You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan pembelajaran yang baik harus dibarengi dengan pengelolaan kelas dan
iklim belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah.
Untuk menciptakan pengelolaan yang baik, kita terlebih dahulu memahami apa arti mana
jemen kelas, prinsip dasar mengelola kelas, permasalahan dalam kelas, kondisi, pencipta
an iklim pembelajaran dan kondisi-kondisi dalam kelas. Semua itu harus dipahami oleh
guru agar pengelolaan kelas bukan hanya mengurusi tentang saran prasarana kelas saja
tetapi kondisi psikologis dari siswa.
Dalam pengelolaan kelas, efektif atau tidak pelaksanaannya sangat tergantung pada
sikap guru dalam memahami berbagai aspek dalam pelaksanaannya. Beberapa aspek
yang perlu menjadi perhatian guru yaitu aspek sifat kelas dan situasi kelas yang dapat
menentukan bentuk dan metode pendekatan yang sesuai dalam proses pembelajaran serta
tindakan efektif keratif dari guru sangat menentukan jalannya kegiatan pengelolaan kelas
Selain itu, guru juga harus paham tentang tujuan dari pengelolaan kelas itu sendiri
sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah pada suatu tujuan yang telah
direncanakan.
Pembelajaran juga harus memuat pendidikan karakter. Yaitu pada saat pembelajaran
seorang guru juga harus memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran, agar
siswa sudah terbiasa dengan kebiasaan yang baik dan memuat karakter bangsa.
Kelengkapan sarana prasarana sekolah juga merupakan hal penting yang
memerlukan pengeloaan. Sarana prasarana tersebut juga mempengaruhi kondisi belajar
siswa, sehingga dalam jelas tersebut juga harus melakukan pembaharauan, baik itu
penataan, perubahan bahkan penambahan fasilitas, agar siswa tidak cepat bosan.
Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi
oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Lingkungan fisik tempat
belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Kondisi atau iklim
memberikan pengaruh terhadap efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

1
sebaliknya juga akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sehingga dapat memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar anak serta perkembangan pendidikan peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah manajemen ruang kelas sudah tertata dengan baik dan kondusif?
2. Bagaimana kondisi ruang kelas ketika Kegiatan Belajar Mengajar?
3. Apakah gaya pengajaran yang diberikan sudah memberikan cukup motivasi untuk
belajar para Siswa?

C. TUJUAN OBSERVASI
1. Untuk mengetahui manajemen kelas yang sudah cukup kondusif
2. Untuk mengetahui kondisi ruang kelas ketika KBM berlangsung
3. Untuk mengetahui sejauh mana gaya pengajaran di SMPN 09 TAPUNG

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil SMP IT Future Islamic School


Nama Sekolah : SMPIT FUTURE ISLAMIC SCHOOL

Alamat : Jalan Tuanku Tambusai Ujung Kelurahan


Labuh Baru Barat

Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru

No. Telp/HP : 0761-26214

Web/e-mail : smpitfis_pekanbaru@yahoo.co.id

1. Nama Yayasan : Yayasan Nurul Farah

Alamat Yayasan & No Telp : Jl Tuanku Tambusai Ujung/ 0761-26206

2. NSS dan NIS : 200880 - 20.1.09.6011.088

3. Jenjang Akreditasi :A

4. Tahun Didirikan : 2008

5. Tahun Beroperasi : 2008

6. Kepemilikan Tanah (swasta) : Yayasan

a. Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual-Beli/Hibah*)

b. Luas Tanah : 5990 M2

7. Status Bangunan : Yayasan

8. Luas Seluruh Bangunan : 4840 M2

9. Nomor Rekening Sekolah : 021.020.111.2 atas nama Yayasan Nurul Farah

Bank Syariah Mandiri

3
10. Data Ruangan

a) Data Ruang Kelas

Jumlah Ruang kelas asli (d)

Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah Jumlah ruang lain Jumlah ruang


7x9 m2 > 63m2 < 63m2 (d) = yang digunakan yang dipakai
(a) (b) (c) (a+b+c) untuk ruang kelas untuk ruang
kelas
(e)

Ruang 16 - - 16 - 6
Kelas

b) Data Ruang Lain

Jenis Ruangan Jumlah Jenis Ruangan Jumlah


Ukuran (M2) Ukuran (M2)
(buah) (buah)

