You are on page 1of 26

46

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini yang akan dibahas 2 hasil pembahasan, sebagai

berikut : Analisis Fungsi Anggaran DPRD di Kabupaten Pinrang dan

Analisis Pertarungan Kepentingan Politik dalam Penyusunan APBD.

A. Analisis Fungsi Anggaran DPRD di Kabupaten Pinrang

Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan

pemerintahan adalah adanya fungsi anggaran DPRD. Alasannya

karena dengan adanya fungsi anggaran anggota DPRD maka akan

mempengaruhi kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kemudian

perlu ditambahkan bahwa salah satu hak DPRD, khususnya pada daerah

salah satunya adalah yang berkaitan dengan fungsi kebijakan fiskal yang

terdiri dari alokasi, distribusi dan stabilisasi anggaran serta fungsi

manajemen.

1) Fungsi DPRD ditinjau dari segi UU. No. 32 tahun 2004

Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, fungsi

anggota DPRD yang ditekankan dalam penelitian ini adalah fungsi

anggaran. Alasannya karena anggaran pendapatan dan belanja

daerah yang disusun dengan mengacu pada UU. No. 32 tahun 2004.

Hal ini sesuai dengan wawancara Ketua Komisi III yaitu (H.Ramadhan

AZ. Rachman) dengan penulis dimana pemerintah daerah dan DPRD

menyusun APBD, hal ini dapat dilihat hasil wawancara yaitu sebagai

berikut :
47

Pelaksanaan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah (APBD) mengacu pada UU. No. 32 tahun 2004, dimana
pemerintah daerah secara bersama-sama DPRD menyusun
anggaran pendapatan dan belanja daerah. 7

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Komisi III ternyata

bahwa fungsi DPRD terlibat langsung dengan pemerintah daerah. Hal ini

sesuai dengan UU. No. 32 tahun 2004 yang isinya menyatakan bahwa

pemerintah daerah dan anggota DPRD bersama-sama membuat

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sehingga menurut Wakil

Ketua Badan Anggaran DPRD di Kabupaten Pinrang yaitu H. Bahran

Jafar, S. menyatakan bahwa :

Sudah sangat sesuai dengan Undang-undang walaupun ada

pertimbangan yang lain yakni kepentingan politik dengan kegiatan

anggaran DPRD.8

Dari hasil wawancara antara Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD

Kabupaten Pinrang dengan penulis, maka dapatlah disimpulkan bahwa

fungsi DPRD telah melakukan fungsi dalam penyusunan APBD dan

sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004. Hal ini sesuai dengan ketentuan

yang ada dalam Undang-Undang No. 32 bahwa pemerintah daerah

bekerja sama dengan Anggota DPRD dalam menyusun APBD.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang sebagaimana

telah diuraikan di atas maka dapatlah dikatakan fungsi DPRD yang terlibat

langsung dalam anggaran telah sesuai dengan UU. No. 32 tahun 2004.

7
Hasil wawancara dengan H. Ramadhan AZ. Rachman, ketua Komisi III
Kabupaten Pinrang, tanggal 1 Oktober 2011
8
Hasil wawancara dengan H. Bahran Jafar, S. selaku Wakil Ketua Badan
Anggaran DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 5 Oktober 2011
48

Oleh karena itulah akan disajikan penilaian mengenai pelaksanaan

fungsi anggaran DPRD, dimana fungsi DPRD dalam membuat anggaran

dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu fungsi anggaran DPRD ditinjau dari

segi belanja dan fungsi DPRD dari segi pembiayaan. Untuk lebih jelasnya

dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Fungsi anggaran DPRD dari segi belanja

RABD di Kabupaten Pinrang tahun 2011 disusun dalam proses

yang mengacu pada target kinerja yang sebagaimana diatur dalam

Permendagri No. 58 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, dimana proses penyusunan dimulai dari penentuan

kebijakan umum APBD (KUA). Dalam proses penyusunan ini diawali oleh

pembahasan mengenai prioritas platform anggota sementara (PPAS)

antara badan eksekutif dengan legislatif. Hal ini merupakan landasan

kebijakan umum pemerintah daerah dalam pelaksanaan APBD di

Kabupaten Pinrang yang berbasis kinerja.

Berdasarkan hasil penyusunan PPAS maka pemerintah daerah dan

anggota DPRD membuat Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) dan Rencana Kegiatan Pemerintahan Daerah (RKPD) di

Kabupaten pinrang dan dalam penilaian kinerja.

Kemudian perlu ditambahkan bahwa dalam penyusunan PPAS

mengacu dokumen yang mencakup RPJPD, RPJMD dan RUPD dikaitkan

dengan penyusunan program dalam APBD. Hal ini sesuai dengan hasil
49

wawancara dengan Muh. Darwis Bastaman, SP. Selaku Ketua Badan

Anggaran DPRD di Kabupaten Pinrang yaitu :

Penyusunan program dalam APBD yang mengacu pada


kesesuaian dengan RKPD yang didasari dengan skala prioritias
dengan rapat yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan pemerintah
daerah di Kabupaten Pinrang.9

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Komisi Anggota

DPRD maka penyusunan program APBD harus sejalan dengan skala

prioritias yang sebagaimana telah ditetapkan dalam Muskerbang,

alasannya karena akan dijadikan sebagai penentuan skala prioritas dalam

penyusunan RAPBD di Kabupaten Pinrang, yang ditetapkan melalui hasil

Musrembang. Kemudian hasil wawancara lainnya dengan Ketua Komisi I

DPRD di Kabupaten Pinrang menyatakan bahwa :

