You are on page 1of 6

Putri etVol.

GALENIKA Journal of Pharmacy al./Galenika


2 (2) : 90 Journal
- 95 of Pharmacy ISSN : 2442-8744
October 2016

ANALISIS KADAR ALBUMIN IKAN SIDAT (Anguilla marmorata dan Anguilla


bicolor) DAN UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI
(Oryctolagus cuniculus)

ANALYSIS OF ALBUMIN LEVELS OF THE EELS (Anguilla marmorata and Anguilla


bicolor) AND EXAMINATION OF ITS OPEN WOUND HEALING ACTIVITY ON
RABBIT (Oryctolagus cuniculus)

Ariza Abu Bakar Putri1*, Yuliet1, Jamaluddin1


1
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Received 4 Agustus 2016, Accepted 14 September 2016

ABSTRAK

Ikan sidat merupakan salah satu ikan yang mengandung albumin. Albumin bermanfaat dalam
pembentukan jaringan tubuh yang baru pada masa pertumbuhan dan dapat mempercepat penyembuhan jaringan
tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar albumin pada ikan sidat (Anguilla marmorata dan
Anguilla bicolor) serta efek albumin terhadap penyembuhan luka terbuka. Kadar albumin ikan sidat ditentukan
dengan menggunakan metode Bromocresol green dan dilakukan secara triplo. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rerata kadar albumin spesies Anguilla marmorata adalah 13,269 mg/100 g serta rerata kadar albumin
untuk spesies Anguilla bicolor adalah 8,998 mg/100 g. Kadar albumin ikan sidat yang tertinggi dilanjutkan ke
uji penyembuhan luka terbuka dengan menggunakan 5 ekor kelinci. Tiap kelinci diberi 5 perlakuan/luka terbuka
dengan masing-masing konsentrasi yaitu kontrol positif yang mengandung povidone iodine, kontrol negatif
(basis salep), konsentrasi ekstrak albumin 5%, 10% dan 15%. Luka terbuka pada kelinci diamati pada hari ke-1,
3, 5, 7, 10, 12, dan 14. Analisis data pengujian kadar albumin menggunakan uji IndependenT test, dan analisis
data persentase penyembuhan luka terbuka menggunakan uji Two Way ANOVA. Hasil analisis Independen T
test terhadap kadar albumin menunjukkan adanya perbedaan signifikan terhadap kadar albumin pada ikan sidat
spesies Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor, dengan kadar albumin tinggi terdapat pada ikan sidat spesies
Anguilla marmorata. Konsentrasi efektif albumin untuk penyembuhan luka yaitu konsentrasi 5% dengan
persentase penyembuhan luka mencapai 100%.

Kata Kunci :Albumin, Anguilla marmorata, Anguilla bicolor, Bromocresol green, Oryctolagus cuniculus.

ABSTRACT

Eel is one kind of fish which contain albumin. Albumin is useful in the formation of new body tissue
during growth and can accelerate the healing of body tissue. This study aimed to determine levels of albumin in
the eels (Anguilla marmorata and Anguilla bicolor) as well as its effect of open wound healing tested at various
concentrations. The albumin levels were determined using Bromocresol green method with three times
repetition. The results showed that average albumin levels of Anguilla marmorata was 13,269 mg/100 g and
Anguilla bicolor was 8,998 mg/100 g. Eel extract with the highest level of albumin was continued to
pharmacological tests using 5 rabbits which had been open-wounded in 5 areas. Each rabbit was then given 5
treatments. The first two rabbits got positive control containing povidone iodine and negative control (ointment
base), while the other three got albumin extract successively at concentration of 5%, 10% and 15%. The wounds
were observed on days 1, 3, 5, 7, 10, 12, and 14. The data analysis for albumin levels was done using
Independent T test and for open wound healing percentage using One Way ANOVA. The analysis results
showed a significant difference of albumin levels between Anguilla marmorata and Anguilla bicolor and it
found that the highest level of albumin was in Anguilla marmorata species. The effective extract concentration
of albumin in wound healing was at concentration of 5% with wound healing percentage of up to 100%.

Keywords : Albumin, Anguilla marmorata, Anguilla bicolor, Bromocresol green, Oryctolagus cuniculus.