1.
1 4x5 4. Lab Bahasa - -
Perpustakaan

2. Lab IPA 1 7x9 5. Lab. Komputer 1 10 x 7

3.
- - 6. Ruang Guru 1 7x5
Keterampilan

4
B. Strategi Pembelajaran Guru
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran seorang pendidik harus menyiapkan
Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang berisikan pendekatan, strategi, dan
metode pembelajaran. Setelah melakukan observasi ke SMP IT Future Islamic School
pada mata pelajaran Matematika di kelasa VIII jam pelajaran ketiga dengan bapak
Muslim, S.St. Guru menggunakan Pendekatan Saintifik, Strategi cooperative, Metode
ceramah dan tanya jawab.
Dengan menggunakan pendekatan saintifik guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengeluarkan pendapat dalam pembelajaran, hal ini membuat siswa aktif
dan mandiri selama proses pembelajaran. Untuk membuat siswa aktif dan mandiri, guru
memberi soal latihan kepada siswa berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
bertujuan untuk melatih kemandirian siswa dan mengetahui tingkat kemampuan siswa.
LKPD tersebut diberikan kepada siswa dengan membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang siswa setiap kelompoknya. Disini
siswa diharapkan dapat bekerja sama dan mengkomunikasikan dengan teman satu
kelompoknya untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru dalam LKPD
tersebut.

C. Kondisi Siswa
Pada observasi ini kami masuk di kelas VIII. Dalam kelas ini terdapat 14 orang
siswa yang terdiri dari 8 orang siswa laki – laki dan 6 orang siswa perempuan. Siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Namun ada beberapa siswa yang masih
bermain dan belum siap untuk menerima materi pelajaran ketika guru akan memulai
proses pembelajaran tersebut. Setelah guru memberikan LKPD dan ketika guru mulai
mengintruksikan agar siswa mengisi LKPD tersebut, masih terdapat beberapa siswa yang
masih bermain serta belum mulai bekerja dengan teman satu kelompoknya. Menurut
sebagian siswa menganggap bahwa matematika itu lumayan sulit. selaku guru pengampu
bidang studi matematika rata – rata kemampuan siswa di kelas VIII tidak bisa dikatakan
100% siswa yang mampu menguasai matematika, tetapi hanya sekitar 60% siswa yang
mampu menguasai matematika.

D. Analisis
Menurut kami dengan berdasarkan hasil observasi di SMP IT FUTURE ISLAMIC
SCHOOL (FIS) letak sekolah sangat strategis, karena lokasi sekolah mudah dijangkau,
5
karena jarak antara sekolah dengan rumah penduduk lumayan jauh. Walaupun terletak
dipinggir jalan lintas kota, namun ruangan kelas berada jauh dari jalan, sehingga
keributan di jalan tidak menganggu aktifitas proses belajar mengajar di kelas. Di sekolah
yang kami observasi ini merupakan sekolah yang dilembagai oleh sebuah yayasan, jadi
didalam sekolah tersebut, terdapat sekolah lain yang bergabung, seperti: Yayasan Rumah
Tahfiz, TK IT, dan SD IT.
Sarana dan prasarana yang terdapat didalam kelas sangat memadai karena kondisi
meja dan kursi baik. Fasilitas yang ada didalam kelas juga mendukung proses
pembelajaran. Fasilitas yang disediakan oleh sekolah, diantaranya: 2 AC, 1 kipas angin
Turbo, Ukuran ruang kelas cukup besar dengan jumlah siswa yang ada, didalam kelas
juga terdapat jam dinding, hiasan – hiasan, lukisan, bunga, lampu, tong sampah,
peralatan kebersihan, jadwal piket, struktur kelas, dan satu buah papan tulis,
perpustakaan mini di dalam kelas, kotak tempat peralatan menulis, mading, dan papan
tempat pemajangan piagam penghargaan kelas, dan pengharum ruangan otomatis.
Strategi, pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru sudah terlaksana dengan
baik, serta cocok dengan materi pembelajaran. Guru juga mampu menguasai kelas
sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Cara guru memberikan materi
pelajaran kepada siswa adalah dengan kondisi yang santai, sehingga membuat siswa
dapat menerima materi pelajaran dengan mudah.
Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah K13. Pelaksanaan kurikulum 2013
baru diterapkan pada semua siswa. Karena sekolah ini menerapkan K13 maka pada
proses belajar mengajar siswa diharapkan agar aktif dan mandiri. Karena sekolah ini
merupakan sekolah islam terpadu (IT), maka kurikulum disekolah ini memadukan K13
dengan ajaran agama islam.
Selama ini untuk penyampaian materi dan sumber pelajaran matematika, para siswa
menggunakan lembar kerja siswa untuk mengetahui hasil kemampuan para siswa.
Dengan adanya LKS memudahkan siswa untuk dapat mempelajari materi pembelajaran
dirumah.
Menurut Bapak Muslim,S.Si, selaku guru matematika beliau pernah mengajar
matematika setelah PJOK, berdasarkan pengalamannya poses belajar mengajar
matematika setelah PJOK dirasa kurang efektif, karena banyak siswa yang tidak fokus
dalam belajar dikarenakan kondisi fisik mereka sudah menurun. Sehingga guru sulit
untuk memberikan materi pelajaran.