Pelaksanaan penyusunan skala prioritas dalam penyusunan RAPD


adalah diawali untuk penyusunan RKPD selanjutnya dalam
penyusunan RABD, APBD total – APBD, APBD pembukuan
dan peraturan daerah tentang APBD di Kabupaten Pinrang tahun
2011.10

Dalam hubungannya dengan hasil wawancara dengan Ketua

Komisi I dengan penulis mengenai langkah-langkah dalam penyusunan

skala prioritas dalam penyusunan RAPD maka prosedur dalam

melakukan penyusunan RAPD, APBD, total, APDD penulis dengan

pemerintah daerah di Kabupaten Pinrang tahun 2011, sehingga dapatlah

dikatakan bahwa fungsi anggaran DPRD dilihat dari segi belanja yang

mengacu pada kesesuaian dengan RKPD. Namun fungsi DPRD dalam

9
Hasil wawancara dengan H. Darwis Bastaman, SP. Selaku ketua Badan
Anggaran DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 7 Oktober 2011
10
Hasil wawancara dengan H. Alimuddin Budung, SH.i. Selaku ketua Komisi I
DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 7 Oktober 2011
50

penyusunan anggaran belanja daerah masih terdapat sejumlah

hambatan-hambatan, dimana salah satu hambatan yang dialami masih

adanya perbedaan dalam penentuan skala prioritas dalam penentuan

program APBD yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan komisi

anggota, hal ini sesuai hasil wawancara dengan H.A. Mukhtar selaku

Ketua Komisi II DPRD di Kabupaten pinrang yaitu sebagai berikut :

Pelaksanaan penentuan skala prioritas dalam penyusunan program APBD

seringkali terjadi antara PPAS dengan RKPD. 11

Dari hasil wawancara dengan Ketua Komisi II DPRD di Kabupaten

Pinrang yang menunjukkan bahwa dalam penyusunan anggaran

seringkali terjadi perbedaan antara skala prioritas yang diprogramkan

dengan program APBD. Hal ini disebabkan oleh karena adanya beberapa

program yang diperlihatkan kurang sesuai dengan hasil Musrembang.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara Ketua Badan Anggaran dan Ketua

Badan Musyawarah di Kabupaten Pinrang yang mengemukakan bahwa :

Timbulnya perbedaan dalam penentuan skala prioritas dengan


program RPKD yang disebabkan karena kurang tepatnya hasil
musrembang yang telah ditentukan dalam pelaksanaan
perencanaan pembangunan.12

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Ketua Badan

Anggaran dan Ketua Badan Musyawarah di Kabupaten Pinrang yang

menunjukkan bahwa salah satu hambatan yang mempengaruhi fungsi

anggaran DPRD dalam membuat APBD adalah disebabkan karena

11
Hasil wawancara dengan H. A. Mukhtar. Selaku ketua Komisi II DPRD
Kabupaten Pinrang, tanggal 8 Oktober 2011
12
Hasil wawancara dengan H. Darwis Bastaman, SP. Selaku Ketua Badan
Anggaran sama Ketua Badan Musyawarah Kabupaten Pinrang, tanggal 8 Oktober 2011
51

kurang maksimalnya hasil Musrembang yang dilakukan, dimana ada

perbedaan antara hasil musrembang dengan program RPKD. Kemudian

hambatan lainnya yang menjadi masalah yang dihadapi oleh DPRD dalam

penyusunan anggaran yaitu masih kurangnya informasi yang akan

dijadikan sebagai dasar penyusunan anggaran belanja, hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan Ketua Ketua Badan Anggaran dan Ketua

Badan Musyawarah di Kabupaten Pinrang yaitu sebagai berikut :

Hambatan yang dihadapi dalam penyusunan anggaran belanja


daerah adalah penentuan prioritas alokasi belanja-belanja yang
ditentukan belum sesuai dengan anggaran yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah.13

Dari hasil wawancara dengan Ketua Komisi I DPRD yang

menunjukkan bahwa salah satu hambatan lainnya yang dilami oleh

anggota DPRD di Kabupaten Pinrang adalah penerimaan alokasi belanja

yang telah dirinci dengan anggaran penerimaan PDRB.

Berdasarkan hasil analisis fungsi DPRD dalam penyusunan

anggaran belanja khususnya di Kabupaten Pinrang yang menunjukkan

bahwa pelaksanaan penyusunan anggaran yang dilakukan telah mengacu

kepada kesesuaian RKPD dan sudah didasari pada skala prioritas.

Namun dalam pelaksanaan penyusunan anggaran belanja yang telah

dilakukan selama ini masih ada hambatan-hambatan yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Adapun perbedaan dalam penentuan skala prioritas dengan program

RPKD, dimana salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya

13
Hasil wawancara dengan H. Darwis Bastaman, SP. Selaku ketua Ketua
Badan Anggaran sama Ketua Badan Musyawarah Kabupaten Pinrang, tanggal 9 Oktober
2011
52

perbedaan karena kurang tepatnya pelaksanaan Musrembang.

Dimana dalam pelaksanaan Musrembang masih kurang dihadiri oleh

tokoh-tokoh masyarakat, masyarakat setempat.


