You are on page 1of 6

2.

9 Komplikasi

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia
dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel; ini dapat terjadi kalau isi hernia
terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau merupakan hernia
akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia
tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala
obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia
richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis
dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkarserasi
retrograde, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong hernia dan satu segmen
lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti huruf W.1

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi isi hernia. Pada permulaan
terjadi bendungan vena sehingga terjadi edema organ atau struktur di dalam hernia dan
transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya edema menyebabkan jepitan pada cincin
hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah terganggu. Isi hernia menjadi
nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudate berupa cairan serosanguinus. Kalau isi
hernia terdiri atas usus, bisa terjadi perforasi yang akhirnya menimbulkan abses local, fistel,
atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut. 1

Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Bila terlah
terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik akibat gangrene dan
gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di
tempat hernia. Nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneal. 1

Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali
disertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia. Dapat dijumpai tanda peritonitis atau
abses lokal. Hernia strangulate merupakan keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, perlu
mendapat pertolongan segera. 1

2.10 Prognosis

Prognosa tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan penanganan. Tapi
pada umumnya baik karena kekambuhan setelah operasi jarang terjadi, kecuali pada hernia
berulang atau hernia yang besar yang memerlukan pengguanaan materi prosthesis. Pada
penyakit hernia ini yang penting adalah mencegah faktor predisposisi.2
BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Djamaluddin Sirait
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor MR : 00.66.91.08
Tanggal Masuk : 16 Maret 2016

Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pada benjolan di skrotum
Telaah : Hal ini dialami O.S. sejak ± 5 tahun yang lalu dan semakin memberat
dalam 1 minggu ini. Nyeri terasa pada daerah sekitar benjolan dan
dibawah pusat, tidak menjalar, dan bersifat hilang timbul sepanjang hari.
Benjolan di skrotum awalnya semakin tampak bila os mengedan, batuk
atau mengangkat benda berat bersifat menetap dan tidak hilang bila os
istirahat.
Demam (-), BAB menurut os normal, frekuensi 1-2 kali per hari, tidak
berdarah, BAB seperti kotoran kambing (-). Mual dan muntah (-).
Penurunan nafsu makan (-).
RPT : Hipertensi
RPO : (-)

Status Presens
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
DenyutNadi : 88x/i
LajuNafas : 20x/i
Temperatur : 36,9o C
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat: (-/-)ikterik )(-/-), T/H/M :
DBN
Leher : DBN
Toraks : Inspeksi : Simetris
Palpasi : SF ka=ki
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : SP: vesikuler, ST: (-)
Abdomen : Inspeksi : Simetris , distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-). H/L/R tidak teraba

Genitalia :
Inspeksi : Pembesaran asimetris pada skrotum kiri
Palpasi : konsistensi lunak, benjolan tidak dapat direposisi

Ekstremitas : Superior/inferior:edema (-/-)

Diagnosis
HIL (L) ireponibel + hipertensi

Tatalaksana
IVFD RL 20 gtt/i
Valsartan 1x80mg
Nifedipin 1x30mg

Rencana
- Tindakan herniorafi
- Cek lab
Foto Klinis Pasien:

Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan Hasil
Hb 15,1 g/dL
Ht 46 %
Leukosit 8.930 / mm3
Trombosit 345.000 / mm3
PT 13,9 (14,0)
aPTT 29,4 (32,9)
TT 14,2 (18,0)
INR 1,00
Natrium 140 mEq/L
Kalium 4,6 mEq/L
Klorida 106 mEq/L
Ureum 26 mg/dL
Kreatinin 1,40 mg/dL
Albumin 4,2 g/dL
KGD ad random 150 mg/dL

Pemeriksaan Foto Thorax:

Kesan: Kardiomegali dengan aorta dilatasi elongasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Thalut Karmadi., 2004. Dinding perut, hernia, retroperitoneum, dan omentum. Dalam:
Sjamsuhidajat, R., Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de jong. Jakarta: EGC, 528-
533.
2. W. Steve Eubank. 2004. Hernia. Sabiston Textbook of Surgery. 16th edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 783-800

You might also like