You are on page 1of 34

LAPORAN KASUS

Oleh :
Made Agung Yudistira Permana, S.Ked
Ria Arisandi, S.Ked

Pembimbing :
dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

LAPORAN KASUS 3

A. IDENTITAS PASIEN 3
B. RIWAYAT PSIKIATRI 3
1. Keluhan Utama 3
2. Riwayat Penyakit Sekarang 3
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya 5
a. Riwayat Gangguan Psikiatri 5
b. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif 5
c. Riwayat Penyakit Medis Umum 5
4. Riwayat Kehidupan Pribadi 5
a. Periode Prenatal dan Perinatal 5
b. Periode Bayi dan Balita 5
c. Periode Masa Kanak-Kanak (6-12 tahun) 5
d. Periode Remaja ( 12-18 tahun) 6
e. Periode Dewasa 6
5. Riwayat Pendidikan 6
6. Riwayat Pekerjaan 6
7. Riwayat Perkawinan 6
8. Riwayat Kehidupan Beragama 6
9. Riwayat Keluarga 6
10. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga 7
11. Situasi Kehidupan Sekarang 7
12. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai 8
C. STATUS MENTAL 8
1. Deskripsi Umum 8
2. Pembicaraan 8
3. Keadaan Afektif 8
4. Persepsi 8
5. Proses pikir 9

1
6. Kesadaran dan Kognisi 9
7. Pengendalian Impuls 9
8. Daya Nilai 9
9. Tilikan 10
10. Taraf dapat dipercaya 10
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT 10
1. Status Generalis 10
2. Status Internus 10
3. Status Neurologis 10
4. Laboratorium Darah dan Fungsi Hati 10
E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA 10
F. FORMULASI DIAGNOSIS 11
G. EVALUASI MULTIAKSIAL 13
H. DAFTAR MASALAH 13
I. RENCANA TERAPI 14
J. PROGNOSIS 15
K. DISKUSI 15
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 23

2
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Ny. S, perempuan, 35 tahun, lahir 28 November 1982, Islam, belum
menikah, berhenti dari pekerjaan, pendidikan terakhir SD, Suku Jawa,
tempat tinggal di Gunung Batin, Way Abung, datang berobat ke Poli
Kejiwaan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung pada tanggal 28 Maret
2018 dengan nomor CM 033XXX. Dilakukan pemeriksaan pada tanggal
9 April 2018 pada pukul 11.30 WIB.

B. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 9 April 2018 dan
alloanamnesis dari Tn. S yang merupakan suami korban pada tanggal 10
April 2018.

1. Keluhan Utama
Pasien sering mengamuk tanpa penyebab yang jelas sejak 3 bulan
yang lalu.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli Psikiatri Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Lampung pada tanggal 28 Maret 2018 pukul 11.00 bersama suami,
kakak ipar dan bidan desa dengan keluhan sering mengamuk sendiri,
berbicara melantur dan sering merusak barang barang yang ada
dirumah. Keluhan tersebut mulai muncul sejak 3 bulan yang lalu dan
semakin sering terjadi sejak 1,5 bulan yang lalu. Pasien sering
mengamuk tanpa penyebab yang jelas dan dapat terjadi setiap saat.

Pasien juga tidak bisa tidur dan sering menyalakan musik yang keras
tengah malam sehingga meresahkan tetangga. Pasien juga
memberikan barang-barang yang ada dirumah ke tetangga. Pasien
merasakan ada bisikan-bisikan dari Tuhan untuk memintanya

3
berkelakuan baik kepada sesama, dan harus sholat tepat waktu. Pasien
pernah mengatakan bahwa dirinya memiliki kekuatan yang diturunkan
oleh Tuhan sehingga semua perkataannya dapat terjadi. Pasien pernah
mengatakan banyak orang yang berusaha untuk melukainya namun
tidak pernah berhasil. Pasien merasakan bahwa banyak yang
mengawasinya melalui CCTV yang ada di mana-mana oleh orang
yang ingin melukainya, dan pasien juga merasakan banyak laki-laki
yang menyukai dirinya. Pasien sering mengusir suami dari rumah
kemudian marah-marah dan meminta suami-nya untuk pulang lagi
beberapa hari kemudian, pasien juga mengaku bahwa tindakannya
bukan atas keinginannya. Pasien dapat menjadi sedih dan menangis
sendiri sepanjang hari, kemudian pasien dapat berubah menjadi
terlihat senang, tertawa sendiri, marah-marah dan merusak barang-
barang yang ada dirumah.

Sejak 3 tahun yang lalu pasien sering menangis dan sering


menyendiri. Pasien sering bertengkar dengan suami karena suami
selingkuh dengan perempuan lain dan membawa selingkuhannya
untuk tidur dirumahnya saat ia bekerja di toko. Suami pasien juga
diketahui bekerja dengan cara menjajakan PSK kepada supir-supir
truk. Pasien pernah mencoba untuk bunuh diri sebanyak 2 kali,
pertama dengan cara menyayat nadi di pergelangan tangan kiri pasien
pada tahun 2017 dan dengan cara meminum racun semut pada tahun
2015. Sebelum pasien mencoba bunuh diri pasien sering meminta
maaf dan meminta suaminya untuk mengurusi anak-anaknya saat
dirinya tiada.