2. Penyusunan anggaran belanja daerah masih terdapat hambatan

dimana masih kurang tepatnya penyusunan anggaran belanja daerah.

Hal ini disebabkan karena penentuan prioritas alokasi belanja

yang telah ditentukan belum sesuai dengan anggaran yang ditetapkan

oleh pemerintah pusat.

Melihat dari hambatan yang telah diuraikan di atas maka perlu

adanya solusi dalam memecahkan masalah, maka hal yang perlu

dilakukan adalah tindakan perbaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

yang diucapkan oleh Ketua Badan Anggota DPRD H. Bahran Jafar, S.

bahwa :

Setiap masa anggaran yang diusulkan perlu dilakukan koordinasi dengan

hasil usulan dengan hasil musrembang baik pada tingkat desa/Kelurahan, tingkat

Kecamatan dan tingkat Kabupaten.14

Berdasarkan hasil wawancara antara Ketua Komisi Anggota

dengan penulis, maka dapatlah disimpulkan bahwa salah satu upaya

yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang selama ini dihadapi

adalah setiap anggaran yang diusulkan perlu dilakukan koordinasi dengan

hasil musrembang baik pada tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan

hingga kepada Kabupaten.

14
Hasil wawancara dengan H. Bahran Jafar, S. Selaku ketua Badan Anggota
DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 12 Oktober 2011
53

Kemudian hasil wawancara lainnya dengan Muh. Darwis

Bastaman, yakni Ketua Badan Musyawarah DPRD di Kabupaten Pinrang

yaitu sebagai berikut :

Perbaikan penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan adanya

koordinasi yang baik antara Badan Legislatif dengan Badan Eksekutif

pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Pinrang.15

Dari hasil wawancara maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan penyusunan anggaran khususnya pada Badan Anggaran

DPRD di Kabupaten Pinrang, maka salah satu upaya yang perlu dilakukan

dalam pelaksanaan perbaikan adalah adanya koordinasi antara badan

legislatif dan badan eksekutif pemerintah daerah di Kabupaten Pinrang.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa dalam memperbaiki penyusunan anggaran

maka perlu adanya koordinasi yang jelas dalam pelaksanaan

musrembang baik antara penerimaan daerah maupun koordinasi anggota

DPRD di Kabupaten Pinrang, dimana di legislative, setiap anggota

eksekutif membahas persoalan penyusunan anggaran DPRD baik dilihat

dari belanja daerah maupun dari segi pembiayaan. Kemudian perlu

ditambahkan bahwa dalam penyusunan anggaran maka perlu dilakukan

evaluasi terhadap program pembangunan yang perlu diprioritaskan

dimana penyusunan anggaran belanja daerah khususnya yang ada

di Kabupaten Pinrang.

15
Hasil wawancara dengan H. Darwis Bastaman, SP. Selaku ketua Badan
Musyawarah DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 12 Oktober 2011
54

b. Fungsi Anggaran DPRD dari segi pembiayaan

Setiap kegiatan pembiayaan yang tercantum dalam APBD,

khususnya pada Kabupaten Pinrang adalah merupakan program yang

diusulkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (RPTD).

Kemudian perlu ditambahkan bahwa bila terdapat usulan dari kegiatan

baru yang akan dilakukan maka hal ini disebabkan karena adanya aspirasi

masyarakat yang perlu dikembangkan. Oleh karena itulah maka yang

ditekankan dalam penelitiajn ini adalah yang berkaitan dengan fungsi

anggaran DPRD dalam penetapan anggaran pembiayaan.

Dalam pelaksanaan fungsi anggaran DPRD ditinjau dari segi

pembiayaan, khususnya di Kabupaten Pinrang, maka salah satu faktor

yang perlu ditekankan dalam penyusunan anggaran adalah perlunya

pelaksanaan fungsi anggaran yang terkoordinasi, lebih efisien dan dengan

adanya pengawasan dalam penggunaan anggaran pembiayaan dalam

pengelolaan pembangunan daerah. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara Ketua Komisi II H. Andi Mukhtar mengenai aspek-aspek yang

perlu diperhatian dalam pelaksanaan fungsi anggaran di DPRD

khususnya di Kabupaten Pinrang yaitu :

Dalam pelaksanaan fungsi anggaran pembiayaan dana DPRD


khususnya di Kabupaten Pinrang maka terdapat beberapa aspek
yang perlu ditindaklanjuti yaitu bagaimana fungsi anggaran lebih
terarah, terkoordinasi, lebih efisien dan tindak terlalu banyak
pemborosan dalam pembiayaan.16

16
Hasil wawancara dengan H. Andi Mukhtar, Selaku ketua Komisi II DPRD
Kabupaten Pinrang, tanggal 8 Oktober 2011
55

Dari hasil wawancara yang dilakukan, maka dapatlah disimpulkan

bahwa dalam pelaksanaan fungsi anggaran pembiayaan maka salah

satu aspek yang perlu diperhatikan adalah adanya pelaksanaan fungsi

anggaran pembiayaan yang terarah, terkoordinir dan adanya efisiensi

dalam pengeluaran pembiayaan. Kemudian wawancara selanjutnya

dilakukan dengan H. Bahrun Jafar, S. Selaku Wakil Ketua Badan Anggota

DPRD di Kabupaten Pinrang yaitu sebagai berikut :

