You are on page 1of 140

KARBOHIDRAT

Anisa Megantika
Karima Agustianti
Kaysa Faradis Mahira
Talitha Zada Gofara
Vanya Frischia
Struktur
Karbohidrat

O
Aplikasi
U Polisakarida
Fungsi
Karbohidrat
T
L
I
N
E

Analisis Biosintesis
Karbohidrat Polisakarida
STRUKTUR KARBOHIDRAT
Tata Nama

Struktur
Klasifikasi
Reaksi
KARBOHIDRAT?

• Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan
kedua polihidroksi tersebut dengan hidrolisis.
• Kebanyakan karbohidrat memiliki rumus empiris (CH2O)n; beberapa juga mengandung
nitrogen, fosfor, atau sulfur.
• 3 kelas utama pada karbohdirat:
1. Monosakarida
2. Oligosakarida (Disakarida)
3. Polisakarida
TATA NAMA KARBOHIDRAT

Karbohidrat

Monosakarida Monosakarida Disakarida Polisakarida


Asiklik Siklik Siklik Siklik
MONOSAKARIDA ASIKLIK

1. Jumlah Rantai Karbon.


2. Jenis Gugus Fungsional (Aldehid
atau Keton).
3. Letak Gugus Hidroksil pada
Stereocenter Terakhir.
1. JUMLAH RANTAI KARBON

Jumlah rantai karbon


menjadi awalan
dalam tata nama
karbohidrat. Contoh:
Pentosa berarti 5
karbon dan heksosa
berarti 6 karbon.
2. JENIS GUGUS
FUNGSIONAL
• Senyawa a) merupakan
aldosa karena
merupakan karbohidrat
yang memiliki gugus
aldehid.
• Senyawa b) merupakan
ketosa karena
merupakan karbohidrat
yang memiliki gugus
keton.
a. b.
3 . L E TAK G UGUS H I DROK SIL
PADA ST E R E OCENTER • Letak gugus hidroksil pada stereocenter
T E R AK H IR terakhir di Fischer Projection merujuk
pada penamaan dengan sistem D dan L.
Stereocenter adalah atom pada molekul
yang bila menukarkan 2 gugusnya akan
membentuk stereoisomer berbeda.

a) L - Glucose karena gugus - OH


pada stereocenter terakhir terletak
di kiri Fischer Projection.
b) D – Glucose karena gugus - OH
pada stereocenter terakhir terletak
a. b. di kanan Fischer Projection.
CONTOH PENAMAAN MONOSAKARIDA
ASIKLIK
• Monosakarida siklik biasanya memiliki
cincin karbon sebanyak 5 atau 6. 5
cincin karbon memiliki suffix pyranosa
dan 6 cincin karbon memiliki suffix
pyranosa.
• Ketika rantai asiklik diubah menjadi
MONOSAKARIDA SIKLIK
siklik, terbentuk kiral pusat pada karbon
anomerik. Sehingga terbentuklah
anomer α dan.
• α berarti anomerik gugus OH dan
CH2OH memiliki posisi trans
• β berarti anomerik gugus OH dan
CH2OH memiliki posisi cis.
• Anomer tersebut diletakkan pada awal
penamaan karbohidrat siklik.
MONOSAKARIDA SIKLIK

a) Gula ini adalah β –galactopyranose b) Gula ini adalah α -glucopyranose


Karena ada 6 karbon maka memiliki Karena ada 6 karbon maka memiliki
suffix pyranose dan karena molekulnya suffix pyranose dan karena
adalah galaktosa maka memiliki prefix molekulnya adalah glukosa maka
galacto. memiliki prefix gluco.
• Maltosa
DISAKARIDA SIKLIK
Disakarida ini adalah 1,4’-α-
glucopyranosyl-glucopyranose. 1-4’
berasal dari karbon yang terikat dengan
ikatan glikosisik. α karena karbon ke 1 dan
kabon ke 4 memiliki posisi trans terhadap
CH2OH. Glucopyranosyl karena
molekul pertama adalah glukosa.
Glucopyranose karena molekul kedua
juga merupakan glukosa.
DISAKARIDA SIKLIK • Selobiosa
Disakarida ini adalah 1,4’- β-
glucopyranosyl-glucopyranose.
1-4’ berasal dari karbon yang terikat
dengan ikatan glikosisik. β karena karbon
ke 1 dan kabon ke 4 memiliki posisi cis
terhadap CH2OH. Glucopyranosyl
karena molekul pertama adalah glukosa.
Glucopyranose karena molekul kedua
juga merupakan glukosa.
DISAKARIDA SIKLIK • Galaktosa
Disakarida ini adalah 1,4’- β-
galactopyranosyl-glucopyranose.
1-4’ berasal dari karbon yang terikat
dengan ikatan glikosisik. β karena
karbon ke 1 dan kabon ke 4 memiliki
posisi cis terhadap CH2OH.
Galactopyranosyl karena molekul
pertama adalah galaktosa.
Glucopyranose karena molekul
kedua juga merupakan glukosa.
• Polisakarida ini adalah 1,4’- β -glucopyranose polymer.
Semua komponen adalah gula maka memiliki prefix gluco.
Memiliki 6 karbon disebut pyranose. β karena karbon ke 1
dan kabon ke 4 memiliki posisi cis terhadap CH2OH. Kata
polymer ditambahkan karena merupakan rantai glukosa.
KLASIFIKASI
KARBOHIDRAT

Karbohidrat

Letak Gugus Panjang Jumlah


Stereokimia Siklisasi
Karbonil Rantai Gugus Gula
1. LETAK GUGUS KARBONIL

Struktur dan jenis karbohidrat


berbeda berdasarkan letak gugus
karbonilnya.
Contoh:
• Gugus karbonil terletak pada C
ke 6 : Aldosa
• Gugus karbonil terletak pada C
ke 5 : Ketosa
2. PANJANG RANTAI

Karbohidrat dengan jumlah


karbon
3: Triosa
5: Pentosa
6: Heksosa
STEREOKIMIA

FISCHER PROJECTION HAWORTH PROJECTION


Cara untuk merepresentasikan • Cara untuk merepresentasikan
rantai asiklik (rantai terbuka) rantai siklik (rantai tertutup)
struktur karbohidrat. Garis struktur karbohidrat.
vertikal menjauhi pembaca dan Substituen pada sisi kanan
garis horizontal mendekati Fischer Projcetion terletak di
pembaca. bawah dan sisi kiri terletak di
atas.
STEREOKIMIA

Haworth Projection
P E NG UB AHAN FI SCH E R • -OH pada C ke 5 diputar agar
PROJ E CT I ON  H AWORT H
PROJ E CT I ON. berada pada garis vertikal. cara ini
membuat kita mengetahui letak
atau posisi CH2OH pada rantai.