Pasien belum pernah dibawa untuk berobat karena keluarga pasien


tidak menyadari pasien mengalami gangguan jiwa. Pasien hanya
dibawa ke puskesmas saat pasien melakukan percobaan bunuh diri
dan dibawa ke dukun setelahnya.

4
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

b. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien merokok dan tidak pernah mengonsumsi alkohol maupun
narkoba.

c. Riwayat Penyakit Medis Umum


Riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-), riwayat trauma
(-), riwayat kejang (-), dan riwayat alergi obat (-).

4. Riwayat Kehidupan Pribadi


a. Periode Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak kelima dari lima bersaudara, kehamilan dan
kelahirannya direncanakan dan diinginkan. Ibu pasien hamil cukup
bulan, lahir spontan, ditolong oleh dukun, tidak ada penyulit
maupun penyakit pada masa kehamilan dan proses melahirkan.

b. Periode Bayi dan Balita


Pasien dirawat oleh orang tua kandung, diberikan ASI oleh ibu
kandung, imunisasi tak lengkap, gizi cukup, tumbuh kembang
sesuai usia.

c. Periode Masa Kanak-Kanak (6-12 tahun)


Pasien tinggal bersama kedua orang tua kandung. Pasien
cenderung pendiam dan hanya memiliki beberapa teman. Selama
masa pendidikan di usia ini, pasien mampu mengikuti dengan baik
dan tidak pernah tinggal kelas.

5
d. Periode Remaja ( 12-18 tahun)
Menurut keluarga pasien hubungan interaksi eksternal (teman-
teman) dan internal (keluarga) pasien terkesan baik. Pasien
memiliki teman di lingkungan rumah, dan lingkungan kerja.

e. Periode Dewasa
Menurut keluarga pasien hubungan bersama teman dan keluarga
terkesan baik. Tidak ada masalah yang besar ketika periode ini.

5. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan SD tepat waktu dan tidak pernah
tinggal kelas.

6. Riwayat Pekerjaan
Sebelum berhenti bekerja, pasien bekerja sebagai seorang penjaga toko
selama 5 tahun, menurut pasien dia tidak nyaman selama bekerja
karena mengetahui suaminya selingkuh dan sering membawa wanita
lain kerumahnya saat dia tidur di toko.

7. Riwayat Perkawinan
Pasien sampai saat ini menikah selama 14 tahun

8. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama Islam. Pasien telah diajari ilmu agama oleh kedua
orang tuanya sejak kecil. Menurut pasien, pasien masih menjalani
ibadah sholat 5 waktu sampai saat ini walaupun terkadang masih suka
terlewatkan.

6
9. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara, tinggal dirumah
bersama suaminya (tidak mengontrak), ekonomi keluarga didapat dari
suami pasien yang bekerja sebagai petani, dan pasien yang bekerja
sebagai penjaga toko. Paman pasien ada yang memiliki gangguan jiwa
dan saat ini dipasung dirumahnya.

Diagram Keluarga

Laki-laki

Perempuan

Pasien

10. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga


Pasien tinggal bersama keluarga inti. Kehidupan ekonomi di dalam
keluarga, pasien bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya.
Pasien memiliki tingkat ekonomi yang kurang.

11. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal bersama keluarga inti dirumahnya sendiri. Pasien
merasa hidup cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. Hubungan

7
dalam rumah menurut pasien tidak harmonis dan dengan tetangga
terbilang baik.

12. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai


Pasien memiliki penilaian tentang agama, sosial dan budaya yang
cukup baik.

C. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
Kesadaran : Jernih (compos mentis)
Penampilan : Terlihat sesuai usianya, berpakaian rapi dengan kaos
pasien RSJ Ruang Melati dan celana seragam pasien RSJ, rambut
disisir, kulit sawo matang, kuku pendek dan memakai sandal.
Perilaku dan aktivitas psikomotor : Selama wawancara pasien duduk
dengan tenang dan dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik.
Kontak mata dengan pemeriksa baik. Pasien terlihat tidak tertekan
saat diwawancarai.
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

2. Pembicaraan
Spontan, lancar, volume kuat, artikulasi jelas, amplitudo sesuai,
menjawab sesuai dengan pertanyaan, kuantitas dan kualitas normal.

3. Keadaan Afektif
Mood : Labil
Afek : Luas
Keserasian : Serasi

4. Persepsi :
Halusinasi : Didapatkan halusinasi Auditorik
Ilusi : Tidak ada

8
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

5. Proses pikir:
Arus Pikiran : Koheren, Produktivitas baik, kontinuitas relevan,
hendaya berbahasa tidak ditemukan
Isi pikiran : terdapat waham kebesaran, waham dikendalikan,
wahan kejaran.

6. Kesadaran dan Kognisi

Kesadaran : Compos mentis


Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : baik
Daya ingat : segera baik, jangka pendek baik, jangka menengah baik,
jangka panjang baik
Konsentrasi dan Perhatian : baik
Kemampuan membaca dan menulis: Pasien dapat membaca dan
menulis
Kemampuan visuospasial : baik
Abstraksi : Pasien dapat menyebutkan persamaan antara bis dengan
sepeda motor
Intelegensi : Pasien mengetahui nama Presiden RI saat ini
Kemampuan menolong diri sendiri :Pasien dapat melakukan aktivitas
sehari-hari sendiri

7. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan emosi selama wawancara. Pasien dapat
mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara.

