You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indra pada manusia mencakup penglihatan, pendengaran, pengecapan

dan penghidu. Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus

olehtiga lapisan, yaitu sclera/kornea, koroid/badan siliaris/iris, dan retina.

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Telinga terdiri

daritiga bagian : telinga luar, tengah dan dalam.

Reseptor pada mata yaitu fotoreseptor, pada telinga yaitu

mekanoreseptor, sedangkan pada pengecapan dan penghidu yaitu

kemoreseptor, yang menghasilkan sinyal saraf apabila berikatan dengan zat

kimiawi tertentu dari lingkungan. (Sherwood, 2001)

1.2. Tujuan

Untuk mengidentifikasi organ, jaringan, bangunan dan sel normal pada

Organ Indera, serta menjelaskan struktur mikroskopik dan histofisiologinya.

1.3. Manfaat

Mahasiswa mampu mengidentifikasi organ, jaringan, bangunan dan sel

normal pada Organ Indera, serta menjelaskan struktur mikroskopik dan

histofisiologinya.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Organ Indera

Organ indera pada manusia terdiri dari mata, telinga, hidung, lidah, dan

kulit.

1. Mata

a. Occulus

1) Bulbus oculi ( tunika fibrosa, tunika vasculosa, tunika nervosa)

2) Nervus opticus

b. Organon oculi accessoria (musculi bulbi, facies orbitalis, supercilium,

tunika konjunctiva, apparatus lacrimalis, palpebra)

Mata Bagian Fungsi

Tunika fibrosa cornea Berperan dalam kemampuan refraktif mata

sclera Membentuk bagian putih mata yang

2
tampak

Tunika iris Menentukan warna mata

vasculosa korpus ciliaris Membentuk aqueus humor

koroid Memberi makan retina

Tunika nervosa Retina Mengandung fotoreseptor

Organ tambahan Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk

aqueus humor Sumber makanan bagi lensa dan kornea

Lensa Membantu akomodasi

vireus humor Mempertahankan bentuk mata

(Sherwood, 2001)

2. Pelindung mata antara lain :

a. Kelopak mata : melindungi mata dari debu atau sentuhan benda.

b. Bulu mata : melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.

c. Alis : melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan.

d. Air mata : menjaga kelembapan mata dan membersihkan mata dari

ebu dan bakteri.

3. Telinga

a. Auris externa

b. Auris media

c. Auris intern

3
Telinga Bagian-bagian Fungsi

Auris 1.Auriculum Mengumpulkan gelombang suara

externa dan menyalurkan ke saluran

2.Meatus acusticus externus telinga

Mengarahkan gelombang suara

3.Membrane tympanica ke membrane tympani

Menerima gelombang suara dan

menyalurkannya ke tulang

pendengaran

Auris Cavum tympani (maleus, Menghantarkan getaran dari

media inkus, stapes) membrane tympani ke cairan di

dalam auris interna

Tuba auditiva Penghubung cavum tympani

dengan nasofaring

Auris Koklea Sebagai sistem sensorik untuk

4
interna mendengar

Apparatus vestibularis Sistem sensorik untuk

keseimbangan

(Sherwood, 2001)

4. Lidah

Terdiri dari 4 jenis papilla :

a. Papilla filiformis : papila yang paling kecil dan paling banyak

jumlahnya, berupa tonjolan berbentuk konus dengan ujung yang tajam

mengarah ke pharynx.

b. Papilla fungiformis : berbentuk seperti jamur, menyebar di permukaan

ujung dan sisi lidah.

c. Papilla vallatae/circumvallata : papilla yang terbesar.

d. Papilla foliata : terdiri atas alur dan rigi yang tidak konstan di dekat

bagian posterior margo linguae.

2.2. Mekanisme sistem indera

A. Mata

Cahaya dipantulkan oleh benda → media refrakta (kornea, humor aqueus,

lensa, humor vitreus) → retina → nervus optikus → kiasma opticum →

traktus optikus → korpus geniculaum → radiation optic → pusat

penglihatan. (Guyton, 1994)

5
B. Telinga

Gelombang suara → getaran membrane tympani → getaran tulang-tulang

telinga tengah → getaran jendela oval → gerakan cairan di dalam koklea

→ getaran membrane basilaris → pembengkokan rambut sel-sel rambut

reseptor organ corti sewaktu pergerakan membrane basilaris menyebabkan

perubahan posisi rambut-rambut tersebt dalam kaitannya dengan

membrane tektorial di atasnya tempat rambut-rambut tersebut terbenam →

perubahan potensial berjenjang (potensial reseptor) di sel-sel reseptor →

perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang terbentuk di saraf

auditorius → perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus

temporalis otak untuk persepsi suara. (Sherwood, 2001)

C. Hidung

Udara masuk ke hidung, (dihangatkan oleh pembuluh darah, dilembabkan

oleh secret mukosa, dan disaring oleh silia-silia) → sel penunjang → sel

reseptor olfaktorius → sel basal → bulbus olfaktorius → traktus

olfaktorius → sistem limbic dan thalamus. (Sherwood, 2001)

