You are on page 1of 10

JEM17

Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

ANALISA PENGARUH SERVICE QUALITY DAN PRICE PERCEPTION


TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DENGAN PERCEIVED VALUE
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA COFFEE TOFFEE JATIM EXPO
SURABAYA

Batara Hotma Perdana Siahaan1, Wiwik Retnaningsih2


Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya1
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya2
bataraperdana@gmail.com1,wiwik@untag-sby.ac.id2

Abstract
Coffee Toffee can be used for meetings or other events. In terms of service Coffee Toffee has
an excellent barista and knowledgeable about coffee, cozy atmosphere equipped with various
facilities, making Coffee Toffee as a place for those who want to refresh the mind while
relaxing and enjoy a cup of cappucino, latte or espresso. This study aims to analyze the effect
of service quality and price perception to customer satisfaction with perceived value as
intervening variable at Coffee Toffee Jatim Expo
This research belongs to the type of causal research. The population used is Coffee Toffee
East Java Expo Surabaya customers who have purchased Service Quality from Coffee Toffee
Jatim Expo Surabaya, while the sample used in this research is 120 people taken by using
purposive sampling sampling technique. Data collection was done by distributing
questionnaires. Data analysis technique used is Structural Equation Modeling (SEM) with
AMOS software.
The results in this study indicate that (1) there is influence but not significant from service
quality from Coffee Toffee Java Expo Surabaya to perceived value; (2) there is influence but
not significant from service quality from Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya to customer
satisfaction; (3) there is influence Price Perception from Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya
to perceived value; (4) there is influence of price perception from Coffee Toffee Jatim Expo
Surabaya to customer satisfaction; and (5) there is influence perceived value from Coffee
Toffee Jatim Expo Surabaya to customer satisfaction.

Kata kunci: service quality, price perception, perceived value, customer satisfaction

PENDAHULUAN

Pertumbuhan bisnis makanan dan Minum kopi telah menjadi tren gaya hidup
minuman masih tercatat sebagai di kota – kota besar termasuk di Surabaya.
pertumbuhan yang tinggi di berbagai Menurut Gilbert et al. (2004:32),
belahan dunia. Berbagai outlet yang organisasi yang menyediakan kualitas
menawarkan produk makanan dan layanan yang lebih baik akan mendapatkan
minuman dalam berbagai bentuk banyak keuntungan ekonomi yang lebih tinggi.
bermunculan. Di Indonesia, banyak orang Oleh karena itu Lee et al. (2004)
sering minum kopi di warung kopi pinggir menyatakan bahwa kualitas layanan
jalan dengan harga secangkir kopi yang menjadi hal yang umum bagi penyedia jasa
relatif murah. Namun, seiring dalam menjadikannya sebagai keunggulan
berkembangnya zaman, tempat minum utama dengan memberikan fasilitas berupa
kopi dibuat sedemikian rupa agar nyaman.

