Professional Documents
Culture Documents
143 421 1 PB
143 421 1 PB
, dkk)
1
Staf Pengajar Tetap Program Studi Ilmu & Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya
2
Alumni Program Studi Ilmu & Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya
Abstract
Parts of pork meat that can be made into pork nugget are shoulder, loin, and leg because each
part has different physicochemical characteristics, e.g. colour, texture, and chemical composition.
Filler is one of ingredients needed in making nuggets. Fillers that usually used are wheat flour, corn
flour, and rice flour. This research’s objectives were to know the effects of different parts of pork
meat and wheat flour’s concentration to physicochemical and sensory characteristics of pork nugget.
Experimental design was Nested Randomized Design, which wheat flour’s concentration i.e.
10%, 15%, 20%, 25% was nested in different parts of pork meat i.e. shoulder, loin, and leg. All data
has been analyzes with ANOVA and LSD test. Effectiveness test is used to get the best treatments.
The research results showed that wheat flour’s concentration did not give a significant effect
(p=0,05) on cohesiveness and Water Holding Capacity (WHC) but it gave a significant effect (p=0,05)
on hardness, fat, protein, and water content. Best treatments were pork shoulder nugget using 15%
wheat flour, pork loin nugget using 10% wheat flour, and pork leg nugget using 10% wheat flour.
Keywords : different parts of pork meat, wheat flour’s concentration, pork nugget
Daging Babi
Sortasi
Penggilingan
* **
Penambahan garam 2 % dan STTP 0,3 %
Tepung terigu
Bawang Putih 2,5% Pencampuran
Merica bubuk 0,5%
***
Air 14%
Pencetakan (dengan ketebalan 1,5 cm)
Pemotongan (2 x 3 cm)
o
Pre-frying (± 170 C, 30 detik)
Pembekuan 7 hari
Satuan unit percobaan untuk satu perlakuan Cohesiveness), WHC/Water Holding Capacity.
dengan tiga ulangan analisa adalah sebesar 500 Uji pembobotan dengan menggunakan metode Uji
gram. Formulasi yang digunakan dalam proses Efektifitas akan dilakukan untuk mengetahui
pembuatan pork nugget disajikan pada Tabel 1. perlakuan terbaik pada Pork Nugget.
Hasil Anova menunjukkan bahwa perbedaan diikat secara maksimal karena ikatan hidrogen
konsentrasi tepung terigu dalam masing-masing yang seharusnya mengikat air dipakai untuk
bagian daging babi memberikan perbedaan yang interaksi pati dan protein. Dengan demikian
nyata (α = 5%) terhadap kadar air Pork Nugget. semakin banyak jumlah pati akan menyebabkan
Untuk mengetahui perlakuan mana yang semakin sedikit jumlah air yang dapat diikat oleh
memberikan perbedaan yang nyata maka protein akibatnya kadar air akan semakin rendah.
dilakukan uji LSD yang hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 2. Rata-rata kadar air yang didampingi notasi Kadar Lemak
yang berbeda memberikan perbedaan yang nyata. Kadar lemak Pork Nugget dengan
Kadar air Pork Nugget semakin rendah menggunakan bagian daging bahu berkisar antara
dengan semakin meningkatnya konsentrasi tepung 9,79-13,38% sedangkan kadar lemak Pork Nug-
terigu. Menurut Purnomo et al.(2000), perbedaan get dengan menggunakan bagian daging lulur
ini disebabkan karena pada proses pembuatan berkisar antara 5,71-10,06%, dan Pork Nugget
Pork Nugget terdapat perlakuan pengukusan dan dengan menggunakan bagian daging paha memiliki
penggorengan yang mengakibatkan mekanisme kadar lemak berkisar antara 7,11-10,83%. Rata-
interaksi pati dan protein dalam pembentukan rata kadar lemak Pork Nugget pada Tabel 3.
matriks gel Pork Nugget sehingga air tidak lagi
Hasil Anova menunjukkan bahwa perbedaan lemak daging babi berkisar 5,5-7,2% (Pond et
konsentrasi tepung terigu dalam masing-masing al.,1991).
bagian daging babi memberikan perbedaan yang Penurunan kadar lemak ini juga mungkin
nyata (α = 5%) terhadap kadar lemak Pork Nug- disebabkan karena dengan semakin meningkatnya
get. Untuk mengetahui perlakuan mana yang konsentrasi tepung terigu, tekstur Pork Nugget
memberikan perbedaan yang nyata maka menjadi semakin padat dan keras sehingga pada
dilakukan uji LSD yang hasilnya disajikan pada saat pre-frying jumlah minyak yang dapat masuk
Tabel 3. Rata-rata kadar lemak yang didampingi ke dalam Pork Nugget juga semakin sedikit.
