You are on page 1of 41

STUDI DESKRIPTIF

DIET BERDASARKAN GOLONGAN


DARAH MANUSIA
Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Ujian
Akhir Sekolah SMAK PENABUR Cirebon Tahun 2013

Disusun oleh:

Yunisha Febriani

SMA Kristen 1 BPK Penabur Cirebon

Jalan Dr. Ciptomangunkusumo No. 24 Cirebon 45131

Telp. (0231) 206024, Fax. 245119

Halaman Pengesahan
STUDI DESKRIPTIF
DIET BERDASARKAN GOLONGAN
DARAH MANUSIA

Disusun oleh:

Yunisha Febriani (No. Induk: 111210057)

Telah disahkan di Cirebon pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Guru Pembimbing

Penabur Cirebon

Ubrodiyanto, S.Pd., M.Kom. Siwi Susilowati, S.Pd

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kemampuan sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang bertemakan Diet Berdasarkan Golongan Darah Manusia. Karya Tulis Ilmiah ini akan
membahas pentingnya dan manfaat dari diet berdasarkan golongan darah. Hal tersebut mengingat
bahwa sekarang, semakin banyak orang yang sudah tidak lagi mempedulikan kesehatan tubuhnya
sendiri , dan tidak benar-benar menerapkan pola diet yang aman dan tepat. Oleh sebab itu, penulis
memakai tema tersebut sekaligus sebagai judul karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Buku-buku literatur yang telah membantu dalam penyusunan tinjauan kepustakaan dari
penelitian ini.
2. Guru Bahasa Indonesia SMAK 1 BPK Penabur Cirebon yang telah membantu dan
memberikan pengarahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Kepala Sekolah SMA Kristen 1 BPK Penabur Cirebon yang sudah memberik/an
dukungan hingga terselesainnya karya tulis ini.
4. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan andil dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini juga tidak terlepas dari sejumlah
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran agar penulis dapat menyempurnakan karya
tulis ilmiah ini.

Akhir kata, kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis
ini dapat bermanfaat dalam memelihara kesehatan tubuh manusia dan dapat menjadi wacana bagi
masyarakat.

Cirebon, 6 Januari 2014


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………...

Halaman Pengesahan………………………………………………………....

Kata Pengantar…………………………………………………………....…..

Daftar Isi…………………………………………………………….…...…….

Abstrak…………………………………………………………………...…....

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………….………..…..

B. Rumusan Masalah………………………………………….…..….

C. Tujuan Penelitian……………………………………………..……
D. Manfaat Penelitian………………………………………..….…....

Bab II. Landasan Teori

A. Pengertian Darah dan Diet…………………………………..…..


B. Golongan Darah……………………………………………..……
C. Fungsi Darah…………………………………………….…..…....
D. Sejarah Penemuan Darah dan Penggolongannya…………..….
E. Makanan dan Hubungannya dengan Darah………………..….

Bab III. Metodologi Penelitian………………………………………………

Bab IV. Pembahasan

A. Golongan Darah A………………………………………….…....


A.I. Cara Diet untuk Tipe A…………………………….……
A.II. Pemilihan Makanan yang Tepat untuk Tipe A……..…
Batas Kadar Makanan…………………………….……..
Tabel………………………………………………….……
B. Golongan Darah B……………………………………………..….
B.I. Cara Diet untuk Tipe B………………………………..….
B.II. Pemilihan Makanan yang Tepat untuk Tipe B……..…..
Batas Kadar Makanan……………………………….…...
Tabel………………………………………………….….....
C. Golongan Darah AB……………………………………….……..
C.I. Cara Diet untuk Tipe AB…………………………………
C.II. Pemilihan Makanan yang Tepat untuk Tipe AB……….
Batas Kadar Makanan…………………………………....
Tabel……………………………………………………......
D. Golongan Darah O…………………………………………….….
D.I. Cara Diet untuk Tipe O……………………………….…..
D.II. Pemilihan Makanan yang Tepat untuk Tipe O...…….…
Batas Kadar Makanan……………………………………
Tabel………………………………………………….…....
Bab V. Penutup

A. Kesimpulan………………………………………………….….…
B. Saran…………………………………………………………..…..

Daftar Pustaka……………………………………………………………..…

STUDI DESKRIPTIF
DIET BERDASARKAN GOLONGAN
DARAH MANUSIA

Abstrak

Karya tulis ilmiah ini membahas tentang Studi Deskriptif Diet Berdasarkan Golongan
Darah Manusia. Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang sudah penulis lakukan, pembaca dapat
mengetahui bagaimana cara diet yang benar, makanan apa yang harusnya baik dikonsumsi maupun
makanan yang sebaiknya dihindari. Dewasa ini, kiat diet berdasarkan golongan darah manusia
sedang banyak dikembangkan dan diikuti oleh kebanyakan orang, karena kesehatan sangatlah
penting.

Dari permasalahan kesehatan yang ada, kini dirasa orang-orang perlu beralih kepada
sebuah teknik diet yang tepat dan aman bagi tubuh manusia. Permasalahan kesehatan maupun
penyakit yang ada sebenarnya pasti dapat dicegah, bahkan dapat juga diatasi tentunya dengan
adanya kemauan dari orang tersebut untuk mengikuti diet berdasarkan golongan darah ini dengan
benar.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tipe atau golongan darah manusia adalah kunci yang membuka pintu ke misteri kesehatan,
penyakit, umur panjang, vitalitas fisik, dan kekuatan emosional. Golongan darah manusia
menentukan tingkat kerentanan seseorang terhadap penyakit, makanan apa yang harus Anda
makan, dan bagaimana Anda harus berolahraga.

Berdasarkan dari apa yang dikatakan oleh Peter J. D’Adamo dalam bukunya yang sangat
populer tentang diet golongan darah, “Eat Right for Your Type”, manusia adalah satu-satunya
spesies di planet ini yang harus makan sesuai dengan golongan darahnya. Diet berdasarkan
golongan darah ini diperkenalkan oleh Peter J. D’Adamo seorang ahli naturapatis dari Amerika
Serikat pada tahun 1996. Ahli naturapatis adalah seorang ahli yang bergerak dalam bidang
pengobatan atau terapi yang menggunakan ekstrak dari bahan-bahan alami atau pengobatan secara
herbal.

Dewasa ini, makin banyak orang yang tidak peduli terhadap kesehatan tubuhnya.
Kebanyakan orang saat ini terlalu banyak makan makanan fast food. Banyak orang yang jika sudah
merasa kelebihan berat badan mencoba untuk melakukan diet. Namun, berkaitan dengan hal ini,
apakah semua orang yang mencoba melakukan diet sesungguhnya benar-benar mengerti pola diet
yang benar dan sesuai dengan tubuh manusia? Mungkin itulah sebabnya mengapa banyak orang
berpendapat bahwa pola diet yang diterapkan seseorang belum tentu berhasil bila diterapkan pada
orang lain. Pada kenyataannya, makanan yang kita makan sehari-hari belum tentu semuanya cocok
dengan golongan darah kita. Bila kita tertib menyantap makanan sesuai golongan darah, setiap
gangguan kesehatan dan penyakit yang muncul akan lebih mudah dihalau (Apriadji, 2008: 7).
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian khusus untuk
mengetahui diet berdasarkan golongan darah manusia.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah pilihan makanan yang tepat bagi setiap golongan darah?

1.2.2 Apakah makanan yang aman dikonsumsi dan harus dihindari?

1.2.3 Bagaimanakah cara diet yang benar dan aman bagi tubuh manusia?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1.3.1 Mengetahui pola diet yang benar sesuai dengan golongan darah

1.3.2 Mengetahui makanan yang cocok dan aman dikonsumsi oleh tubuh manusia

1.3.3 Mengetahui kandungan atau zat yang perlu dihindari dari suatu makanan

1.4. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa diet berdasarkan golongan darah manusia sejatinya aman
dilakukan dan tidak sulit, serta membawa dampak positif seperti membantu menjaga kesehatan
manusia secara optimal.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Darah dan Diet

Pengertian darah menurut Kamus Bahasa Indonesia tahun 2008 adalah cairan berwarna
merah yang mengalir dalam pembuluh darah manusia atau binatang. (Departemen Pendidikan
Nasional, 2008: 315). Darah adalah cairan berwarna merah pekat. Warnanya merah cerah di dalam
arteri dan berwarna ungu gelap di dalam vena, setelah melepas sebagian oksigen ke jaringan
(menyebabkan perubahan warna) dan menerima produk sisa dari jaringan.