6
Di Yayasan FIS, menyelenggarakan beberapa program islam yang dapat membentuk
karakter siswa yang islami, diantaranya: Seluruh siswa diwajibkan Sholat Dhuha
berjamaah di Masjid, Sholat Dzhuhur dan Ashar berjamaah, dan sekolah juga
menyelenggarakan kegiatan Qurban tahunan bagi Siswa, Guru, serta Anggota Yayasan
yang ingin berqurban.
Sedangkan, kegiatan islam lainnya yang menjadi rutinitas siswa setiap harinya
adalah: pada hari Senin siswa mengadakan Upacara, hari selasa pembekalan B.Inggris,
hari Rabu Senam, hari Kamis pembekalan B.Arab, hari Jum’at Tilawah serta dalam
jangka waktu dua minggu sekali diselenggarakan program mimbar Motivasi dengan
mengundang Tokoh Masyarakat, sehingga dapat memotivasi siswa.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan
situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang
optimal. Tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar
yang nyaman, menyenangkan, pembelajaran dapat berjalan dengan tenang,
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya.
Keberhasilan guru mengajar di kelas tidak cukup hanya berbekal pada
pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan
wawasan tentang materi yang akan disampaikan kepada siswa. Disamping itu,
guru juga harus menguasai kiat manajemen kelas. Guru hendaknya dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik agar
pembelajaran menjadi aktif, kreatif, dan efektif.

B. Saran
1. Untuk Kepala Sekolah
Sarana dan prasarana yang tersedia di SMP IT FIS Pekanbaru saat ini
sudah memadai, seperti adanya AC dan kipas angin di setiap kelas,
laboratorium Sains dan Komputer. Namun ketika sedang dalam proses
pembelajaraan mati lampu siswa sering mengeluh kepanasan. Diharapkan
kepada kepala sekolah untuk ke depannya menyediakan mesin diesel agar
ketika mati lampu bisa menggunakan kipas angin untuk menunjang proses
pembelajaran di sekolah, serta membuat kebijakan – kebijakan baru tentang
ketertiban dan kedisiplinan.
2. Untuk Guru
Kami berharap agar para guru dapat menciptakan ide – ide baru dan
inovasi – inovasi baru dalam melaksanakan proses pembelajaran supaya
siswa tidak merasa kesulitan dalam memahami pelajaran. Serta sebaiknya
guru mampu menguasai kelas dan dapat bertindak tegas terhadap siswa yang
keluar masuk kelas.
3. Untuk siswa

8
Kami berharap agar tidak ada lagi siswa yang berfikiran bahwa
pelajaran matematika itu sulit, serta kami berharap agar rasa ingin tahu dan
minat belajar siswa SMP IT FIS Pekanbaru dalam pembelajaran matematika
semakin meningkat. Dan tidak ada lagi siswa yang keluar masuk kelas.

9
WAWANCARA

1. Apakah kondisi kelas dapat mempengaruhi kekondisifan belajar siswa ?


Jawaban : “iya pasti, karena kondisi kelas itu bisa membuat fokus siswa itu berubah.
Apalagikan seperti yang kita lihat tadi, bahwa di samping kelas VII A itu
banyak sekali pohon sawit, dan jarak antara pohon sawit dengan kelas itu
sangat dekat yang membuat suasana kelas tersebut redup, dan siswa pun
kadang ngantuk dalam pelajaran. Hal ini membuat siswa itu kehilangan
konsentrasi dengan materi yang kita sampaikan”

2. Bagaimana cara kita seorang guru dalam menyikapai siswa yang sudah tidak fokus
lagi dalam pembelajaran ?
Jawaban : “apabila ada siswa yang sudah tidak fokus lagi ketika pembelajaran, maka
kita harus menegurnya, dan kita juga bisa memberikan pertanyaan –
pertanyaan mendadak seputar pelajaran tersebut.”

3. Pendekatan apa saja yang ibu gunakan dalam pembelajaran MTK ?


Jawaban : “dalam kurikulum 2013 ini pendekatan yang sering digunakan adalah
pendekatan sainstifik. Dan saya juga menggunakan pendekatan tersebut."