265
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

layanan yang lebih baik ( Hong, Victor, 2. Apakah service quality berpengaruh
2008: 35). terhadap customer satisfaction pada
Adanya persaingan di dalam industri Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya ?
food and beverages, membuat konsumen 3. Apakah price perception berpengaruh
semakin kritis dalam menentukan terhadap perceived value pada Coffee
pembeliannya. Oleh karena itu Toffee Jatim Expo Surabaya ?
pengetahuan terhadap perilaku seorang 4. Apakah price perception berpengaruh
konsumen atas suatu produk sangat terhadap customer satisfaction pada
penting untuk memprediksi minat serta Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya ?
keinginan dan harapan mereka. Di 5. Apakah perceived value berpengaruh
samping peningkatan kualitas layanan, terhadap customer satisfaction pada
strategi yang perlu dilakukan oleh Coffee Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya ?
Toffee adalah penetapan strategi harga.
Menurut Norman A Hart dan John TUJUAN PENELITIAN
Stapleton (2005:54) persepsi adalah 1. Untuk menganalisis dan membuktikan
penafsiran pribadi tentang apa yang dilihat, pengaruh service quality terhadap
didengar, dibaui oleh seseorang, yakni perceived value pada Coffee Toffee
penerimaan rangsangan-rangsangan indra Jatim Expo Surabaya.
dan penerapan yang disadari atau tidak 2. Untuk menganalisis dan membuktikan
disadari dari mereka untuk membentuk pengaruh service quality terhadap
penafsiran yang dapat diterima tentang arti customer satisfaction pada Coffee
mereka. Menurut Norman A Hart dan John Toffee Jatim Expo Surabaya.
Stapleton (2005:54) harga adalah nilai 3. Untuk menganalisis dan membuktikan
tukar yang disetujui yang membentuk pengaruh price perception terhadap
dasar yang penting bagi perjanjian dagang. perceived value pada Coffee Toffee
Customer perceived value adalah Jatim Expo Surabaya.
perbandingan antara manfaat yang 4. Untuk menganalisis dan membuktikan
diterima pelanggan dengan biaya yang pengaruh price perception terhadap
dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan customer satisfaction pada Coffee
manfaat tersebut. Manfaat yang diterima Toffee Jatim Expo Surabaya.
pelanggan adalah kinerja perusahaan, baik 5. Untuk menganalisis dan membuktikan
berupa service quality ataupun product pengaruh perceived value terhadap
quality yang dirasakan pelanggan. Hal ini customer satisfaction pada Coffee
berarti jika pelanggan telah merasakan Toffee Jatim Expo Surabaya.
manfaat yang diterima dengan biaya yang
dikeluarkan telah sesuai, maka pelanggan LANDASAN TEORI
telah merasakan kepuasan dari pelayanan Menurut Kotler (2000, 8) Marketing is
tersebut. social process by which individuals and
Dalam penelitian ini akan diuraikan groups obtain what they need and want
mengenai Pengaruh Service Quality dan through creating, and freely exchanging
Price Perception terhadap Customer products and service of value with others.”
Satisfaction dengan Perceived Value Yang artinya suatu proses sosial yang
sebagai Variabel Intervening pada Coffee didalamnya individu dan kelompok
Toffee Jatim Expo Surabaya. mendapatkan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan dengan menciptakan,
RUMUSAN MASALAH menawarkan, dan secara bebas
1. Apakah service quality berpengaruh menukarkan produk yang bernilai dengan
terhadap perceived value pada Coffee pihak lain.
Toffee Jatim Expo Surabaya ? Menurut Loudon dan Della Bitta
(2000: 356) Perilaku konsumen sebagai

266
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

proses pengambilan keputusan dan Menurut Jacoby dan Olson


aktivitas individu secara fisik yang (2000:34), Persepsi harga (price
dilibatkan dalam proses mengevaluasi, perceptions) berkaitan dengan bagaimana
memperoleh, menggunakan atau dapat informasi harga dipahami seluruhnya oleh
mempergunakan barang-barang dan jasa. konsumen dan memberikan makna yang
dalam bagi mereka. Pendekatan untuk
Menurut Kotler dan Armstrong memahami persepsi harga adalah
(2001: 281) mengemukakan: from pemrosesan informasi
marketing point of view, quality should be
measured in terms of buyer perception. Menurut Kotler (2003: 60), customer
Artinya dari sudut pandang pemasaran, perceived value (CPV) is the difference
kualitas diukur berdasarkan persepsi between the prespective customer's
pembeli. Kualitas layanan yang evaluation of all the benefits and all the
memuaskan akan memberikan gambaran cost of an offering and the perceived
yang positif terhadap perusahaan. alternatives. Customer perceived value
Sebaliknya bila mengecewakan makan adalah perbandingan antara manfaat yang
kesan yang tercipta akan menjadi buruk. diterima pelanggan dengan biaya yang
Selain itu, bila kualitas layanan yang baik dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan
benar – benar dilaksanakan, maka hal ini manfaat tersebut. Manfaat yang diterima
dapat digunakan sebagai salah satu cara pelanggan adalah kinerja perusahaan, baik
untuk menjaga kelangsungan hidup berupa service quality ataupun product
perusahaan dan pengembangannya. quality yang dirasakan pelanggan. Biaya
adalah kumpulan pengorbanan yang
Dalam perkembangan selanjutnya, diberikan pelanggan dalam bentuk uang,
Parasuraman, et.al (1990: 26) dalam waktu, dan usaha pelanggan yang terjadi
Tjiptono (2011:157), menemukan bahwa dalam mengevaluasi, memperoleh, dan
sepuluh dimensi kualitas layanan dapat menggunakan produk atau jasa tersebut.
diringkas menjadi lima dimensi pokok. produk dan jasa yang menawarkan
Kelima dimensi pokok itu mencakup: customer delivered value (nilai yang
1) Tangible (bukti langsung), meliputi diterima oleh pelanggan) yang paling
fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, tinggi akan dipilih konsumen. Itulah
dan sarana komunikasi. sebabnya, perusahaan harus dapat
2) Reliability (keandalan), yaitu memberikan nilai lebih kepada pelanggan,
kemampuan memberikan pelayanan agar pelanggan menjadi puas kepada
yang dijanjikan dengan segera, akurat, perusahaan.
dan memuaskan. Menurut Engel, et al dalam Tjiptono
3) Responsiveness (daya tanggap), yaitu (2008: 24) menyatakan bahwa kepuasan
keinginan para staf untuk membantu pelanggan merupakan evaluasi purna beli
para pelanggan dan memberikan dimana alternatif yang dipilih sekurang-
pelayanan dengan tanggap. kurangnya sama atau melampaui harapan
4) Assurance (jaminan) mencakup pelanggan, sedangkan ketidakpuasan
pengetahuan, kemampuan, kesopanan, timbul apabila hasil (outcome) tidak
dan sifat dapat dipercaya yang memenuhi harapan.
dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
resiko, atau keragu – raguan. I. KERANGKA KONSEPTUAL
5) Empathy (empati), yaitu kemudahan
dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, perhatian
pribadi yang diberikan oleh
perusahaan kepada pelanggan.