Dalam UU. yang sebagaimana telah diatur maka hal yang pertama
dilakukan dalam penganggaran yaitu untuk pembiayaan di bidang
pendidikan ditentukan 60%, tingkat pembiayaan dibidang
kesehatan 40% dan selebihnya digunakan untuk pembgangunan
infrastruktur, jalan, jembatan dan bangunan gedung. 17

Berdasarkan hasil wawancara antara penulis dengan Ketua Badan

Anggaran DPRD mengenai jenis anggaran yang akan diusulkan dalam

APBD untuk tahun 2011 yang menunjukkan bahwa tingkat persentase

anggaran disetiap bidang pembiayaan maka tingkat persentase

pembiayaan dalam APBD untuk tahun 2011 adalah disektor kesehatan.

Hal ini disebabkan karena adanya program kesehatan gratis bagi

masyarakat yang kurang mampu dan sektor terbesar kedua adalah sektor

pendidikan yaitu sebesar 30% dan selebihnya digunakan untuk

pembangunan infrastruktur daerah pembangunan jalan dan jembatan,

kemudian dalam penyusunan anggaran pembiayaan yang sebagaimana

telah dianggarkan dalam APBD, sudah selalu ada pengawasan yang ketat

dari setiap jenis pengeluaran, hal ini sesuai dengan hasil wawancara

17
Hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku Wakil Ketua Badan
Anggota DPRD di Kabupaten Pinrang, tanggal 12 Oktober 2011
56

dengan Ketua Komisi I DPRD di Kabupaten Pinrang yaitu H. Alimuddin

Budung, SH yaitu :

Penyusunan anggaran pembiayaan yang sebagaimana telah


tercantum dalam APBD selalu dikelola dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari setiap pembiayaan yang dikeluarkan selalu dilakukan
pengawasan atau monitoring dari setiap jumlah dana yang akan
dikeluarkan untuk pembiayaan dari masing-masing sektor. 18

Dari hasil wawancara tersebut di atas maka dapat disimpulkan

bahwa penggunaan dana pembiayaan yang dikeluarkan dari masing-

masing bidang seperti dalam pembiayaan program kesehatan gratis

maupun untuk sektor pendidikan selalu dilakukan pengawasan dan

monitoring dari setiap penggunaan dana pembiayaan dalam APBD.

Selanjutnya wawancara dengan Ketua Komisi III DPRD di

Kabupaten Pinrang, mengemukakan adanya efektivitas penggunaan dana

pembiayaan yaitu :

Penggunaan dana pembiayaan sudah berjalan sesuai dengan


program dalam APBD, dimana pembiayaan lebih banyak
dikeluarkan pada program kesehatan gratis dan pendidikan gratis
dan sisanya lebih banya dialokasikan untuk pembangunan jalan
dan jembatan19

Dari hasil wawancara dengan Ketua Komisi III DPRD di Kabupaten

Pinrang bahwa penggunaan dana pembiayaan yang sebagaimana

telah dianggarkan dalam APBD lebih banyak pada pembangunan

infrastruktur. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan fungsi

anggaran pada DPRD di Kabupaten Pinrang sudah mengacu pada UU


18
Hasil wawancara dengan H. Alimuddin Budung, SH. selaku Ketua Komisi I
DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 12 Oktober 2011
19
Hasil wawancara dengan H. Ramadhan AZ. Rachman. selaku Ketua Komisi III
DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 13 Oktober 2011
57

No. 32, dan pelaksanaan penyusunan anggaran pembiayaan senantiasa

dilakukan kerja sama antara pemerintah daerah dan DPRD sebagai

anggota legislatif dan dan selalu dilakukan Rapat Pembahasan dalam

penyusunan anggaran pembiayaan disetiap bidang dalam APBD. Hal

ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan H. Hairuddin SH.MH. yaitu

sebagai berikut :

Pelaksanaan penyusunan anggaran pembiayaan dari setiap


bidang yang telah diprogramkan dalam APBD selalu dilakukan
koordinasi antara pemerintah daerah dengan DPRD sebagai badan
legislatif.20

Dari hasil wawancara dengan Sekretaris DPRD Kabupaten

Pinrang yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penyusunan anggaran

pembiayaan disetiap bidang yang telah ditetapkan dalam APBD selalu

dilakukan koordinasi antara pemerintah daerah dengan DPRD dan

selain itu selalu dilakukan rapat yang membahas mengenai penyusunan

APBD.

Kemudian akan disajikan hasil wawancara dengan Muh. Darwis

Bastama, SP. selaku Ketua Badan Musyawarah DPRD Kabupaten

Pinrang mengenai pengelolaan sumber pembiayaan untuk pelaksanaan

program dan APBD yaitu sebagai berikut : Pengelolaan sumber

pembiayaan telah dikeluarkan dengan baik, sebab sumber pembiayaan

yang digunakan dalam membiayai program dalam APBD lebih banyak

bersumber dari pinjaman.

