Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kasus Kehamilan Resiko Tinggi
Laporan Kasus Kehamilan Resiko Tinggi
..
Disusun oleh:
Dhanita Cahya P. (01.210.6124)
Fikri Arief H. (01.210.6161)
Isna P. Anna (01.204.4812)
Lelly Kurnia F (01.210.6207)
Yoga Arfyan (01.210.6297)
Telah Disahkan
Mengetahui
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema
bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila
abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2010, p. 254).
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin
yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Sampai saat
ini kehamilan risiko tinggi masih menjadi ancaman yang besar bagi upaya
3
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin dimana saja di seluruh dunia.
dan mortalitas baik maternal maupun perinatal yang masih tinggi.Hal ini
kematian ibu dapat dicegah apabila ibu memiliki pengetahuan yang baik
Untuk itu deteksi dini tanda-tanda bahaya oleh ibu hamil terhadap
kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang
risiko harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan
preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk
tenaga kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu, karena itu peran
risiko. Salah satu upaya yaitu melalui promosi kesehatan dan pencegahan
risiko, seperti pemberian suplemen nutrisi, zat besi, imunisasi tetanus toksoid
4
pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi,
yang sudah ada. Selain itu, ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang
bidan, petugas Posyandu, media massa (televisi, koran, dll), sehingga dapat
sebesar 50,57%, disusul kemudian pada waktu hamil sebesar 25,04% dan
kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan
merupakan salah satu dari kriteria 4 ‘’terlalu’’, yaitu terlalu tua pada saat
5
tahun), terlalu banyak anak (> 4 anak), terlalu rapat jarak
pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan CBR 19,1 maka terdapat
4.287.198 bayi lahir hidup. Dengan AKI 228/100.000 KH berarti ada 9.774
ibu meninggal per tahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang
cukup tinggi dan pada tahun 2015 ini cenderung meningkat setiap bulannya.
6
Pada bulan Januari 2015 terdapat 44 kasus, dimana kasus tertinggi terjadi di
tertinggi yaitu sebesar 17 kasus. Pada Maret 2015 angka kejadian kehamilan
daerah Bangetayu Kulon sebesar 26 kasus. Pada bulan April 2015 angka
terjadi di daerah Banget ayu Wetan sebesar 17 kasus. Untuk daerah Penggaron
Lor dan Karang Roto sendiri kasus kehamilan resiko tinggi juga cenderung
meningkat sejak bulan Januari 2015 sampai Maret 2015 yaitu berturut-turut
bulan Mei tahun 2015 jumlah ibu hamil sebanyak 479 orang, yang
mengalami risiko sebanyak 118 orang yang terdiri dari 6 kelurahan meliputi
Kelurahan Bangetayu Kulon jumlah ibu hamil sebanyak 105 orang, yang
hamil, Bangetayu Wetan jumlah ibu hamil 110 orang, yang mengalami
jumlah ibu hamil 99 orang, yang mengalami risiko sebanyak 31 dan tidak
risiko sebanyak 68 ibu hamil, Penggaron Lor jumlah ibu hamil 45 orang,
yang mengalami risiko sebanyak 11 dan tidak risiko sebanyak 34 ibu hamil,
7
jumlah ibu hamil 58 orang, yang mengalami risiko sebanyak 7 dan tidak
1.3. Tujuan
Bangetayu.
8
Mengetahui faktor genetik yang mempengaruhi terjadinya
1.4. Manfaat
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun
(Manuaba,2008).
2.1.2 Frekuensi
risiko tinggi 69,7% dengan kriteria tersendiri yaitu dari jumlah kasus-
komplikasi.
10
2.1.3 Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi
tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,grandemulti, riwayat
berdasarkan:
a. Komplikasi Obstetrik :
- ≥ 2 kali abortus
- Kehamilan mola
11
- Pernah inersia uteri
b. Komplikasi medis
dalam kehamilan.
pada kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan
dan kondisi tersebut bisa digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.
Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat,
tradisi, kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada
12
Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin,
malaria.
