You are on page 1of 5

OPINI KELOMPOK

KEBIJAKAN DAN STANDAR AKUNTANSI

CHAPTER 11 “Accounting Standards and Public Policy”


CHAPTER 12 “Making Accounting Standars Acceptable”

Oleh :
Ageng Inabhimantra 041624253006

Ni Made Anom Adhiapsari 041624253026

Wahyu Helmi Dimayanti S. 041624253036

Helmy Aulia Rahman 041624253045

DEPARTEMEN AKUNTANSI
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
CHAPTER 11
ACCOUNTING STANDARDS AND PUBLIC POLICY
CHAPTER 12
Making Accounting Standars Acceptable
Kelmpok kami memperkirakan bahwa manajer memiliki lebih banyak kepentingan untuk
memilih standar akuntansi yang melaporkan pendapatan yang lebih rendah (sehingga
meningkatkan arus kas, nilai perusahaan, dan kesejahteraan mereka) karena adanya peningkatan
pajak, politik, dan pertimbangan peraturan lainnya daripada untuk memilih standar akuntansi
yang melaporkan pendapatan yang lebih tinggi dan tujuannya adalah meningkatkan kompensasi
insentif mereka. Namun, prediksi ini berlaku pada perusahaan yang terikat pada aturan atau
tunduk pada tekanan politik.

Dalam perusahaan berskala kecil (yaitu, biaya politik yang rendah) yang tidak diatur, kita
akan berharap bahwa para manajer memiliki kepentingan untuk memilih standar akuntansi yang
melaporkan penghasilan yang lebih tinggi, jika keuntungan yang diharapkan dari kompensasi
insentif lebih besar dibandingkan dengan konsekuensi pajak yang diharapkan terdahulu,
akhirnya, kami berharap manajemen juga mempertimbangkan dampak standar akuntansi pada
biaya pembuatan laporan bagi perusahaan. Dengan standar akuntansi yang diusulkan, posisi
manajemen tergantung pada ukuran perusahaan (yang mempengaruhi besarnya biaya politik) dan
apakah standar yang diusulkan akan menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporankan
perusahaan.

The Importance Of Acceptability

Pembuatan dasar hukum, termasuk pengembangan aturan akuntansi secara mandatory,


pada dasarnya merupakan aktivitas politik. Hal tersebut tidaklah terjadi semata-mata untuk
mengemukakan suatu solusi yang berbasis pada teknik yang sepantasnya. Solusi tersebut tidak
hanya harus dapat dilakukan tetapi juga harus dapat diterima

Good Accounting Theory and Social Welfare Do Not Conflict

Faktanya tentu saja teori akuntansi tidak memiliki tujuan lain selain berkontribusi
terhadap kesejahteraan social dengan memberikan lingkungan social tersebut dengan informasi
yang berguna. Tugas dari FASB adalah untuk mengembangkan teori akuntansi. Jika hal tersebut
dilakukan, merupakan tanggung jawab kesejahteraan social untuk mengawasi dan mengelola diri
nya sendiri.
Bad accounting – akuntansi yang tidak relevan terhadap tujuannya atau yang tidak
memperlihaktan reliabilitas kejadian ekonomi dan kondisi yang ada sesuai dengan pengakuannya
– dimana dapat memberikan keputusan yang buruk. Hal terbaik yang dapat dilakukan oleh
akuntan, dalam pengetahuan yang dimiliki saat ini, mungkin tidak begitu baik. Tapi timbal balik
mereka dapat dilihat dari ditemukannya kualitas informasi yang dapat mereka hasilkan.

Kata-kata diterima mengacu pada inti dari permasalahan yang ada. Untuk menjelaskan
pengaturan standar akuntansi sebagai aktivitas politik sangat mudah untuk mengatakan bahwa
standar harus bisa diterima. Tidak ada standar yang dapat bertahan lama tanpa adanya sebuah
penerimaan yang menyeluruh, bahkan hal tersebut berlaku bagi suatu badan seperti FASB, yang
memiliki kekuasaan SEC di belakangnya. Akan tetapi kualitas apa yang harus dimiliki oleh
sebuah standar supaya bisa diterima secara menyeluruh? Sebelum kita mengajukan pertanyaan
tersebut, kita harus mengajukan pertanyaan ini, yaitu seberapa luaskan penerimaan tersebut?
Satu orang satu suara atau kah satu orang membagi suaranya sesuai dengan kepentingan
korporasi? Pada dasarnya penerimaan umum bukan berarti bahwa penerimaan tersebut bersifat
unanimous. Akan tetapi, sebuah voting juga berpengaruh atas metode pengukuran suatu
penerimaan berdasarkan pihak yang menolak dan mendukung. Meskipun, dalam jangka pendek
penerimaan umum mungkin dapat dilihat dengan memperlakukan standar akuntansi seperti
penerbitan obligasi dan meletakkan nya dalam surat suara untuk melihat persetujuan atau
penolakan oleh vote popular, hal tersebut mudah dilihat bahwa standar akuntansi dan penerbitan
obligasi tidak memiliki kesamaan yang umum. Jika hal tersebut berlaku sebaliknya, maka tidak
diperlukan lagi sebuah Standards Board dan organisasi peneliti. Baiknya, kita akan
membutuhkan alat pemungutan. Pengaturan kebijakan dapat dilakukan oleh pengumpul suara,
dimana mereka adalah orang-orang yang ahli dalam menilai apa yang menurut mereka dapat
diterima oleh masyarakat umum.
REFERENSI

Ball, R. (2008). Market and Political/Regulatory Perspectives on the Recent Accounting


Scandals. The University of Chicago Booth School of Business : Chicago
Solomons, David. (1986). Making Accounting Policy. New York: Oxford University Press

You might also like