notasi yang berbeda memberikan perbedaan yang Dengan demikian kadar lemak juga akan semakin
nyata. menurun. Menurut penelitian Cahyaningrum
Kadar lemak Pork Nugget semakin rendah (2001), semakin tinggi konsentrasi penambahan
dengan semakin meningkatnya konsentrasi tepung tepung tapioka akan menyebabkan kadar lemak
terigu. Hal ini disebabkan karena jumlah Chicken Nugget semakin menurun.
penambahan tepung terigu berbanding terbalik
dengan jumlah daging babi yang digunakan, jadi Kadar Protein
semakin banyak jumlah tepung terigu yang Kadar protein Pork Nugget dengan
ditambahkan maka jumlah daging babi yang menggunakan bagian daging bahu berkisar antara
digunakan lebih kecil dan demikian sebaliknya. 32,09-49,54% sedangkan kadar protein Pork
Apabila jumlah daging babi yang digunakan lebih Nugget dengan menggunakan bagian daging lulur
banyak maka kadar lemak Pork Nugget menjadi berkisar antara 37,91-49,31%, dan Pork Nug-
lebih besar mengingat yang memberikan kontribusi get dengan menggunakan bagian daging paha
terbesar terhadap kadar lemak pada Pork Nug- memiliki kadar protein berkisar antara 31,22-
get adalah daging babi. Kadar lemak tepung terigu 51,69%. Rata-rata kadar protein Pork Nugget
sebesar 2% (Charley, 1982) sedangkan kadar disajikan pada Tabel 4.
Hardness Pork Nugget hasil penelitian Tabel 6. Rata-Rata Cohesiveness Pork Nugget
semakin tinggi dengan semakin meningkatnya
konsentrasi tepung terigu. Hal ini disebabkan Bagian [Tepung Rata-rata
Perlakuan
daging terigu] Cohesiveness*
karena semakin meningkatnya konsentrasi tepung Bahu 10% B1 0,41
terigu, maka semakin banyak pati yang berikatan 15% B2 0,45
dengan protein akibat adanya proses pengukusan 20% B3 0,41
dan penggorengan sehingga air tidak lagi diikat 25% B4 0,46
secara maksimal oleh protein dan terjadi penurunan Lulur 10% L1 0,47
15% L2 0,48
jumlah air dalam Pork Nugget. Menurut Pinthuss 20% L3 0,47
et al. (1995), jumlah air bahan akan menentukan 25% L4 0,42
hardness produk setelah penggorengan. Paha 10% P1 0,49
Peningkatan konsentrasi tepung terigu juga 15% P2 0,54
berarti semakin banyak jumlah pati yang akan 20% P3 0,38
25% P4 0,42
mengisi ruang-ruang kosong dalam matriks gel
sehingga tekstur Pork Nugget akan semakin padat Keterangan: *) 3 kali ulangan
dan cenderung keras (hardness semakin tinggi).
Menurut penelitian Kumalasari (2002), semakin
Hasil Anova menunjukkan bahwa perbedaan
tinggi penambahan konsentrasi tepung tapioka
konsentrasi tepung terigu dalam masing-masing
maka semakin keras tekstur Fish Nugget yang
bagian daging babi tidak memberikan perbedaan
dihasilkan.
yang nyata (α = 5%) terhadap cohesiveness Pork
Cohesiveness Nugget. Hal ini disebabkan karena cohesiveness
Cohesiveness didefinisikan sebagai kekuatan tidak hanya dipengaruhi oleh konsentrasi tepung
interaksi (kekompakan) dari masing-masing terigu saja tetapi dipengaruhi oleh interaksi tepung
komponen dalam produk yang nantinya terigu, air, dan protein daging dalam membentuk
membentuk tekstur produk tersebut dengan skor matriks gel Pork Nugget. Menurut penelitian
range nilai 0-1 dimana 0 berarti tidak kompak dan Berry (1994), Pork Nugget secara umum
1 berarti kompak. Cohesiveness Pork Nugget memiliki cohesiveness sekitar 0,38-0,39.
dengan menggunakan bagian daging bahu berkisar
Water Holding Capacity (WHC)
antara 0,41-0,46 sedangkan cohesiveness Pork
WHC Pork Nugget dengan menggunakan
Nugget dengan menggunakan bagian daging lulur
bagian daging bahu berkisar antara 3,81-4,65
berkisar antara 0,42-0,48, dan Pork Nugget
sedangkan WHC Pork Nugget dengan
dengan menggunakan bagian daging paha memiliki
menggunakan bagian daging lulur berkisar antara
cohesiveness berkisar antara 0,38-0,54. Rata-
4,05-4,57, dan Pork Nugget dengan
rata Cohesiveness Pork Nugget disajikan pada
menggunakan bagian daging paha memiliki WHC
Tabel 6.
berkisar antara 3,53-4,46. Rata-rata WHC Pork
Nugget disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-Rata WHC Pork Nugget (wb) Menurut De Garmo et al. (1984), cara
pembobotan yang digunakan untuk pemilihan
Bagian [Tepung Rata-rata
Perlakuan perlakuan terbaik adalah sebagai berikut.
daging terigu] WHC*
Bahu 10% B1 4,65 1. Memberikan bobot nilai (bobot variabel) antara
15% B2 4,42 0-1 pada parameter-parameter yang ada.