4. Faktor lingkungan:
lain. Hal tersebut dapat memyebabkan resiko pada ibu hamil ketika ada
penyakit tb paru.
suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
13
kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB
tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem
Secara klinis, TB dapat terjadi melalui infeksi primer dan paska primer.
banyaknya kuman yang masuk dan respon daya tahan tubuh dapat
secara "persisten" atau dormant", sehingga daya tahan tubuh tidak dapat
akan menjadi penderita TB dalam beberapa bulan. Pada infeksi primer ini
14
biasanya menjadi abses (terselubung) dan berlangsung tanpa gejala, hanya
batuk dan nafas berbunyi. Tetapi pada orang-orang dengan sistem imun
lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan
primer terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi primer.
Ciri khas TB paska primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
belum tentu sakit atau tidak menularkan kuman TB. Proses selanjutnya
faktor risiko dikenali oleh ibu hamil serta keluarga sehingga ibu-ibu
2.2. PRE-EKLAMSI
2.2.1. Pengertian
15
disadari dalam waktu singkat pre-eklampsia berat bahkan dapat
eklampsia.
2.2.2. Epidemiologi
rata 600 per 100.000 kelahiran hidup; di Asia selatan, 500 per
16
tahun 1990, diterbitkan sebuah laporan yang menganalisis semua
United Kingdom
17
Dalam grafik berikut dapat ditunjukan turunnya penyebab
persalinan.(Crowther, 1985)
18
Di Afrika yang beriklim tropis ini dapat timbul dengan
cepat, mlai dari tanda fisik yang dini eklampsia berat dapat terjadi
tercatat 70% pasien primigravida dan lebih dari 95% dari mereka
eklampsia
2.2.3. Gejala-gejala
19
vasospasmus, edema atau ablatio retinae. Perubahan ini dapat
pemeriksaan semikuantitatif.
epigastrium.
20
Disamping terdapat preeklampsia ringan dan berat /
ditegakkan.
21
2.2.4. Etiologi dan Patofisiologi
22
timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan
koma.(Hanifa,2004)
dengan teori ini tidak dapat diterangakan semua hal yang berkaitan
dan air.(Manuaba,2008)
23
Teori iskemia daerah implantasi plasenta, didukung kenyataan
sebagai berikut:
kehamilan
janin.(Hanifa, 204)
2009)
1. Nulipara
24
2. Kehamilan ganda
sebelum kehamilan
7. obesitas.
a. Determinan proksi/dekat
b. Determinan intermediat
25
a) Faktor usia
bayi dilahirkan dari ibu remaja yang sedikit lebih besar dari
pertama atau nulipara umur belasan tahun (usia muda kurang dari
20 thn).
b) Paritas
26
berulang-ulang akan mempunyai banyak risiko terhadap
1,8%.
c) Kehamilan ganda
satu.(Manuaba,2008)
d) Faktor genetika
27
kehamilan pada 5.622 nulipara yang melahirkan di Rumah Sakit
Parkland dalam tahun 1986, dan 18% wanita kulit putih, 20%
pada kulit putih, 6,6% pada Hispanik, dan 8,5% pada kulit hitam,
a) Riwayat preeklampsia
28
mempunyai riwayat preeklapmsia, sedangkan pada kelompok
b) Riwayat hipertensi
d) Status gizi
karena jumlah darah yang berada dalam badan sekitar 15% dari
29
berat pula fungsi pemompaan jantung. Sehingga dapat
e) Stres / Cemas
lain
a) Pemeriksaan antenatal
30
oleh pasien sendiri, maka diagnosa dini hanya dapat dibuat dengan
c. Determinan kontekstual
a) Tingkat pendidikan
31
lebih menperhatikan kesehatan dirinya. Hasil penelitian Agung
32
c) Pekerjaan
otot dan peredaran darah. Begitu juga bila terjadi pada seorang ibu
33
kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan untuk menentukan
proteinuria.
a. Diet makanan.
b. Cukup istirahat
34
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti
memerlukan perhatian:
mata.