267
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

Structural Equation Modelling (SEM)


yang dioperasikan melalui program
Analysis of Moment Structure (AMOS)
22.0

POPULASI DAN SAMPEL


Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya ( Sugiyono, 2014: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pelanggan Coffee Toffee Jatim Expo
Surabaya yang telah melakukan pembelian
Gambar 1
produk pada bulan Juni minggu ke 2 hari
Kerangka Konseptual
Sabtu dan Minggu dengan pengambilan
waktu pada siang dan malam hari.
HIPOTESIS
Sampel adalah bagian dari jumlah
H1 : Service quality berpengaruh terhadap
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
perceived value dari Coffee Toffee
tersebut (Sugiyono, 2014 : 82). Dalam
Jatim Expo Surabaya
penelitian ini teknik pengambilan sampel
H2 : Service quality berpengaruh terhadap
yang digunakan adalah teknik purposive
customer satisfaction Coffee Toffee
sampling yaitu teknik penentuan sampel
Jatim Expo Surabaya.
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
H3 : Price perception berpengaruh
2014:85) yang disesuaikan dengan tujuan
terhadap perceived value Coffee
penelitian, dengan jumlah responden
Toffee Jatim Expo Surabaya.
sebanyak 120 orang.
H4 : Price perception berpengaruh
terhadap customer satisfaction
Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya. DEFINISI OPERASIONAL DAN
H5 : Perceived value berpengaruh terhadap VARIABEL
customer satisfaction Coffee Toffee Definisi operasional variabel
Jatim Expo Surabaya. merupakan suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel tertentu karena
II. METODOLOGI PENELITIAN memiliki arti dan konotasi berbeda dalam
RANCANGAN PENELITIAN kebudayaan yang berbeda (Sekaran,
Rancangan penelitian yang digunakan 2006:25).
dalam penelitian ini adalah konklusif a. Variabel Bebas
dengan jenis penelitian kausal. Teknik Variabel bebas (independent variable)
pengumpulan data menggunakan dengan ini sering disebut sebagai variabel
cara penyebaran angket dan pengambilan stimulus, prediktor, antecendent.
Variabel bebas ini adalah variabel yang
sampel secara purposive sampling. Jumlah
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
responden sebanyak 120 orang yang perubahannya atau timbulnya variabel
merupakan pelanggan Coffee Toffee Jatim dependen (terikat) (Sugiyono, 2014:39).
Expo Surabaya. Skala penilaian dalam Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan Skala Likert. penelitian ini adalah:
Analisa data menggunakan statistik antara
lain Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan
268
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