Gambar: Fischer Projection


• Karbonil oksigen pada C ke 1 mengalami protonasi
(penambahan H+). Sementara OH pada C ke 5 mengalami
deprotonasi (penghilangan H+) sehingga berikatan dengan C
ke 1 membetuk ikatan C – O. Terbentuklah cincin bersisi 6.

Gambar: Haworth Projection


STEREOKIMIA

3. Rumus Konformasi
STEREOKIMIA

4. Anomer
Anomer merupakan epimer dari monosakarida yang
berbeda pada atom C nomor 1. Pada α-anomer,
posisi OH berada di bawah. Sedangkan pada β-
anomer, posisi OH berada di atas. Epimer adalah dua
jenis monosakarida dengan jumlah atom C yang
sama dan hanya berbeda konfigurasi 1 atom karbon
asimetrik.
SIKLISASI

1. D-Glukosa
2. D-Fruktosa
SIKLISASI D-GLUKOSA
SKLISASI D-FRUKTOSA
JUMLAH GUGUS GULA

1. Monosakarida
2. Disakarida
3. Polisakarida
• Monosakarida adalah unit paling
sederhana dari karbohidrat  Tidak
bisa direduksi
• Monosakarida bisa terdiri dari gugus
aldehid atau keton dengan satu atau
MONOSAKARIDA
lebih gugus hidroksil. Monosakarida 6
karbon contohnya adalah glukosa
(aldohexose) dan fruktosa
(ketohexose)
• Gugus hidroksil terikat pada pusat
kiral.
(1) Umumnya monosakarida berasa
manis.
(2) Susunan atom pada monosakarida
tidak bercabang
SIFAT-SIFAT DARI (3) Satu atom dari atom karbon
MONOSAKARIDA
membentuk ikatan ganda dengan
atom oksigen membentuk gugus
karbonil.
(4) Kristal monosakarida tidak
berwarna dan larut dalam air tetapi
tidak larut dalam pelarut non polar.
• Kebanyakan karbohidrat berada
dalam struktur siklik dalam larutan.
STRUKTUR SIKLIK Penyebab terbentuknya struktur
MONOSAKARIDA siklik adalah karbohidrat
mempunyai gugus aldehid/keton
dan gugus alkohol.
• Aldehid + Alkohol  Hemiasetal
STRUKTUR SIKLIK MONOSAKARIDA

• Keton + Alkohol  Hemiketal


• Disakarida mengandung 2
monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan
glikosidik (-O-)
DISAKARIDA • Disakarida dapat
dikategorikan menjadi
homodisakarida dan
heterodisakarida.
• 3 contoh disakarida utama
adalah sukrosa, laktosa, dan
maltosa.
• Sukrosa: merupakan
heterodisakarida dengan karbon
anomerik glukosa dan fruktosa yang
berikatan.
• Laktosa: merupakan
DISAKARIDA
heterodisakarida dengan karbon
anomerik glukosa dan galaktosa
yang berikatan pada ikatan β (1→4)
glycosidic.
• Maltosa: merupakan
homodisakarida dengan karbon
anomerik glukosa dan glukosa yang
berikatan pada α (1→4) glycosidic.
• Disakarida yang tidak
mempunyai sifat reduksi.
Contoh : Sakarosa dan
DISAKARIDA
trehalosa.
• Disakarida yang mempunyai
sifat reduksi. Contoh : Maltosa
dan Laktosa
• Oligosakarida adalah polimer
monosakarida yang mengandung 3-
10 rantai karbon.

OLIGOSAKARIDA • Ditemukan dengan ikatan O- atau


N- yang berikatan dengan asam
amino pada protein atau pada
lemak.
• Sebagai produk intermediet dalam
proses saccharification oleh
glycosidases pada polysaccharides.
• Polisakarida adalah polimer yang tersusun
dari ratusan hingga ribuan satuan
monosakarida yang dihubungkan dengan
ikatan glikosidik.
• Hidrolisis polisakarida secara sempurna
POLISAKARIDA akan menghasilkan satu/beberapa jenis
monosakarida.
• Rumus umum polisakarida adalah
C6(H10O5)n.
• Homopolisakarida adalah polisakarida yang
terdiri dari satu jenis monosakarida.
• Heteropolisakarida adalah polisakarida yang
terbentuk dari polisakarida yang berbeda
jenisnya.
Reaksi

Oksidasi Reduksi
1. Oksidasi oleh Bromine
OKSIDASI 2. Oksidasi oleh Reagen Tollens
3. Oksidasi oleh Asam Nitrit
1. OKSIDASI OLEH BROMINE
(HOBR)
• Larutan bromine mengoksidasi
aldehid, tetapi tidak keton atau
alkohol.
2. OKSIDASI OLEH REAGEN
TOLLENS
• Reagen Tollens bereaksi dengan
aldehid, namun basa pada reagen
membuat juga bereaksi.
• Gula pereduksi menghasilkan warna
silver kaca pada tabung reaksi.
Semua monosakarida adalah gula
pereduksi
• Oksidasi bisa juga dengan reagen
benedict dan fehling.
3. OKSIDASI OLEH ASAM
NITRIT (HNO 3 )

• Asam nitrit mengoksidasi baik


aldehid maupun alkohol terminal.
REDUKSI

• Gugus karbonil dari monosakarida


dapat direduksi menjadi gugus
hidroksil dengan bantuan NaBH4
dan H2 menghasilkan alditol.
FUNGSI KARBOHIDRAT
Fungsi
Karbohidrat

Materi
Menggolongkan Fungsi
Sumber Energi Dekstran Pembangun dan
golongan darah struktural lain
Penyusun Sel

Pati Selulosa Glikoprotein


Glikolipid
Peptidoglikan

Glikogen
Kitin Proteglikan

Glukosa Gliokokaliks
1. SUMBER ENERGI

• Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi manusia.