35
9. Penanganan pre-eklampsia
36
obtetrik.(Manuaba,2008)Pada pre-eklampsia ringan ( tekanan darah
2. Sedativa ringan.
a. Phenobarbital 3 x 30 mg
b. Valium 3 x 10 mg
3. Obat penunjang
a. Vitamin B kompleks
c. Zat besi
4. Nasehat
berkurang.10)
37
5. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat. Petunjuk
38
BAB III
STATUS PRESENT
Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. SL
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMP
39
II. Anamnesa
jalan lahir, tidak ada lendir, tidak ada cairan ngepyok ataupun
C. Riwayat haid :
pernikahan20 tahun
40
E. Riwayat obstetri : G5P4A0
3300 gram
2700 gram
2800 gram
H. Riwayat KB : (-)
- Hipertensi : diakui
- Asma : disangkal
- Alergi : disangkal
41
J. Riwayat penyakit keluarga :
- Hipertensi : disangkal
- Asma : disangkal
- Alergi : disangkal
1. Status Generalis
Nadi = 88 kali/menit
Pernapasan = 20 kali/menit
Suhu = 36,5°C
42
Katarak OD +
- Mulut :
Uvula : di tengah
mammae
nyeritekan (-)
- Thoraks :
43
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Abdomen :
++ - -
+ + --
2. Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
gravidarum (-)
sebelah kanan
44
Leopold III : Teraba 1 bagian besar, bulat, keras
PAP,
TFU : 30 cm
His : (-)
DJJ : 12-11-12
- Vaginal toucher :
Efficement : 0%
* Hematologi
- Golongan darah :B
- Hematokrit : 34,50%
45
- Jumlah trombosit :395 x 103 uL
* Imunologi
- HbsAg : negatif
* Urin
- Protein :1+
L. Resume :
jalan lahir, tidak ada lendir, tidak ada cairan ngepyok ataupun
46
obat darah tinggi. Karena keluhan semakin memburuk sehingga
V. Diagnosa Kerja
Belum Inpartu
Multigravida
47
VI. Therapi
Kalk 2x1
Vit. C 1x1
VII. Edukasi
VIII. Prognosis
Ad vitam : dubia
Ad functionam : ad malam
Ad sanationam : ad bonam
48
BAB IV
4.1. Analisa
resiko tinggi sesuai dengan tinjauan pustaka. Terdapat beberapa faktor resiko
yangg menjadikan pasien mengalami kehamilan resiko tinggi pada kasus ini:
1. Perilaku
Data tentang pasien diperoleh dari anamnesa dan kunjungan kerumah pasien.
Perilaku pasien sangat erat hubungannya dengan terjadinya resiko tinggi ibu
- Diketahui bahwa pasien mengalami kehamilan yang ke-5 dan pada saat hamil
yang ke-5 pasien berusia 40 tahun, sedangkan wanita berusia > 35 tahun
atau kondisi fisik yang kurang,risiko ini sangat mungkin terjadi. Begitu juga
pertama saat itu (SMP), menjadi faktor resiko yang berperan pada kasus ini,
karena pasien tidak mematuhi saran petugas medis terkait kehamilan resiko
tinggi untuk control secara rutin selama masa nifas (Hammoudeh et al.,
2009).
49
- Pola makan yang tidak teratur selama masa nifas akan mempengaruhi gizi
makanan bergizi tidak terlepas dari kebiasaan makan yang membentuk pola
makan yang ada di masyarakat. Kekurangan gizi yang diderita oleh ibu hamil
2. Lingkungan
- Lingkungan individu
permanen yang beralaskan semen dan tanah yang lembab, beratap asbes,
berdinding batu bata dan pencahayaan yang kurang baik. Pasien tinggal di
penyakit TB MDR.
- Masyarakat
Tata rumah dan lingkungan yang kurang baik dan masyarakat sudah terbiasa
3. Pelayanan kesehatan
melakukan rujukan untuk pasien tersebut. Jarak antara rumah dengan tempat
rujukan juga dapat dijangkau pasien dan keluarganya, sehinga penyakit tersebut
dapat ditanggulangi.