20% B3 4,12 Penentuan bobot parameter didasarkan pada
25% B4 3,81 seberapa besar parameter tersebut berpengaruh
Lulur 10% L1 4,57 terhadap kualitas Pork Nugget. Bobot param-
15% L2 4,33 eter uji organoleptik rasa dan tekstur sebesar
20% L3 4,25
1, untuk TPA hardness sebesar 0,9, TPA co-
25% L4 4,05
Paha 10% P1 4,46
hesiveness dan WHC sebesar 0,8 serta kadar
15% P2 3,77 air, lemak, dan protein sebesar 0,7. Uji
20% P3 3,68 organoleptik memperoleh bobot terbesar
25% P4 3,53 karena berkaitan dengan penilaian konsumen
yang diwakili oleh panelis dan target yang ingin
Keterangan: *) 3 kali ulangan dicapai adalah konsumen dapat menerima Pork
Hasil Anova menunjukkan bahwa perbedaan Nugget seperti nugget lain yang telah
konsentrasi tepung terigu dalam masing-masing dipasarkan (secara subyektif) sedangkan pa-
bagian daging babi tidak memberikan perbedaan rameter fisik dan kimia (secara obyektif)
yang nyata (α = 5%) terhadap WHC Pork Nug- memberi kontribusi yang lebih rendah.
get. Menurut Zayas (1997), WHC terutama 2. Bobot normal parameter diperoleh dari nilai
ditentukan oleh kadar protein, yaitu semakin tinggi bobot parameter dibagi dengan bobot total.
kadar protein dalam suatu produk, maka nilai 3. Nilai efektifitas dihitung dengan cara:
WHC juga makin tinggi. Pada penelitian Pork nilai efektifitas = (nilai perlakuan – nilai terjelek
Nugget, dengan semakin meningkatnya : nilai terbaik – nilai terjelek)
konsentrasi tepung terigu, maka kadar protein 4. Nilai hasil merupakan hasil perkalian antara nilai
semakin menurun dan WHC semakin kecil efektifitas dengan bobot normal parameter.
walaupun tidak memberikan perbedaan yang Perlakuan yang memiliki nilai hasil tertinggi
nyata. merupakan perlakuan terbaik.
Hasil uji pembobotan diilustrasikan pada (Pork Nugget dengan menggunakan bagian
grafiknya Gambar 2. Berdasarkan grafik tersebut daging paha dan penambahan tepung terigu 10%).
dapat dilihat bahwa perlakuan terbaik dari masing-
masing jenis daging babi adalah perlakuan B2 DAFTAR PUSTAKA
(Pork Nugget dengan menggunakan bagian Berry, B.W. 1994. Properties of Low-Fat,
daging bahu dan penambahan tepung terigu 15%), Nonbreaded Pork Nuggets with Added
L1 (Pork Nugget dengan menggunakan bagian Gums and Modified Starches. J Food Sci
daging lulur dan penambahan tepung terigu 10%), 59(4):742-745
dan P1 (Pork Nugget dengan menggunakan Cahyaningrum, N. 2001. Pembuatan Nuggets
bagian daging paha dan penambahan tepung terigu Kajian Proporsi Tahu dan Ayam serta
10%). Penambahan Tepung Tapioka terhadap
Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik.
KESIMPULAN DAN SARAN Skripsi. Malang: FTP-Universitas Brawijaya
Kesimpulan Charley, H. 1982. Food Science 2nd edition. New
1. Perbedaan konsentrasi tepung terigu dalam York: John Wiley and Sons Inc
masing-masing bagian daging babi memberikan De Garmo, E.P., W.G. Sullivan, dan C.R. Canada.
perbedaan yang nyata terhadap kadar air, kadar 1984. Engineering Economy. New York:
lemak, kadar protein, dan hardness tetapi tidak MacMillan Publishing Company.