Sementara itu, pengertian diet menurut Kamus Bahasa Indonesia tahun 2008 adalah aturan
makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas petunjuk dokter). (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008: 353)

B. Golongan Darah

Karl Landsteiner (1868-1943), seorang ilmuwan asal Australia dan kawan-kawannya


mengungkapkan alasan dibalik mengapa sel-sel darah merah dapat pecah atau menggumpal
menjadi satu. Hal itu menjadi pemicu penemuan sistem golongan darah ABO pada awal tahun
1900-an. (Parker, 1997: 32).

Golongan darah adalah hasil dari pengelompokkan darah berdasarkan ada atau tidaknya
substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen tersebut dapat berupa
karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan darah manusia bersifat herediter
(diwariskan), dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang
bersangkutan.
Antigen merupakan glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel darah merah (Aryulina,
2004: 156)
Tinjauan secara genetika menurut hipotesis Bernstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang) pada
tahun 1925 adalah bahwa golongan darah ditentukan oleh tiga macam alelnya, yaitu: IA, IB dan IO
(I = isoagglutinogen). Ada empat macam fenotipe golongan darah, yaitu: golongan darah A, B,
AB dan O. (Siregar, 2009: 120)

C. Fungsi Darah
Secara umum fungsi darah ialah sebagai berikut:
1. Alat transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh
tubuh.
2. Alat transpor O2, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke
seluruh tubuh.
3. Alat transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-paru
(gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan ke
empedu dan saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air).

D. Sejarah Penemuan Darah dan Penggolongannya


Dalam sejarah penemuan darah dan hubungannya dengan manusia purba, Dr. Peter J.
D’Adamo menggolongkan keempat jenis darah dan menyebutkan bahwa golongan darah O adalah
golongan darah pemburu, golongan darah A adalah manusia agraris, golongan darah B adalah
manusia yang balans atau stabil, dan golongan darah AB adalah golongan darah modern karena
manusia jarang yang memiliki golongan darah AB. Penggolongan golongan darah diatas dilihat
berdasarkan sejarah nenek moyang manusia dengan caranya untuk memperoleh makanan dan asal
usul dari ras mereka. (D’Adamo, 2001: 13)

Tipe O didefinisikan sebagai golongan darah tertua dan golongan darah paling dasar, serta
mempunyai sistem imun yang tinggi. Tipe A didefinisikan sebagai golongan darah yang dapat
beradaptasi terhadap gaya hidup serta diet sehat dan mempunyai kepribadian yang kooperatif. Tipe
B didefinisikan sebagai golongan darah yang paling stabil karena dapat beradaptasi dengan iklim
yang baru, dan tubuh dapat menstabilkan diri antara emosional dengan sistem imunnya. Tipe AB
didefinisikan sebagai golongan darah yang merupakan pencampuran sifat Tipe A dan Tipe B,
namun cenderung lebih balans ke Tipe B. (D’Adamo, 2001: 14)

E. Makanan dan Hubungannya dengan Darah


Makanan yang kita makan erat hubungannya dengan darah manusia. Makanan berisi
sumber energi untuk tubuh dan bahan-bahan untuk perawatan dan penggantian jaringan, dan juga
merupakan sesuatu untuk dinikmati, bahkan oleh sebagian orang makanan dianggap sebagai
sebuah hobi. Untuk menjalankan diet yang seimbang, ada enam zat gizi utama dalam makanan
yang diperlukan untuk menjaga kesehatan, yaitu hidrat arang (tepung dan gula), lemak, protein,
serat makanan, vitamin, dan mineral. Anjuran-anjuran gizi yang mutakhir saat ini mendorong
manusia untuk mencoba kembali ke pola makan yang lebih alami dan seimbang. (Parker, 1997:
34)

Pepatah “You Are What You Eat” yang dikatakan oleh Dr. Peni M. Hartanto, M.K.M. (Gz.)
sepertinya memang tepat untuk mencerminkan hubungan antara kesehatan dengan apa yang kita
santap selama ini. Mungkin ungkapan tersebut tidak akan bermakna apa-apa sebelum kita benar-
benar menemukan metode diet yang tepat bagi kita. Mengapa harus tepat dan “fit”? Sebab ternyata
tidak ada satu jenis diet pun yang bisa cocok untuk semua orang.

Pengaruh lingkungan, tradisi makan keluarga, pola pekerjaan, umur, jenis kelamin, berat
badan, dan penyakit yang mungkin menyertai, berperan pada pola makan dan cara makan
seseorang. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap hasil yang bisa dicapai, apakah kita akan sehat
atau malah banyak menabung bibit penyakut untuk dipetik hasilnya di kemudian hari.

Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan keunikan dan kesempurnaan masing-masing, tidak
sama satu dengan yang lainnya. Tidak sama secara fisik, anatomi, fisiologis, siklus hormonal,
fungsi enzim, maupun sistem xxx (faktor yang belum diketahui atau ditemukan oleh manusia).
Perbedaan kesempurnaan inilah yang menyebabkan setiap orang memiliki karakteristik siklus
tubuh yang berbeda. Untuk itu, para ahli memperkenalkan berbagai macam jenis diet untuk dapat
mengakomodasi perbedaan karakteristik tersebut. Munculnya berbagai macam jenis diet atau
pengaturan pola makan memacu kita agar mengenal jenis-jenis diet tersebut. Dengan
menerapkannya dalam hidup kita sehari-hari, kita berharap akan dapat menemukan pola makan
yang cocok dan “fit” untuk tubuh kita.

Kapan kita mengetahui bahwa kita telah cocok dan “fit” dengan salah satu jenis diet
tersebut? Secara subjektif dapat teramati antara lain kita merasa lebih segar, lebih ringan, tidak
dalam perasaan kelelahan, feeling great and happy, energik, tidak merasa mengantuk ketika bukan
waktu tidur, dapat tidur nyenyak, merasa kualitas hidup meningkat, kinerja terpacu, dan dapat
lebih berprestasi. Selain itu, berat badan terjaga dan langsing, dengan penampilan awet muda.
Kondisi ini menggambarkan kesehatan kita yang prima dan bebas dari penyakit – terutama
degeneratif dan sistemik lainnya, serta terjadinya perlambatan proses penuaan. Salah satu model
diet yang dapat mengakomodasikan berbagai kebutuhan manusia sesuai dengan perbedaan
karakteristiknya adalah diet sesuai dengan golongan darah (blood type diet). (Apriadji, 2008: 8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Karya tulis ini dibuat dengan salah satu metode penelitian, yaitu studi literatur. Penulis
melakukan studi literatur dengan menelusuri dan menelaah dari buku – buku yang berkaitan
dengan tema yang penulis ambil. Di samping itu, di era yang sudah moderen ini, penulis juga
memanfaatkan kemajuan teknologi komputer. Penulis memanfaat kemajuan teknologi berupa
internet untuk mencari dan mendapatkan bahan – bahan yang penulis perlukan dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini. Selain itu, penulis juga menggunakan e-book yang berkaitan dengan tema yang
diambil oleh penulis.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada tinjauan kepustakaan ini, penulis akan membahas secara satu per satu golongan darah
dengan cara dietnya yang benar, serta penjelasan tentang makanan apa yang boleh dimakan dan
yang harus dihindari. Penulis menggunakan sumber referensi berupa buku-buku yang memuat
berbagai informasi seputar diet golongan darah.

A. GOLONGAN DARAH A

Pada golongan darah Tipe A, Tipe A dapat terbentuk dari antigen O atau yang disebut fukosa
ditambah gula yang disebut N-acetyl-galactosamine yang ditambahkan. Golongan darah A
mempunyai antigen A. Antigen adalah sebuah zat yang dapat merangsang respon imun tubuh
terutama dalam memproduksi antibodi. Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida
(gabungan dari beberapa gugus gula), tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul
kecil (hapten) yang bergabung dengan protein pembawa atau carrier. (D’Adamo, 2001: 16)

Metabolisme tubuh Anda lebih cocok dengan hidangan vegetaris (vegetarian), alami, dan
organik. Menu makanan yang disarankan adalah yang kurang mengandung lektin. Orang-orang
bergolongan darah A memiliki lambung dengan kandungan lektin yang rendah, sehingga asupan
makanan yang kaya lektin akan mengganggu fungsi lambung Anda. Lektin terutama banyak
terdapat dalam hidangan laut berdaging putih, seperti cumi-cumi, kepiting, lobster, ikan bawal,
ikan teri, kerang kampak (scallop), serta ikan lele dan ikan gabus. (Apriadji, 2008: 9)