8. Daya Nilai
Norma sosial : baik (Pasien mengatakan tidak ingin
merepotkan keluarganya)

9
Uji daya nilai : baik (Pasien tidak mau mengambil
barang yang bukan miliknya)
Penilaian realitas : tidak baik (Pasien tidak menyadari
kenyataan yang sesungguhnya pada diri dan lingkungan, ada waham)

9. Tilikan
Derajat tilikan 1 : Menyangkal secara total terhadap penyakitnya.

10. Taraf dapat dipercaya


Secara umum semua jawaban dapat dipercaya

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


1. Status Generalis
Keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis, berat
badan 65kg, tinggi badan 160cm.
Tanda-tanda vital: tensi 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, Nafas :
20x/menit, suhu 36,0°C.

2. Status Internus
Kepala, mata, THT, leher, paru, jantung, abdomen, ekstremitas dalam
batas normal.

3. Status Neurologis
a. Sistem sensorik : dalam batas normal
b. Sistem motorik : dalam batas normal
c. Fungsi luhur : dalam batas normal

4. Laboratorium Darah dan Fungsi Hati


Kesan: Normal

10
E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Ny. S, berumur 35 tahun, beragama islam, suku Lampung tinggal
bersama suami dan kedua anaknya di Way Abung.
Keluhan utama pasien sering mengamuk tanpa sebab yang jelas sejak 3
bulan yang lalu. Riwayat stressor : masalah dalam keluarga, yaitu suami
pasien sering selingkuh dan membawa perempuan lain ke dalam rumah.
Riwayat penyakit sekarang : 3 tahun lalu pasien sering merasa sedih dan
menjadi pendiam. pas pernah mencoba untuk bunuh diri sebanyak 2 kali
dengan cara menyayat pergelangan tangan kiri dan meminum obat racun
semut, namun suami belum menganggap istrinya mengalami gangguan
dalam kejiwaannya. Pada 3 bulan yang lalu pasien mulai bertingkah laku
aneh, pasien sering mengamuk tanpa alasan yang jelas, pasien juga
berbicara yang melantur, pasien sering merusak barang-barang yang ada
dirumah dan memberikannya ke orang lain. Pasien juga merasakan
gangguan dalam tidurnya, dan sering menghidupkan musik keras-keras
sepanjang malam hingga mengganggu suami dan tetangga-tetangganya.
Pada 1 setengah bulan sebelum masuk rumah sakit keluhan pasien mulai
lebih sering keluar, pasien mengaku kepada suami bahwa yang
dilakukannya adalah perintah dari bisikan-bisikan Tuhan. Pasien
mengaku bahwa dia mendapatkan kekuatan yang turun dari Tuhan yang
menyebabkan semua ucapannya dapat terjadi, pasien juga merasakan
bahwa semua laki-laki yang bertinteraksi dengannya menyukai dirinya
dan pasien juga mengaku bahwa banyak orang yang berusaha untuk
melukainya namun tidak pernah bisa karena pasien memilki kekuatan
untuk menangkalnya, pasien merasa seluruh aktivitasnya di awasi oleh
CCTV yang dipasang oleh orang yang ingin melukainya. Pasien juga
terlihat sedih dan menangis sendiri sepanjang hari, diikuti pasien terlihat
bahagia dan tertawa sendiri.

Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada.


Riwayat pengobatan: Pasien sebelumnya belum pernah berobat.

11
F. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang
bermakna serta menimbulkan suatu distress dan hendaya dalam
pekerjaan maupun kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan riwayat trauma kepala,


demam tinggi ataupun kejang sebelumnya, ataupun kelainan organik
lainnya. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis
gangguan mental organik. Pada pasien tidak didapatkan riwayat
penggunaan NAPZA dan riwayat konsumsu minuman beralkohol,
sehingga menyingkirkan diagnosis gangguan mental dan prilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif.

Pada pasien didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik,


dan gangguan isi pikir berupa adanya waham kejar, waham kebesaran,
dan waham dikendalikan. Disertai mood yang labil dan afek yang serasi,
3 tahun lalu pasien sering murung dan sempat ingin bunuh diri 2 kali.
Dari hasil pemeriksaan ini menjadi dasar dalam gangguan skizoafektif
tipe campuran. Kesimpulan dari hasil pemeriksaannya didapatkan
diagnosis Aksis 1 dengan Gangguan Skizoafektif tipe campuran
(F.25.2).

Pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda retardasi mental sehingga


diagnosis ini dapat disingkirkan. Selain itu pada pasien belum memiliki
tanda-tanda gangguan kepribadian yang dapat memenuhi kriteria
diagnosis sehingga sampai saat ini belum ada diagnosis pada Aksis II.

Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan,


karna itu Aksis III sampai saat ini belum ada diagnosis.