*Coresponding author : Ariza Abu Bakar Putri, Arizaputry_36@yahoo.com

90
Putri et al./Galenika Journal of Pharmacy

PENDAHULUAN konsentrasi 10% dapat memberikan hasil


Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan terbaik terhadap penutupan luka sayat dengan
jenis ikan yang laku di pasar internasional luka menutup hari ke-8.
(Jepang, Hongkong, Jerman, Italia, dan Luka merupakan hilang atau rusaknya
beberapa negara lainnya). Dengan demikian sebagian jaringan tubuh (Syamshu hidayat,
ikan ini memiliki potensi sebagai komoditas 1998). Secara alamiah jaringan tubuh yang
ekspor (Affandi, 2005). menderita luka akan berusaha memperbaiki
Di Indonesia sumber daya ikan sidat diri. Kesembuhan ini dikenal sebagai
belum banyak dimanfaatkan. Hal ini terlihat kesembuhan alami. Mengingat fungsi kulit
dari tingkat pemanfaatan ikan sidat secara yang sangat penting, yaitu untuk melindungi
lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, tubuh dari trauma maupun sebagai penahan
padahal jumlah ikan ini baik dalam ukuran terhadap kuman, virus, dan jamur maka
benih maupun ukuran konsumsi cukup sebaiknya jika terjadi luka pada kulit harus
melimpah. Salah satu penyebabnya adalah segera diobati (Price and Wilson, 1982).
ikan ini belum banyak dikenal, sehingga Berdasarkan uraian di atas, maka
kebanyakan penduduk Indonesia belum penting dilakukan analisis kadar albumin pada
familiar untuk mengkonsumsi ikan sidat. ikan sidat terutama spesies Anguilla bicolor
Sulawesi Tengah, khususnya wilayah dan Anguilla marmorata (Q.) Gaimard yang
Poso memiliki potensi ikan sidat (sogili) yang terdapat di perairan Danau Poso. Selain itu
cukup tinggi karena didukung oleh Teluk juga untuk menguji kemampuan ekstrak
Tomini yang cukup dalam serta keberadaan albumin yang diperoleh dari salah satu spesies
perairan darat yang luas yaitu Danau Poso ikan sidat Anguilla bicolor dan Anguilla
(McKinnon, 2006). Ada 5 (lima) jenissidat marmorata (Q.) Gaimard terhadap
yang terdapat di DanauPosoyaituAnguilla penyembuhan luka terbuka pada hewan uji
marmorata (Q.) Gaimard, Anguilla celebensis, kelinci (Oryctolagus cuniculus).
Anguilla interioris, Anguilla bicolor pacific,
dan Anguilla borneoensis (Anonima, 2010). BAHAN DAN METODE
Hasil tangkapan ikan di Danau Poso Bahan
didominasi oleh jenis ikan sidat yaitu sekitar Bahan utama yang digunakan adalah ikan
40% dari total tangkapan sebesar 75,54 sidat spesies Anguilla bicolor dan Anguilla
ton/tahun (Anonim, 2005). marmorata(Q.) Gaimard yang diperoleh dari
Lendir sidat juga dimanfaatkan untuk Danau Poso.
pengobatan tradisional seperti pengobatan Bahan untuk uji kadar albumin
pada luka (Roy, 2013). Sidat merupakan ikan menggunakan metode bromocresol green yaitu
konsumsi yang sangat digemari dibanyak reagen bromocresol green, reagen standar
negara khususnya Jepang, Cina, Jerman, dan albumin, dan reagen control.
Perancis karena selain memiliki rasa unik juga Bahan untuk uji aktivitas penyembuhan luka
sangat kaya akan vitamin A, B1, B2, B6, C, D, terbuka yaitu ketamin 10 mL, kapas, alkohol
protein albumin, DHA (Docosahexaenoic 70%, betadine salep, dan aqua pro injection.
acid) dan EPA (Eicosapentaenoic acid) lebih
dikenal dengan omega-3, serta beberapa Hewan Uji
mineral lainnya (Rovara, 2010). Hewan uji yang digunakan dalam
Albumin berfungsi untuk mengatur penelitian ini yaitu hewan kelinci dengan umur
tekanan osmotik dalam darah dan juga sebagai 4-10 bulan dan dengan berat badan 1,5-2,5 kg
sarana pengangkut atau transportasi. Albumin sebanyak 5 ekor.
bermanfaat dalam pembentukan jaringan tubuh
yang baru pada masa pertumbuhan dan dapat Metode Penelitian
mempercepat penyembuhan jaringan tubuh Penelitian ini merupakan penelitian
(Suprayitno, 2009; Poedjiadi, 2006). Pengujian eksperimen laboratorium dimana dengan
secara ilmiah yang dilakukan oleh Sinambela menggunakan metode bromocresol green dan
(2012), menyatakan bahwa ikan gabus yang dengan alat photometer. Serta uji aktivitas
mengandung albumin memiliki aktivitas dan albumin ikan sidat terhadap penyembuhan
efektivitas terhadap penyembuhan luka sayat luka terbuka pada hewan uji kelinci.
dimana sediaan salep minyak ikan gabus pada