• Karbohidrat menyediakan 50 – 65% dari total energi yang
dibutuhkan.
• Satu gram karbohidrat sebanding dengan ± 4,1 kalori
• Dalam tubuh manusia, karbohidrat terdapat dalam sirkulasi
darah sebagai glukosa untuk keperluan energi dan sebagian lagi
terdapat di hati dan jaringan otot sebagai cadangan dan
sisanya diubah menjadi lemak untuk selanjutnya menjadi
cadangan energi di dalam jaringan lemak.
FUNGSI MENGHASILKAN ENERGI

• Karbohidrat dapat menghasilkan energi


melalui proses metabolisme karbohidrat.
Metabolisme terdiri dari dua yaitu
katabolisme dan anabolisme. Katabolisme
merupakan proses yang menghasilkan energi,
sedangkan anabolisme adalah proses yang
memerlukan energi.
• Katabolisme adalah proses pemecahan
molekul-molekul menjadi molekul yang
lebih sederhana
• Katabolisme dilakukan dengan respirasi
KATABOLISME • Respirasi dibagi atas dua yaitu respirasi
aerob dan respirasi anaerob
• Respirasi aerob yaitu respirasi yang
menggunakan oksigen
• Respirasi anaerob yaitu respirasi tanpa
menggunakan oksigen
GLIKOLISIS

• Proses pemecahan glukosa


• Terjadi secara selular di sitosol
• Terjadi pada respirasi aerob dan
anaerob
• Glikolisis:
1(glukosa) 2(Asam Piruvat) +
2(NADH) +2 (ATP)
DE K AR B OKSILASI OK SI DATI FC

Dekarboksilasi Oksidatif: Mengubah


RESPIRASI AEROB asam piruvat (3C) menjadi asetil ko-a
(2C) dengan melepaskan satu C menjadi
CO2 agar bisa masuk ke siklus krebs.
RESPIRASI AEROB

SIKLUS KREB

Siklus Krebs (terjadi di mitokondria)


1Asetil ko-a 4NADH
+1FADH2+ 1ATP
Terjadi dua kali sehingga jumlah
molekul hasil dikali dua.
TRANSPOR ELEKTRON
RESPIRASI AEROB

• Transport elektron mekanisme


pembentukan energi terbesar dalam
proses respirasi sel yang menghasilkan
produk sampingan berupa air
• terjadi di bagian membran dalam
mitokondria (krista).
• NADH dan FADH2 yang dihasilkan
sebelumnya diubah menjadi ATP.
TRANSPOR ELEKTRON
ENERGI YANG DIHASILKAN DARI
RESPIRASI AEROB

N
Proses Akseptor ATP
o

1. Glikolisis 2 NADH 2 ATP

2. Dekarboksilasi Oksidatif 2 NADH -

6 NADH
3. Siklus Krebs -
2 FADH2
Transfer elektron
10 x 3 ATP = 30 ATP
4. 10 NADH + 5O2 → 10 NAD+ + 10 H2O -
2 x 2 ATP = 4 ATP
2 FADH2 + O2 → 2 FAD + 2H2O

TOTAL 36 ATP
• Setelah mengalami glikolisis
• Fermentasi asam laktat (hewan dan
RESPIRASI ANAEROB
manusia) atau
• Fermentasi alkohol(bakteri dan jamur)
A. SUMBER ENERGI PADA
TUMBUHAN • Berupa Pati
• Pati merupakan polisakarida yang
tersusun atas amilosa dan
amilopektin
• Amilosa dan amilopektin berbeda
struktur, amilosa berupa rantai
lurus dan amilopektin berupa rantai
bercabang.
• Tumbuhan menumpuk pati menjadi
granul atau butiran di dalam
organel plastid, termasuk kloroplas.
• Contoh: umbi akar (singkong) dan
umbi batang (kentang)
• Berupa Glikogen
B. SUMBER ENERGI HEWAN
• Glikogen merupakan polisakarida yang
bercabang (mirip dengan amilopektin)
• Disimpan dalam hati (mengatur kadar gula
darah) dan otot (sumber energi)
• Digunakan ketika kebutuhan konsumsi gula
meningkat dengan cara dihidrolisis
• Habis pada jangka waktu tertentu dan bisa
dipulihkan jika mengkonsumsi makanan
• Menghasilkan 4 kalori per 1 gram
• Apabila penimbunan glikogen telah mencapai
batas, maka akan diubah menjadi lemak yang
biasanya ditimbun dalam jaringan lemak yang
terdapat dibawah kulit.
• Disebut juga polisakarida bakteri
DEKSTRAN • Dextran merupakan polisakarida yang
bercabang
• Cabang dari dextran lebih banyak
dibandingkan cabang amilopektin dan
glikogen
• Contoh: Bakteri yang menempel pada
gigi berupa plak kaya akan dextran
• Memiliki fungsi baik seperti
mengurangi kekentalan darah
FUNGSI KARBOHIDRAT SEBAGAI
MATERI PEMBANGUN
• Organisme membangun materi-materi penyusunnya dari polisakarida
struktural.
• Polisakarida yang dapat disebut juga poliosa merupakan karbohidrat
majemuk yang mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul
yang besar.
• Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri atas banyak gugus
gula. Contohnya adalah amilum, glikogen, selulosa, dan lain-lain.
• Polisakarida struktural disini adalah selulosa, kitin, peptidoglikan,
proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid.
PADA TUMBUHAN

• Selulosa adalah unsur struktural dan komponen utama dinding sel


tumbuhan. Molekul-molekul organik dapat paling sering ditemukan pada
kapas, kayu, dan kertas.
• Molekul-molekul glukosa dalam selulosa terikat oleh ikatan glikosidik ‘β’,
yang berbeda dengan memiliki ikatan hidrogen lebih antara setiap unit
glukosa. Hal ini membuat ikatan jauh lebih kuat dibandingkan dengan
glikogen atau pati, hal ini menjelaskan mengapa kayu merupakan bahan
yang kuat.
PADA TUMBUHAN

• Selulosa adalah bahan struktural


tumbuhan tingkat tinggi. Misalnya kapas
terdiri sekitar 90% selulosa dan kayu
terdiri sekitar 50% selulosa.

