faktor Risiko Multidrug Resistant Tuberculosis (Mdr-
Tb), Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 8 (1).

Dotulong J.F.J., Margareth R.S., dan Grace D.K., 2015, Hubungan Faktor Risiko
Umur, Jenis Kelamin Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Penyakit Tb
Paru Di Desa Wori Kecamatan Wori, Jurnal Kedokteran Komunitas dan
Tropik, Vol. III (2).

You might also like