1. Service Quality (X1) diajukan oleh pelanggan dari Coffee


Berdasarkan beberapa definisi Toffee.
diatas dapat disimpulkan pelayanan e) Empathy (empati).
dapat dikatakan berkualitas apabila Kemudahan dalam melakukan
dapat memenuhi harapan pelanggan. hubungan komunikasi yang baik,
Hal ini menunjukkan, ada dua faktor perhatian pribadi yang diberikan
utama yang mempengaruhi kualitas oleh perusahaan melalui para staf
pelayanan, yaitu pelayanan yang dari Coffee Toffee Jatim Expo
diharapkan (expectation) dan kepada pelanggan.
pelayanan yang diterima 2. Price Perception (X2)
(performance). Pelayanan yang Berdasarkan pendapat dari
diterima apabila sesuai dengan yang beberapa ahli diatas, dapat
diharapkan, maka pelayanan disimpulkan persepsi harga dalam
dipersepsikan baik oleh pelanggan. penelitian ini merupakan persepsi
Jika pelayanan yang diterima konsumen terhadap sejumlah uang
melampaui harapan, maka kualitas yang dibayarkan untuk mendapatkan
dipersepsikan sebagai kualitas yang produk dan pelayanan dari Coffee
ideal. Sebaliknya, jika pelayanan Toffee Jatim Expo Surabaya. .
yang diterima pelanggan lebih Indikator yang digunakan dalam
rendah dari pada pelayanan yang mengukur price perception dalam
diharapkan, maka kualitas pelayanan penelitian ini menurut Kotler (2008)
dipersepsikan buruk. Alat ukur dari yaitu
variabel ini antara lain a) Harga produk dari Coffee Toffee
a) Tangible (bukti fisik) Jatim Expo Surabaya sangat
Pengalaman pribadi yang dirasakan terjangkau
oleh pelanggan Coffee Toffee Jatim b) Coffee Toffee Jatim Expo
Expo melalui panca indera sebagai Surabaya menawarkan harga yang
upaya untuk membedakan dengan lebih murah dibandingkan dengan
pesaing. Tangible meliputi fasilitas coffee shop lainnya.
fisik, perlengkapan, pegawai, dan c) Harga produk Coffee Toffee
sarana komunikasi. Jatim Expo Surabaya sesuai
b) Reliability (keandalan) dengan kualitasnya.
Kemampuan dari staf Coffee Toffee b. Variabel Intervening
memberikan pelayanan yang Variabel Intervening adalah variabel
dijanjikan dengan segera, akurat, dan yang secara teoritis mempengaruhi
memuaskan kepada pelanggan. hubungan antara variabel independen
c) Responsiveness (daya dengan dependen menjadi hubungan
tanggap) yang tidak langsung dan tidak dapat
Keinginan para staf dari Coffee diamati dan diukur (Sugiyono,
Toffee Jatim Expo untuk membantu 2014:39). Variabel Mediasi yang
para pelanggan dan memberikan digunakan dalam penelitian ini adalah:
pelayanan dengan tanggap.
d) Assurance (jaminan) 1. Perceived Value (Z)
Merupakan pengetahuan, Berdasarkan beberapa definisi dapat
kemampuan, kesopanan, dan sifat disimpulkan perceived value
dapat dipercaya yang dimiliki para merupakan perbandingan antara
staf dari Coffee Toffee Jatim Expo, manfaat yang diterima pelanggan
bebas dari bahaya, resiko, atau dengan biaya yang dikeluarkan
keragu – raguan dari segala yang pelanggan untuk mendapatkan
manfaat tersebut. Manfaat yang

269
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

diterima pelanggan adalah kinerja PEMBAHASAN


perusahaan, baik berupa service UJI VALIDITAS
quality ataupun product quality yang Uji validitas dalam penelitian ini
dirasakan pelanggan. Biaya adalah dilakukan dengan cara menghitung
kumpulan pengorbanan yang corrected item to total correlation yaitu
diberikan pelanggan dalam bentuk dengan cara mengkorelasi skor tiap item
uang, waktu, dan usaha pelanggan dengan skor totalnya. Menurut Masrun
yang terjadi dalam mengevaluasi, (1979) dalam Solimun (2005:12), sebuah
memperoleh, dan menggunakan item dikatakan valid bila nilai korelasi
produk atau jasa tersebut. Alat ukur positif dan > 0,05 maka indikator tersebut
yang digunakan sebagai berikut : dianggap valid.
a) Harga yang dikeluarkan pelanggan Tabel 1
sebanding dengan kepuasan Uji Validitas
Pernyat Koefisien Kesimpula
pelanggan Coffee Toffee Jatim Variabel
aan Korelasi
sig
n
Expo Surabaya. Service
Quality
Tangible
(X1.1)
X1.1.1 0.448 0.013 Valid
X1.1.2 0.787 0.000 Valid
b) Waktu yang dikorbankan (X1) X1.1.3 0.802 0.000 Valid
X1.1.4 0.805 0.000 Valid
pelanggan sebanding dengan X1.1.5 0.711 0.000 Valid
kepuasan pelanggan Coffee Toffee X1.1.6 0.687 0.000 Valid
X1.1.7 0.607 0.000 Valid
Jatim Expo Surabaya. X1.1.8 0.639 0.000 Valid