 Selulosa ini memberikan kekuatan pada


dinding sel tanaman tersebut. Banyak
ditemukan terutama pada tangkai,
batang, dahan, dan semua bagian
berkayu dari jaringan tumbuhan.
• Polisakarida struktural lainnya adalah
PADA ARTHROPODA DAN kitin, dimana kitin adalah karbohidrat
FUNGI yang menyusun kerangka luar atau
eksoskeleton arthropoda.
• Kitin merupakan polisakarida yang
secara struktural mirip dengan
selulosa. Namun, memiliki gugus N-
asetilamino yang menggantikan gugus
OH pada posisi C-2.
• Kitin mirip seperti kulit, tetapi akan
mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat.
• Selain di arthropoda, kitin juga
membangun dinding sel berbagai jenis
fungi.
PADA B AKTERI • Peptidoglikan atau disebut juga murein
tersusun atas gula asam-N-asetil
glukosamin dan asam-N-asetil muramat
• Peptidoglikan merupakan komponen
penyusun dinding sel bakteri
• Terdapat pada bakteri gram-positif
(peptidoglikan tebal dominan
polisakarida)dan gram-negatif
(peptidolikan tipis dominan protein)
• Dinding sel ini membentuk suatu kulit
kaku dan berpori membungkus sel yang
memberi perlindungan fisik bagi
membran sel yang lunak dan sitoplasma
di dalam sel.
Pada bakteri Gram-negatif, peptidoglikan membuat sekitar
10% dari dinding sel berat kering, sedangkan pada bakteri
Gram-positif lapisan eptidoglikan yang lebih tebal
mengandung sekitar 20% dari dinding sel berat kering.
KARBOHIDRAT STRUKTURAL LAINNYA
ADALAH :

Proteoglikan
Glikoprotein
Glikolipid
Glikokaliks
PROTEOGLIKAN
• Gabungan antara karbohidrat polisakarida
dengan protein, yaitu proteoglikan dan
glikoprotein.
• Proteoglikan terdiri lebih ke karbohidrat,
sedangkan glikoprotein lebih ke protein.
• Proteoglikan lebih berperan sebagai
karbohidrat daripada protein karena
sebagian besar berat molekul mereka
adalah karena glycosaminoglycans (95%).
• Proteoglikan ditemukan pada perekat
antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan
cairan sinovial yang melicinkan sendi otot.
• Karbohidrat pada glikoprotein
umumnya berupa oligosakarida dan
dapat berfungsi sebagai penanda sel,
seperti empat golongan darah
manusia yang mencerminkan
GLIKOPROTEIN keragaman oligosakarida pada
permukaan sel darah merah.
• Karbohidrat glikoprotein juga
berperan sebagai penyusun
membran sel
MENGELOMPOKKAN GOLONGAN DARAH

• Fungsi lain dari karbohidrat adalah dapat


mengelompokkan golongan darah.
• Golongan darah (A, B, AB, dan O)
ditentukan oleh sifat gula yang terikat
pada protein di permukaan luar sel darah
merahnya.
• Setiap jenis darah dikaitkan dengan
struktur karbohidrat yang berbeda.
Darah tidak dapat ditransfer
dari satu orang ke orang
lain kecuali dengan bagian
karbohidrat dari donor dan
akseptor yang kompatibel.
• Karbohidrat pada membran plasma
terikat pada lipid atau protein dalam
bentuk glikolipid dan glikoprotein.
• Glikolipid merupakan kumpulan
berbagai jenis unit-unit monosakarida
GLIKOLIPID yang berbeda seperti gula-gula
sederhana D-glukosa, D-galaktosa, D-
manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-
xylosa, dan sebagainya.
• Karbohidrat ini memegang peranan
penting dalam berbagai aktivitas sel,
antara lain dalam sistem kekebalan.
• Gliko : gula/sakarida dan kaliks :
lapisan. Glikokaliks merupakan lapisan
ekstrasel (terletak di luar sel) yang
menyelubungi dinding sel. Glikokaliks
disusun oleh gugus gula yang
GLIKOKALIKS berikatan dengan lipid maupun
protein. Glikokaliks bisa berupa
kapsul atau lendir.
• Karbohidrat pada membran plasma
merupakan hasil sekresi sel dan tetap
berasosiasi dengan membran
membentuk glikokaliks.
Glikokaliks berperan dalam :
• Melindungi sel dari kerusakan mekanik dan kemis dengan memberikan
jarak bagi sel terhadap obyek dan sel asing dan mencegah terjadinya
interaksi antar protein yang tidak diinginkan
KOMPONEN KARBOHIDRAT SEBAGAI
PENYUSUN MEMBRAN SEL
KARBOHIDRAT SEB AGAI
PENYUSUN ASAM NUKLEAT

Pada stuktur asam nukleat, pentosa


merupakan penyusunnya. Akan tetapi
tidak semua pentosa menjadi unit atau
komponen penyusun sel. Dalam
struktur kimia asam nukleat, kedua
pentosa tersebut terdapat dalam bentuk
lingkar furonosa. Ribosa merupakan
penyusun RNA dan 2- deoksiribosa
merupakan unit penyusun DNA.
BIOSINTESIS POLISAKARIDA
Peptidoglikan

Karbohidrat
Glikoprotein
Terintegrasi

Polisakarida

Kitin Pati

Selulosa Glikogen
BIOSINTESIS PEPTIDOGLIKAN
• Biosintesis peptidoglikan terjadi di 3 tempat yang berbeda:
Sitoplasma -> membrane plasma -> luar dinding sel
• Dalam sitoplasma: UDP-N-acetylmuramyl (UDP-MurNAc)-
pentapeptida dan UDP-N-acetylglukosamin (UDP-GlcNAc)
disintesis
• Dalam membrane plasma: UDP-MurNAc-pentapeptida
dihubungkan ke lipid transport (Undecaprenyl pyrophosphate)
membentuk Lipid I, penambahan GlcNAc berikutnya membentuk
Lipid II. 5 glisin ditambahkan pada asam amino ketiga
• Dalam luar dinding sel: Lipid II dibalik ke sisi luar membrane sel
oleh protein FtsW membentuk peptidoglikan dari PBP (Penicilin-
Binding-Protein). PBP mengkatalis reaksi transglikosilasi dan
transpeptidasi menghasilkan polimerisasi peptidoglikan
BIOSINTESIS KARBOHIDRAT
TERINTEGRASI
BIOSINTESIS KARBOHIDRAT
TERINTEGRASI

