Professional Documents
Culture Documents
Hadis Dha’if
a) Pengertian Hadits Dha’if
Hadits dha’if secara bahasa berarti hadits yang lemah.1[10] Secara istilah hadits dha’if
adalah hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul (hadits shahih
atau hadits hasan). Contoh hadits dha’if:2[11]
من أتى حا ئضا أو امرأة من دبر أو كاهنا فقد كفر بما أنزل على مح ّمد
Artinya: “Barangsiapa yang mendatangi seorang wanita menstruasi (haid) atau pada
seorang wanita dari jalan belakang (dubur) atau pada seorang dukun, maka ia telah
mengingkari apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW”.
Hadist tersebut diriwayatkan oleh At Tirmidzi melalui jalan Hakim Al Atsram dari Abu
Tamimah Al Hujaimi dari Abu Hurairah dari Nabi SAW. Dalam sanad itu terdapat seorang
dha’if yaitu Hakim Al Atsram yang dinilai dha’if oleh para ulama.
3[12] M. Solahuddin, Ulumul Hadis (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hal 148
F. Kesimpulan
Penentuan tinggi rendahnya tingkatan suatu hadits bergantung pada tiga hal, yaitu jumlah
rawi, keadaan (kualitas rawi), dan keadaan matan. Ketiga hal tersebut menentukan tinggi
rendahnya suatu hadits.
7[19] M. Noor Sulaiman, Antologi Ilmu Hadis (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hal
112-113
10[2] Kasman, Hadist Dalam Pandangan Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka.
2012, hlm.43
ancaman yang keras dikeluarkan olen Nabi SAW terhadap orang yang memalsukan
hadist,11[3].
Faktor-faktor Penyebab Munculnya Hadist Maudhu’:
1. Pertentangan Politik dalam Soal Pemilihan Khalifah
Pertentangan di antara umat islam timbul setelah terjadinya pembunuhan terhadap
khalifah Utsman bin Affan oleh para pemberontak dan kekhalifahan digantikan oleh Ali bin
Abi Thalib.
Umat islam pada masa itu terpecah-belah menjadi beberapa golongan, seperti
golongan yang ingin menuntut bela terhadap kematian khalifah Utsman dan golongan yang
mendukung kekhalifahan Sayyidina Ali (Syi’ah). Setelah perang Siffin, muncul pula
beberapa golongan lainnya, seperti Khawarij dan golongan pendukung Muawiyyah.
Di antara golongan-golongan tersebut, untuk mendukung golongannya masing-masing,
mereka membuat hadist palsu. Yang pertama dan yang paling banyak membuat hadist
maudhu’ adalah dari golongan Syi’ah dan Rafidhah.12[4]
2. Asanya Kesengajaan dari Pihak Lain untuk Merusak Ajaran Islam
Golongan ini adalah terdiri dari golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nasrani yang
senantiasa menyimpan dendam terhadap agama islam. Mereka tidak mampu untuk melawan
kekuatan islam secara terbuka maka mereka mengambil jalan yang buruk ini. Mereka
menciptakan sejumlah besar hadist maudhu’ dengan tujuan merusak ajaran islam.
Faktor ini merupakan factor awal munculnya hadist maudhu’. Hal ini berdasarkan
peristiwa Abdullah bin Saba’ yang mencoba memecah-belah umat Islam dengan mengaku
kecintaannya kepada Ahli Bait. Sejarah mencatatbahwa ia adalah seorang Yahudi yang
berpura-pura memeluk agama Islam. Oleh sebab itu, ia berani menciptakan hadist maudhu’
pada saat masih banyak sahabat ulama masih hidup.
Tokoh-tokoh terkenal yang membuat hadist maudhu’ dari kalangan orang zindiq ini,
adalah:
a. Abdul Karim bin Abi Al-Auja, telah membuat sekitar 4000 hadist maudhu’ tentang hukum
halal-haram. Akhirnya, ia dihukum mati olen Muhammad bin Sulaiman, Walikota Bashrah.
b. Muhammad bin Sa’id Al-Mashlub, yang akhirnya dibunuh oleh Abu Ja’far Al-Mashur.
c. Bayan bin Sam’an Al-Mahdy, yang akhirnya dihukum mati oleh Khalid bin Abdillah.13[5]
11[3] Agus Solahudin, Ulumul Hadist. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hlm172-173