c) Usaha / pengorbanan yang X1.1.9


X1.1.10
0.532
0.440
0.002
0.015
Valid
Valid
dikeluarkan pelanggan sebanding Reliability X1.2.1 0.856 0.000 Valid
(X1.2) X1.2.2 0.877 0.000 Valid
dengan kepuasan pelanggan Coffee X1.2.3 0.785 0.000 Valid
Toffee Jatim Expo Surabaya. Responsiv
eness
X1.3.1
X1.3.2
0.715
0.746
0.000
0.000
Valid
Valid
(X1.3) X1.3.3 0.837 0.000 Valid
c. Variabel Terikat (Y) X1.3.4 0.682 0.000 Valid
Assurance X1.4.1 0.905 0.000 Valid
Variabel terikat (dependent variable) (X1.4) X1.4.2 0.784 0.000 Valid

atau yang biasa disebut dengan variabel Empathy


X1.4.3
X1.5.1
0.883
0.698
0.000
0.000
Valid
Valid
output, kriteria, konsekuen. Variabel (X1.5) X1.5.2 0.860 0.000 Valid
X1.5.3 0.827 0.000 Valid
terikat adalah variabel yang dipengaruhi X2.1 0.933 0.000 Valid
Price Perception
atau yang menjadi akibat, karena (X2)
X2.2
X2.3
0.901
0.934
0.000
0.000
Valid
Valid
adanya variabel bebas (Sugiyono, Perceived Value
Z1 0.927 0.000 Valid
Z2 0.897 0.000 Valid
2014:39). Variabel terikat yang (Z)
Z3 0.888 0.000 Valid
digunakan dalam penelitian ini adalah : Customer Satisfaction
(Y)
Y1 0.860 0.000 Valid
Y2 0.823 0.000 Valid
1. Customer satisfaction Y3 0.833 0.000 Valid

Berdasarkan beberapa definisi dapat Hasil pengujian validitas indikator dari


disimpulkan customer satifaction semua variabel bebas maupun variabel
merupakan evaluasi konsumen atas terikat menunjukkan nilai signifikan lebih
hasil kinerja dari sebuah produk kecil dari 0.05 sehingga dinyatakan bahwa
atau jasa dan dapat melebihi semua variabel penelitian baik bebas
harapan konsumen atas produk maupun terikat telah valid.
tersebut. Dalam penelitian ini
kepuasan diukur melalui beberapa UJI RELIABILITAS
indikator yang mengacu pada Menurut Maholtra (2009:310), apabila
diungkapkan Kurt dan Clow dalam koefisien cronbach alpha bernilai 0,6 atau
Hurriyati (2008: 78) yaitu kurang secara umum mengindikasikan
a) Pembelian ulang keandalan konsistensi internal yang tidak
b) Pelanggan menjadi loyal memuaskan.
c) Memberikan rekomendasi dari
mulut ke mulut yang positif
(baik).