91
Putri et al./Galenika Journal of Pharmacy

Waktu dan Tempat Penelitian Pengujian Efek Sediaan Ekstrak Albumin


Terhadap Penyembuhan Luka Terbuka
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Kelinci
Mei-Juli 2015. Bertempat di Laboratorium Hewan uji yang digunakan berjumlah 5
Kesehatan, Palu, Sulawesi Tengah, ekor, kemudian dibagi menjadi 5 kelompok
Laboratorium Farmakognosi - Fitokimia, uji. Perlakuan dilakukan selama 7 hari.
Laboratorium Farmakologi - Biofarmasi Kelinci I : diberi betadine salep sebagai
FMIPA, UniversitasTadulako, Palu, Sulawesi kontrol positif
Tengah. Kelinci II : diberi basis salep (vaselin
kuning dan adeps lanae)
Tahap Persiapan Bahan Uji sebagai kontrol negatif
Sampel ikan Sidat (Anguilla marmorata Kelinci III : diberi ekstrak albumin ikan
(Q.) Gaimard) dan (Anguilla bicolor) sidat dengan konsentrasi 5%
diperoleh dari Danau Poso. Kelinci IV : diberi ekstrak albumin ikan sidat
dengan konsentrasi 10%
Tahap Preparasi Sampel Kelinci V : diberi ekstrak albumin ikan sidat
Ikan sidat dibersihkan (dihilangkan sisik, dengan konsentrasi 15%
insang, dan isi perut), kemudian dicuci sampai
tidak ada lagi darah dan lendir, dipotong Pengukuran Persentase Penyembuhan
menjadi potongan-potongan kecil dan tulang Luka Sayat
dihilangkan. Kemudian dihaluskan Kesembuhan luka dinilai dengan cara
menggunakan blender dan ditambahkan mengukur rata-rata panjang luka setiap harinya
pelarut dengan perbandingan 1: 1 v/b (100 mL dimulai pada hari pertama pembuatan luka
pelarut air : 100 g ikan) untuk ekstrak kasar. sampai pada hari ke-14, dengan menghitung
persentase penyembuhan luka.
Tahap Ekstraksi Untuk
Ekstraksi albuminnya yaitu dengan persentasepenyembuhanlukaterbukadihitungde
menggunakan pelarut HCl 0,1M dengan nganrumus:
pemanasan pada suhu 50-60ᴼC selama 10
menit. Kemudian disaring untuk memisahkan do−dx
P%= ×100%
cairan dan residu, lalu cairan ditambah dengan do
200 mL heksana, dan dikocok selama 30
menit. Sehingga terbentuk dua fase, fase P% untukpersentasepenyembuhanluka,
minyak dan fase air (cairan ekstrak). Fase dountukpanjang lukaawaldan dxuntukpanjang
minyak dipisahkan dan ditampung dengan lukapadahariterakhir.
wadah penampung. Cairan ekstrak yang
diperoleh (fase air) siap dianalisis. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Secara Kualitatif
Tahap Uji Kualitatif Protein Albumin Ekstrak ikan sidat (Anguilla bicolor dan
(Yazid, dkk., 2006 dan Hairima, dkk, 2014) Anguilla marmorata) positif mengandung
Ekstrak ikan sidat (Anguilla marmorata protein albumin dengan menggunakan 3
dan Anguilla bicolor) diuji secara kualitatif metode uji yaitu secara biuret, xanthoprotein,
menggunakan uji biuret, uji xanthoprotein, dan dan secara visual.
uji secara visual terhadap adanya protein
albumin. Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Albumin
Secara Kualitatif
Tahap Uji Kuantitatif Ekstrak Albumin Metode Uji
Ikan Sidat No Zat Uji
Ekstrak albumin ikan sidat (Anguilla Biuret Xanthoprotein Visual
marmorata dan Anguilla bicolor) diuji secara
kuantitatif menggunakan metode Bromocresol 1. Albumin + + +
green dan menggunakan alat photometer
Ekstrak
untukmengetahui kadar tertinggi diantara Anguilla
2. + + +
kedua spesies tersebut. marmorata
2%