20
Hasil wawancara dengan H. Hairuddin, SH, MH, selaku Sekretaris DPRD
di Kabupaten Pinrang, tanggal 14 Oktober 2011
58

Berdasarkan hasil wawancara dengan Badan Musyawarah DPRD

Kabupaten Pinrang dengan penulis yang menunjukkan bahwa sumber

pembiayaan yang berasal dari pinjaman yang perolehannya dari dana

pihak ketiga. Dimana dalam pengelolaan penyusunan sumber

pembiayaan yang sebagaimana telah digunakan dalam membiayai

program pembangunan di Kabupaten Pinrang maka anggaran DPRD

yang dalam hal ini sebagai badan legislatif senantiasa melakukan

pengawasan dalam penggunaan sumber-sumber pembiayaan yang

berasal dari dana pinjaman.

Kemudian dalam melakukan pengawasan dari penggunaan dana

pinjaman maka salah satu upaya yang dilakukan oleh DPRD adalah

penerapan anggaran berbasis kinerja atau personal budgeting. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan H. Bahran Jafar S selaku Wakil

Ketua Anggaran DPRD di Kabupaten Pinrang yaitu :


Salah satu upaya yang dilakukan oleh DPRD dalam melakukan

fungsi sebagai pihak pengawasan dalam penyusunan anggaran

pembiayaan yaitu melakukan anggaran berbasis kinerja.21

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Ketua anggaran

DPRD Kabupaten Pirang maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

penyusunan anggaran pembiayaan, adalah dengan menerapkan

anggaran berbasis kinerja yaitu mengatur pembiayaan dalam standar

APBD yaitu :

21
Hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku Wakil Ketua Anggaran
DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 22 Oktober 2011
59

1. Aspek legal bahwa setiap pembiayaan harus dapat dilakukan otoritas

legalnya sehingga alur pembiayaan jelas dan dapat dimintai

pertanggungjawaban.
2. Apek pengelolaan dan pertanggungjawaban dengan prinsip

anggaran melindungi dan mencegah terjadinya pemborosan dalam

pembiayaan.
3. Aspek pengeluaran pembiayaan daerah harus berorientasi

pada pencapaian visi, misi, tugas, sasaran dan manfaat yang akan

dicapai.

Fungsi dan peran DPRD memiliki hak dalam menentukan jenis

anggaran pembiayaan, hal ini sesuai hasil wawancara dengan H. Darwis

Bustami selaku Ketua DPRD yaitu :

Anggaran DPRD sesuai dengan regulasi mempunyai hak untuk

duduk bersama-sama dalam menetapkan program anggaran pembiayaan

dan selain itu menyetujui program pembiayaan.22

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Darwis Bastaman

selaku Ketua DPRD maka dapatlah disimpulkan bahwa salah satu hak

dalam penyusunan anggaran pembiayaan adalah duduk bersama-sama

dengan pemerintah daerah untuk menetapkan program anggaran

pembiayaan dan selanjutnya menyetujui anggaran pembiayaan.


Kemudian dari hak DPRD menetapkan dan menyetujui

anggaran pembiayaan, khususnya di Kabupaten Pinrang maka jenis

pembiayaan yang dianggarkan untuk tahun 2011 ditekankan pada

pembangunan fisik, seperti : pembangunan jalan, jembatan, pengairan.


22
Hasil wawancara dengan Muh. Darwis Bastaman, SP. Selaku Wakil Ketua
Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 28 Oktober 2011
60

Hal ini sesuai hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku

Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD :


Adapun jenis pembiayaan yang dianggarkan lebih ditekankan dalam

pembangunan fisik, seperti : pembangunan jalan, jembatan dan

pengairan.23
Berdasarkan hasil wawancara, maka dapatlah disimpulkan

bahwa jenis pembiayaan yang dianggarkan lebih ditekankan dalam

pembangunan fisik, seperti : jalan, jembatan dan pengairan. Dalam

penentuan kegiatan yang dibiayai dengan anggaran, rata-rata fraksi

yang mengusulkan adalah Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, dan Fraksi

PAN. Hal ini sesuai hasil wawancara lanjutan dengan H. Bahrun Jafar, S.

yaitu sebagai berikut : Fraksi yang mengusulkan jenis pembiayaan yang

dianggarkan adalah seperti : Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat dan Fraksi

PAN.24
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan maka fraksi yang

sering mengusulkan pembiayaan yang akan diusulkan dalam

anggaran adalah Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat dan Fraksi PAN dengan

rata-rata fraksi yang mengusulkan sebagian besar disetujui. Alasannya

karena fraksi yang mengusulkan adalah berdasarkan tanggapan

masyarakat melalui Musrembang dan selanjutnya Fraksi mengusulkan

dalam perubahan anggaran.


Kemudian cara dalam memasukkan jenis pembiayaan dalam

penyusunan RAPBD yang menurut hasil wawancara dengan H. Alimuddin


23
Hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku Wakil Ketua Badan
Anggaran DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 28 Oktober 2011

24
Hasil wawancara lanjutan dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku Ketua Badan
Anggaran DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 28 Oktober 2011
61

Budung, SH. Selaku Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Pinrang yaitu

sebagai berikut :
Cara yang dilakukan dalam memasukkan jenis pembiayaan
dalam RAPBD adalah dengan menetapkan jenis kegiatan yang
akan dibiayai dan selanjutnya mengusulkan, dan sebelum usulan
jenis kegiatan yang akan dibiayai disetujui maka terlebih dahulu
dilakukan penilaian kelayakan dan jika layak maka jenis
pembiayaan disahkan dan dimasukkan dalam RAPBD. 25

Berdasarkan hasil wawancara yang sebagaimana telah dilakukan

maka dapatlah disimpulkan bahwa cara memasukkan jenis program

pembiayaan dalam RABPD adalah diawali dengan fraksi-fraksi

mengusulkan jenis kegiatan yang akan dibiayai dan fraksi yang

mengusulkan berasal dari aspirasi masyarakat dan selanjutnya

dilakukan penentuan kelayakan, jika layak maka DPRD memasukkan

dalam RAPBD.

