Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Hemolytic Uremic syndrome adalah sindroma klinik yang ditandai dengan trias tmicroangiopati
trombotik, trombositopenia, dan gagal ginjal akut. HUS menggambarkan kumpulan penyakit
yang heterogen dengan beragam etiologi yang menyebabkan perbedaan tampilan klinis, cara
penanganan, dan hasil terapi. Dalam beberapa tahun terakhir, diketahui bahwa terdapat peran
mutasi genetic pada sistem komplemen yang dapat menyebabkan terjadinya HUS sehingga
muncul terminologi, klasifikasi dan terapi baru pada penyakit tersebut. review ini akan membahs
tentang sistema komplemen yang memediasi terjadinya HUS sebagai referensi lain STEC-HUS
dimana merupakan penyebab terbanyak HUS pada anak-anak (Turk Pediatri Ars 2015; 50; 73-
82).
Keywords: Acute kidney injury, hemolytic anemia, complement, STEC, thrombocytopenia,
thrombotic microangiopathy
Pendahuluan
Hemolytic uremic syndrome (HUS) adalah syndrome yang ditandai oleh trias anemia
hemolitik mikroangipati, trombositopeni dan keruasakan ginjal akut. HUS merupakan penyebab
terbanyak kerusakan ginjal akut pada anak. Klinis pada pasien HUS merupakan manifest dari
proses mikroangipati trombotik (TMA). Lesi patologi yang ditemukan adalah penebalan pada
arteriol dan dinding kapiler, pembengkakan dinding endotel, dan penempelan/lengket. Finrin dan
platelet-rich trombus menyebabkan obstruksi pada lumen pembuluh darah. Banyak jaringan dan
organ yang terkena dampaknya, dan ginjal merupakan organ yang paling terkena dampak
terbanyak.
Trombotik mikroangiopati merupakan kelompok penyakit dengan etiologi dan
patogenenis yang berbeda. Dua penyakit utamanya adalah HUS dan thrombotic
thrombocytopenic purpura (TTP). Keuda penyakit ini telah digunakan secara bergantian
bertahun-tahun dan coba dibedakan dengam keadaan keadaan klinisnya. Pengetahuan terbaru
mengindikasikan bahwa masing-masing dari dua penyakit tersebut memiliki etiologi dan
patogenesis yang berbeda-beda. TTP terjadi akibat defisiensi metalloproteinase (ADAMTS13)
dimana memecah faktor von Willebrand di plasma atau di permukaan antibody. Hal tersebut
berbedan dengan HUS dimana menurunkan aktifitas ADAMSTS 13 (<10%).Shiga-toxin (Stx)
yang diproduksi oleh Eschericia Coli (STEC) merupakan penyebab tersering dari HUS dan
disebut STEC-HUS. Pada anak-anak, hubungan sistema komplemen dengan HUS merupakan
penyebab terbesar kedua setelah STEC-HUS.
Dalam beberapa tahun terakhir, diketahui secara lebih baik bahwa HUS disebabkan oleh
mutasi genetik di jalur komplemen telah memberikan update mengenai terminologi, klasifikasi,
dan pengobatan penyakit ini. Pada artikel ini, terutama STEC-HUS dan sistema komplemen
terkait HUS akan disebutkan.
Patogenesis
Sapi dan domba merupakan sumber utama EHEC. Infeksi pada manusia umumnya terjadi
akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh kotoran hewan. Penyebab yang paling
umum termasuk konsumsi daging yang belum matang sempurna, susu dan produk susu yang
tidak dipasteurisasi, jus buah, air, buah dan sayuran. Penularan melalui kontak dengan hewan,
transmisi langsung dari manusia ke manusia dan penularan dari ibu ke bayi masih mungkin
terjadi. Hal ini paling sering terjadi pada periode musim panas dan musim semi.
Setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, bakteri memasuki usus. Di dalam
usus, Stx (STx1 dan Stx 2) disekresikan oleh E. coli. Eksotoksin ini diserap dalam epitel sistem
gastrointestinal dan mencapai organ target. Mereka terikat pada globotriaosylceramide (Gb3)
yang merupakan reseptor permukaan glikopeptida pada epitelium organ target, menghambat
sintesis protein dan menyebabkan kerusakan endotel, kematian sel, meningkatkan respon
inflamasi. dan aktivasi trombosit (lihat Gambar 1). Diperkirakan toksin juga memicu aksi pada
P-selectin yang merupakan molekul adhesi dan molekul yang mengatur sistema komplemen.