92
Putri et al./Galenika Journal of Pharmacy

Ekstrak albumin pada ikan sidat spesies Anguilla


3. Anguilla + + +
bicolor 2% marmorata dan Anguilla bicolor.Diantara
keduanya, spesies Anguilla marmorata yang
Uji biuret digunakan untuk uji protein, memiliki kadar yang lebih tinggi. Maka
karena uji ini dapat mendeteksi adanya ikatan ekstrak albumin ikan sidat Anguilla
peptide yang diperoleh hasil reaksi berupa marmorata dilanjutkan ke pengujian efek
warna ungu pada larutan yang menunjukkan sediaan ekstrak albumin terhadap
adanya protein. Berdasarkan Tabel 1 uji biuret penyembuhan luka terbuka pada kelinci.
terlihat bahwa semua sampel terjadi perubahan
warna menjadi ungu. Hal ini terjadi karena ion Hasil Pengujian Efek Sediaan Ekstrak
Cu2+ (dari pereaksi Biuret) dalam suasana basa Albumin Terhadap Penyembuhan Luka
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan Terbuka Kelinci
peptida yang menyusun protein membentuk Persentase penutupan luka tiap harinya sampai
senyawa kompleks berwarna ungu (violet) hari ke – 14 dapat dilihat pada Tabel 3
(Yazid & Nursanti, 2006).
Uji xanthoprotein membuktikan adanya Tabel 3. Persentase Penutupan Luka
asam amino torisin, triptofan, atau fenilalanin
yang terdapat dalam protein. Jika protein yang
mengandung cincin benzena (tirosin, triptofan,
dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat
pekat, maka akan terbentuk endapan putih
yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk
dalam suasana basa akan terionisasi dan
warnanya berubah menjadi jingga (Yazid &
Nursanti, 2006). Pengujian kualitatif yang
terakhir yaitu pengujian secara visual. Hasil
yang didapat positif mengandung ekstrak Berdasarkan hasil persentase penyembuhan
albumin. luka pada hewan uji dinyatakan sembuh
dengan ditandai perubahan panjang luka yang
Hasil Uji Kuantitatif Ekstrak Albumin Ikan semakin mengecil atau persentase
Sidat penyembuhan luka yang semakin besar.
Ekstrak albumin ikan sidat diuji secara
kuantitatif untuk mengetahui spesies mana 30
yang kadar albuminnya lebih tinggi. 20 Kontrol
Negatif
Panjang Luka (mm)

10
Tabel 2. Data analisis kadar albumin Kontrol
0
ekstrak ikan sidat secara Positif
kuantitatif
Kadar albumin (mg/100 g) Rata- Konsentr
Jenis
No
Sampel
rata ± asi 5%
I II III SD
Hari
Anguilla 8,998 ±
1
bicolor
9,24 8,998 8,756
0,242 Gambar 1. Grafik penyembuhan luka setiap hari

Anguilla 13,269 Fase air ekstrak ikan sidat Anguilla


2 13,552 13,574 12,683
marmorata ± 0,508*
Ket : * menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
marmorata dibuat dengan variasi konsentrasi
5%, 10%, dan 15% yang ditambahkan dengan
Berdasarkan hasil yang didapat, kadar basis salep adeps lanae dan vaselin kuning.
rata-rata albumin yang diperoleh untuk spesies Pemilihan variasi konsentrasi dan basis salep
Anguilla marmorata yaitu 0,508 mg/100 g dan yang digunakan yaitu bedasarkan penelitian
kadar rata-rata albumin untuk spesies Anguilla sebelumnya oleh Hairima, dkk, 2014, untuk
bicolor yaitu 0,242 mg/100 g. Berdasarkan uji variasi konsentrasi dimana ekstrak 10% pada
statistik independen T test menyatakan adanya ikan gabus lebih cepat penyembuhan lukanya.
perbedaan yang signifikan antara kadar Basis yang digunakan termasuk jenis basis