B. Analisis Pertarungan Kepentingan Politik dalam Penyusunan


APBD

Fungsi dan peran DPRD dalam pengelolaan anggaran sangatlah

memegang peranan yang penting. Hal ini sesuai dengan UU. No. 32

tahun 2004 yang dapat dikatakan bahwa fungsi DPRD merupakan

lembaga yang berwenang untuk menyusun dan menetapkan APBD

yang didalamnya termasuk dalam pelaksanaan anggaran. Namun dalam

penyusunan APBD seringkali terjadi perbedaan kepentingan politik antar

anggota DPRD dengan anggota DPRD lainnya.

25
Hasil wawancara dengan H. Alimuddin Budung, SH. selaku Ketua Komisi I
DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 29 Oktober 2011
62

Salah satu perbedaan kepentingan politik dalam penyusunan APBD

adalah adanya perbedaan dalam pengusulan anggaran pembangunan

yang dilakukann oleh masing-masing fraksi-fraksi, dalam Badan Legislatif

khususnya pada Kantor DPRD di Kabupaten Pinrang. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan Ketua Fraksi Golkar yaitu Herman

Sakka, SH., yaitu fraksi Golkar dalam penyusunan anggaran untuk

tahun periode 2011 yaitu :

a. Program pembangunan infrastruktur mengusulkan pem-


bangunan jalan Kecamatan Mattoro Sompe
b. Program pembangunan air bersih di dua Kecamatan yaitu
kecamatan Patampanua dan Kecamatan Mattiro Bulu
c. Program pembangunan sanitasi di Kecamatan lanrisang. 26

Kemudian hasil wawancara dengan A. Sunandar selaku Ketua

Fraksi Demokrat, dimana fraksi demokrat mengusulkan anggaran

pembangunan khususnya periode anggaran 2011 yaitu :

a. Proyek perbaikan jalan di Kecamatan Lanrisang


b. Proyek pembangunan air bersih di kecamatan lanrisang
c. Proyek pembangunan drainase di Kecamatan Lanrisang. 27

Selanjutnya hasil wawancara lainnya dengan Bahran Jafar

selaku Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyatakan bahwa

26
Hasil wawancara dengan Herman Sakka, SH, selaku Ketua Fraksi Golkar
Kabupaten Pinrang, tanggal 29 Oktober 2011

27
Hasil wawancara dengan A. Sunandar selaku Ketua Fraksi Demokrat
Kabupaten Pinrang, tanggal 29 Oktober 2011
63

anggaran proyek pembangunan yang diusulkan untuk tahun anggaran

2011 yaitu :

a. Proyek perbaikan jalan di Kecamatan Suppa


b. Proyek perbaikan jalan di Kecamatan Mattiro Sampe dan
Kecamatan Mattiro Bulu
c. Proyek pembangunan air bersih di Kecamatan Mattiro Sampe
dan Mattiro Bulu.28

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Fraksi Golkar,

Ketua Fraksi Demokrat dan Ketua Fraksi PKS yang mengemukakan

bahwa fraksi dalam Badan Legislatif lebih banyak yang mengusulkan

anggaran pembangunan dan perbaikan infrastruktur seperti proyek

pembangunan jalan, perbaikan jalan, proyek pembangunan sarana air

bersih dan proyek sanitasi.

Kemudian dari hasil wawancara dengan Darwis Bastaman

selaku ketua DPRD bahwa pengusulan anggaran proyek pembangunan

yang diajukan tidak semuanya disetujui. Dimana sesuai dengan hasil

wawancara yaitu sebagai berikut :

Pengusulan anggaran proyek pembangunan yang diusulkan oleh


masing-masing fraksi dalam tahun anggaran 2011, dimana untuk
proyek pembangunan yang diusulkan fraksi golkar yang disetujui
hanya proses pembangunan air bersih, kemudian fraksi Demokrat
dimana anggaran proyek yang disetujui adalah proyek perbaikan
jalan di Kecamatan Lanrisang sedangkan untuk fraksi Partai
Keadilan Sejahtera dimana anggaran proyek pembangunan yang
disetujui adalah proyek pembangunan drainase di Kecamatan
Lanrisang.29

28
Hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar selaku Ketua Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera Kabupaten Pinrang, tanggal 29 Oktober 2011

29
Hasil wawancara dengan H. Darwis Bastaman, selaku Ketua Badan Anggaran
DPRD Kabupaten Pinrang, tanggal 30 Oktober 2011
64

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Darwis Bastaman maka

dapat disimpulkan bahwa anggaran proyek pembangunan yang diusulkan

oleh Golkar yang diseetujui adalah proyek pembangunan air bersih,

sedangkan anggaran proyek pembangunan yang diusulkan oleh

Fraksi Demokrat adalah proyek perbaikan jalan di Kecamatan Lanrisang

dan anggaran pembangunan yang diusulkan oleh PKS adalah proyek

pembangunan drainase di Kecamatan Lanrisang.

