Professional Documents
Culture Documents
aktivitasnya dan bertahan hidup. Ada berbagai macam makanan yang dikonsumsi oleh
manusia yaitu makanan yang berasal dari bahan alami dan makanan yang harus diolah
Dewasa ini, banyak produk makanan baik itu alami atau olahan yang membutuhkan
peran mikrobia. Makanan yang mengandung atau memanfaatkan mikroba ini tidak hanya
dikonsumsi oleh orang dewasa saja, tetapi juga balita dan anak-anak yang masih dalam masa
pertumbuhan.
Mikroba dahulu identik dengan racun atau penyakit, namun ternyata memiliki
peranan positif untuk pengolahan produk makanan yang memiliki nilai guna tinggi. Beberapa
produk makanan yang membutuhkan mikrobia di dalam pengolahannya yaitu yogurt, keju,
tape, nata de coco, tauco, dan lain-lain. Walaupun mikroba memiliki peran yang baik untuk
pengolahan makanan, kadar mikrobia tersebut harus sesuai dengan standar dan tidak boleh
lebih dari batas maksimum karena dapat membahayakan orang yang mengonsumsinya dan
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa banyak produk makanan yang rusak dan
menimbulkan penyakit pencernaan bagi orang yang mengonsumsinya. Selain itu, mikroba
karboidrat yang ada di dalam makanan sehingga makanan tidak dapat disimpan dalam waktu
yang lama.
Di dalam hidupnya, masing-masing mikrobia memiliki sifat dan syarat kondisi hidup
yang berbeda. Ada mikroba yang dapat bertahan hidup dalam makanan yang memiliki kadar
air yang rendah, ada pula mikroba yang hanya dapat hidup di dalam makanan atau substituen
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas dapat dibuat
2.2 Bagaimana peran positif dan negatif mikroba dalam bidang pangan?
2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba di bidang pangan?
3. Tujuan
2
3.2 Menguraikan dan menjelaskan peran positif dan negatif mikroba dalam bidang pangan
4. Tinjauan Pustaka
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena
ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan
kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa
tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm.
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga
apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat
yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak
diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut
sudah ada.
ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat (Darkuni, 2001).
3
Oleh karena itu, setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang
Bahan makanan merupakan salah satu tempat yang paling memungkinkan bagi
pertumbuhan mikroorganisme karena selain merupakan sumber gizi bagi manusia, bahan
makanan juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pada umumnya bahan
seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Namun
fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak
dikomsumsi (Syarifah, 2002). Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan.
Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan
Mikroba yang digunakan dalam bidang pangan yaitu kapang, khamir, dan bakteri.
Kapang merupakan mikroba dalam kelompok fungi yang berbentuk filament, yaitu
strukturnya terdiri dari benang-benag halus yang disebut hifa. Kumpulan dari banyak hifa
membentuk kumpulan massa yang disebut miselium dan lebih mudah dilihat oleh mata tanpa
menmggunakan mikoskop. Contoh miselium adalah serat putih seperti kapas yang tumbuh
pada tempe. Beberapa kapang jika tumbuh pada pangan dapat memproduksi racun yang
berbahaya. Spesies kapang yang memproduksi mitoksin terutama adalah jenis Aspergillus,
Penicillum dan Fusarium. Contoh mitoksin yang sering ditemukan pada pangan misalnya
aflatoksin yang diproduksi oleh Aspergillus flafus dan okratoksin yang diproduksi oleh
4
Aspergillus ochraceus. Sedangkan khamir adalah fungi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis
spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti dan fermentasi minuman beralkohol.
Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang
digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat
menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis). Lalu mikroba yang paling banyak
ditemukan di bidang pangan yaitu bakteri. Bakteri adalah kelompok raksasa dari organisme
hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas. Contoh bakteri di bidang pangan yaitu Lactobacillus
Mikroba memiliki peran yang sangat penting di bidang pangan. Banyak produk
makanan baik itu alami maupun olahan yang membutuhkan bantuan mikroba dalam proses
pembentukannya. Beberapa makanan tidak dapat menghasilkan kualitas, rasa, dan aroma
yang diinginkan apabila tidak terdapat mikroba yang tumbuh di dalam produk tersebut.
Sebagai contoh, yogurt tidak akan memiliki rasa asam apabila tidak ditanami bakteri
5
6. Peran positif dan negatif dalam bidang pangan
Mikroba memiliki banyak manfaat dalam bidang pangan. Manfaat yang pertama
yaitu mikroba dapat digunakan untuk mengawetkan makanan, contohnya sayuran, dengan
cara fermentasi. Hampir semua sayuran dapat mengalami fermentasi bertipe asam laktat,
yang biasanya dilakukan oleh berbagai jenis Sterpcococcus, Lactobacillus leuconostoc, dan
terutama menjadi asam laktat yang mengatasi pertumbuhan organisme lain dan menberi
rasa unik pada sayuran yang terfermentasi. Setelah fermentasi, sayuran semacam itu sering
disebut “teracarkan.” Sayuran yang teracarkan ini memiliki keawetan yang lebih lama
dibanding sayuran mentah biasa. Manfaat yang kedua yaitu mikroba dapat digunakan untuk
pengolahan nata de coco. Nata de coco berbahan dasar air kelapa, air kelapa tersebut disaring
dan ditumbuhkan bakteri Acetobacter xylinum yang dapat membuat air kelapa tersebut
mengental seperti jelly. Selain itu, mikroba juga dapat diunakan untuk pembuatan sosis.