12
Pasien sering sedih dan murung, hingga ingin bunuh diri 3 tahun lalu,
dan 3 bulan terakhir sering marah-marah tanpa sebab, pasien muncul
gangguan tersebut sejak mengetahui suami yang selingkuh dan sering
membawa wanita lain kedalam rumahnya. Sebelumnya juga pasien
sering mengalami pertengkaran dengan suaminya terkait ekonomi
keluarga dan tingkah laku keluarganya. Sehingga pada Aksis IV dapat
disimpulkan karna masalah ekonomi dan keluarga.

Penilaian terhadap kemampuan fungsi pasien dalam kehidupan


menggunakan skala GAF (Global Assesment of functioning). Pada
pasien ini didapatkan Aksis V, pada saaat dilakukan wawancara, Skor
GAF 70-61. Hal ini ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas
sehari hari secara mandiri disertai gejala psikotik yang ringan. Untuk
GAF tertinggi selama 1 tahun terakhir adalah 90-81, hal ini ditandai
dengan pasien yang dapat mengerjakan pekerjaan rumah secara mandiri,
dapat membantu orang lain, dan tidak membahayakan orang lain.

G. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizoafektif tipe campuran (F.25.2)
Aksis II : Belum ada diagnosa
Aksis III : Belum ada diagnosis
Aksis IV : Masalah ekonomi dan keluarga

Aksis V : GAF saat ini 70-61 (Current)

GAF 90-81 (Highest Level Post Year)

H. DAFTAR MASALAH
 Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang
bermakna berupa jantung berdebar-debar, gemetar, mual dan
sakit kepala.

13
 Psikologik : Ditemukan adanya hendaya dalam menilai realita,
berupa halusinasi auditorik, waham kebesaran, waham kejar, dan
waham dikendalikan, sehingga pasien membutuhkan psikoterapi.
 Sosiologik: Ditemukan hendaya dalam bidang sosial sehingga
membutuhkan psikoedukasi

I. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka :
Risperidone 2 x 2 mg
Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
Divalproat 2x250mg

2. Psikoterapi
 Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan kepada pasien
 Psikoterapi perilaku
Psikoterapi ini dilakukan dengan menerapkan prinsip belajar
untuk mengubah tingkah laku ke arah yang lebih adaptif

J. PROGNOSIS
Faktor Internal
a. Awitan usia muda
b. Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi dengan secara
mendadak
c. Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid baik. Performa
sebelumnya tetap merupakan prediktor terbaik untuk
meramalkan performa dimasa datang

Faktor eksternal

d. Berasal dari pasien


i. Kepatuhan pasien dalam minum obat dan rutinitas
kontrol
ii. Kesadaran pasien akan penyakitnya
e. Berasal dari lingkungan
i. Keadaan perekonomian dalam keluarga cukup

14
ii. Dukungan keluarga dan kemauan pasien untuk
sembuh
iii. Dukungan teman-teman dan keluarga

Sehingga pada pasien ini didapatkan prognosis:

Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam

Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam

Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam

K. DISKUSI
Pada pasien ini perlu dijadikan laporan kasus dalam pembelajaran,
karena memiliki gejala khas sehingga bisa menjadi pembelajaran
mengenai episode skizoafektif dan juga mengetahui perkembangan
pengobatan selama di rawat di RSJ. Pada pasien ini mengalami
gangguan jiwa karena, ditemukan adanya gangguan persepsi dan
gangguan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan suatu distress
(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan
sosial pasien, sesuai dengan pengertian gangguan jiwa.1

Pada pasien didapatkan gangguan persepsi berupa ilusi, halusinasi


auditorik, serta gangguan isi pikir waham kebesaran, kejar dan
dikendalikan, disertai dengan perubahan mood yang labil, pasien sering
murung dan sering menangis menyendiri kemudian tba tiba menjadi
tertawa dan marah-marah dari anamnesis pasien sulit tidur. Gejala
tersebut terjadi bersamaan sudah dialami sejak 3 bulan lalu. Dari hasil
pemeriksaan ini menjadi dasar dalam mendiagnosis pasien menderita
Gangguan skizoafektif tipe campuran (F.25.2).

Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis bervariasi, namun sangat


mengganggu psikopatologi yang mencakup kognisi, emosi, persepsi,
dan aspek lain dari perilaku. Ekspresi dari manifestasi ini bervariasi
pada semua pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek dari penyakit
ini selalu berat dan biasanya berlangsung lama.3 Untuk diagnosis

15
Skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ)-III sebagai berikut1,2
 Persyaratan yang normal untuk diagnosis skizofrenia ialah
harus ada sedikitnya satu gejala tersebut di bawah yang amat
jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala
itu kurang tajam atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk
salah satu dari kelompok gejala (a) sampai (d) tersebut di
bawah, atau paling sedikit dua gejala dari kelompok (e)
sampai (h), yang harus selalu ada secara jelas selama kurun
waktu 1 bulan atau lebih.
(a) ‘thought echo’, ‘thought insertion atau withdrawal’, dan
‘thought broadcasting’
(b) Waham dikendalikan (delusion of control), waham
dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity yang jelas
merujuk kepada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota
gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations)
khusus : persepsi delusional
(c) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien
di antara mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari salah satu bagian tubuh
(d) Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya
dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti
misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau
kekuatan dan kemampuan ‘manusia super’ (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk
asing dari dunia lain)
(e) Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang/melayang
maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif
yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (over-valued