Kemudian hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. mengenai

fraksi yang mendukung anggaran proyek pembangunan yang diusulkan

oleh ketiga fraksi yaitu sebagai berikut :

Anggaran proyek yang diusulkan oleh fraksi Golkar adalah


pembangunan infrastruktur dan hanya didukung oleh dua fraksi
yaitu fraksi Keadilan Sejahtera dan fraksi Golkar. Sedangkan
usulan pembangunan air bersih sebagian besar fraksi mendukung
proyek ini untuk dilakukan.30

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. maka

untuk anggaran proyek pembangunan yang disetujui khususnya

untuk proyek pembangunan air bersih hampir sebagian besar fraksi

menyetujui, sedangkan untuk pembangunan infrastruktur dan proyek

pembangunan sanitasi hanya fraksi Golkar dan Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera, alasannya karena proyek pembangunan air bersih dianggap

30
Hasil wawancara Bahrun Jafar, S. selaku Ketua DPRD Kabupaten Pinrang,
tanggal 29 Oktober 2011
65

penting. Hal ini didasari oleh hasil wawancara dengan A. Sunandar

selaku Fraksi Demokrat yaitu :

Alasan proyek pembangunan infrastruktur dan proyek sanitasi


ditolak karena dianggap kurang penting, sedangkan disetujui
usulan proyek pembangunan air bersih karena masyarakat
mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih. 31

Selanjutnya hasil wawancara dengan Hatta, P. Biri selaku Wakil

Ketua DPRD yaitu :

Anggaran proyek pembangunan yang diusulkan oleh Fraksi


Demokrat lebih banyak fraksi yang mendukung proyek perbaikan
jalan, sedangkan fraksi yang mendukung proyek pembangunan air
bersih dan sanitasi adalah fraksi Golkar dan fraksi Kebangkitan
Demokrat Perjuangan Nasional.32

Kemudian alasan penolakan proyek pembangunan air bersih

dan sanitasi, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ketua Fraksi

Demokrat yaitu :

Alasan penolakan proyek pembangunan air bersih dan sanitasi,


karena proyek pembangunan air bersih dengan proyek
pembangunan sanitasi sudah dilakukan tahun anggaran 2011,
sedangkan diterima usulan anggaran perbaikan jalan
karena kondisi jalan di setiap kecamatan dianggap dalam kondisi
rusak.33

Selanjutnya dari hasil pengusulan anggaran yang diajukan oleh

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera adalah proyek pembangunan jalan

31
Hasil wawancara dengan A. Sunandar, selaku Ketua Fraksi Golkar, tanggal 30
Oktober 2011.
32
Hasil wawancara dengan Hatta, P. Biri selaku Wakil Ketua DPRD, tanggal 30
Oktober 2011.

33
Hasil wawancara dengan A. Sunandar, selaku Ketua Fraksi Demokrat, tanggal
30 Oktober 2011
66

di Kecamatan Lanrisang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan Muh. Darwis Bastaman yaitu sebagai berikut :

Proyek yang diusulkan dalam anggaran, ternyata usulan proyek


yang disetujui adalah proyek pembangunan jalan dan semua
fraksi menyetujui, sedangkan proyek pembangunan air dan sanitasi
adalah fraksi Golkar dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. 34

Kemudian dari hasil wawancara dengan Muh. Darwis Bastaman

yaitu :

Alasan disetujui proyek pembangunan jalan di Kecamatan


Lanrisang adalah karena proyek pembangunan jalan sudah
diusulkan selama 3 tahun anggaran dan belum dilakukan sehingga
dalam tahun anggaran 2011 baru disetujui. 35

Upaya-upaya yang dilakukan oleh masing-masing fraksi dalam

pengusulan anggaran proyek pembangunan, dilakukan pertarungan

politik dalam penyusunan anggaran. Hal ini dilakukan oleh Fraksi

Golkar yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Herman Sakka, SH.

yaitu :

Pelaksanaan pengusulan anggaran proyek pembangunan agar


semua usulan proyek dapat diterima, dengan melakukan
pertemuan dengan semua fraksi dalam mendiskusikan usulan
proyek pembangunan dan selain itu melakukan lobi dengan
sesama fraksi.36

Kemudian wawancara dengan A. Sunandar, selaku Ketua Fraksi

Demokrat yaitu sebagai berikut :

34
Hasil wawancara dengan Muh. Darwis Bastaman, selaku Ketua DPRD, tanggal
1 November 2011
35
Hasil wawancara dengan Muh. Darwis Bastaman, selaku Ketua DPRD, tanggal
1 November 2011
36
Hasil wawancara dengan A. Sunandar, selaku Ketua Fraksi Demokrat, tanggal
5 November 2011
67

Salah satu cara yang dilakukan guna usulan proyek pembangunan


dalam penyusunan anggaran adalah dengan melakukan
kompromi dengan sesama fraksi, hal ini dilakukan adalah melalui
kerja sama dengan fraksi.37

Dari hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat dikatakan

bahwa salah satu cara yang dilakukan guna usulan proyek pembangunan

dalam penyusunan anggaran disetujui adalah dengan melakukan

kompromi dan kerjasama yang baik antara sesama fraksi.