Lektin adalah suatu zat yang mengandung banyak dan beragam protein yang dapat kita
temukan dalam makanan, serta mempunyai suatu bahan penggumpal yang dapat mempengaruhi
darah manusia. Lektin merupakan suatu cara ampuh bagi organisme untuk melekatkan dirinya
pada organisme lain di alam. Banyak kuman, bahkan sistem kekebalan tubuh kita sendiri
menggunakan lektin sebagai suatu keuntungan. Misalnya, sel-sel di saluran empedu hati kita
memiliki lektin di permukaanya yang digunakan untuk menangkap bakteri dan parasit. Beberapa
bakteri dan mikroba juga mempunyai lektin pada permukaan tubuh mereka yang dapat digunakan
sebagai alat penghisap, sehingga mereka dapat menempel pada membran mukosa licin dari tubuh
manusia. Seringkali, lektin yang digunakan oleh virus atau bakteri dapat spesifik ke satu golongan
darah saja, dan hal tersebut membuat lektin menjadi seperti hama yang melekat pada orang dengan
golongan darah tersebut. (D’Adamo, 2001: 19)

Hal di atas sama saja dengan lektin yang berada pada makanan. Pada saat kita makan makanan
yang mengandung protein lektin yang tidak cocok dengan antigen darah kita, maka lektin akan
menarget organ atau sistem tubuh kita (ginjal, hati, otak, perut, dll.) dan mulai menggumpalkan
sel-sel darah di area tersebut. Banyak lektin dalam makanan mempunyai karakteristik yang hampir
mendekati beberapa antigen dari golongan darah sehingga membuatnya menjadi seperti “musuh”
bagi golongan darah yang lain. Misalnya, susu memiliki karakteristik lektin seperti antigen Tipe
B; jika seseorang yang bergolongan darah A meminum susu tersebut, maka sistem tubuhnya akan
segera memulai proses aglutinasi atau penggumpalan untuk menolaknya.

Berikut adalah contoh bagaimana cara kerja lektin menggumpal di dalam tubuh. Misalnya
orang bergolongan darah A meminum segelas susu. Susu tersebut akan dicerna dalam lambung
lewat proses hidrolisis asam. Namun, lektin kebal terhadap hidrolisis asam. Lektin tersebut tidak
tercerna, tetapi tetap utuh. Lektin dapat langsung berinteraksi dengan lapisan perut atau saluran
usus, atau juga lektin dapat diserap ke dalam aliran darah kita bersama dengan nutrisi-nutrisi.
Lektin yang berbeda akan menarget organ yang berbeda pula. Sekali lektin mengendap di suatu
tempat di tubuh manusia, lektin tersebut seperti mempunyai efek magnetik pada sel di area
tersebut. Lektin akan menggumpalkan sel-sel, dan akan merusaknya. Penggumpalan sel ini dapat
menyebabkan sindrom iritasi usus, sirosis atau pengerasan hati, atau dapat juga memblokir aliran
darah lewat ginjal. Nama-nama penyakit di atas hanya nama dari beberapa efek penyakit yang
dapat ditimbulkan dari lektin.

Berdasarkan apa yang telah ditulis oleh Peter J. D’Adamo, berikut disajikan cara diet dan cara
makan yang benar.

A.I. Cara Diet untuk Tipe A

Secara umum, karakteristik dari golongan darah A adalah “The Cultivator” atau seorang
penanam (nenek moyangnya manusia agraris). Golongan darah A antara lain memiliki
karakteristik seperti berikut:

a. Merupakan vegetarian pertama menurut sejarah penemuan golongan darah.


b. Memiliki saluran pencernaan yang sensitif.
c. Memiliki sistem imun yang toleran (dapat beradaptasi).
d. Memiliki daya adaptasi yang baik terhadap makanan dan lingkungan sekitarnya.
e. Merupakan golongan darah yang responnya paling baik terhadap stress dengan cara
menenangkan diri.
f. Memerlukan diet agraria atau vegetarian untuk menjaga bentuk tubuh dan
produktivitas.

Anda akan secara alami lebih kurus pada diet golongan darah A. Jika Anda terbiasa makan
daging, Anda akan kehilangan berat badan lebih cepat di awal sembari menghilangkan makanan
beracun dengan diet ini.

Dalam banyak hal, Tipe A adalah kebalikan dari Tipe O dalam hal metabolisme. Saat
makanan hewani dapat mempercepat tingkat metabolisme Tipe O dan membuatnya lebih efisien,
hal itu tidak berlaku bagi Tipe A karena makanan hewani memiliki efek yang sangat berbeda pada
Tipe A. Tipe A akan merasa lebih lesu dan kurang berenergi ketika mengonsumsi makanan hewani
daripada ketika mereka makan protein nabati. Pada beberapa kasus, Tipe A memiliki sistem
pencernaan yang lama dalam mencerna makanan yang berat seperti halnya daging. Tipe O dapat
membakar daging tersebut sebagai energi, namun Tipe A menyimpan daging tersebut sebagai
lemak dalam tubuh. (D’Adamo, 2001: 71)
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Alasannya adalah karena Tipe O dan Tipe A memiliki
kandungan asam lambung yang berbeda. Tipe O memiliki kandungan asam lambung yang tinggi,
yang memudahkannya untuk mencerna lemak. Sementara itu Tipe A mempunyai kandungan asam
lambung yang rendah, sebagai akibat dari adaptasi nenek moyang mereka yang bertahan dengan
diet agraria di masa itu.

Makanan yang terbuat dari produk turunan susu (misalnya keju, mentega, dll.) juga
termasuk buruk untuk dicerna bagi golongan darah A. Produk-produk turunan susu juga
merangsang kadar insulin menjadi tinggi dan hal tersebut merupakan salah satu faktor
melambatnya kinerja metabolisme tubuh. Selain itu, produk olahan susu yang tinggi lemak
jenuhnya dapat membahayakan jantung serta menimbulkan obesitas dan diabetes.

Gandum merupakan bahan makanan yang termasuk baik bagi golongan darah A. Namun
konsumsinya juga harus dibatasi agar tidak terlalu banyak, karena dapat menyebabkan kadar
jaringan otot menjadi terlalu asam, tidak seperti Tipe O yang dapat bertahan dalam kondisi jaringan
yang sedikit asam. Tipe A tidak dapat mengolah energi dengan cepat, dan kalori dari hasil
metabolisme juga terhambat. Reaksi dari beberapa makanan tertentu ini merupakan suatu contoh
yang baik dalam menggambarkan bahan makanan memberikan reaksi yang berbeda-beda
tergantung dari golongan darah manusia itu sendiri. Gandum bersifat basa pada Tipe O dan bersifat
asam bagi Tipe A.

A.II. Pemilihan Makanan yang Tepat untuk Tipe A

Dalam pemilihan berbagai makanan sehat, rendah lemak, dan menyeimbangkan antara
sayuran dan biji-bijian, Tipe A perlu untuk memberi Anda khusus bagi beberapa makanan yang
menguntungkan atau justru merugikan. Berikut tips-tips dari Dr. Adamo:

 Makanan yang dapat menambah berat badan:


a. Daging (kurang dapat dicerna, ditimbun sebagai lemak).
b. Produk olahan susu (meningkatkan kadar insulin dan meningkatkan sekresi mukus
atau asam lambung).
c. Kacang merah (meningkatkan kadar insulin, memperlambat kinerja metabolisme
tubuh).
d. Kacang lima (meningkatkan kadar insulin, memperlambat kinerja metabolisme
tubuh).
e. Gandum (jika berlebihan akan membuat kadar jaringan otot menjadi asam, merusak
pemanfaatan kalori).

 Makanan yang dapat menurunkan berat badan:


a. Lemak nabati (baik bagi pencernaan, mencegah penimbunan cairan pada tubuh).
b. Makanan olahan kedelai (baik bagi pencernaan, mempercepat metabolisme,
memaksimalkan kerja sistem imun tubuh).
c. Sayuran (membuat kerja metabolisme tubuh menjadi lebih efisien).
d. Nanas (meningkatkan kerja usus, meningkatkan pemanfaatan kalori dalam tubuh).
(D’Adamo, 2001: 72)

 Batas Kadar Makanan:

 Batas kadar makan daging merah:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0-1 kali seminggu (ras Afrika), 0 kali seminggu
atau tidak dianjurkan (ras Kaukasia), 0-1 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan daging ayam atau unggas lainnya:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0-3 kali seminggu (ras Afrika), 0-3 kali seminggu
(ras Kaukasia), 1-4 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan seafood:


Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0-3 kali seminggu (ras Afrika), 1-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 1-4 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar sayur-sayuran:


Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-6 kali sehari (ras Afrika), 2-5 kali sehari (ras
Kaukasia), 2-5 kali sehari (ras Asia).

 Batas kadar produk olahan kedelai:


Porsi (untuk semua): 175-225 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 4-6 kali sehari (ras Afrika), 4-6 kali sehari (ras
Kaukasia), 5-7 kali sehari (ras Asia).