• Biosintesis karbohidrat terintegrasi terjadi pada 3 tempat yang


berbeda:
Glioksisom -> mitokondria -> sitosol
DALAM GLIOKSISOM

Pengkonversian asam lemak menjadi


Asetil koA melalui reaksi β-oksidasi
Asetil koA diubah menjadi sitrat,
kemudian diubah menjadi isositrat
Isositrat dikonversi menjadi suksinat
dan glioksilat
Suksinat akan berpindah ke
mitokondria
Glioksilat diubah menjadi malat dengan
ditambahkan asetil koA dan dikonversi
menjadi oksaloasetat
DALAM MITOKONDRIA

Suksinat dari glioksisom masuk ke


mitokondria ditambahkan dengan
suksinil koA membentuk fumarate
Fumarat diubah menjadi malat dan
diiubah menjadi oksaloasetat
Sebagian oksaloasetat akan berpindah ke
sitosol dan sebagian akan dikonversi
menjadi sitrat
Sitrat dikonversi untuk menjadi suksinil
koA yang akan ditambahkan oleh
suksinat lagi
DALAM SITOSOL

Oksaloasetat dari mitokondria akan


mengalami dekarboksilasi
(mengeluarkan CO2) membentuk
fosfoenolpiruvat
Fosfoenolpiruvat mengalami proses
gluconeogenesis membentuk
fruktosa 6-fosfat dan glukosa 6-fosfat
sebagai bahan dasar sukrosa
BIOSINTESIS PATI
BISINTESIS PATI

• Biosintesis pati terjadi kloroplas


• Molekul G3P yang berasal dari kloroplas berkondensasi membentuk fruktosa-1,6-
bifosfat yang dikatalis oleh enzim aldolase
• Hidrolisis membentuk fruktosa-6-fosfat
• Enzim fosfoglukomutase mengubah fruktosa 6-fosfat menjadi glukosa-1-fosfat
• ATP mendonorkan electron, enzim glukosa-ADP-fosforilase menghilangkan gugus
fosfat dan menghasilkan glukosa-ADP
• Enzim starch sintase menghilangkan gugus ADP menghasilkan pati
• Pati terdiri dari α-amilosa dan amilopektin
B AGAN
BIOSINTESIS GLIKOGEN
• Biosintesis glikogen terjadi terutama di hati dan otot rangka
• Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim glukokinase/hexokinase.
• Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat, dikatalisis oleh
enzim fosfoglukomutase.
• Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil di phosphate glukosa
(UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil transferase.
• UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada, dikatalisis oleh enzim
glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat
yang ada pada rantai glikogen primer dan membentuk ikatan α 1-4 glikosidik.
• Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan kurang lebih 6 residu
glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik cabang.
Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen primer.
• Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin panjang dan akan
terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.
• Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang normal.
BIOSINTESIS SELULOSA
BIOSINTESIS SELULOSA

• Terjadi di membran plasma


• Berupa struktur supramolekuler
• Satu bagian menempel pada substrat; pada glukosa UDP;
dalam sitosol; dan satu bagian lain memanjang keluar
(berfungsi untuk elongasi dan kristalisasi molekul-molekul
selulosa pada ruang ekstraselular)
• Sintesis selulosa terjadi di kompleks terminal (Rosettes)
pada membrane plasma
• Tiap rantai selulosa dimulai dengan terbentuknya sitosterol
dekstrin dalam sel lalu melipat keluar
BIOSINTESIS KITIN
BIOSINTESIS GLIKOPROTEIN
ANALISIS DAN DETEKSI
POLISAKARIDA
UJI KUALITITATIF

• Uji Molisch • Uji Fehling


• Uji Seliwanoff • Uji Iodine
• Uji Benedict • Uji Osazon
• Uji Barfoed • Uji Tollens
• Uji Moore
UJI MOLISCH
Prinsip :
• Uji ini dapat digunakan untuk menguji jenis monosakarida
• Dehidrasi karbohidrat oleh H2SO4 pekat
Dehidrasi heksosa -> senyawa hidroksi metil furfural
Dehidrasi Pentosa -> senyawa fulfural
• Reagen : Molisch (a-naphtol & H2SO4)
Hasil Uji:
Prosedur Kerja : Positif jika muncul cincin
1. Memasukan 15 tetes larutan yang ingin diuji ke dalam merah-ungu hasil kondensasi
tabung reaksi antara furfural atau
2. Tambahkan 3 tetes reagen molisch hidroksimetil furfural
3. Tambhakan 1 ml H2SO4 pekat dengan α-naftol dalam
reagen molisch
UJI SELIWANOFF

Prinsip :
• Untuk membedakan antara fruktosa dan glukosa pada suklosa
• Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat -> hidroksimetilfurfural
• Reagen : Seliwanoff (HCL)
Prosedur Kerja: Hasil Uji:
1. Masukkan 5 tetes larutan uji Jika diberi larutan resorsinol (1,3-
dihidroksi benzene) pada furfural
2. Tambahkan 15 tetes reagen Seliwanoff
maka akan terjadi kondensasi hingga
3. Panaskan dalam penangas air muncul perubahan warna
Fruktosa menjadi merah/oranye,
glukosa tidak berubah
UJI BENEDICT
Prinsip:
• Bertujuan untuk mengetahui kandungan gula pereaksi pada
sample
• Reaksi dilakukan dalam keadaan basa
• Terjadi reaksi reduksi antara reagen dengan gugus aldehid dan a-
hirdoksi keton yang dimiliki sample
• Reagen : Benedict (Na2CO3, Natrium sitrat dan CuSO4 )
Prosedur Kerja: Hasil Uji :
Positif jika terdapat endapan
1. Masukkan 3 tetes larutan uji Cu2O dengan warna yang
2. Tambahkan 2ml reagen benedict sesuai dengan konsentrasi
gula pereduksi pada sampel
3. Masukkan ke penangas selama 5 menit
UJI BARFOED

