You are on page 1of 1

Udang dan rajungan merupakan makanan laut yang digemari hampir seluruh masyarakat indonesia,

kecuali bagian kulitnya. Tahukah anda bahwa bagian kulit atau cangkang ini sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Pada artikel ini kita akan mengenal manfaat ajaib dari kulit atau cangkang hewan crustacea ini.

KEYWORD: Chitosan nanoemulsion,Bacteria,antifungal activity

Crustacea adalah hewan yang memiliki kulit dengan sturuktur kitin yang dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk
salah satunya adalah kitosan. Kitosan juga bisa didapatkan dari fermentasi jamur Aspergillus niger, Rhizopus oryzae, Lenthinus edodes, Pleurotus sajo-
caju,Absidia dan Mucor akan tetapi lebih sering digunakan dari limbah udang. Kitosan (β-1,4-2-amino-2-dioksi-D-glokosa) merupaka produk turunan dari
polisakarida kitin. Metode pembuatan kitosan terdiri dari tiga langkah utama, yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Senyawa kitosan
merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dengan menggunakan basa pekat. Bentuk kitosan berupa padatan amorf berwarna putih denghan
struktur kristal seperti kitin murni (Mekawati et al.,2000). Kitosan juga sering dijumpai dalam bentuk sistem nanoemulsi karena sifatnya yang dapat larut
dan mengembang dalam pH asam sehingga dapat bertahan lama dan mencegah terjadinya sedimentasi. Keunggulan nanoemulsi kitosan dibandingkan
kitosan adalah ukuran partikel yang lebih kecil sehingga dapat digunakan untuk penghantar gen invitro pada kebutuhan medis, sifatnya yang dapat larut
dan mengembang dalam pH asam sehingga dapat bertahan lama dan mencegah terjadinya sedimentasi (Kumar et al.,2017). Pembuatan zat kitosan
nano partikel juga dapat dibuat dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan dalam medium pati dan kitosan menghasilkan
selulosa-kitosan (Tampubulon, 2008).

Kitosan dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti industri pangan, farmasi, kosmetik, pertanian. Produk ini berpotensi sebagai anti-
bakteri dan anti-jamur karena mengandung enzim lysosim dan gugus aminopolysacharida yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur,
oleh karena itu kitosin sering digunakan dalam pengawetran produk pangan. Salah satu mekanisme yang mungkin terjadi dalam pengawetan makanan
yaitu molekul chitosan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan senyawa pada permukaan cell bakteri kemudian teradsorbi membentuk
semacam layer (lapisan) yang menghambat saluran transportasi sel sehingga sel mengalami kekurangan substansi untuk berkembang dan
mengakibatkan matinya sel. Pada dasarnya kitosan aman digunakan karena tidak bersifat toksik dan dapat didegradasi oleh tubuh (Fardiaz & Srikandi.
2000).

Selain kegunaannya sebagai bahan pengawet, kitosan dapat juga digunakan untuk keperluaan kosmetika sebagai (pelembab, tabir
surya,antioksidan), pertanian, medis dan kegunaan dibidang biologi lain. Kitosan selain memiliki kemampuan anti-bakteri dan anti-jamur kitosan juga
memiliki kemampuan yang tak kalah hebat. Salah satunya adalah mencegah perbanyakan sel kanker lambung, meningkatkan daya tahan tubuh,
menghambat penyerapan kolesterol,mempercepat penyembuhan luka dan kerusakan tulang (Kumar et al.,2017).

REFERENSI Agung Wiriat Putra P.H.

Kumar R., M. Oves, T. Almeelbi, N.H. Al-Makishah, and M.A. Barakat.2017. Hybrid chitosan/polyaniline- B1A015100
polypyrrole biomaterial for enhanced adsorption and antimicrobial activity. Journal of Colloid and Interface
Science. 490,pp.488-496.

Mekawati, E. Fachriyah dan D. Sumardjo.2000. Aplikasi Chitosan Hasil tranformasi Chitin Limbah Udang
(Penaeus merguiensis) untuk Adsorpsi Ion Logam Timbal. Jurnal Sains and Matematika, FMIPA Undip, Semarang. 8
(2), pp. 51-54

Fardiaz& Srikandi. 2000. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Tampubulon, Lisbeth.2008. Pembuatan Material Selulosa-Kitosan Bakteri Dalam Medium Air Kelapa Dengan
Penambahan Pati Dan Kitosan Menggunakan Acetobacter xylinum. Tesis . Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera
Utara Medan

You might also like