4. Apakah jumlah siswa di kelas dapat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas ?


Jawaban : “iya, karna sebagai seorang guru kita harus bisa menguasai dan
mengontrol kelas kita selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila
jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak, maka hal ini membuat kita
sulit untuk menjangkau atau mengontrol kebutuhan dan keadaan sisswa -
siswa kita. Dengan jumlah yang sekarang (21 siswa) saya rasa cukup.”

10
5. Bagaimana rata – rata kemampuan siswa dalam kelas VII A ?
Jawaban : “kalau dalam bidang matematika menurut saya sekitar 60 % yang bisa”

6. Di dalam suatu kelas pasti akan terdapat sedikitnya satu siswa yang nakal atau
berkelakuan berlebih. Bagaimana cara guru dalam menyikapi siswa yang nakal
tersebut agar ia bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak mengganggu
temannya ?
Jawaban : “tindakan yang biasa saya lakukan dalam menghadapi siswa yang nakal
adalah dengan menempatkan tempat duduknya di depan, kadang kalau ia
kurang memperhatikan, saya sering juga memberi tugas (soal latihan)
khusus untuk siswa nakal tersebut. Di sekolah ini juga ada yang
namanya jurnal sikap, yaitu seperti buku point, apabila ada siswa yang
melanggar tata tertib maka akan dituliskan namanya di dalam buku
jurnal sikap tersebut. Jadi anak akan merasakan efek jera.”

7. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah mendukung untuk kurikulum 2013?
Jawaban : “sekolah memang ada menyediakan alat peraga dan sarana lainnya, tetapi
secara keseluruhan sarana dan prasarana disini masih belum memadai
dalam kurikulum 2013.”
8. Apakah dalam proses pembelajaran ibu menggunakan media atau alat ketika
menjelaskan?
Jawaban : “terkadang iya, sekolah juga menyediakan beberapa media pembelajaran
matematika. Penggunaannya tergantung kepada materinya saja lagi”

9. Menurut anda apakah PAIKEM dapat mempengaruhi potensi siswa...?


Jawaban :
Menurut saya, PAIKEM sangat mempengaruhi potensi siswa, karena dalam PAIKEM
siswa akan menjadi rajin, kreatif dan tentunya semangat, jikalau siswa sudah
semangat dalam belajar maka tentu saja prestasi mereka akan meningkat dan itulah
yang dapat mengembangkan keadaan potensi siswa.

10. Apakah PAIKEM bisa diterapkan secara efektif.....?


Jawaban :
Penerapan PAIKEM saya rasa belum bisa diterapkan seutuhnya, karna di ruangan
kelas itu keadaan siswa itu berbeda-beda, dan untuk menetralisirkan keadaan siswa
tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, jadi PAIKEM bisa diterapkan secara efektif
juga tergantung dari keadaan siswa di dalam kelas.

11. Apakah kondisi ruangan kelas mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran....?

11
Jawaban :
Menurut saya kondisi ruangan kelas sangat mempengaruhi keefektifan proses belajar
mengajar, karna jikalau keadaan kelas itu baik maka situasi akan menjadi tentram,
aman , dan nyaman itu sangat mempengaruhi keadaan siswa dalam belajar dan
membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, sebaliknya jika ruangan kelas
tidak baik maka situasi di dalam kelas menjadi tidak tentram dan tidak nyaman, dan
membuat keadaan siswa menjadi kurang baik dalam proses belajar mengajar, dan itu
sangat mengganggu keefektifan proses pembelajaran.

12. Menurut anda kapan waktu efektif untuk memulai proses belajar matematika.....?
Jawaban :
Menurut saya, waktu yang efektif untuk memulai proses belajar mtematika adaah
dari pagi sampai siang, karna diwaktu pagi sampai siang keadaan siswa masih
semangat dalam belajar bebrbeda jika di sore hari keadaan siswa menjadi lemas karna
mereka sudah mulai lelah dan bahkan sudah ada yang mulai mengantuk dalam proses
belajar megajar.

13. Menurut anda apakah efektif belajar matematika setelah pelajaran PJOK .....?
Jawaban:
Menurt saya belajar matematika tidaklah efektif dilaksanakan setelah beajar PJOK,
kalau dari pengalaman saya, jujur saya belum pernah mengajar matematika setelah
PJOK, tapi saya rasa jika belajar matematika setelah PJOK tidaklah efektif karna
setelah belajar PJOK siswa akan merasa lelah dan itu akan mengurangi semangat
siswa belar matematika setelah itu.

12

You might also like