270
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

Tabel 2 Tabel 3
Uji Reliabilitas Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
Indices Modifikasi Index
Cronbach’s
Variabel
Alpha
Kesimpulan Goodness Nilai Cut off
Kesimpulan
Service Quality (X1) 0.886 Reliabel of fit index Index value
Price Perception (X2) 0.911 Reliabel χ2 Chi- Diharapkan
Perceived Value (Z) 0.887 Reliabel 66.560 Fit
square kecil
Customer Satisfaction (Y) 0.788 Reliabel
Probability 0.627 ≥ 0,05 Fit
CMN/DF 0.937 ≤ 2,00 Fit
Tabel menunjukkan bahwa hasil pengujian RMSEA 0.000 ≤ 0,08 Fit
reliabilitas indikator variabel Kualitas GFI 0,921 ≥ 0,90 Fit
Service Quality, Price Perception, dan AGFI 0,894 ≥ 0,90 Marginal Fit
Kepuasan Konsumen menunjukkan TLI 1,007 ≥ 0,95 Fit
CFI 1,000 ≥ 0,95 Fit
reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0,6. Oleh karena itu semua
PENGUJIAN HIPOTESIS
variabel Reliabel dan dapat digunakan
untuk proses selanjutnya. Tabel 4
Tabel Antar Konstruk Standardized
UJI MEASUREMENT MODEL Estimate CR P Keterangan
Setelah sebuah model dibuat, data untuk Service Quality
(X1)  - Non
pengujian model telah dikumpulkan dan di- -0.086 0.345
Perceived Value 0.945 Signifikan
input, dan sejumlah asumsi terpenuhi, (Z)
Service Quality Non
tahapan selanjutnya adalah melakukan (X1)  - Signifikan
-0.020 0.801
pengujian model amos atau measurement Customer 0.252 (Pengaruh
satisfaction (Y) Langsung)
model. Measurement model adalah bagian Price Perception
dari model SEM yang terdiri dari variabel (X2) 
0.398 4.783 0.000 Signifikan
Perceived Value
laten (konstruk) dan beberapa variabel (Z)
manifes (indikator). Tujuan pengujian Price Perception
Signifikan
(X2) 
adalah untuk mengetahui seberapa tepat Customer
0.254 2.851 0.004 (Pengaruh
Langsung)
variabel-variabel manifes dapat satisfaction (Y)
Perceived Value Signifikan
menjelaskan variabel laten yang ada. (Z)  Customer 0.627 4.670 0.000 (Pengaruh
Gambar 2 satisfaction (Y) Langsung)
Service Quality
Measurement Model (X1)  Pengaruh
Y = -0,86 x 0,627
.10
1 Perceived Value Tidak
Y = -0,539
e1
.301
Tang
.88 (Z)  Customer Langsung
.90 .45
e2
.20
Relia
.30 .37 .35 Satisfaction (Y)
1 1.00 Service
e3 Respon
.88
Quality
e12 e13 e14
Price Perception
.34 (X1) 1 1 1
e4
1
Ass .96 (X2)  Pengaruh
.26 .52 .27 Y1 Y2 Y3 Y = 0,398 x 0,627
1 Perceived Value Tidak
e5 Emp -.02 Y = 0,249
-.09 R1
1.00
1.00 .96 (Z)  Customer Langsung
.261 1 Satisfaction (Y)
Z1 1.00
e9
.24
1 Z2
1.04
Perceived Value (Z)
.63 Customer
Satisfaction (Y)
Hasil uji menunjukkan bahwa :
e10
.84
.42
e11
1 Z3 1 Service Quality tidak berpengaruh
.14
R2 terhadap Perceived Value, karena nilai CR
.40 .25
sebesar -0.945 dengan nilai P lebih besar
e6
.201
X2.1 1.00
.63
dari 0.05, sehingga hipotesis H1 dapat
e7
.24
1 X2.2
1.04
.96 Price
Perception
(X2)
Chi Square = 66.560
P = .627
dinyatakan ditolak.
.26 CMIN/DF = .937
e8
1 X2.3 RMSEA = .000
GFI = .928
AGFI = .894
Service Quality tidak berpengaruh
TLI = 1.007
CFI = 1.000 terhadap customer satisfaction konsumen,
karena nilai CR sebesar -0.252 dengan
nilai P kurang besar dari 0.05, sehingga
hipotesis H2 dapat dinyatakan ditolak.

271
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

Price Perception memiliki pengaruh value dan customer satisfaction dari


positif terhadap Perceived Value, karena Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya.
nilai CR sebesar 4.783 dengan nilai P 2. Diharapkan pihak manajemen Coffee
kurang besar dari 0.05, sehingga hipotesis Toffee Jatim Expo Surabaya lebih
H3 dapat dinyatakan diterima. meningkatkan Price Perception, karena
Price Perception memiliki pengaruh hasil penelitian ini memberikan
positif terhadap customer satisfaction, dampak positif terhadap perceived
karena nilai CR sebesar 2.851 dengan nilai value dan customer satisfaction dari
P kurang besar dari 0.05, sehingga Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya.
hipotesis H4 dapat dinyatakan diterima.
Perceived Value memiliki pengaruh DAFTAR PUSTAKA
positif terhadap customer satisfaction, Barnes, James G. 2003. Secret Of
karena nilai CR sebesar 4.670 dengan nilai Customer Relationship Management.
P kurang besar dari 0.05, sehingga Alihbahasa. Andreas Winardi.
hipotesis H5 dapat dinyatakan diterima. Yogyakarta : Penerbit Andi.