16
ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus
(f) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
(interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan, atau neologisme
(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitement), sikap tubuh tertentu (posturing), atu
fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor
(h) Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodoh
(apatis), pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional
yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
(i) Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan
penarikan diri secara sosial1

Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia


maupun gangguan afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala
khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki
gejala gangguan afektif yang menonjol.Gangguan skizoafektif
terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif.1

Pada PPDGJ-III, gangguan skizoafektif diberikan kategori yang


terpisah karena cukup sering dijumpai sehingga tidak dapat
diabaikan begitu saja. Kondisi-kondisi lain dengan gejala-gejala
afektif saling bertumpang tindih dengan atau membentuk sebagian
penyakit skizofrenik yang sudah ada, atau di mana gejala-gejala itu
berada bersama-sama atau secara bergantian dengan gangguan-
gangguan waham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam kategori

17
yang sesuai dalam F20-F29.Waham atau halusinasi yang tak serasi
dengan suasana perasaan (mood) pada gangguan afektif tidak dengan
sendirinya menyokong diagnosis gangguan skizoafektif.1

Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif berdasarkan PPDGJ-III:

 Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-


gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia
dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang
satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang
sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun
episode manik atau depresif.
 Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan
gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode
penyakit yang berbeda.
 Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif
setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode
diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia)

Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik


berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari
keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode manik atau
depresif (F30-F33)1

F.25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik

 Kategori ini digunakan untuk episode skizofrenia tipe manik yang


tunggal maupun untuk gangguan yang berulang dengan sebagian
besar episode skizoafektif tipe manik.

18
 Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek
yang tak begitu menonjol diikuti iritabilitas dan kegelisahan yang
memuncak.
 Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih
baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana
ditetapkannya untuk skizofrenia, F20.- pedoman diagnostik. (a)
sampai dengan (d).

F 25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif

Pedoman diagnostik

 Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe


depresif yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana
sebagian besar di dominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
 Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas,
baik depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum
dalam uraian untuk episode depresif (F 32)
 Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih
baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan
untuk skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).1

F.25.2 Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran


Gangguan dan gejala-gejala skizofrenia (F.20.-) berada secara bersama-
sama dengan gejala afektif bipolar campuran (F31.6).

F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran


Untuk menegakan diagnosa pasti :

 Episode yang sekarang menunjukan gejala-gejala manik, hipomanik,


dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala
mania/ hipomania dan depresi bersama-sama mencolok selama masa

19
terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung
sekurang kurangnya 2 minggu); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,
manic atau campuran di masa lampau.1

Rencana terapi yang diberikan saat ini yaitu, respiridon 2x2mg, lalu
dievaluasi selama dua minggu mengenai kondisi pasien, naikkan hingga
dosis optimal lalu dipertahankan sampai 8-12 minggu lalu diturunkan
perlahan selama 2 minggu dipertahankan selama 6 bulan sampai dengan 2
tahun.3
Risperidone merupakan golongan anti psikosi atipikal dengan mekanisme
kerja adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di
otak, khususnya di sistem limbik dan system ekstrapiramidal (Dopamine D2
receptor antagonists) dan juga berafinitas terhadap “Serotonin 5 HT2
Receptors” (Serotonin-dopamine antagonists), sehingga efektif untuk gejala
negatif. Efek samping yang terjadi dapat berupa sedasi dan inhibisi
psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif menurun), dan gangguan otonomik
(hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik, mulut kering, kesulitn miksi dan
defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi,
gangguan irama jantung), gangguan ekstrapiramidal (dystonia akut,
akathisia, sindrom Parkinson seperti tremor, brdikinesia, rigiditas),
gangguan endokrin, hematologik biasanya pada pemakaian jangka panjang.
Risperidone diberikan sebagai pilihan pengobatan pasien ini karena resiko
terjadi efek samping dapat ditolerir.4

Triheksifenidil sediaan 2 mg adalah antikolinergik yang mempunyai efek


sentral lebih kuat daripada perifer, sehingga banyak digunakan untuk terapi
penyakit parkinson. Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan
asetil kolin endogen dan eksogen, menghambat reuptake dopamine pada
ujung saraf pre-sinaptik di otak. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat
akan merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis toksik.5

20
Triheksifenidil menunjukkan inhibisi pada sistem saraf parasimpatetik, serta
mempunya efek merelaksasi otot polos, secara langsung memberikan efek
kepada otot dan secara tidak langsung melalui sistem saraf parasimpatetik.
Diindikasi untuk Parkinson dan Gangguan ekstrapiramidal yg disebabkan
obat system saraf pusat.5

Divalproat 2x250mg diberikan sebagi kombinasi terapi untuk gangguan


skizoafektif yang digunakan untuk mood stabilizer, dimana cara kerjanya
dengan menyeimbangkan neurotransmitter. Mekanisme valproate adalah
kemampuannya untuk mempotensiasi atau meniru efek dari penghambatan
neurotransmitter, gammaaminobutyric acid (GABA) Secara tidak langsung,
potensiasi GABA ini telah dihipotesiskan untuk menghasilkan efek
penghambatan pada dopamine sentral. Meskipun masih banyak misteri
tentang cara kerja Divalproat untuk mengatasi Skizoafektif namun
berdasarkan penelitian bahwa penggunaan Divalproat dikombinasikan
dengan obat utama efektif untuk mengatasi Skizoaktif tipe manik.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. 2011. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari


PPDGJ. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Unika Atmajaya.
2. Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatrik.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Lieberman JA. 2005. Effectiveness ofantipsychotic drugs in patients
withchronic schizophrenia. N Engl J Med.; 353:1209-23.
4. Maslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik. Edisi III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya. PT Nuh Jaya; Jakarta.
5. Maramis WF. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya:
FK Unair.