 Batas kadar makan buah-buahan:


Porsi (untuk semua): 1 buah atau sekitar 90-140 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-4 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar makan minyak dan lemak:


Porsi (untuk semua): 1 sendok makan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-8 kali seminggu (ras Afrika), 2-6 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-6 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan kacang dan biji-bijian:


Porsi (untuk semua): Sekitar satu kepalan tangan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 4-6 kali seminggu (ras Afrika), 2-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 4-6 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan roti dan crackers:


Porsi (untuk semua): 1 lembar roti
Porsi berdasarkan ras (per hari): 2-4 kali sehari (ras Afrika), 3-5 kali sehari sehari (ras
Kaukasia), 2-4 kali sehari (ras Asia).

 Batas kadar makan produk olahan susu dan telur:


Telur:
Porsi (untuk semua): 1 butir
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-3 kali seminggu (ras Afrika), 1-3 kali seminggu
(ras Kaukasia), 1-3 kali seminggu (ras Asia).

Keju:
Porsi (untuk semua): 60 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-3 kali seminggu (ras Afrika), 2-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 0 kali seminggu atau tidak dianjurkan (ras Asia).

Yoghurt:
Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0 kali seminggu atau tidak dianjurkan (ras Afrika),
1-3 kali seminggu (ras Kaukasia), 0-3 kali seminggu (ras Asia).

Susu:
Porsi (untuk semua): 125-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0 kali seminggu atau tidak dianjurkan (ras Afrika),
0-4 kali seminggu (ras Kaukasia), 0 kali seminggu atau tidak dianjurkan (ras Asia).

Untuk mencapai diet yang maksimal, sebaiknya Tipe A benar-benar menghindari atau
tidak mengonsumsi sama sekali daging. Daging tidak sepenuhnya bermanfaat bagi orang dengan
golongan darah A. Sebaiknya Anda mulai beralih ke diet vegetarian seperti ini, dengan cara
mengganti daging dengan ikan beberapa kali seminggu. Jika harus makan daging, sebaiknya
daging dimasak dengan cara dibakar atau dipanggang. Hindari mengonsumsi makanan kalengan
karena mengandung senyawa nitrat yang dapat menimbulkan kanker lambung pada beberapa
orang yang memiliki kandungan asam lambung rendah seperti pada Tipe A. (D’Adamo, 2001: 73)

Tubuh Anda secara alami memproduksi lendir lebih banyak dibandingkan dengan pemilik
golongan darah lainnya. Kondisi ini menjadikan Anda lebih berisiko mengidap gangguan
kesehatan akibat alergi – terutama asma, infeksi telinga, dan gangguan pada saluran napas. Karena
itu, minum susu diharamkan bagi pemilik golongan darah A, karena susu merangsang tubuh
memacu produksi lendir. Untuk mendapatkan manfaat nutrisi susu, Anda disarankan
menggantinya dengan susu fermentasi, seperti yoghurt tawar (plain yoghurt) dan kefir. (Apriadji,
2008: 9)

Tipe A masih dapat mentoleransi produk olahan susu namun dalam jumlah yang sedikit,
hanya saja Tipe A harus menghindari makanan yang terbuat dari full milk dan batasi mengonsumsi
telur. Kebanyakan produk olahan susu kurang dapat dicerna dalam tubuh karena Tipe A
membentuk antibodi yang melawan komponen gula yang terdapat dalam susu yaitu D-
galactosamine. (D’Adamo, 2001: 77)

Anda wajib banyak makan sayuran segar dan buah segar untuk meminimalkan produksi
lendir yang berasal dari asupan makanan. Kalau Anda tergolong sensitif, hati-hati dengan sayuran
dan buah tertentu yang kaya lektin, seperti kol, pisang, dll. Bila tidak menimbulkan gangguan
kesehatan, Anda bisa makan sayuran dan buah-buahan tersebut dengan nyaman.

Berikut disajikan tabel makanan yang baik dan yang harus dihindari:

No Jenis Bahan Makanan Baik Netral Buruk


1. Daging - Daging ayam Daging sapi
2. Seafood Ikan kod Ikan tuna Ikan lele
3. Produk olahan susu Susu kedelai Susu kambing Keju cheddar
Minyak hati ikan Minyak jagung
4. Minyak dan lemak Olive oil
kod
5. Kacang-kacangan Kacang tanah Kacang almond Kacang mede
6. Sayuran Brokoli Wortel Tomat
7. Buah Nanas Apel Pisang
Kue dari gandum
8 Roti Kue beras Kue jagung
durum

Tabel A.II. Makanan yang baik, netral, dan buruk saat dikonsumsi

B. GOLONGAN DARAH B
Tipe A dan Tipe O terlihat sangat berlawanan dalam berbagai hal. Tetapi berbeda halnya
dengan Tipe B. Tipe B dapat dideskripsikan sebagai tipe yang aneh dan unik, serta terkadang
memiliki kemampuan layaknya bunglon karena kemiripan karakteristiknya dengan tipe lain.
Dalam berbagai hal, Tipe B terkadang terlihat sangat mirip dengan Tipe O. Namun, tiba-tiba Tipe
B juga dapat begitu berbeda karakteristiknya, yang menjadikannya golongan darah yang unik. Dari
sana dapat kita simpulkan bahwa Tipe B merupakan penyempurnaan golongan darah tercanggih
dalam perjalanan sejarah manusia, sebagai akibat dari penyatuan banyak masyarakat dan budaya
yang berbeda.
Secara keseluruhan, Tipe B biasanya mampu melawan banyak penyakit akut yang umum
terjadi di kehidupan modern zaman sekarang, seperti penyakit kanker dan jantung. Bahkan ketika
mereka terserang penyakit ini, mereka cenderung akan dapat bertahan. Tipe B terkadang bisa
menjadi rentan terhadap beberapa penyakit yang menyerang sistem imun namun yang kurang
umum, seperti Chronic Fatigue Syndrome atau sindrom terlalu lelah, lupus, dll. Namun, jika Tipe
B dapat mengikuti diet sehat, orang Tipe B dapat melewati penyakit akut dan hidup panjang serta
sehat. (D’Adamo, 2001: 109)

B.I. Cara Diet untuk Tipe B

Secara umum, karakteristik golongan darah B adalah balans (nenek moyangnya hidup
nomaden). Berikut merupakan ciri dari golongan darah B:

a. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat dan stabil.


b. Memiliki sistem pencernaan yang toleran (mudah beradaptasi).
c. Memiliki sistem tubuh yang paling fleksibel terhadap berbagai pilihan makanan.
d. Pemakan produk olahan susu.
e. Memiliki respon terbaik terhadap stress dengan cara mengembangkan kreativitas.
f. Membutuhkan kestabilan antara kondisi fisik dan mentalitas dalam menjaga bentuk tubuh
dan ketajaman.

Diet untuk Tipe B merupakan diet yang seimbang dan sehat, serta mengandung banyak pilihan
makanan. Tipe B merupakan tipe darah yang terbaik untuk mewakili kerajaan hewani serta
sayuran. Tipe B juga merupakan tipe darah yang seimbang, karena merupakan penyeimbang dari
Tipe A dan Tipe O.

Untuk Tipe B, faktor terbesar yang menyebabkan kenaikan berat badan adalah jagung,
buckwheat (gandum hitam), kacang lentil, kacang tanah, dan biji wijen. Setiap makanan tadi
mengandung lektin yang berbeda, namun semuanya dapat memberikan efek terhadap produksi
insulin, menyebabkan kelelahan, penimbunan cairan, dan hypoglycaemia (penurunan gula darah
yang drastis setelah makan). (D’Adamo, 2001: 109)
Tipe B hampir sama dengan Tipe O dalam reaksinya terhadap gluten yang ada di gandum dan
produk olahannya. Lektin dalam gluten tersebut menambah masalah lambatnya kinerja
metabolisme makanan dalam tubuh. Saat makanan tidak sepenuhnya dicerna dan dibakar sebagai
energi bagi tubuh, maka akan disimpan sebagai lemak. Gluten tidak menyerang Tipe B sehebat
menyerang Tipe O. Namun, jika Anda menambahkan gandum dalam campuran jagung, kacang
lentil, buckwheat, dan kacang tanah, hasil akhirnya sama saja berbahaya. Tipe B yang ingin
menguruskan badan harus benar-benar menjauhi gandum.

Saat makaanan diatas dihindari bersamaan dengan makanan lain yang mengandung lektin
beracun, Tipe B cenderung akan sangat sukses dalam mengontrol berat badannya. Tipe B tidak
mempunyai hambatan fisiologis alami untuk menurunkan berat badan, seperti masalah tiroid yang
dapat menghambat Tipe O. Mereka juga tidak menderita gangguan pencernaan. Semua yang
diperlukan dalam menurunkan berat badan hanyalah tetap diet.