D. Lidah

Papil-papil pengecap → pori-pori pengecap → sel penunjang → sel

reseptor → batang otak → hypothalamus dan sistem limbic. (Sherwood,

2001)

E. Thermoregulasi

Kulit mempertukarkan energi panas dengan lingkungan eksternal,

bergantung pada suhu lingkungan dan kapasitas insulatif lapisan pelindung

6
tersebut. Ada empat cara pertukaran panas antara tubuh dengan

lingkungan eksternal, yaitu :

a. Radiasi : sebagai pancaran gelombang panas infra merah.

b. Konveksi : pergerakan molekul-molekul gas/cairan dari satu tempat ke

tempat yang berbeda suhunya dan membutuhka perantara medium.

c. Konduksi : pemindahan panas antara dua benda yang berbeda suhunya

dan saling bersentuhan.

d. Evaporasi : proses penguapan air dari dalam/permukaan tubuh.

7
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat praktikum

Pratikum dilaksanakan pada :


1. Hari/Tanggal : Senin, 14 Mei 2018.
2. Pukul : 14.40 – 16.20 WITA.
3. Tempat : Laboratorium Terpadu I Universitas Islam Al-Azhar,
Mataram.

3.2. Alat dan bahan

A. Alat : Mikroskop

B. Bahan : Sampel organ indera yang telah ada

3.3. Cara kerja

A. Siapkan mikroskop, sambungkan mikroskop pada aliran listrik dan

hidupkan penerang pada mikroskop

B. Ambil sampel yang ingin diteliti, pasang dibawah lensa mikroskop, dan

atur perbesaran lensa mikroskop sesuai kebutuhan

C. Catat hasil yang ditemukan.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

Adapun hasil yang ditemukan adalah sebagai berikut:

A. Nose Cavity

(perbesaran 10x) (perbesaran 40x)

B. Dinding cavum nasal

(perbesaran 10x) (perbesaran 40x)

9
C. Tonsil Palatina

(perbesaran 10x) (perbesaran 40x)

D. Epiglotis

(perbesaran 10x) (perbesaran 40x)

10
E. Trakea

(perbesaran 10x) (perbesaran 40x)

4.2. Pembahasan

Rongga hidung (fossa nasal, atau saluran hidung) adalah ruang

berisi udara yang besar di atas dan di belakang hidung di tengah-tengah

wajah. Setiap rongga adalah kelanjutan dari salah satu dari dua lubang

hidung. Istilah "rongga hidung" dapat merujuk ke masing-masing dari

dua sisi hidung atau ke dua sisi digabungkan.

Dinding lateral dari setiap rongga hidung terutama terdiri dari

rahang atas. Namun, ada kekurangan yang dikompensasi oleh lempengan

tegak lurus tulang palatine, piring pterygoid medial, labirin ethmoid dan

concha inferior. Sinus paranasal terhubung ke rongga hidung melalui

lubang kecil yang disebut ostia. Sebagian besar ostia ini berkomunikasi

dengan hidung melalui dinding hidung lateral, melalui depresi semi-lunar

11
di dalamnya yang dikenal sebagai infundibulum. Infundibulum terikat

secara lateral oleh proyeksi yang dikenal sebagai proses uncinatus.

Tonsila Palatina adalah massa berupa jaringan limfoid yang terletak

pada sisi kanan dan kiri bagian belakang rongga mulut. Biasanya

berbentuk oval dengan panjang 2,5 cm. Tonsil Palatina ini merupakan

kelenjar getah bening yang berfungsi untuk melindungi saluran

pencernaan dari mikroorganisme atau benda asing yang masuk melalui

rongga mulut. Tonsila Palatina ini mampu menghasilkan antibodi, berupa

enzim yang dapat menghancurkan struktur bakteri atau virus.

Epiglotis merupakan susunan tulang rawan yang terletak di

belakang lidah dan terletak di depan laring (kotak suara). Epiglotis

biasanya memiliki konformasi menghadap atas agar udara dapat masuk

ke dalam jalur selanjutnya. Bila terjadi proses menelan makanan,

epiglotis akan menghadap kebawah untuk menutup jalur kepada kotak

suara, mencegah makanan dan minuman masuk ke dalam trakea.

Trakea adalah tuba yang memiliki diameter sekitar 20-25 mm dan

panjang sekitar 10-16 cm. Trakea berbentuk tabung memanjang yang

tersusun atas 20 tulang rawan berbentuk cincin yang kuat,tapi fleksibel.

12
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan ditemukan bahwa tiap

sampel memiliki bentuk dan struktur yang berbeda karena dari fungsi tiap

sampe juga berbeda.

5.2. SARAN

Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam mencari perbesaran

pada mikroskop dan lebih tertib lagi saat praktikum dilaksanakan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A. C., 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.


Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.

14

You might also like