93
Putri et al./Galenika Journal of Pharmacy

salep yang mudah larut dalam air, sehingga cairan intrasel akan masuk kedalam sel karena
basis tersebut dapat bercampur dengan fase air adanya perbedaan atau ketidakseimbangan
ektrak ikan sidat Anguilla marmorata. konsentrasi didalam dan diluar sel melalui
Konsentrasi basis yang digunakan yaitu 5% jalur osmotik sehingga menyebabkan sel
adeps lanae dan vaselin kuning hingga 100 g. mengalami edema atau pembengkakan.
Keuntungan salep yaitu sebagai bahan Kondisi ini memerlukan nutrisi albumin yang
pembawa substansi obat untuk pengobatan dapat menjaga tekanan osmotik didalam dan
kulit, sebagai bahan pelumas kulit, dan sebagai diluar sel, sehingga edema yang terjadi tidak
pelindung kulit yaitu mencegah kontak bertambah parah (Mansjoer, 2000; Suriadi,
permukaan kulit dengan larutan berair dan 2007).
rangsang kulit (Anief, 2007). Pada fase maturasi, albumin berperan
Hasil analisis statistik menunjukkan sebagai bahan dasar melalui perombakan
bahwa kelompok kontrol positif yang katabolik tubuh untuk membentuk kolagen.
mengandung povidone iodine dengan Kolagen berkembang cepat menjadi faktor
kelompok yang diberi basis salep dengan utama pembentuk matrik. Serabut kolagen
konsentrasi 5% memberikan perbedaan yang pada permulaan terdistribusi acak membentuk
tidak signifikan namun berbeda signifikan persilangan dan beragregasi menjadi bundel-
dengan kelompok kontrol negatif yang dibuat bundel fibril yang perlahan menyebabkan
dengan basis salep tanpa ekstrak albumin dan penyembuhan jaringan dan meningkatkan
ekstrak albumin dengan konsentrasi 10% dan kekakuan dan kekuatan ketegangan.
15%. Ekstrak albumin dengan konsentrasi Pengembalian kekuatan tegangan berjalan
10% dan 15% yang diberi basis salep perlahan karena deposisi jaringan kolagen
memberikan perbedaan yang tidak signifikan terus menerus, remodeling serabut kolagen
dengan kelompok kontrol negatif yang diberi membentuk bundel-bundel kolagen lebih besar
basis salep. dan perubahan dari cross linking inter
Ekstrak albumin dengan konsentrasi 10% molekuler. Remodeling kolagen selama
dan 15% memiliki efek penyembuhan yang pembentukan jaringan parut tergantung pada
lebih kecil daripada ekstrak albumin pada proses sintesis dan katabolisme kolagen yang
konsentrasi 5%. Hal ini karena berat molekul berkesinambungan (Mercandetti, 2014).
dari albumin ikan sidat sangat tinggi sehingga Mekanisme kerja povidone iodine dimulai
semakin tinggi konsentrasi maka semakin sulit setelah kontak langsung dengan jaringan maka
untuk berdifusi, dimana berat molekul ikan elemen iodine akan dilepaskan secara
sidat IgM adalah 790 kDa (Aida, dkk., 2003). perlahan-lahan dengan aktivitas menghambat
Senyawa dengan bobot molekul lebih rendah metabolism enzim bakteri sehingga
akan berdifusi lebih cepat daripada dengan mengganggu multiplikasi bakteri yang
senyawa dengan bobot molekul tinggi, paling mengakibatkan bakteri menjadi lemah. Iodine
tidak karena membentuk ikatan dengan dalam jumlah yang kecil diserap masuk ke
konstituen membran (Aiache, 1982). Hasil dalam aliran darah, sehingga menyebabkan
statistik juga menyatakan adanya perbedaan efek sistemik dengan akibat shock anoksia
yang signifikan persentase penutupan luka jaringan. Povidone iodine yang biasa
terhadap waktu pengamatan dimana semakin digunakan dalam perawatan luka hanya 10%.
lama waktu pengamatan persentase Hasil suatu penelitian menyatakan bahwa
penyembuhan luka semakin besar. semakin tinggi konsentrasi iodine yang
Mekanisme albumin pada penyembuhan digunakan semakin mempercepat
luka dimana pada tahapan proses inflamasi penyembuhan luka (Gunawan, 2007).
albumin berperan dalam mengatur tekanan
osmotik di dalam darah dan merupakan hampir
50% protein plasma (Murray, dkk., 2009). DAFTAR PUSTAKA
Pada saat terjadi luka pada suatu jaringan kulit,
kulit akan menunjukkan tanda inflamasi atau Affandi, R. (2005). Strategi Pemanfaatan
peradangan dimana benda asing dari luar Sumberdaya Ikan Sidat Anguilla spp
tubuh dapat masuk melalui luka yang terbuka di Indonesia, Departemen Manajemen
seperti luka sayat, masuknya benda asing ini Sumberdaya Perairan, FPIK-IPB.
memicu gangguan tekanan hidrostatik dimana