Mikroba yang digunakan yaitu Pedicoccus cerevisiae dan Micrococcus sp. Lalu ada
yogurt dan masih banyak lagi. Mikroba yang digunakan dalam pengolahan pangan harus
dikontrol pertumbuhannya dan diatur kondisi hidupnya. Apabila mikroba yang terdapat
dalam produk makanan melebihi standar batas maksimum, kualitas produk yang dihasilkan
kontaminasi. Berbagai penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena
6
yang ada di saluran pencernaan hewan apabila mengkontaminasi air minum, dapat
menyebabkan penyakit perut bagi orang yang mengonsumsinya. Penyakit perut dan diare
juga dapat disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens dari produk olahan daging.
Bakteri ini akan membentuk spora pada usus manusia dan menghasilkan toksin atau racun
pada makanan yang dicerna di usus. Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan
oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara
mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap
yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988).
Pertumbuhan mikroba pada pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan setiap
mikroba membutuhkan kondisi pertumbuhan yang berbeda. Oleh karena itu jenis dan jumlah
mikroba yang dapat tumbuh kemudian menjadi dominan pada setiap pangan juga berbeda,
tergantung dari jenis pangan tersebut. Pada kondisi yang optimum untuk masing-masing
mikroba, bakteri akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kapang dan kamir. Hal ini
disebabkan bakteri mempunyai struktur sel yang lebih sederhana, sehingga pada kebanyakan
bakteri hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk membelah. Struktur sel kapang dan kamir
lebih kompleks daripada bakteri dan membutuhkan waktu lebih lama untuk membentuk sel
7
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam bidang pangan ada dua
kelompok yaitu karakteristik pangan dan kondisi lingkungan. Karateristik pangan terdiri dari
aktivitas air dan nilai pH. Mikroba mempunyai kebutuhan aktivitas air (aw) minimal yang
tumbuh atau berkembang biak. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengawetkan pangan
adalah dengan menurunkan aw bahan tersebut. Sedangkan pada nilai pH, Kebanyakan
mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral, dan pH 4,6 – 7,0 merupakan kondisi optimum
untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan kamir dapat tumbuh pada pH yang lebih
rendah. Sedangkan pada kelompok kondisi lingkungan, terdiri dari suhu, kadar oksigen dan
kelembaban. Suhu dan kadar oksigen merupakan salah satu faktor lingkungan yang
oksigen dan suhu optimum tertentu untuk pertumbuhannya. Pada faktor kelembaban,
pangan yang disimpan di dalam ruangan yang lembab (RH tinggi) akan mudah menyerap air
sehingga nilai aktivitas air (aw) meningkat. Kenaikan aw akan mengakibatkan mikroba mudah
mikroba di media yang mengandung nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan mikroba dalam
keadaan aseptis atau steril. Kekentalan, suhu, kelembaban, dan gizi yang ada di dalam media
juga harus dikontrol supaya mikroba dapat hidup. Setelah mendapatkan mikroba yang
diinginkan dalam jumlah yang ditentukan, mikroba dapat langsung ditanam di produk pangan
8
yang akan diolah. Dalam pemindahan mikroba ke dalam makananpun harus dilakukan dalam
kondisi yang steril supaya mikroba tidak mati karena kontaminasi dari luar. Apabila terdapat
9. Kesimpulan
Mikroba memiliki peran yang sangat penting di bidang pangan. Banyak produk
makanan baik itu alami maupun olahan yang membutuhkan bantuan mikroba dalam proses
pembentukannya. Beberapa makanan tidak dapat menghasilkan kualitas, rasa, dan aroma
yang diinginkan apabila tidak terdapat mikroba yang tumbuh di dalam produk tersebut.
Mikroba memiliki peran positif dan negatif dalam bidang pangan. Peran positif
mikroba yaitu untuk pengawetan makanan, pengolahan nata de coco, pembuatan sosis dan
pembuatan yogurt. Sedangkan peran negative mikroba yaitu menyebabkan penyakit pada
Pertumbuhan mikroba pada pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan setiap
dibagi menjadi dua kelompok yaitu karakteristik pangan dan kondisi lingkungan. Faktor
karakteristik pangan terdiri dari aktivitas air dan nilai pH. Sedangkan faktor kondisi lingkungan
mikroba di media yang mengandung nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan mikroba dalam
keadaan aseptis atau steril. Kondisi steril tersebut untuk mencegah adanya kontaminan yang
9
jumlah mikroba yang dibuthkan, mikroba langsung ditanam ke produk pangan yang akan
Daftar pustaka
Adams M.R., Moss M.O. 2008, Food Microbiology, Guildford: RSC Publishing.
Syarifah. 2002, Mikroba Patogen pada Makanan dan Sumber Pencemarannya, [Online],
(www.fkm-albiner.com, diakses pada tanggal 4 Mei 2018).
10