22
LAMPIRAN

23
AUTOANAMNESIS TANGGAL 9 APRIL 2018
Wawancara dilakukan dengan pasien yaitu Ny. S di Bangsal Melati.
Keterangan :
D : Dokter
P : Pasien

D : Selamat siang Bu. Perkenalkan kami dokter muda disini.Kita ngobrol-


ngobrol sebentar ya bu, boleh?
P : Iya, boleh.
D : Maaf ibu sebelumnya boleh tau namanya siapa?
P : Sainap
D : Usianya berapa bu?
P : 35 tahun
D : Alamat tinggalnya dimana bu?
P : Gunung Batin, Way Abung.
D : Pendidikan terakhirnya apa ya bu?
P : SD dok.
D : Ibu suku apa?
P : Jawa dok
D : Apakah ibu bekerja, pekerjaannya apa ya bu?
P : Saya jaga toko dok, toko pulsa. Kadang saya tinggal disitu juga.
D : Ibu tinggal dengan siapa?
P : Dengan suami dan anak saya.
D : Ibu tau sekarang ada dimana?
P : Ya, sekarang saya ada di rumah sakit jiwa
D : Ibu tau sekarang jam berapa?
P : Sekitar jam setengah 12an
D : Ibu datang kesini diantar siapa?
P : Dengan suami saya dan ibu bidan desa.
D : Ibu tau kenapa ibu bisa dibawa kesini?

24
P : Tidak tau. Saya tau nya mau dibawa berobat ternyata malah dibawa
saya kesini. Terus dokter meriksa saya juga acc saya untuk dirawat
disini.
D : Ibu tau siapa saya?
P : dokter muda.
D : Jadi ibu merasa tidak tau kenapa dibawa kesini?
P : Tidak. Saya bisa cerita semuanya kalo mba mas nya mau denger, tapi
panjang ceritanya..
D : Boleh bu, jadi bagaimana ceritanya?
P : Jadi dok, awalnya ada laki-laki yang suka sama saya dok. Namanya
sugih dok. Dia itu sering memperhatikan saya dok. Terus saya juga
merasa banyak CCTV dimana mana dok. Orang-orang itu sepetinya
mau mengjahati saya dok, mereka iri sama saya dok karena saya itu
punya kekuatan yang dikasih Tuhan. Saya ito kalo ngomong dok, apa
yang saya omongin bisa jadi kenyataan. Misalnya saya bilang orang itu
sakit, nanti jadi sakit beneran.
D : Sejak kapan ibu merakan hal itu?
P : Sudah lama dok sejak 1 tahun ini dok.
D : Bagaimana perasaan ibu saat ini?
P : (menangis) Saya sedih dokter, saya sakit hati sama suami saya. Suami
saya itu selingkuh sama PSK dan selingkuhanya dibawa pulang
kerumah. Saya sedih, saya tidak tau awalnya karena saya sedang jaga
toko. Kemudian lama lama saya tau dok. Saya juga tau kalo suami saya
itu jual perempuan ke sopir truk. Sakit sekali hati saya dokter. Saya cari
uang buat makan dia malah selingkuh dok. Sejak saat itu dokter, saya
sering berantem dok.
D : Sejak kapan ibu tau suami ibu selingkuh?
P : Sejak 3 tahun dok.
D : Apakah orang lain juga tau suami ibu selingkuh?
P : Ya tau dok. Tetangga saya dan anak anak saya dok. Saya malu dokter.
(Menangis)
D : Anak ibu ada berapa?

25
P : Anak saya dua dok.
D : Ibu, apakah pernah berpikiran untuk melukai diri sendiri?
P : Pernah dok, saya pernah nyilet tangan saya karena saya stress dok.
D : Kapan itu kejadiannya bu?
P : sekitar 1 tahun lalu dok, suami saya itu dok kurang ajar. Saya bener
bener kecewa, saya bilang sama suami nitip anak anak kalo sudah
nggak ada.
D : Ibu pernah tidak mendengar bisikan bisikan yang tidak didengar orang
lain?
P : Iya kadang dok. Saya katanya suruh solat dok, banyak berbuat baik.
Makanya sekarang saya rajin solat dok. Saya juga dikasih tau kalo saya ini
punya kekuatan dok, jadi orang orang ga bisa macam macam dengan saya.
D : Ibu pernah melihat bayangan yang tidak bisa dilihat orang lain?
P : oh tidak.
D : Apa ibu pernah merasa ada yg memegang ibu tapi tidak ada orangnya?
P : Tidak dok
D : Kalau mencium bau busuk atau wangi tapi gak ada sumbernya
pernah gak??
P : tidak dok
D : Kalau menelan ludah rasanya aneh gak?
P : Biasa saja dok, tidak ada rasa
D : Ibu apakah ibu pernah merasa sering bersemangat dan marah marah
belakangan ini ?
P : Iya sering marah marah dengan suami saya dok, suami saya itu jahat
dok. Saya tau dia itu menyuruh dukun untuk menjahati saya tapi itu
nggak pernah berhasil karena saya itu sudah ada yang ngejagain, saya
kan punya kekuatan jadi kalo ada yang mau guna guna saya tidak akan
nyampe.
D : Ibu apakah ibu juga merasa sedih dan menangis sendiri?
P : (menangis) Iya dok, saya mikirin anak saya gak ada yang ngurus dok.
D : Ibu merasa ada yang aneh tidak dengan badan nya?