94
Putri et al./Galenika Journal of Pharmacy

Aiache, J.M. (1982). Farmasetika 2 Murray, Robert K.G., Daryl K.M., Peter A.R.,
Biofarmasi, Edisi Kedua, Penerjemah : & Victor W. 2009. Biokimia Harper,
Widji Soeratri, Penerbit Airlangga Edisi 27, EGC, Jakarta.
University Press, Surabaya.
Poedjiadi, A. (2006). Dasar-Dasar Biokimia,
Aida, K., Tsukamoto, K., & Yamauchi, K. UI Press: Jakarta, 115-119.
(2003). Eel Biology, Springer, Tokyo.
Price, S.A. & Wilson, L.M. (1982).
Anief, M. (2007). Farmasetika, Gadjah Mada Pathophysiology Clinical Conceps of
University Press, Yogyakarta. Process, diterjemahkan oleh Peter
Anugrah, Patofisiologi Klinik Proses-
Anonim. (2005). Riset Keanekaragaman Proses Penyakit, (1995), Edisi ke-4,
Hayati Ikan Perairan Pedalaman di Buku ke-1, 3-108, Penerbit Buku
Sulawesi, Laporan Teknis Pusat Riset Kedokteran EGC, Jakarta.
Perikanan Tangkap, Jakarta. p. 74.
Rovara, O. (2010). Laporan Akhir Alih
a
Anonim (2010). Sosialisasi Pengelolaan Teknologi Pemeliharaan Benih Ikan
Spesies Endemik Sidat Danau Poso, Sidat Teradaptasi Di Kawasan Segara
http://dkp.sulteng.go.id/index.php?opti Anakan, Badan Pengkajian Dan
on=com_content&task=view&id=209 Penerapan Teknologi, Jakarta.
&Itemid=78, Diakses pada tanggal 03
Februari 2015, 19.25 WITA. Roy, R. (2013). Budi Daya Sidat, Penerbit
Agromedia Pustaka, Jakarta
Gunawan, S.G. (2007). Farmakologi dan
Terapi, Edisi Kelima, Departemen Sinambela. H.Y. (2012). Optimasi Formulasi
Farmakologi Kedokteran UI, Jakarta. Sediaan Salep Minyak Ikan Gabus
(Channa Striata Bloch) sebagai Obat
Hairima, Andrie, M., & Fahrurroji, A. (2014). Luka Sayat dengan Metode Simplex
Uji Aktivitas Salep Obat Luka Fase Lattice Design, Skripsi, Program Studi
Air Ekstrak Ikan Toman (Channa Farmasi, Fakultas Kedokteran
micropeltes) pada Tikus Putih Jantan Universitas Tanjungpura Pontianak.
Galur Wistar, Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran, Pontianak. Suprayitno. E. (2009). Penggunaan Albumin
Ikan Gabus pada Penutupan Luka,
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Artikel Ilmiah, 1(2) : 1.
Kedokteran, Edisi III, Media
Aesculapius, Jakarta. Suriadi. (2007). Manajemen Penyembuhan
Luka, Stikep Muhammadiyah,
McKinnon, L.J. (2006). A review of eel biolgy Pontianak.
: Knowledge and Gaps, EPA Victoria
and Audentes Investments Pty, Ltd. Syamshuhidayat. R. (1998). Buku Ajar Ilmu
Bedah Edisi Revisi, Penerbit Buku
Mercandetti, M. & Cohen, A. (2014). Wound Kedokteran EGC, Jakarta.
healing, healing and repair,
Emedicine, Yazid, E., & Nursanti, L. (2006). Penuntun
http://www.eMedicine.com.Inc, Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa
Diakses pada tanggal 05 Oktober 2015 Analisis, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.

95

You might also like