Prinsip:
• Membedakan antara monosakarida dan disakarida
• Reagen Barfoed (Ion Cu2+ ) direduksi lebih cepat oleh
monosakarida daripada disakarida
• Reagen : CuSO4 dan CH3COOH
Prosedur Kerja :
1. Masukkan 1 ml sample ke tabung uji Hasil Uji:
Monosakarida akan
2. Tambahkan 1 ml reagen barfoed menghasilkan endapan merah
3. Panaskan selama 3 menit lalu dinginkan bata (Cu2O)
UJI MOORE

Prinsip:
• Membedakan antara ketosa dan aldosa pada glukosa
• Aldehid pada aldosa berikatan dengan –OH menghasilkan aldol
aldehid yang berwarna kuning. Perubahan ikatan karbon-
hidrogen menjadi karbon-gugus OH dilakukan dengan cara
pemanasan.
• Reagen: Moore (NaOH)
Prosedur Kerja: Hasil Uji:
Aldosa mengalami
1. Masukkan 2 ml sample ke tabung uji transformasi Bruyn-Alberda
2. Tambahkan 2 ml NaOH 10% van Ekenstein dan berwarna
kuning berbau karamel
3. Panaskan selama 5 menit
UJI FEHLING

Prinsip:
• Fehling A direduksi oleh sample dari Cu2+ menjadi Cu+. Fehling B akan
menghasilkan enediol, ion Cu+ dan asam. Dalam keadaan basa, Cu+
akan menghasilkan CuOH saat dipanaskan dan membentuk endapan
merah bata (Cu2O)
• Reagen: Fehling A (larutan CuSO4 dalam air) dan Fehling B (larutan
NaK tartrat + NaOH dalam air)
Prosedur Kerja:
Hasil Uji:
1. Masukkan 2 ml reagen fehling ke tabung reaksi Menghasilkan endapan
2. Tambahkan 1 ml Glukosa 2% merah bata atau hijau
kekuningan Cu2O
3. Panaskan selama 3 menit
UJI IODINE

Prinsip:
• Menguji polisakarida
• Pemberian iodin dan HCl pada polisakarida yang kemudian
dipanaskan akan memecah polisakarida
• Reagen : Iodin (KI dan HCl)
Prosedur Kerja:
1. Masukkan 3 tetes sample ke tabung uji Hasil Uji:
2. Tambahkan 2 tetes reagen iodium •Amilum/pati: warna biru
•Amilopektin: warna merah cokelat
•Glikogen & Dextrin: warna merah
UJI OSAZONE
Prinsip:
• Bertujuan untuk membedakan jenis-jenis karbohidrat melalui kristalnya
• Karbohidrat dengan gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk
hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin.
• Disakarida tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang
terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Monosakarida yang
membentuk osazon tidak larut dalam air mendidih
• Reagen : fenil hidrazon Na-asetat kering
Hasil Uji:
Prosedur Kerja: Terbentuk kristal
1. Masukkan 5 ml sample ke tabung uji Osazon dengan ciri
2. Tambahkan reagen osazon khas masing-masing
karbohidrat
3. Panaskan di penangas selama 30 menit lalu dinginkan
UJI TOLLENS
Prinsip:
• Menguji karbohidrat dengan gugus aldehid. Aldehid pada
sample dioksidasi menjadi anion karboksilat dan ion Ag+
dalam reagen Tollens direduksi menjadi logam Ag.
• Namun Tollens juga bereaksi dengan senyawa keton yang
mempunyai gugus metil
• Reagen : [Ag(NH3)2]+
Prosedur Kerja:
Hasil Uji :
1. Masukkan 2 ml reagen Tollens ke tabung uji Terbentuknya cermin
2. Tambahkan 3 tetes sample perak pada dinding dalam
3. Panaskan di penangas selama 1 meni tabung reaksi.
UJI KUANTITATIF

• Indeks Bias • Nelson-Somogy


• Rotasi Optis • Luff-Schoorl
• Spektrofotometri • Uji Follin
• Reaksi Enzimatik • Immunoarray
• Kromatografi • Uji Anthrone
INDEKS BIAS
Prinsip:
• Penggunaan indeks bias dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi gula pada
berbagai jenis makanan
• Semakin tinggi indeks bias, maka semakin tinggi nilai konsentrasi karbohidrat pada
suatu sampel
• Menggunakan Refraktometer
X= [(A+B)C-BD]
X = % sukrosa atau gula yang diperoleh
A = berat larutan sampel (g)
B = berat larutan pengencer (g)
C = % sukrosa dalam camp A dan B dalam tabel
D = % sukrosa dalam pengencer B –
INDEKS BIAS
Prosedur kerja:
1. Refraktometer dibersihkan terlebih dahulu dengan tisu
ke arah bawah
2. Teteskan aquadest atau larutan NaCl 5% pada bagian
prisma dan day light plate
3. Sisa aquadest / NaCl yang tertinggal dibersihkan dengan
kertas tissue
4. Sampel cairan diteteskan pada prisma 1 – 3 tetes
5. Skala kemudian dilihat ditempat yang bercahaya dan
dibaca skalanya
6. Kaca dan prisma dibilas dengan aquades / NaCl 5% serta
dikeringkan dengan tisu
ROTASI OPTIS
Prinsip:
• Menguji berdasarkan sifat optis dari gula yang memiliki struktur asimetris (dapat memutar
bidang polarisasi)
• Menggunakan polarimeter atau polarimeter digital yaitu sakarimeter
• Hukum Biot : “Besarnya rotasi optis tiap individu gula sebanding dengan konsentrasi larutan
dan tebal cairan”
• [a] D20 = 100 AL x C

• [a] D20 = rotasi jenis pada suhu 20 C menggunakan


D = sinar kuning pada panjang gelombang 589 nm dari lampu Na
A = sudut putar yang diamati
C = kadar (dalam g/100 ml)
L = panjang tabung (dm)
SPEKTROFOTOMETRI