26
P : tidak dok. Saya sehat dok, saya masih bisa aktivitas ini itu. Saya disini
ngerajut.
D : Ibu merasa ada yang aneh tidak dengan tempat ini?
P : tidak, biasa aja.
D : Ibu tau gak ini apa? (Memperlihatkan pena)
P : Pulpen dok
D : Fungsinya buat apa Bu?
P : Buat nulis dok
D : Ibu Pernah tidak melihat tangan ibu berubah seperti lebih panjang?
P : Gak pernah dok
D : Kalau misal ibu lagi di kamar, terus merasa kamarnya berubah?
P : Gak pernah dok
D : Ibu merasa punya kelebihan dibandingkan orang lain?
P : Iya lah dok, saya punya. Mungkin saya sudah mati kalo tidak, di guna
guna sama orang. Saya itu diberi kekuatan dari yang Maha Kuasa jadi
apa yang saya omongin ini bisa jadi kenyataan.
D : Ibu pernah tidak merasa seperti orang-orang sedang membicarakan ?
P : Tidak dok,
D : Jadi ibu tidak pernah merasa kalo orang-orang berbicara buruk tentang
Ibu ya?
P : tidak dok, saya juga gak peduli lah dok.
D : Ibu agamanya apa?
P : Islam dok
D : Kalau dalam agama mencuri diperbolehkan atau tidak?
P : Tidak boleh dok
D : Kalau misalnya, Ibu melihat dompet dan isinya banyak uangnya. Apa
yang ibu lakukan?
P : Saya pulangin ke orangnya
D : Kalau anak bu sakit, apa yang ibu rasakan?
P : Sedih dok
D : Kalau ibu dapet undian hadiahnya mobil, kira kira senang tidak Bu?
P : Ya Alhamdulillah kalo bisa dapet mobil gratis.

27
D : Lalu misalkan ibu hari ini dapat upah 20ribu, esok harinya 15ribu. Duit
yang terkumpul di ibu berapa?
P : 35 ribu dok
D : Ibu, sekarang saya sebutkan 3 benda, Ibu diinget-inget ya bu, nanti
saya tanya lagi bendanya. Buku, pena, meja. Coba ulangi Bu!
P : Buku, pena, meja
D : Waktu SD temen yang ibu inget siapa namanya?
P : Riri, Ayu, Merri
D : Ibu tadi pagi makan apa?
P : Makan nasi sama telur
D : Coba ibu sebutkan 3 benda yang tadi saya kasih tau mas Beni tadi!
P : Buku, pena, meja
D : Iya benar bu. Coba ibu gambar begini, bisa gak Bu?
P : Iya bisa kok dok
D : Ibu tau gak persamaan mobil dan motor?
P : Sama-sama kendaraan
D : Presiden kita yang sekarang siapa bu?
P : Pak Jokowi
D : Kalau yang sebelum pak Jokowi siapa?
P : SBY dok.
D : Coba Ibu eja nama bapak dari huruf paling belakang!
P : INEBRAS
D : Iya benar. Ibu pernah minum alkohol gak?
P : Tidak pernah dok
D : Kalau merokok?
P : Saya merokok dok.
D : Ya sudah, begitu saja dulu ngobrol-ngobrolnya ya bu. Jangan lupa
diminum obatnya biar lekas sembuh. Makasih ya pak. Ada yang ingin
ditanyakan?
P : Iya sama-sama dok. Nggak kok dok