50
4. Genetik
HL-BLUM
LINGKUNGAN PERILAKU
Pasien tinggal di permukiman Pasien hamil ke 5 kali pada
padat penduduk dengan ukuran usia 40 tahun
rumah 10x6 meter dihuni 7 Pasien tidak mematuhi nasihat
orang petugas medis terkait
pencahayaan yang kurang baik kehamilan resiko tinggi seperti
lantai rumah lembab kontrol teratur
Suami pasien menderita Tb Pola makan yang tidak teratur
MDR selama masa nifas
1. 2.
KEHAMILAN RESIKO
TINGGI
GENETIK PELAYANAN
KESEHATAN
(-)
(-)
51
Prioritas Penyebab Masalah
kelompok kriteria:
Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera
untuk ditanggulangi.
52
Table 4.1 Kriteria Urgency
NO 1 2 3 4 5 6 7 TH
1 - - - - - - 0
2 + + - + - 3
3 - + - + 2
4 + - - 1
5 - - 0
6 + 1
7 0
TV 0 1 1 2 2 4 4
TH 0 3 2 1 0 1 0
Total 0 4 3 3 2 5 4
NO 1 2 3 4 5 6 7 TH
1 - - - + - - 1
2 + - + - + 3
3 - - - + 1
4 + + + 3
5 - + 1
6 + 1
7 0
TV 0 1 1 3 1 4 1
TH 1 3 1 3 1 1 0
Total 1 4 2 6 2 5 1
53
Table 4.3 Kriteria growth
NO 1 2 3 4 5 6 7 TH
1 - + - + + + 4
2 + - + + + 4
3 - + + + 3
4 + + + 3
5 - - 0
6 - 0
7 0
TV 0 1 0 3 0 1 2
TH 4 4 3 3 0 0 0
Total 4 5 3 6 0 1 2
masalah
1 0 1 4 5 VI
2 4 4 5 13 II
3 3 2 3 8 IV
4 3 6 6 15 I
5 2 2 0 4 VII
6 5 5 1 11 III
7 4 1 2 7 V
54
Daftar Prioritas Penyebab Masalah
Dari hasil analisa masalah diatas berdasarkan waktu, biaya, dan SDM
Plan of Action
Keberhasilan
penatalaksanaan
nya
55
kramikpad berkurang puskesmas
pasien
dalam rumah g
56
BAB V
5.1 Kesimpulan
TB MDR
pasien.
1. Menjaga pola makan dan asupan gizi ibu selama masa nifas agar
57
5. Penderita Tb (suami) selalu di ingatkan untuk selalu menggunakan
58
BAB VI
PENUTUP
bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter,
59
DAFTAR PUSTAKA
Boone J.L, Stress and hypertention, Primary care 4;3, 2004: 623-649
Crowther C ; Eclampsi at Harare Maternity Hospital; An
Epidemiological Study. Sout Art Med J 1985;68: 927-929
Cunningham, Mac Donald, Gant; William Obstetri; Alih bahasa: Joko
Suyono, Andry Hartono; Ed. 18; 1999
60
Dudley L; Maternal Mortality a Associated With Hipertensive
Disorders of Pregnancy in Africa, Asia, Latin America and
Carambean. Br Obstetri Gynaecol. 2005: 347-553
Hammoudeh W., Mataria A., Wick L. & Giacaman R. (2009) In
Search of Health: Quality of Life Among Postpartum
Palestinian Women. Expert Rev. Pharmacoeconomics
Outcomes Res., 9(2): 123-132.
61
Masrin, 2008. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-
gdl-noorainnyg-5672-2-10.bab-i.pdf, diakses tanggal 3 maret
2014
62
Sibai BM; Mc. Cubbin JH; Anderson. G.D : Eclampsia observation
from 67 recent cases. Obstetrics and gynecology. Vol. 58. No
5. 2009
63