B.I. Pemilihan Makanan yang Tepat untuk Tipe B

Beberapa orang terkejut karena Tipe B cenderung tidak memiliki masalah dalam mengontrol
berat badan, karena produk olahan susu dianjurkan dalam diet. Tentu saja, jika Anda mengonsumsi
makanan berkalori tinggi secara berlebihan, Anda akan menambah berat badan! Tetapi konsumsi
produk olahan susu secara seimbang dapat membantu Tipe B untuk mencapai keseimbangan
kinerja metabolisme. Penjahat yang sebenarnya adalah makanan tertentu yang menghambat
efisiensi penggunaan energi dan meningkatkan penimbunan lemak.

Berikut disajikan tips-tips dalam memilih makanan yang baik dan yang harus dihindari:

 Makanan yang dapat menambah berat badan:


a. Jagung manis (menghambat produksi insulin, menghambat kinerja metabolisme).
b. Kacang lentil (menyebabkan hypoglycaemia, menghambat penyerapan nutrisi,
menghambat kinerja metabolisme).
c. Kacang tanah (menghambat kinerja metabolisme, menyebabkan hypoglycaemia,
menghambat fungsi hati).
d. Biji wijen (menghambat kinerja metabolisme, menyebabkan hypoglycaemia).
e. Buckwheat (menghambat pencernaan, menghambat kinerja metabolisme,
menyebabkan hypoglycaemia).
f. Gandum (memperlambat kerja pencernaan dan metabolisme, menyebabkan
makanan ditimbun sebagai lemak, tidak dibakar sebagai energi).
 Makanan yang dapat menurunkan berat badan
a. Sayuran hijau, daging, hati, telur (meningkatkan kinerja metabolisme).
b. Teh manis (dapat mencegah hypoglicaemia).

 Batas Kadar Makanan:

 Batas kadar makan daging merah:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-4 kali seminggu (ras Afrika), 2-3 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-3 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan daging ayam atau unggas lainnya:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0-2 kali seminggu (ras Afrika), 0-3 kali seminggu
(ras Kaukasia), 0-2 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan seafood:


Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 4-6 kali seminggu (ras Afrika), 3-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 3-5 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar sayur-sayuran:


Porsi (untuk semua): 140-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-5 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar minum jus dan minuman lainnya:


Porsi (untuk semua): 225 ml
Porsi berdasarkan ras (per hari): 2-3 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar makan buah-buahan:


Porsi (untuk semua): 1 buah atau sekitar 90-140 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-4 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar makan minyak dan lemak:


Porsi (untuk semua): 1 sendok makan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-5 kali seminggu (ras Afrika), 4-6 kali seminggu
(ras Kaukasia), 5-7 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan kacang dan biji-bijian:


Porsi (untuk semua): Sekitar satu kepalan tangan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-5 kali seminggu (ras Afrika), 2-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-3 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan roti dan crackers:


Porsi (untuk semua): 1 lembar roti
Porsi berdasarkan ras (per hari): 0-1 kali sehari (ras Afrika), 0-1 kali sehari sehari (ras
Kaukasia), 0-1 kali sehari (ras Asia).

 Batas kadar makan produk olahan susu dan telur:


Telur:
Porsi (untuk semua): 1 butir
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-4 kali seminggu (ras Afrika), 3-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 5-6 kali seminggu (ras Asia).

Keju:
Porsi (untuk semua): 60 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-4 kali seminggu (ras Afrika), 3-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-3 kali seminggu (ras Asia).
Yoghurt:
Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0-4 kali seminggu (ras Afrika), 2-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 1-3 kali seminggu (ras Asia).

Susu:
Porsi (untuk semua): 125-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0-3 kali seminggu (ras Afrika), 4-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-3 kali seminggu (ras Asia).

Pada Tipe B sepertinya ada kesinambungan antara stress, gangguan sistem imun, dan
daging merah. Hal tersebut dapat terjadi karena Tipe B beradaptasi lebih baik terhadap jenis daging
lain. Tipe B yang merasa kelelahan atau kekurangan imun harus mengonsumsi daging domba,
daging kambing, atau daging kelinci beberapa kali seminggu sebagai pengganti bagi daging sapi.
Daging ayam mengandung lektin yang dapat menggumpalkan darah B dalam jaringan ototnya.

Kebanyakan kacang dan biji-bijian tidak disarankan untuk dikonsumsi bagi Tipe B, jadi
kesimpulannya tidak ada manfaat kesehatan yang besar darinya. Kacang tanah, biji wijen dan biji
matahari, dibandingkan dengan biji-bijian lain, mereka mengandung lektin yang dapat
mengganggu produksi insulin Tipe B. Mungkin ini akan menjadi hal yang sulit bagi orang Asia
untuk tidak mengonsumsi biji wijen dan produk-produk yang berbasis wijen, namun pada kasus
seperti ini, golongan darah berbicara lebih pasti daripada kultur kita.

Terdapat banyak sayuran yang bernutrisi tinggi bagi Tipe B. Hanya ada beberapa sayur
yang harus dihindari oleh Tipe B, misalnya tomat. Hindari konsumsi tomat karena sayuran yang
satu ini diklasifikasikan sebagai sayuran langka yang disebut Panhaemaglutinan.
Panhaemaglutinan berarti mengandung senyawa lektin yang dapat menggumpalkan segala jenis
golongan darah. Namun, lektin pada tomat hanya memberikan efek kecil pada Tipe O atau AB,
tidak seperti pada Tipe A dan Tipe B yang dapat menimbulkan iritasi pada permukaan usus. Jagung
manis juga termasuk makanan yang harus dihindari.

Hanya sedikit buah-buahan yang harus dihindari oleh Tipe B. Buah nanas sangat
disarankan untuk dikonsumsi oleh Tipe B, khususnya bagi mereka yang tidak terbiasa memakan
produk olahan susu dan daging merah pada diet ini. Nanas mengandung enzim yang bernama
bromelain yang dapat membantu mencerna makanan. Tipe B juga cenderung memiliki sistem
pencernaan yang stabil antara kandungan asam dan basanya, jadi mereka dapat menikmati buah
yang terlalu asam bagi golongan darah lainnya. Cobalah untuk mengonsumsi sedikitnya satu atau
dua buah setiap harinya. (D’Adamo, 2001: 125)

Karena Tipe B cenderung rentan terhadap serangan virus dan gangguan sistem imun,
konsumsilah banyak sayuran berdaun hijau, yang mengandung senyawa magnesium sebagai agen
anti virus. Magnesium juga membantu mengatasi penyakit eczema (penyakit kulit yang disebabkan
oleh gangguan sistem imun) bagi anak kecil Tipe B. Secara keseluruhan, sayur-sayuran adalah
dunia Tipe B. Tidak seperti golongan darah lainnya, kita dapat menikmati kentang, jamur, kol, dan
berbagai macam sayuran yang tersedia di alam. (D’Adamo, 2001: 123)

Tepung terigu dan makanan yang terbuat dari tepung kurang cocok bagi golongan darah
B. Kandungan lektinnya akan tertahan dalam otot, sehingga memperlambat sistem metabolisme
dan pembakaran kalori. Akibatnya, tubuh menjadi lebih mudah gemuk serta meningkatkan risiko
stroke dan serangan jantung. Lupakan mie instan, ketan, dan jagung. Utamakan beras merah, beras
putih, tepung beras, dan havermut (oats). (Apriadji, 2008: 10)

Tipe B hanyalah satu-satunya golongan darah yang dapat sepenuhnya menikmati produk
olahan susu. Hal itu disebabkan karena komponen utama gula penyusun antigen B merupakan D-
galactosamine, dan komponen gula tersebut sama dengan komponen gula yang terdapat pada susu.
Sebagai tambahan, telur tidak mengandung lektin yang biasa ditemukan pada jaringan otot ayam).
Jadi bagi golongan darah B, mengonsumsi produk turunan susu serta telur masih dalam kadar baik.