V.SIMPULAN DAN SARAN Bitner, Mary Jo. 2003. Evaluating Service


SIMPULAN Encounters: The Effects of physical
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan Surroundings and Employee Responses.
dapat diambil beberapa simpulan antara Journal of marketing. Vol.54
lain: Bloomberg, Donald F. 2001. Managing
1. Terdapat pengaruh namun tidak Service as A Strategic Profit Centre.
signifikan dari service quality terhadap New York: McGraw- Hill.
perceived value dari Coffee Toffee
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi
Jatim Expo Surabaya
penelitian sosial. Jakarta: Kencana.
2. Terdapat pengaruh namun tidak
signifikan dari service quality terhadap Cravens., et al. 2002. Strategic marketing
customer satisfaction dari Coffee management cases. New York:
Toffee Jatim Expo Surabaya. McGraw- Hill Irwin.
3. Terdapat pengaruh price perception
terhadap perceived value dari Coffee Chen, Po S. Hu Hsin. 2010. How
Toffee Jatim Expo Surabaya determinant attributes of service quality
4. Terdapat pengaruh price perception influence customer-perceived value. An
terhadap customer satisfaction dari empirical investigation of the
Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya. Australian coffee outlet industry.
5. Terdapat pengaruh perceived value dari International Journal of Contemporary
Coffee Toffee Jatim Expo Surabaya Hospitality Management. Vol 22 No 4.
terhadap customer satisfaction. (http//www.emeraldinsight.com,
diakses 26 Februari 2010).
SARAN Dewa, Ndaru Kusuma. 2009. Analisis
Saran yang dapat diberikan peneliti Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik
berdasarkan hasil penelitian ini adalah Promosi, dan Harga Terhadap Minat
sebagai berikut : Beli (Studi Kasus StarOne di Area
Jakarta Pusat). Magister Manajemen
1. Diharapkan pihak manajemen Coffee Universitas Diponegoro.
Toffee Jatim Expo Surabaya Engel, Blackwell and Miniard.1994.
mengevalusi service quality, karena Perilaku Konsumen. Jakarta : Bina
hasil penelitian ini tidak memberikan Rupa Aksara.
dampak positif terhadap perceived

272
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Malhotra, N.K., 2009, Riset Pemasaran,


Penelitian Manajemen. Semarang: Edisi keempat, Jilid 1, PT Indeks,
Badan Penerbit Universitas Jakarta
Diponegoro.
Mangkunegara, A. 2002. Perilaku
Gerson, Richard F. 2002. Mengukur Konsumen. Bandung: Refika.
Kepuasan Pengguna. Cet. 2. Jakarta :
PPM. M Royan, Frans. 2004, The Smart
Marketer in Cafe, Jakarta : Gramedia
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Pustaka Utama
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Undip. Mowen, J C & Minor,M . 2001. Perilaku
Konsumen. Jakarta : Erlangga.
Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan
Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Mudrick, Render dan Russel. 2007. A
Program AMOS 16. Semarang: Undip. review of service quality in corporate
and recreational sport/fitness
Gilbert A. Churcill, J., & Brown, T. J. programs. Journal of Retailing, 20(1),
2004. Basic marketing research.5th 75-85.
edition. Ohio, USA: Thomson.
Norman, A Hart, Stapleton, John. 2005.
Humee, Margee & Mort, G.S. 2010. The Kamus Marketing. Jakarta: Bumi
consequence of appraisal emotion, Aksara
service quality, perceived value and
customer satisfaction on repurchase Nonto, A.W. 2006. “You are what you
intent in the performing arts. Journal of invest”. Majalah Pengusaha, Mei 2006.
Service Marketing, Vol. 24. No. 2, Edisi 60.
(http//www.emeraldinsight.com,
Parasuraman, A. Berry, Leonard L.;
diakses 26 Februari 2010).
Zeithaml, Valarie A (2003). Delivering
Hurriyati, Ratih. 2008. Bauran Pemasaran Quality Service : Balancing Customer
& Loyalitas Konsumen. Bandung: Perceptions and Expectations. Jakarta:
Alfabeta Free Press.