Prinsip:
• Reduksi CuSO4 oleh gugus karbonil pada
gula reduksi lalu dipanaskan membentuk
endapan Cu2O. Kemudian ditambahkan
Na-sitrat dan Na-tatrat serta asam
fosfomolibdat sehingga terbentuk suatu
komplek senyawa berwarna biru.
• Kompleks snyawa tersebut diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang
630nm.
REAKSI ENZIMATIK

• Untuk menentukan kadar suatu gula secara individual akibat kerja enzim yang sangat
spesifik. Metode ini memanfaatkan enzim yang memiliki sifat spesifik terhadap substrat
yang sesuai sehingga bila terjadi reaksi enzim di dalamnya, maka substrat yang sesuai
dengan enim terdapat dalam sampel
• Enzim yang digunakan adalah glukosa oksidase yang diukur pada 540 nm dan
heksokinase yang diukur pada 340 nm
• Hasil Uji : Enzim akan bereaksi dengan gula yang merupakan pasangannya
KROMATOGRAFI

Prinsip:
• Menguji jenis dan konsentrasi monosakarida dan disakarida
• Mengisolasi dan menginjeksikan sampel sesuai jenis kromatografi yang dipilih
untuk dianalisis lebih lanjut
• Memisahkan suatu campuran berdasarkan perbedaan distribusi rationya pada fase
tetap dengan fase bergerak
• Kromatografi yang dapat digunakan adalah Thin Layer Cromatography (TLC), Gas
Cromatography (GC), High Performance Layer Chromatography (HPLC
NELSON-SOMOGGY

Prinsip:
• Mengukur kadar gula reduksi dengan reagen Somogy
• Reagen : Tembaga arseno molibdat
• Kupri direduksi menjadi kupro dengan pemanasan larutan gula. Kupro
dilarutkan dengan arseno molibdat menjadi molibdenum berwarna biru.
• Intensitas warna biru sebanding dengan kandungan gula pereduksi yang
dihitung dengan prinsip absorbansi menggunakan jenis spektrofotometri
UV-Vis
NELSON-SOMOGGY

Prosedur Kerja:
1. Ambil 1 ml larutan sampel.
2. Tambahkan 1 ml reagen Nelson pada tiap-tiap tabung reaksi dan panaskan dalam air
mendidih selama 20 menit, lalu didinginkan 5 menit
3. Tambahkan 1 ml reagen arsenomolibdat pada tiap-tiap tabung reaksi, kocok sampai
homogen dan larut sempurna.
4. Tambahkan 7 ml aquadest pada tiap-tiap tabung reaksi, lalu kocok.
5. Ukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm.
6. Kadar gula reduksi sampel ditentukan dengan menggunakan persamaan kurva standard.
LUFF-SCHOORL

Prinsip:
• Monosakarida dioksidasi oleh CuO (reagen Luff Schoorl) menjadi Cu2O
• Excess CuO (reagen luff Schoorl) akan bereaksi dengan KI pada suasana asam
membentuk I2
• I2 bereaksi secara titrasi dengan Na-tiosulfat bersama indikator amilum
LUFF-SCHOORL

Prosedur Kerja:
1. Pipet sample sebanyak 5 ml ke dalam erlenmeyer lalu tambahkan 35 ml aquades
dan 10 ml larutan luff.
2. Panaskan larutan
3. Dinginkan dalam wadah berisi air.
4. Tambahkan 10 ml larutan KI 25% dan 17 ml H2SO4 6N perlahan-lahan lewat
dinding.
5. Tambahkan 2 ml amilum, amati perubahan warna yang terjadi (biru tua).
6. Titrasi dengan larutan Natrium tiosulfat 0,005N sampai warna biru tua hilang.
7. Catat volume titrasi.
UJI FOLINE

Prinsip:
• Memanaskan filtrat darah bebas protein dengan larutan CuSO4
alkali
• Endapan CuO yang dibentuk oleh glukosa akan larut dengan
menambahkan larutan fosfo molibdat.
• Bandingkan secara kolorimetri dengan larutan standar glukosa
IMMUNOARRAY

Prinsip:
• Digunakan secara spesifik untuk menguji karbohidrat dengan berat molekul
yang rendah
• Metode ini sangat sensitif, spesifik dan cepat untuk digunakan
Prosedur Kerja:
1. Karbohidrat diasosiasikan dengan protein, lalu diinjeksikan ke tubuh hewan.
2.Tubuh hewan akan membentuk antibody bagi karbohidrat tersebut.
3. Antibodi tersebut dapat diekstrak dari tubuh hewan dan digunakan sebagai
bagian daritest kit untuk menentukan konsentrasi karbohidrat tertentu dalam
makanan.
UJI ATHRONE

Prinsip:
• Anthrone, 9,10 dehidro-9 ketoanthrone bereaksi dengan karbohidrat
membentuk warna biru kehijauan
• Warna yang dibentuk diukur serapannya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 620 nm.
• Nilai panas pada reaksi anthrone menunjukkan bahwa pada sejumlah
karbohidrat yang diberikan, intensitas warna bervariasi dengan jumlah
panas yang dihasilkan
UJI ATHRONE

Prosedur Kerja:
1. Timbang bahan sebanyak 5 gram + 3 ml HCL p tambahkan H2O sehingga volume
mencapai 100 ml, kemudian pipet 5 ml bahan yang sudah disaring dilarutkan dalam 250
ml H2O.
2. Pipet tepat 1 ml larutan bebas protein masukan kedalam tabung reaksi.
3. Tambahkan 3 ml larutan anthrone , kocok hingga homogen.
4. Tutup tabung reaksi, panaskan tabung reaksi dalam penangas air mendidih selama 10
menit.
5. Dinginkan dan lihat intensitas warna yang terbentuk pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 620 nm.
APLIKASI POLISAKARIDA
PLASTIK

Plastik merupakan polimer yang


terdapat dalam bentuk resin atau berasal dari
polimerisasi resin. Plastik dibuat dari proses
polimerisasi dari bahan minyak bumi yang
merupakan salah satu sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui (non renewable).
PLASTIK BIODEGRADABLE

Plastik Biodegradable (Bioplastik) adalah plastik dengan bahan dasar alami


yang akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir berupa
air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan tanpa
meninggalkan sisa yang beracun.
KELOMPOK BIOPOLIMER

• 100% berasal dari polimer sintesis (polietilen)


