You are on page 1of 10

KALENJAR HIPOFISE

Kalenjar hipofise adalah suatu kalenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak

(sela tursika) fossa pituitary os sphenoid. Besarnya kira-kira 10 x 13 x 6 mm dan

beratnya sekitar 0,5 gram. Kalenjar ini memegang peranan penting dalam menyekresi

hormone dari semua organ endokrin ( sebagai pengatur ), kegiatan hormone yang lain,

dan memengaruhi pekerjaan kalenjar yang lain.

Pada hipofise di atur agar setiap kalenjar endokrin, sendiri-sendiri atau bersama-

sama, dapat melaksanakan fungsi dengan baik dan terkoordinasi. Fungsi hipofise dapat

diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah

hormon yang dihasilkan hipotalamus. Akibat rangsangan susunan saraf pusat, hormon-

hormon yang mengatur fungsi hipofise disebut hipophysiotropic hormone dihasilkan

oleh sel-sel neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.

Kalenjar hipofise mempunyai tiga lobus , yaitu lobus anterior, lobus intermedia,

dan lobus posterior. Lobus posterior mendapat persarafan dari nukleus supraoptik dan

paraventrikuler di hipotalamus. Lobus anterior mendapat suplai darah dari pembuluh

darah hipofisis portal. Secara embrionik ketiga lobus ini berasal dari jaringan yang

berbeda.

1. Lobus anterior (adenohipofise),

Lobus anterior (adenohipofise) berasal dari kantong rathke (dua tulang rawan)

yang menempel pada jaringan otak lobus posterior, menghasilkan sejumlah

hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin

yang lain.
a. Hormone somatotropik ( Growth Hormone ) . hormone pertumbuhan yang

berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera

penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan efek langsung

(efek anti-insulin) memerlukan adanya kortisol untuk meningkatkan

lipolisis dan glukosa darah. Efek tidak langsung merangsang hati untuk

membentuk somatomedin (sekelompok peptida) untuk meningkatkan

pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta meningkatkan sintesis

protein meningkatkan proliferasi sel.

Pengaturan sekresi GH dikendalikan oleh system saraf pusat. Stress,gerak

badan, suhu dingin, anesthesia, pemebdahan, dan perdarahan akan

meningkatkan sekresi GH. Factor yang meningkatkan sekresi GH:

1) Keadaan yang memerlukan energi ( penurunan glukosa darah).

2) Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah.

3) Rangsangan Stres.

4) Tidur.

GH memengaruhi berbagai metabolisme dalam tubuh:

1) Metabolisme protein, merangsang pembetukan kolagen.

2) Metabolis elektrolit menahan N, P, Ca, K Na dengan cara meningkatkan

absorpsi ion Ca di seluruh pencernaan, menurunkan ekskresi ion Ca dan

ion K lewat ginjal.

3) Metabolisme karbohidrat, mempunyai efek diabetogenik karena

meningkatkan penglepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan

kepekaan sel terhadapinsulin.


4) Metabolisme lemak, menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam

plasma darah.

Gangguan sekresi GH:

1) Defisiensi GH sebelum masa pubertas, menyebabkan badan kecil atau

pertumbuhan abnormal yang tidak sesuai dengan umur. Pada orang

dewasa tidak ada efeknya, hanya sedikit kehilangan protein.

2) Hioersekresi GH. Tumor sel asidofil (jasad renik tumbuh dalam suasana

asam). Pada usia sebelum pubertas menimbulkan gigantisme

(pertumbuhan abnormal), tinggi badan melebihi normal karena epifise

tulang panjang belum menutup. Pada usia dewasa terjadi akromegali.

Gangguan fungsi:

1) Hipofungsi: perubahan yang melibatkan defisiensi hormon. Hormon

GH thyroid stimulating hormone (TSH), dan hormon

adenokortokotropik (ACTH). Gangguan pada hipotalamus.

2) Hiperfungsi, biasanya disebabkan oleh tumor sel-sel adenohipofisis.

Hipersekresi GH menimbulkan gigantisme/akromegali bergantung

pada usia terjadinya hipersekresi. Pembesaran alat visceral dan

hipertrofi jaringan bawah kulit. Kelebihan GH akan menyebabkan

gejala diabetes mellitus (poliuria, polifagia, dan polidipsia).

Hipersekresi prolaktin, pada wanita menimbulkan amenore dan pada

laki-laki menimbulkan impotensi. Hipersekresi ACTH menyebabkan

penyakit cousing dan hiperpigmentasi kulit.


b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan

kalenjar tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin . sel-selnya besar dan

berbentuk polyhedral mengandung granula kecil yang berdiameter 50-

100nm. Fungsinya menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake

yodium, dan menambah sintesis tiroglobulin. Hormon-hormon dari kalenjar

tiroid menyebabkan menurunnya jumlah sel-sel tirotoprik yang merupakan

reseptor terhadap thyroid releasing factor (TRF) menyebabkan

menurunnya sekresi hormon TSH.

c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kalenjar suprarenal

dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari kotrteks kalenjar suprarenal.

Selnya mengandung granul sekretori berdiameter 375-550 nm. Merupakan

yang terbesar ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Sel inti menyintesis

hormone ACTH dan beta lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel

basofil hipofise anterior, mempunyai efek terhadap supraren dan

ekstraadrenal.

d. Hormon gonadotropin, menghasilkan:

1) Folice stimulating Hormon (FSH). Sel-selnya berbentuk

angular,terdapat diseluruh hipofisis, mengandung granula sekretori

yang menyekresi FSH yang merangsang perkembangan folikel de

GRaaf dalam ovarium, membentuk spermatozoa pada testes,

merangsang gametogenesis laki-laki.