Kemudian dilihat dari pertarungan kepentingan politik antara

badan legislatif dan badan eksekutif (pemerintah daerah), khususnya

di Kabupaten Pinrang maka menurut Drs. H. Syarifuddin Sida, M.Si.

selaku Sekretaris Daerah yaitu :

”Jenis proyek pembangunan yang diusulkan oleh pemerintah


daerah dapat berupa :
a. Proyek pembangunan jalan kecamatan Cempa.
b. Proyek pembangunan jalan di kecamatan Lanrisang.
c. Proyek pembangunan jalan di kecamatan Mattiro Bulu
d. Proyek pembangunan sarana air bersih pada dua kecamatan
seperti kecamatan Suppa dan kecamatan Patampanua.” 38

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekda di Kabupaten

Pinrang maka jenis proyek yang diusulkan oleh Badan Eksekutif

kepada Banggar DPRD di Kabupaten Pinrang lebih tertuju kepada

proyek pembangunan jalan dan proses pembangunan air bersih.

Dimana proyek pembangunan jalan diprioritaskan pada tiga kecamatan

yaitu kecamatan Cempa, Lanrisang, dan kecamatan Mittiro Bulu.

37
Hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, selaku Anggota Fraksi, tanggal
6 November 2011
38
Hasil wawancara dengan Drs. H. Syarifuddin Sida, M.Si, Sekda Daerah Tingkat
II di Kabupaten Pinrang, tanggal 5 November 2011.
68

Sedangkan proyek pembangunan sarana air bersih lebih diprioritaskan

pada dua kecamatan yaitu kecamatan Suppa dan kecamatan

Patampanua.

Selanjutnya hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku

Ketua Badan Anggaran mengenai jenis proyek pembangunan yang

ditolak yaitu :

”a. Proyek pembangunan jalan Cempa

b. Proyek pembangunan jalan Patampanua

c. Proyek pembangunan sarana air bersih di Kecamatan

Patampanua.”39

Lebih lanjut wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. Selaku Ketua

Badan Anggaran mengenai penolakan proyek pembangunan jalan

Cempa, Patampanua dan sarana air bersih yaitu :

”Alasan penolakan jenis proyek pembangunan jalan dan sarana


air bersih yaitu karena adanya jenis proyek pembangunan jalan
lebih penting yang diprioritaskan, serta proyek pembangunan
jalan Cempa dan Patampanua masih dalam kondisi baik dan
selain itu sarana air bersih di Kecamatan Patampanua sudah
dianggarkan tahun lalu.”40

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. yang

menunjukkan bahwa alasan penolakan jenis proyek pembangunan

jalan dan sarana air bersih di Kecamatan Patampanua dalam kondisi


39
Hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku Ketua Badan Anggaran
DPRD di Kabupaten Pinrang, tanggal 5 November 2011.
40
Hasil wawancara dengan H. Bahrun Jafar, S. selaku Ketua Badan Anggaran
DPRD di Kabupaten Pinrang, tanggal 5 November 2011.
69

baik dan selain itu untuk proyek sarana air bersih, khususnya di

Kecamatan Patampanua sudah dianggarkan pada tahun yang lalu.

Selanjutnya dari hasil wawancara dengan Drs. H. Syarifuddin Sida,

M.Si mengenai upaya yang dilakukan oleh badan eksekutif di Kabupaten

Pinrang, agar usulan proyek dapat dimasukkan dalam APBD yaitu :

”Upaya yang dilakukan dalam meloloskan jenis proyek yang


diusulkan oleh Badan Eksekutif Daerah di Kabupaten Pinrang
adalah melalui kompromi antar pemerintah daerah daerah di
Kabupaten Pinrang dengan Badan Anggaran (Banggar) DPRD di
Kabupaten Pinrang.41

Dari hasil wawancara dengan Sekretaris Daerah di Kabupaten

Pinrang, yang menunjukkan bahwa salah satu cara yang dilakukan

oleh pemerintah daerah di Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan

usulan proyek agar dapat dimasukkan dalam APBN 2011 adalah

dengan melalui kompromi dengan Badan Anggaran DPRD di Kabupaten

Pinrang.

41
Hasil wawancara dengan Drs. H. Syarifuddin Sida, M.Si. selaku Sekretaris
Daerah Tingkat II, di Kabupaten Pinrang, tanggal 5 November 2011.
70

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai

pelaksanaan fungsi anggaran di DPRD Kabupaten Pinrang tahun 2011,

maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi anggaran

oleh DPRD Kabupaten Pinrang telah dilakukan dengan baik dan

sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004


2. Pertarungan tingkat kepentingan politik dalam penyusunan APBD

baik antara sesama anggota DPRD, fraksi maupun antara DPRD

dengan eksekutif. Dimana pertarungan kepentingan itu dicapai

kompromi melalui lobi politik, baik antara anggota DPRD dengan

anggota DPRD lainnya maupun antara Banggar DPRD dengan

pemerintah daerah di Kabupaten Pinrang.

B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan

hasil penelitian dan pembahasan ini, adalah sebagai berikut :

1. Dalam melakukan fungsinya sebagai pihak yang bertanggungjawab

dalam penyusunan APBD, agar senantiasa APBD yang disusun

bersifat transparan, memiliki akuntabilitas yang baik dan bebas dari

KKN.
71

2. Agar dalam menunjang tingkat kepentingan politik, hendaknya

melakukan kerja sama dan saling mendukung usulan proyek yang

akan dimasukkan dalam APBD.

You might also like