Produk olahan dari kedelai seringkali disarankan sebagai pengganti produk olahan susu,
walaupun kebanyakan dari produk olahan kedelai tidak memberikan efek negatif bagi Tipe B.
Tetapi mereka juga tidak mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan untuk Tipe B dibandingkan
dengan untuk Tipe A. Masalahnya, kita tidak dapat mengganti makanan utama Tipe B dengan
makanan olahan kedelai terlalu banyak hingga mengabaikan daging dan ikan, karena Tipe B sangat
membutuhkannya untuk mengoptimalkan kesehatan. (D’Adamo, 2001: 115)

Berikut disajikan tabel makanan yang baik dan yang harus dihindari:

No Jenis Bahan Makanan Baik Netral Buruk


1. Daging Daging kelinci Daging sapi Daging babi
2. Seafood Ikan sarden Ikan mas Kerang
Kefir (susu
3. Produk olahan susu Susu kedelai Es krim
asam)

4. Minyak dan lemak Olive oil Minyak samin Minyak wijen

5. Kacang-kacangan - Kacang almond Kacang tanah


6. Sayuran Jamur shiitake Seledri Tomat
7. Buah Nanas Jeruk Kelapa
8 Roti Kue beras Kue oat Kue dari gandum

Tabel B.II. Makanan yang baik, netral, dan buruk saat dikonsumsi

C. GOLONGAN DARAH AB

Golongan darah AB berusia kurang dari ribuan tahun menurut sejarah penemuan golongan
darah, dan tipe ini termasuk langka karena hanya 2% - 5% saja dari populasi di dunia yang
memiliki bergolongan darah AB, serta termasuk golongan darah yang kompleks. Tipe AB tidak
dengan mudah dapat “fit” satu sama lain dalam banyak aspek. Tipe ini mengandung banyak
antigen yang menjadikan Tipe AB terkadang terlihat seperti tipe A, kadang seperti Tipe B, dan
kadang juga terlihat seperti penggabungan dari kedua tipe darah tersebut.

Keragaman antigen tadi bisa berdampak positif ataupun negatif, tergantung pada keadaannya.
Diet bagi Tipe AB memerlukan kehati-hatian dalam membaca daftar makanan, dan Tipe AB juga
harus “familiar” baik dengan diet Tipe A maupun Tipe B. Pada dasarnya, kebanyakan makanan
yang tidak disarankan untuk Tipe A atau Tipe B cenderung buruk bagi Tipe AB, meskipun ada
beberapa pengecualian.

Sebagai contohnya panhaemaglutinans, merupakan lektin yang mampu menggumpalkan


semua golongan darah, namun kelihatannya sedikit lebih bisa bertoleransi dengan Tipe AB.
Mungkin, hal tersebut dapat terjadi karena reaksi dari lektin menjadi berkurang karena adanya
antibodi ganda dari Tipe A dan Tipe B. Buah tomat merupakan contoh yang baik untuk
menggambarkan kasus ini. Tipe A dan Tipe B tidak dapat mentoleransi reaksi dari lektin ini,
namun Tipe AB dapat mengonsumsi tomat tanpa efek yang kelihatan jelas. (D’Adamo, 2001: 142)

Dalam hal penambahan berat badan, Tipe AB menggambarkan pencampuran warisan dari gen
A dan gen B. Terkadang hal tersebut dapat menjadi masalah. Misalnya, Tipe AB mempunyai
karakteristik dari Tipe A yaitu kadar asam lambung yang rendah, bersamaan dengan karakteristik
Tipe B yaitu adaptasi terhadap daging. Jadi, meskipun Tipe AB secara genetis terprogram untuk
mengonsumsi daging, mereka kekurangan asam lambung untuk mencernanya, sehingga daging
yang dimakan akan ditimbun menjadi lemak.

C.I. Cara Diet untuk Tipe AB

Secara umum, karakteristik dari golongan darah AB adalah seperti teka-teki, yakni sulit
ditebak. Berikut merupakan karakteristik dari Tipe AB:

a. Merupakan penggabungan dari Tipe A dan Tipe B.


b. Memiliki kemampuan khusus seperti bunglon untuk merespon terhadap perubahan
lingkungan dan kondisi makanan.
c. Saluran pencernaannya sensitif.
d. Sistem kekebalan tubuhnya terlalu toleran.
e. Memiliki respon terbaik terhadap stress secara rohani dengan semangat dan energi kreatif.
f. Merupakan sebuah misteri dari evolusi.

Dalam diet, Tipe AB harus berhati-hati terhadap kecenderungan dari masing-masing antigen
A dan B. Kecenderungan dari karakteristik Tipe B akan menyebabkan reaksi insulin yang sama
ketika memakan jagung, kacang lima, atau biji wijen, meskipun Tipe A membuat Tipe AB menjadi
bertoleransi dengan kacang lentil dan kacang tanah.

Tipe AB tidak memiliki reaksi akut terhadap gluten seperti pada Tipe O dan Tipe B. Namun,
sama saja untuk urusan menurunkan berat badan, Tipe AB harus menghindari gandum, yang
cenderung membuat jaringan otot bersifat asam. Tipe AB akan menggunakan kalori lebih efisien
ketika jaringan ototnya bersifat basa.

C.II. Pemilihan Makanan yang Tepat bagi Tipe AB

Berikut disajikan tips-tips dalam memilih makanan yang baik dan yang harus dihindari:

 Makanan yang dapat menambah berat badan:


a. Daging merah (lambat dicerna, sehingga ditimbun sebagai lemak)
b. Kacang merah, kacang lima (menghambat produksi insulin)
c. Jagung manis, buckwheat atau gandum hitam (menyebabkan hypoglycaemia).
d. Gandum (menurunkan kerja metabolisme, penggunaan kalori menjadi tidak
efisien).

 Makanan yang dapat menurunkan berat badan:


a. Tofu, seafood, sayuran hijau (menaikkan efisiensi metabolisme).
b. Rumput laut, produk turunan susu (menaikkan produksi insulin).
c. Buah yang bersifat basa, misalnya apel, beri, pisang (menaikkan tingkat basa pada
otot).
d. Nanas (menstimulasi kerja usus).

 Batas Kadar Makanan:

 Batas kadar makan daging merah:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-3 kali seminggu (ras Afrika), 1-3 kali seminggu
(ras Kaukasia), 1-3 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan daging ayam atau unggas lainnya:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0-2 kali seminggu (ras Afrika), 0-2 kali seminggu
(ras Kaukasia), 0-2 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan seafood:


Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-5 kali seminggu (ras Afrika), 3-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 4-6 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar sayur-sayuran:


Porsi (untuk semua): 140-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-5 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar minum jus dan minuman lainnya:


Porsi (untuk semua): 225 ml
Porsi berdasarkan ras (per hari): 2-3 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar makan buah-buahan:


Porsi (untuk semua): 1 buah atau sekitar 90-140 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-4 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar makan minyak dan lemak:


Porsi (untuk semua): 1 sendok makan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-5 kali seminggu (ras Afrika), 4-8 kali seminggu
(ras Kaukasia), 3-7 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan kacang dan biji-bijian:


Porsi (untuk semua): Sekitar satu kepalan tangan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 2-5 kali seminggu (ras Afrika), 2-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-3 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan roti dan crackers:


Porsi (untuk semua): 1 lembar roti
Porsi berdasarkan ras (per hari): 0-1 kali sehari (ras Afrika), 0-1 kali sehari sehari (ras
Kaukasia), 0-1 kali sehari (ras Asia).

 Batas kadar makan produk olahan susu dan telur:


Telur:
Porsi (untuk semua): 1 butir
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 3-5 kali seminggu (ras Afrika), 3-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-3 kali seminggu (ras Asia).
Keju:
Porsi (untuk semua): 60 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 2-3 kali seminggu (ras Afrika), 3-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 3-4 kali seminggu (ras Asia).

Yoghurt:
Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 2-3 kali seminggu (ras Afrika), 3-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 1-3 kali seminggu (ras Asia).

Susu:
Porsi (untuk semua): 125-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-6 kali seminggu (ras Afrika), 3-6 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-5 kali seminggu (ras Asia).

Dalam hal makan daging merah dan daging unggas, Tipe AB “meminjam” karakteristik
dari Tipe A dan Tipe B. Sama seperti dengan Tipe A, Tipe AB tidak memproduksi banyak asam
lambung sehingga tidak dapat mencerna terlalu banyak protein hewani. Tetap saja, kuncinya ada
di besarnya porsi dan seberapa sering kita makan. Tipe AB membutuhkan beberapa protein
hewani, khususnya protein yang mewakili karakteristik dari Tipe B seperti daging kambing,
daging kelinci, daging turkey, daripada daging sapi. Lektin yang dapat menimbulkan iritasi bagi
darah dan saluran pencernaan pada Tipe B mempunyai efek yang sama bagi Tipe AB, maka dari
itu Tipe AB harus menghindari konsumsi daging ayam. (D’Adamo, 2001: 144)

Untuk urusan produk olahan susu, karakteristik Tipe AB lebih cenderung ke Tipe B.
Produk olahan susu sangat bermanfaat, terutama produk fermentasi seperti yoghurt dan kefir
karena mereka lebih mudah dicerna. Faktor utama yang harus diwaspadai adalah produksi mukus
atau lendir dalam tubuh. Sama seperti Tipe A, Tipe AB sudah banyak memproduksi mukus dan
tidak membutuhkannya dalam jumlah yang banyak. Tipe AB harus waspada terhadap masalah
pernapasan, sinusitis, atau infeksi telinga sebagai akibat dari konsumsi produk olahan susu secara
berlebihan.