• Non-biodegradable dan tidak ramah lingkungan
SINTETIK • Biaya relatif murah dan bahan dasarnya tidak renewable
(minyak bumi)

• 100% berasal dari polimer alami


• Biodegradable dan ramah lingkungan
ALAMI • Biaya relatif mahal dan bahan dasarnya renewable (produk pertanian)
• Poliester, polilaktida, dan agropolimer

• Berasal dari campuran antara polimer alami dan sintetik


• Biodegradable dan ramah lingkungan
CAMPURAN • Biaya relatif murah dan bahan dasarnya renewable
(lignoselulosa dan limbah plastik)
BAHAN DASAR PLASTIK BIODEGRADABLE CAMPURAN

PLASTIK • Berasal dari limbah plastik dan lignoselulosa


BIODEGRADABLE • Limbah plastik yang digunakan adalah jenis
CAMPURAN polietilen atau polipropilena→ mendaur
ulang limbah yang sudah ada
• Lignoselulosa berasal dari biomassa sabut
70% 30% Plastik kelapa, serbuk gergaji, jerami, dll
Lignoselulosa Sintetis
LIGNOSELULOSA

Lignoselulosa digunakan
karena:
• Ramah lingkungan
• Renewable
• Ketersediaan dari alam
yang melimpah
• Murah
LIGNOSELULOSA

Lignoselulosa tersusun dari


LIGNOSELULOSA mikrofibril-mikrofibril selulosa yang
membentuk kluster-kluster, dengan
ruang antar midrofibril terisi
hemiselulosa, dan kluster-kluster
tersebut terbebat kuat menjadi satu
Selulosa Lignin kesatuan oleh lignin (Soerawidjaja dan
Z.I.E Amiruddin, 2007)

Hemiselulosa
KOMPOSISI LIGNOSELULOSA PADA
BEBERAPA BAHAN
SIFAT KIMIA LIGNOSELULOSA

• Sifat kimia pada lignoselulosa bergantung pada komposisi penyusunnya.


Selulosa Hemiselulosa Lignin
Homopolisakarida Heteropolisakarida Unit finilpropana
Larut dan terhidrolisis
Tidak larut dalam asam Larut parsial dalam asam
dalam larutan asam organik
organik organik teroksigenisasi
pekat
Tidak larut dalam larutan Larut dalam larutan alkali
Larut dalam larutan alkali
alkali hidroksida encer
Larut dalam larutan asam
Larut dan terhidrolisis Tidak larut dalam asam
mineral dengan konsentrasi
dalam asam mineral mineral kuat
tinggi
Tidak larut dalam air Larut dalam air Tidak larut dalam air
Larut dan terhidrolisis
Tidak larut dalam asam Larut parsial dalam asam
dalam larutan asam organik
organik organik teroksigenisasi
pekat
SIFAT MEKANIS LIGNOSELULOSA

• Sifat mekanik dari serat juga menentukan kualitasnya sebagai


bahan plastik, terutama dari elastisitasnya. Serat lignoselulosa
dapat menandingi modulus spesifik (modulus per unit gravitasi
spesifik) serat kaca. Elongasi serat lignoselulosa juga lebih baik
berarti elastisitasnya lebih baik.
Serat Densitas Kekuatan Modulus Elongasi
(g/cm3) Tensil (MPa) Young (GPa) Patahan (%)

Flax 1,4 800-1500 60-80 1,2-1,6


Hemp 1,48 550-900 70 1,6
Coir 1,25 220 6 15-25
Bagasse 1,2 20-290 19,7-27,1 1,1
Nanas 1,5 170-1627 82 1-3
Pisang 1,35 355 33,8 5,3
E-glass 2,5 2000-3500 70 2,5
S-glass 2,5 4570 86 2,8
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN LIGNOSELULOSA SEBAGAI
BAHAN DASAR PLASTIK

Kelebihan Kekurangan
Daur ulang termal dapat dilakukan Penempelan serat-matriks rendah
Biodegradable Kurang tahan banting
Tahan listrik Kurang tahan lama
Sifat insulasi termal dan akustik baik Mudah terbakar/meleleh (tidak tahan api)

Friendly processing Suhu proses terbatas


Nilai investasi dan biaya murah Kualitas tergantung cuaca
Sumber daya terbarukan– rendah energi dan Kelembapan dapat menyebabkan
emisi CO2 pembengkakan serat

Berat spesifik rendah– kekuatan spesifik dan Fluktuasi harga tergantung hasil panen/politik
ketahanan yang lebih tinggi agrikultur
PROSES PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE

Penggilingan Bahan Pencucian Pengeringan


(Hasil Panen /
Limbah Tanaman)

Pencampuran Ekstraksi Serat


dengan Serat Lignoselulosa (waktu
Pencetakan
Lain (jika dan suhu tergantung
perlu) metode)
PROSES PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE

• Cetak Tekan
• Cetak Injeksi
• Cetak Rotasi
• Cetak Transfer
• Ekstrusi
CETAK TEKAN

Pengisian Pengeluaran
Pencetakan
Cetakan Produk

Proses dengan
reproduksibilitas
yang tinggi dan
waktu siklus yang
singkat.
CETAK INJEKSI

Digunakan untuk menghasilkan bentuk geometri yang kompleks dalam waktu


singkat. Lebih ekonomis dan hasilnya lebih baik daripada compression molding

Gambar 5.15 Injection Molding


(Sumber: www.sanyo-chemical.co.jp)
EKSTRUSI

Metode ekstrusi adalah proses yang dimanfaatkan industri plastik


untuk menghasilkan granula. Extruder yang digunakan dapat
berbentuk single-screw ataupun twin-screw
DAFTAR PUSTAKA

• http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-silvioctav-31586-3-
2008ts-2.pdf
• http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2011/01/plastik-pp1.pdf
• http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19992/4/Chapter%20II
.pdf
• http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73708/laporan
Akhir_E24120022_.pdf?sequence=1&isAllowed=y
• http://www.chem.ucla.edu/~harding/ec_tutorials/tutorial55.pdf
• https://www2.chemistry.msu.edu/faculty/reusch/virttxtjml/carbhyd.htm
• http://iverson.cm.utexas.edu/courses/310M/Handouts/Handoutsfl05/st
ereohand.html

You might also like