memberikan perbedaan yang nyata terhadap Guraya, H.S. dan R.T. Toledo. 1993. Determin-
cohesiveness dan WHC Pork Nugget. ing Gelatinized Starch in a Dry Starchy
2. Perbedaan konsentrasi tepung terigu Product. J Food Sci 58(4): 888-898
memberikan perbedaan yang nyata terhadap Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-Hasil Olahan Susu,
uji organoleptik rasa Pork Nugget dengan Ikan, Daging dan Telur. Yogyakarta: Lib-
menggunakan bagian daging paha dan uji erty
organoleptik tekstur Pork Nugget dengan Hubbard, M.R. 1990. Statistical Quality Con-
menggunakan bagian daging lulur. trol for the Food Industry. New York: Van
3. Berdasarkan uji pembobotan diperoleh Nostrand Reinhold
perlakuan terbaik dari masing-masing daging Jackson Frozen Food Locker. 2002. Pork Pro-
babi adalah perlakuan B2 (Pork Nugget cessing Percentage. Available at http://
dengan menggunakan bagian daging bahu dan www.askthemeatman.com (last updated: 5/
penambahan tepung terigu 15%), L1 (Pork 10/02 09:50)
Nugget dengan menggunakan bagian daging Kerler, J. dan W. Grosch. 1996. Odorants Con-
lulur dan penambahan tepung terigu 10%), dan tributing to WOF of Refrigerated Cooked
P1 (Pork Nugget dengan menggunakan bagian Beef. J Food Sci 61(1): 1271-1274
daging paha dan penambahan tepung terigu Li, W., J.A. Bowers, J.A. Craig dan S.K. Perng.
10%). 1993. Sodium Tripolyphosphate Stability
and Effect in Ground Turkey Meat. J Food
Saran Sci 58(1):501-504
Untuk pembuatan Pork Nugget disarankan McWilliams, M. 1974. Food Fundamentals 2nd
menggunakan perlakuan terbaik yaitu B2 (Pork edition. New York: John Wiley and Sons Inc
Nugget dengan menggunakan bagian daging bahu Mead, G.C. 1989. Processing of Poultry. New
dan penambahan tepung terigu 15%), L1 (Pork York: Elsevier Science Publishers Ltd.
Nugget dengan menggunakan bagian daging lulur
dan penambahan tepung terigu 10%), dan P1
Moutney, G.J. 1989. Poultry Products Technol- Restructured Beef Steaks Manufactured
ogy. Connecticut: The AVI Publishing Com- by Various Techniques. J. Food Sci 60(1):
pany Inc. 68-71
Pinthuss, E.J., P. Weinberg and I.S Saguya. 1995. Schmidt, G.R dan J.N Sofos. 1988. Restructured
Oil Uptake in Deep Fat Frying As Affected Meats: The SMR Alginate Process. Dalam
By Porosing. J Food Sci 60(1):767-769 Krol, B., P.S. van Roon dan J.H. Houben
Pond, W.G., J.H. Maner and D.L. Harris. 1991. (Ed). Trends in Modern Meat Technology
Pork Production Systems. New York: AVI 2. Wagenigen: Centre for Agricultural Pub-
Book lishing and Documentation
Pond, W.G and K.R. Pond. 2000. Introduction SII 0074-75. Terigu: Mutu dan Cara Uji.
to Animal Science. New York: John Wiley Jakarta: Departemen Perindustrian RI
and Sons Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging.
Prinyawiwatkul, W., K.H. McWatters, L.R. Yogyakarta: UGM-Press
Beuchat, dan R.D. Phillips. 1997. Optimiz- Sunarlim, R. 1995. Effect on Using Salt and
ing Acceptability of Chicken Nuggets Sodium Tripolyphosphate (STPP) on Meat
Containing Fermented Cowpea and Pea- Ball Quality. Bulletin of Animal Science
nut Flours. J Food Sci 62(4): 889-893 ISSN 0126-4400, 367-370
Purnomo, H., D. Amertaningtyas dan Siswanto. Todd, S.L., F.E. Cunningham, J.R. Claus and J.R.
Pembuatan Chicken Nuggets dengan Schwenke. 1989. Effect of Dietary Fiber
Konsentrasi Tepung Tapioka dan Lama on the Texture and Cooking Characteris-
Pemasakan yang Berbeda. Makalah tics on Restructured Pork. J. Food Sci
disampaikan dalam Prosiding Seminar 54(5): 1190-1192
Nasional Industri Pangan, Surabaya, 10-11 Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.
Oktober 2000 Jakarta: PT Gramedia
Raharjo, S. 1996. Technologies for the Produc- Young, L.L., C.M. Papa, C.E. Lyon dan R.L.
tion of Restructured Meat: A Review. Food Wilson. 1992. Moisture Retention and Tex-
and Nutri 3(1): 39-53 tural Properties of Ground Chicken Meat
Raharjo, S., D.R. Dexter, R.C. Worfel, J.N. Sofos, as Affected by Sodium Tripolyphosphate,
M.B. Solomon, G.W. Shults, and G.R. Ionic Strength and pH. J Food Sci 57(1):
Schmidt. 1995. Quality Characteristics of 1291-1293
Zayas, J.F. 1997. Functionality of Proteins in
Food. Berlin: Springer-Verlag.