Tipe AB mewarisi lebih banyak karakteristik Tipe A dalam urusan buah-buahan. Fokuslah
ke buah yang bersifat basa seperti anggur, plum, dan beri, yang dapat membantu menyeimbangkan
nasi yang kita konsumsi karena bersifat asam pada jaringan otot kita. Seperti Tipe A, Tipe AB
tidak dianjurkan mengonsumsi beberapa buah tropis seperti mangga dan jambu biji. Tetapi buah
nanas adalah buah yang cocok bagi sistem pencernaan Tipe AB. Hindari mengonsumsi jeruk,
meskipun itu adalah buah favorit anda. Jeruk dapat menyebabkan iritasi lambung bagi Tipe AB,
dan mereka juga dapat mengganggu penyerapan mineral penting bagi tubuh. (D’Adamo, 2001:
157)

Telur dapat menjadi sumber protein bagi Tipe AB. Walaupun telur tinggi kadar
kolesterolnya dan Tipe AB (sama seperti Tipe A) rentan terhadap penyakit jantung, penelitian
membuktikan bahwa makanan yang mengandung kolesterol tidak sepenuhnya berbahaya, namun
lebih kepada lemak jenuhnya. (D’Adamo, 2001: 147)

Tipe AB harus menggunakan minyak zaitun lebih daripada menggunakan lemak hewani,
margarin, atau minyak sayuran lainnya. Minyak zaitun adalah lemak tak jenuh yang dipercaya
dapat membantu menurunkan kolesterol dalam darah.

Sayuran segar merupakan sumber penting untuk phytochemicals, suatu substansi alami
dalam makanan yang mempunyai efek tonik untuk mencegah kanker dan penyakit jantung.
Penyakit ini biasanya lebih menyerang Tipe A dan Tipe AB karena mereka mempunyai sistem
imun yang agak lemah. Sayuran segar harus dimakan beberapa kali dalam sehari. (D’Adamo,
2001: 155)

Tipe AB harus menjadikan tofu sebagai bagian dari dietnya, dan mengkombinasikannya
dengan sedikit daging dan produk olahan susu. Tofu juga sudah dikenal luas sebagai makanan
untuk melawan kanker.

Tipe AB harus mengawali harinya dengan meminum segelas air hangat yang dicampur
dengan perasan dari ½ lemon untuk membersihkan tubuh dari mukus yang terbentuk selama tidur.

Berikut disajikan tabel makanan yang baik dan yang harus dihindari:
No Jenis Bahan Makanan Baik Netral Buruk
1. Daging Daging kambing Hati (ayam, babi) Daging bebek
2. Seafood Ikan mackerel Ikan lele Kepiting
3. Produk olahan susu Kefir Keju cheddar Mentega
Minyak hati ikan
4. Minyak dan lemak Olive oil Minyak wijen
kod
Biji bunga
5. Kacang-kacangan Kacang tanah Kacang almond
matahari
6. Sayuran Bawang putih Jahe Paprika
7. Buah Anggur Lemon Mangga
Kue dari gandum
8 Roti Kue beras Kue jagung
durum

Tabel C.II. Makanan yang baik, netral, dan buruk saat dikonsumsi

D. GOLONGAN DARAH O

Tipe O berkembang lebih baik dengan olahraga yang intensif dan protein hewani. Sistem
pencernaan Tipe O masih mempertahankan sistem pencernaan nenek moyangnya yang merupakan
seorang pemburu pada zaman itu sesuai dengan sejarah penemuan golongan darah.

Menurut sejarah, makanan tinggi protein pemburu dan tuntutan fisik yang sangat besar
menjadikan sistem tubuh Tipe O sebagai sistem yang paling primitif. Sistem pencernaan Tipe O
pada masa itu mengandung sedikit ketosis, yaitu situasi dimana metabolisme tubuh berubah.
Ketosis adalah hasil dari konsumsi makanan yang tinggi protein dan lemak namun sedikit asupan
karbohidratnya. Tubuh akan memetabolisme protein dan lemak tersebut menjadi senyawa keton,
yang selanjutnya digunakan untuk mengganti gula supaya kadar glukosa (gula darah) dalam tubuh
tetap stabil. Kombinasi dari ketosis, kurangnya kalori, dan aktivitas fisik yang konstan
membuatnya menjadi suatu kunci kelangsungan hidup manusia pada zaman tersebut. (D’Adamo,
2001: 33)
Untuk meminimalkan efek buruk ketosis, pilihlah makanan hewani yang organik dengan kadar
lemak rendah, dan mulai mengganti daging sapi dan daging ayam dengan daging ikan. (Apriadji,
2008: 9)

Rekomendasi diet saat ini umumnya mencegah konsumsi protein hewani terlalu banyak karena
lemak jenuh telah terbukti menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung dan kanker.

Kunci sukses dari diet untuk Tipe O ini bergantung pada konsumsi daging organik, unggas,
dan ikan. Tipe O tidak terbiasa mengonsumsi produk olahan susu seperti golongan darah yang lain
karena sistem pencernaan Tipe O belum sepenuhnya beradaptasi.

D.I. Cara Diet untuk Tipe O

Secara umum, Tipe O mempunyai karakteristik pemburu seperti nenek moyangnya. Berikut
adalah karakteristik dari golongan darah O:

a. Pemakan daging.
b. Mempunyai sistem pencernaan yang sulit.
c. Sistem imun yang terlalu aktif.
d. Tidak dapat tahan terhadap adaptasi lingkungan dan makanan.
e. Merespon stress dengan cara beraktivitas fisik.
f. Membutuhkan metabolisme yang efisien untuk menjaga bentuk tubuh dan tetap energik.

Anda akan lebih mudah menurunkan berat badan pada diet Tipe O dengan cara mengurangi
konsumsi beras, roti, dan kacang-kacangan. Faktor pemicu kenaikan berat badan bagi Tipe O
adalah gluten yang ditemukan dalam produk yang terbuat dari gandum utuh. Hal tersebut berperan
dalam metabolisme tubuh dan membentuk kebalikan dari keadaan ketosis.

Alih-alih menjaga tubuh Anda ramping dan berenergi tinggi, lektin dalam gluten menghambat
metabolisme insulin dan mengganggu efisiensi penggunaan kalori. Kacang-kacangan tertentu,
terutama lentil dan kacang tanah mengandung lektin yang akan ditimbun dalam jaringan otot,
sehingga membuat kondisinya menjadi basa dan kurang dimanfaatkan untuk kegiatan fisik. Tipe
O akan lebih ramping bentuk tubuhnya ketika jaringan ototnya berada pada keadaan yang sedikit
asam.
Faktor lainnya yang berperan dalam kenaikan berat badan adalah tiroid. Tipe O cenderung
memiliki hormon tiroid dalam jumlah rendah. Kondisi ini, yang disebut sebagai hypothyroidism,
dapat terjadi karena Tipe O terkadang tidak memproduksi cukup banyak iodin (sebuah senyawa
yang kegunaannya untuk memproduksi hormon tiroid). Gejala dari hypothyroidism meliputi
naiknya berat badan, penimbunan cairan dan kelelahan. (D’Adamo, 2001: 34)

D.II. Pemilihan Makanan yang Tepat untuk Tipe O

Berikut disajikan tips-tips dalam memilih makanan yang baik dan yang harus dihindari:

 Makanan yang dapat menambah berat badan:


a. Tepung Terigu (mengganggu efisiensi fungsi insulin, memperlambat laju
metabolisme).
b. Jagung (mengganggu efisiensi fungsi insulin, memperlambat laju metabolisme).
c. Kacang merah (mengganggu pemanfaatan kalori).
d. Lentil (mengganggu metabolisme zat gizi).
e. Kembang kol (mengganggu fungsi hormon tiroid).
f. Sawi (mengganggu produksi hormon tiroid).

 Makanan yang dapat menurunkan berat badan:


a. Seafood, garam beryodium (meningkatkan produksi hormon tiroid).
b. Hati (sumber untuk vitamin B, membantu efisiensi metabolisme).
c. Daging merah, bayam, brokoli (membantu efisiensi metabolisme).