28
ALLOANAMNESIS TANGGAL 10 April 2018
Wawancara dilakukan melalui telepon dengan suami korban Tn S.

Keterangan :
Dokter Muda (D)
Keluarga (K)
D : Selamat sore pak , perkenalkan saya dokter muda Agung dari RSJ
kurugan nyawa, saya disini ingin ngobrol-ngobrol dengan bapak terkait Ibu
Sainap, apakah boleh pak ?
K : Iya iya boleh dokter
D : Iya jadi kita sudah ngobrol-ngobrol dengan Ibu Sainap, Jadi kapan
bapak membawa ibu kesini dan dengan siapa saja mengantarnya?
K : Saya ke RSJ tanggal 28 Maret 2018 dok, sekitar jam 11 siang ke poli
ditemani kakak ipar dan bidan desa dokter.
D : Apakah bisa diceritakan bagaimana kondisi ibu sebelum dibawa ke RS
pak?
K : Jadi dok, ibu itu sering mengamuk ga jelas sebabnya dok dirumah dok.
Dia itu kalo marah marah ngerusak barang barang dirumah, piring dipecahin
dan kadar dibakar dok. Pernah juga ibu, itu ngasih barang barang ke orang
lain dok. Ibu juga suka teriak teriak ke saya, kadang mukulin saya, dan
marah marah juga ke orang orang disekitar rumah dok. Kadang tengah
malam suka nyalain musik keras keras dok, tetangga nya kan jadi terganggu
dok. Saya sampe bingung harus gimana dok. Kalo malam gak mau tidur.
Kadang nangis sendiri dan murung dirumah. Kadang juga tiba tiba marah
marah ngusir saya dari rumah. Maaf dok, kalo boleh saya tau kondisi istri
saya bagaimana?
D : Ibu Sainap sekarang sudah lebih tenang pak. Sudah tidak marah marah
lagi, namun masih sering nangis karena inget anaknya pak. Pak, kalo boleh
saya tau sudah sejak kapan ibu jadi sering marah marah?
K : Kalo ngamuk itu mulai sekitar bulan Januari dok. Tapi sejak 1,5 bulan
ini semakin parah dok. Setiap hari makin menjadi bahkan saya ini diusir dari

29
rumah, kadang saya dicari suruh pulang. Anak anak saya juga takut sama
ibunya yang ngamuk dirumah.
D : Baik pak, kalo boleh saya tau apakah ibu sedang ada masalah yang
membuat sifat ibu jadi berubah 3 bulan ini?
K : Kalo masalah saya sebenernya ga tau dok.
D : Pak, apakah benar ibu pernah mencoba bunuh diri?
K : Iya dok. Jadi gini dok, tahun 2015 saya dan istri itu sering berantem
istilahnya masalah keluarga, terus dia tuh jadi sering nangis dirumah dan
gak mau keluar rumah, terus pernah minum obat racun semut dok. Terus
tahun 2017, istri saya jadi makin kayak orang ngeblank gitu dok dan
motong urat di tangan kirinya dok.
D : Maaf pak, ini untuk kepentingan pengobatan istri bapak, dan saya akan
berusaha untuk menjaga rahasia wawancara ini. Kalo boleh saya tau
masalah keluarga apa ya pak?
K : Iya dok, jadi istri saya kan sering bilang saya itu cari uang yang banyak.
Gak halal juga ga apa apa. Ya saya kerja apa saja ya mas. Terus saya bantu
bantu lah supir truk cari perempuan. Mungkin karena itu mas saya dan istri
sering berantem.
D : Pak, apakah ibu sering bilang denger suara suara yang bapak gak
denger?
K : Iya itu juga dok. Istri saya sering bilang kalo dia dapet bisikan- bisikan.
Kadang sitri saya ngomong ngelantur kalo dia diawasi CCTV yang dimana
mana sama banyak orang yang mau ngejahati dia dok.
D : Kalo ngeliat bayangan yang bapak gak lihat gitu pernah bilang gak pak?
K : Oh tidak dokter.
D : Oh begitu pak. Lalu, Apakah pernah bapak membawa istrinya untuk
berobat?
K : Kalo ke dokter ya saya nggak pernah dok. Saya cuma pernah bawa ke
orang pinter. Cuman setiap saya bawa ke orang pinter istri saya bilang kalo
orangnya suka sama dia.
D : Siapa pak orang pinternya?

30
K : Sugih dok. Jadi istri saya itu malah bilang Sugih itu naksir dia. Makanya
pas dibilangin bidan mau diajak berobat ke dokter dia mau. Karena dia itu
mikir dokternya bakal suka juga sama dia.
D : Jadi ibu Sainap juga belum pernah minum obat-obatan ya pak?
K : Nggak dok, ini juga dibawa ke RSJ karena disaranin bidan desa.
D : Pak, ibu Sainap pernah sakit seperti ini tidak? Atau ada sakit lain
sebelumnya?
K : Nggak dok, nggak pernah kalo dulu dulu. Istri saya juga ga pernah
sakit dok.
D : Pernah jatuh gak ibu Sainap, atau dulu pernah kejang-kejang misalnya?
K : Tidak dok.
D : Pak, DI keluarga ibu Sainap ada yang sakit seperti ibu tidak?
K : Yang saya tau pamanya dok, jadi suka ngamuk ngamuk juga dan
sekarang di pasung sama keluarganya dok di kampung.
D : Ibu Sainap merokok atau minum alkohol tidak pak?
K : Kalo merokok iya dok, tapi sudah 1 tahun ini tidak lagi. Kalo minum
tidak dok.
D : Apakah ibu Sainap pernah menggunakan obat-obatan pak?
K : Tidak dokter.
K : Baik pak, saya rasa wawancaranya saya rasa cukup pak. Saya ucapkan
terimakasih atas kerjasama bapak. Kami minta dukungan dari keluarga
untuk Ibu Sainap ya pak.
D : Iya dok, saya juga terimakasih. Saya berharap istri saya bisa cepet
sembuh dan pulang dok.

31
32
33

You might also like