Ismail, A, et al. 2009. Service Quality Payne,A. 2001. Pemasaran Jasa, Cetakan
Dimensions, Perceive Value and Kedua, Yogyakarta: Andi and Pearson
Customer Education.
Satisfaction: ABC Relationship Model
Rangkuti, Freddy. 2002. Riset Pemasaran.
Testing.Vol.2 Issue No 1.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip & Keller, 2006. Marketing
Management. 12th edition, New Jersey: Rangkuti, F. 2004. The Power of Brand:
Pearson Education, Inc. Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merek plus
Lovelock, C, H. & Wright, L, K., 2002.
Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta:
Principles of Service Marketing and
Gramedia.
Management. New Jersey: Prentice Hall
Inc. Remiasa Marcus dan Yenny Lukman.
2007. Analisis Persepsi Pelanggan
Lovelock. 2004. Service Marketing. 2nd
terhadap Kualitas Layanan Coffee Shop
edition. USA: Prentice Hall.
Asing dan Coffee Shop Lokal. Jurnal
Manajemen Perhotelan, Fakultas

273
JEM17
Jurnal Ekonomi Manajemen, Hal 265 - 274 Volume 2, Nomor 1, Mei 2017

Ekonomi. (http//www.petra.ac.id, Sugiyono. 2014. Metode Penelitian


diakses 3 Oktober 2010). Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung : Alfabeta
Royan, M. Frans.2004. "Sales Force,
Meningkatkan Penjualan dengan Sumarwan, Ujang.2002. Perilaku
Rancang Bangun Sales Force Konsumen.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Effective". Yogyakarta: Andi.
Sutisna & Prawita, Teddy. 2001. Perilaku
Sari, E.T. 2005. Peranan Consumer Value Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.
Dalam Mempertahankan Keunggulan Bandung: PT. Remaja Rodakarya.
Bersaing Pada Restoranran Cepat Saji.
Jurnal Manajemen Perhotelan Vol 2, Swastha, Basu, dan Irawan. 2002.
No 2 Manajemen Pemasaran Modern, Edisi
Kedua Cetakan Kesebelas. Yogyakarta:
Schiffman, Leon G. & Leslie Kanuk,. Liberty Offset.
2004. Consumer Behaviour. 8th edition.
USA. Prentice Hall International, Inc. Tim. 2006. Panduan: Penulisan Dan
Penilaian Skripsi. Surabaya: UNESA.
Schmitt, Bernd H. 2003. Customer
Experience Management, A Tjiptono, F. 2004. Manajemen Jasa.
Revolutionary Approach to Connecting Yogyakarta: Penerbit Andi.
With Your Customer. Hoboken, New
Tjiptono, F & Chandra, G. 2011. Service,
Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
Quality, and Satisfaction. Yogyakarta :
Sekaran, U. 2006, Metodologi Penelitian Andi.
untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Yazid. 2001. Pemasaran Jasa : Konsep
Salemba Empat.
dan Implementasi. Yogyakarta:
Sethi, Rajesh., 2000. New Product Quality Ekonisia Fakultas Ekonomi.
And Product Development Teams,
Zeithaml, V. A., A Parasuraman, and
Journal of Marketing., Vol. 64., p. 1-
Leonard L.Berry. 1990. Delivering
14. Quality Service: Balancing Customer
Shock, P.J. and Stefanelli, J.M. 2011, Perception and Expextation. New York:
“Hotel Catering.” Canada: John Wiley The Free Press.
& Sons, Inc.
Zeithaml, V.A. and Bitner.M.J. 2003.
Soekresno. 2000. Manajemen Food and Services marketing: integrating
Beverage. Edisi ke II. Jakarta: customer focus across the firm. 3rd
PT.Gramedia Pustaka Utama. edition. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Solimun, 2005, Structural Equatlon
Modeling (SEM) Aplikasi Software
AMOS, Fakultas MIPA & Program
Pasca Sarjana Universitas Brawijaya
Malang
Stein, Jess. 2000. The random house
dictionary of the English language (the
unabridged edition). Canada: Random
House.

274

You might also like