 Batas Kadar Makanan:

 Batas kadar makan daging merah:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 5-7 kali seminggu (ras Afrika), 4-6 kali seminggu
(ras Kaukasia), 3-5 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan daging ayam atau unggas lainnya:


Porsi: 115-175 gram (pria), 60-140 gram (wanita dan anak-anak).
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-2 kali seminggu (ras Afrika), 2-3 kali seminggu
(ras Kaukasia), 3-4 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan seafood:


Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-4 kali seminggu (ras Afrika), 3-5 kali seminggu
(ras Kaukasia), 4-6 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar sayur-sayuran:


Porsi (untuk semua): 140-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-5 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar minum jus dan minuman lainnya:


Porsi (untuk semua): 225 ml
Porsi berdasarkan ras (per hari): 2-3 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar makan buah-buahan:


Porsi (untuk semua): 1 buah atau sekitar 90-140 gram
Porsi berdasarkan ras (per hari): 3-4 kali sehari (semua ras)

 Batas kadar makan minyak dan lemak:


Porsi (untuk semua): 1 sendok makan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 1-5 kali seminggu (ras Afrika), 4-8 kali seminggu
(ras Kaukasia), 3-7 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan kacang dan biji-bijian:


Porsi (untuk semua): Sekitar satu kepalan tangan
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 2-5 kali seminggu (ras Afrika), 3-4 kali seminggu
(ras Kaukasia), 2-3 kali seminggu (ras Asia).

 Batas kadar makan roti dan crackers:


Porsi (untuk semua): 1 lembar roti
Porsi berdasarkan ras (per hari): 0-4 kali sehari (ras Afrika), 0-2 kali sehari sehari (ras
Kaukasia), 0-4 kali sehari (ras Asia).

 Batas kadar makan produk olahan susu dan telur:


Telur:
Porsi (untuk semua): 1 butir
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0 kali atau tidak dianjurkan (ras Afrika), 3-4 kali
seminggu (ras Kaukasia), 5 kali seminggu (ras Asia).

Keju:
Porsi (untuk semua): 60 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0 kali atau tidak dianjurkan (ras Afrika), 0-3 kali
seminggu (ras Kaukasia), 0-3 kali seminggu (ras Asia).

Yoghurt:
Porsi (untuk semua): 115-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0 kali atau tidak dianjurkan (ras Afrika), 0-1 kali
seminggu (ras Kaukasia), 0-3 kali seminggu (ras Asia).

Susu:
Porsi (untuk semua): 125-175 gram
Porsi berdasarkan ras (per minggu): 0 kali atau tidak dianjurkan (ras Afrika), 0-1 kali
seminggu (ras Kaukasia), 0-2 kali seminggu (ras Asia).

Konsumsilah daging sapi, turkey, daging ayam, atau daging ikan sebanyak yang Anda
inginkan. Semakin banyak pekerjaan yang membuat Anda stress, semakin banyak pula jumlah
protein yang diperlukan tubuh. Namun, hati-hati dengan porsi makan Anda. Cobalah untuk tidak
mengonsumsi lebih dari 175 gram setiap kali makan.

Tipe O dapat dengan mudah mencerna dan memetabolisme daging karena mereka
mempunyai kandungan asam lambung yang tinggi.Tetapi, Anda harus hati-hati dengan
menyeimbangkan protein hewani dan sayuran serta buah-buahan untuk menghindari over-
acidification atau kondisi dimana suasana perut terlalu asam, yang dapat menyebabkan iritasi pada
permukaan perut. (D’Adamo, 2001: 36)

Untuk urusan seafood, seafood merupakan makanan yang paling cocok untuk Tipe O
karena mengandung banyak protein. Jenis ikan seperti ikan kod dan mackerel sangat disarankan
untuk Tipe O. Minyak ikan kaya akan vitamin K, yang berguna untuk proses pembekuan darah.
Tipe O seringkali mempunyai darah yang “tipis” sehingga tidak mudah membeku. Maka dari itu
mengonsumsi seafood terutama ikan sangat disarankan.

Tipe O harus menghindari untuk mengonsumsi produk olahan susu secara berlebihan,
karena produk tersebut tidak bermanfaat bagi tubuh. Namun, jangan lupa untuk tetap
mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium hanya saja konsumsinya harus dibatasi.
Terlebih jika Anda perempuan, karena produk olahan susu merupakan salah satu sumber alami
kalsium.

Tipe O memberikan respon yang baik terhadap minyak. Minyak dapat menjadi sumber
penting bagi nutrisi. Anda dapat meningkatkan manfaat dari minyak jika Anda membatasi
konsumsi minyak tak jenuh seperti minyak zaitun. Minyak tersebut dapat memberikan efek positif
bagi jantung dan pembuluh darah, serta dapat mengurangi kolesterol.

Banyak sekali buah yang dapat dikonsumsi oleh Tipe O. Buah bukan hanya menjadi
sumber serat, vitamin dan mineral, namun mereka dapat menjadi suatu bahan pengganti kue dan
pasta bagi Tipe O. Jika Anda lebih memilih untuk mengonsumsi buah daripada roti, sistem tubuh
Anda akan menjadi lebih baik, dan secara bersamaan akan mengurangi berat badan.

Banyak sekali sayur-sayuran yang dapat dikonsumsi oleh Tipe O, dan mereka merupakan
komponen penting dalam diet. Namun, penting untuk diketahui bahwa meskipun sebagian besar
sayur-sayuran dapat dikonsumsi, ada juga yang berbahaya. Contohnya, kubis dan kembang kol
dapat menghambat fungsi hormon tiroid. Sayuran yang berwarna hijau kaya akan vitamin K,
contohnya selada, brokoli, bayam, baik dikonsumsi oleh Tipe O. Vitamin K berfungsi untuk
pembekuan darah. Tipe O, seperti yang telah dibahas sebelumnya, memiliki kekurangan dalam hal
pembekuan darah, sehingga diperlukan vitamin K untuk membantu prosesnya. (D’Adamo, 2001:
47)
No Jenis Bahan Makanan Baik Netral Buruk
1. Daging Daging sapi Daging ayam Daging babi
2. Seafood Ikan salmon Ikan tuna Gurita
3. Produk olahan susu - Susu kedelai Yoghurt

4. Minyak dan lemak Olive oil Minyak wijen Minyak jagung

5. Kacang-kacangan Walnuts Kacang wijen Kacang tanah


6. Sayuran Brokoli Wortel Kubis
7. Buah Plum Apel Jeruk
Kue yang
8 Roti terbuat dari Kue beras Donat
kacang taoge

Tabel D.II. Makanan yang baik, netral, dan buruk saat dikonsumsi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan studi literatur, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sebenarnya diet
berdasarkan golongan darah aman dan tepat untuk dilakukan semua orang. Karena, makanan yang
tidak dianjurkan untuk dikonsumsi memang pada kenyataannya mengandung senyawa yang
berbahaya. Namun, bukan berarti makanan yang dilarang betul-betul tidak bisa dikonsumsi. Anda
tetap dapat mengonsumsinya, namun dengan syarat dibatasi.

Untuk masalah cepat atau tidaknya suatu diet akan berhasil, tentunya hal tersebut ditentukan
oleh bagaimana Anda mengatur pola makan sehari-hari. Jika Anda dapat mengikuti metode diet
ini dengan tekun, tentunya dapat memberikan hasil yang baik.

B. Saran
Dalam menerapkan pola diet, bukan berarti Anda tidak dapat memakan apapun. Semua
makanan yang ada diatas sebenarnya dapat Anda konsumsi, namun hanya sebaiknya dibatasi atau
dihindari.

Pada tinjauan diatas telah disebutkan mengenai zat-zat berbahaya dalam suatu makanan. Anda
sebaiknya bersifat selektif dalam memilih makanan, aman atau tidak bila dikonsumsi oleh tubuh.

Bagi Anda yang sudah kelebihan berat badan, atau mengidap kolesterol yang tinggi, sangat
disarankan untuk menjalankan diet ini secara teratur dan tepat.

Daftar Pustaka

Apriadji, Wied Harry. 2008. 81 Diet Sehat Golongan Darah A. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

___________________. 2008. 81 Diet Sehat Golongan Darah AB. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

___________________. 2008. 81 Diet Sehat Golongan Darah B. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

___________________. 2008. 81 Diet Sehat Golongan Darah O. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Aryulina, Diah dkk. 2004. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: ESIS.

D’Adamo, Peter J. dan Catherine Whitney. 2001. Eat Right For Your Type.

London: Century.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa.

Parker, Steve. 1997. Jendela Iptek Seri 9: Tubuh Manusia. Jakarta: PT. Balai

Pustaka.

Siregar, Amelia Zuliyanti dkk. 2009. Biologi Pertanian Jilid 1 untuk SMK.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

You might also like