2) Luteinizing hormone (LH) mengendalikan sekresi estrogen dan

progesterone dalam ovarium, memengaruhi luteinisasi pada wanita dan


laki-laki, disebut sebagai interstisial cell stimulating hormone (ICSH)

yang memengaruhi produksi testosterone dalam testes.

e. Prolaktin (PRL) atau hormon luteotropik (LTH) memulai dan

mempertahankan laktasi dengan memengaruhi langsung kalenjar-kalenjar

susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel-sel laktotrof dibagian hipofise

bagian depan dengan bantuan hormon lain, mempunyai kemampuan untuk

merangsang pertumbuhan payudara dan merangsang produksi air susu.

Akibat pengaruh hormon estrogen kadar prolaktin pada perempuan

meningkat lebih tinggi sesudah perempuan dewasa (pubertas). Selama

kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai

mendekati kelahiran, setelah lahir kadar prolaktin mulai menurun. Sekresi

protein diatur dan diawasi oleh hipotalamus.

f. Melanocyte stimulating hormone (MSH). MSH dihasilkan oleh hipofise

pars inter edius didapati pada manusia dalam fase kehidupan fetus. Peran

MSH dan proses fisiologisnya memenharuhi kulit.

2. Lobus Posterior

Kelenjar hipofise ( neurohipofisis) berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar

ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua mcam hormon:

a. Vasopresin atau arginen vasoprevin (APV), hormone anti-dierutik (ADH)

yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air,

mengonsentrasi urin dengan menambah aliran osmotik dari lumina-lumina

ke intestinum medular yang membuat kontarksi otot polos. Dengan


demikian ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan

dalam tubuh. Pengaturan sekresi:

1) Perubahan tekanan osmotic efek plasma (osmoreseptor).

2) Perubahan volume cairan ekstrsel (stress reseptor).

3) Peningkatan osmolalitas plasma dan penurunan volume plasma

merangsang sekresi vasopressin.

4) Osmoreseptor terdapat dihipotalamus dan stress reseptor system

kardiovaskuler bertekanan rendah dan tinggi.

5) Rangsangan angiotensin II, adrenalis, kortisol, estrogen, dan

progesteron susunan saraf pusat dan peningkatan suhu tubuh.

Gangguan sekresi Vasopresin:

1) Defisiensi vasopresin karena kerusakan hipotalamus atau traktus

hipotalamo-hipofisis menimbulkan diabetes insipidus (poliuria,

polidipsia).

2) Hiposekresi vasopressin karena obat-obatan pengendalian fisiologis

terganggu, retensi air, osmolalitas urine plasma, hiponatremia (Na

plasma kurang dari 110 mmol/L) dapat timbul intoksikasi air.

b. Oksitosin diproduksi oleh anterior hipotalamik nuclei, sel ganglionik dari

supraoptik nuclei, dan sel paraventrikular. Efek oksitoasin:

1) Kontraksi sel mioepitel kalenjar mamae (galaktokinetik),

mengeluarkan air susu. Rangsangan pada papilla mamae dari isapan

bayi sekresi oksitoksin menimbulkan ejeksi air susu.


2) Kontraksi uterus membantu pengeluaran fetus dan plasenta pada

waktu persalinan, rangsangan serviks dari vagina menyekresi

omsitoksin yang membantu dalam partus. Vasopresin dan oksitosin

disintesis pada nucleus paraventrikel dan supraoptik hipotalamus,

bersama protein mengikat neurofosin, diangkut melalui akson serat

traktus hipotalamus, dan di simpan di ujung-ujung serat

neurohipofisis. Perangsangan tersebut akan menimbulkan eksositosis

hormone dari ujung serat saraf ke pembuluh kapiler disekitarnya.

3. Lobus intermedia.

Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong rakthe yang disebut

celah ratkhe. Lobus intermedia pada manusia selnya tidak bergranula, kadang

ditemukan juga koloid yang fungsinya tidak diketahui.

Fisiologi Kalenjar Hipofise

Fungsi kalenjar hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui

hipotalamus. Pengautran dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan oleh

hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi hipotalamus

diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus, kecepatan sekresi

hormon berbeda-beda.. berbagai hormon yang ada dalam darah dapat menghambat dan

mempercepat rangsangan dari hipotalamus.

Hormon-hormon hipotalamus menghasilkan bermacam-macam hormon yang

masuk dalam darah dialirkan pembuluh darah didalam tubuh untuk mencapai organ
yang dituju. Sel-sel didalam hipotalamus akan dipengaruhi oleh kerja hormon yang

dihasilkan oleh kalenjar endokrin lain.


DAFTAR PUSTAKA

Indrayani.(2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media

Syaifuddin.(2012).ANATOMI FISIOLOGI: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

UNTUK KEPERAWATAN & KEBIDANAN, Ed. 4. Jakarta: EGC.

Syaifuddin.(2006).ANATOMI FISIOLOGI UNTUK MAHASISWA KEPERAWATAN,

E/3. Jakarta:EGC.
TUGAS MANDIRI

ANATOMI FISIOLOGI KALENJAR HIPOFISIS


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Endokrin
Dosen Pengajar: Zaqyyah Huzaifah,Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

MAGFIRAH (1714201210043)
Semester 2 Kelas B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS
TAHUN AKADEMIK 2017-2018

You might also like