You are on page 1of 20

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Gizi merupakan nutrisi yang diperlukan oleh manusia setiap harinya. Gizi adalah

elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh

seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang

dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Di masa

tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas

dan kuantitas yang tepat dan seimbang.

Betapa pentingnya gizi sehingga apabila pemenuhan gizi tidak tercukupi,

dikhawatirkan status gizi akan menjadi kurang, buruk atau sangat buruk. Hal ini akan berakibat

pada menurunnya pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit dan kecerdasan.4 Gizi buruk

merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak yang disebabkan kurangnya asupan

gizi yang berlangsung lama (kronis). Hal ini dapat disebabkan karena anak tidak mendapatkan

makanan yang bergizi yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangannya, serta

kurangnya mendapat pelayanan kesehatan dasar untuk mencegah penyakit dan hidup dalam

lingkungan yang aman.

Lain halnya dengan hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang

menunjukkan bahwa sebanyak 53% penyebab kematian anak di bawah lima tahun adalah

karena gizi buruk atau kurang, dua pertiga di antaranya terkait dengan pemberian makanan

kurang tepat. 7 Balita yang meninggal karena gizi buruk mengalami beberapa proses. Awalnya,

ibu sang bayi ketika hamil tidak terlalu memikirkan masalah makanan sehat untuk bayi. Bisa

jadi karena belum mengerti atau memang tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan

yang bergizi untuk janin. Padahal, asupan gizi pada saat hamil sangat penting. Apa yang

dimakan oleh ibu hamil akan dimakan juga oleh anaknya di dalam kandungan. Bayi yang masih

di dalam kandungan tersebut pada akhirnya akan makan “seadanya”, sehingga asupan gizi yang

diperlukan sang bayi tidak bisa dipenuhi oleh ibunya. Setelah lahir, ternyata sang bayi masih

belum bisa mendapatkan asupan gizi yang cukup. Alasannya pun beragam. Bisa jadi karena

tidak sanggup membeli makanan bergizi sehingga kualitas ASI jadi kurang baik. Bisa juga karena

ibu tidak mengeluarkan ASI dan bayi hanya diberi susu seadanya atau mungkin karena tingkat

1
pengetahuan sang ibu yang masih kurang. Kondisi yang sudah cukup parah tersebut diperparah

dengan pemberian makanan tambahan (saat bayi menginjak usia enam bulan) yang seadanya.

Maka, balita tersebut akhirnya meninggal dunia karena rentetan masalah yang dihadapinya

sejak masih dalam kandungan.

2
BAB 2
MAKSUD TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 MAKSUD
Penyusunan POA Program Gizi ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
Puskesmas beserta pihak-pihak lain yang terkait dalam pemberian pelayanan kesehatan
yang lebih mnegutamakan aspek promotif, preventif agar terwujud pelayanan
kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu dan proporsional

2.2 TUJUAN
2.2.1 Umum
Meningkatnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dalam
mencapai menurunkan Angka gizi buruk ataupun gizi kurang.
2.2.2 Khusus
1. Tersedianya alokasi anggaran operasional untuk upaya program Gizi di
Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu.
2. Tersusunnya perencanaan program Gizi di Puskesmas untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan di wilayah kerja.
3. Terlaksananya kegiatan upaya program Gizi di Puskesmas dan jaringannya serta
Poskesdes/Polindes dan Posyandu dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
4. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam kegiatan upaya kesehatan promotif
dan preventif dalam program Gizi

2.3 MANFAAT POA


1. Terciptanya rencana kerja yang efektif, efesien dan proporsional
2. Adanya acuan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif,
preventif di Puskesmas dan jaringannya.

BAB 3

3
PROFIL PUSKESMAS

3.1 KONDISI GEOGRAFIS


Puskesmas Lamongan merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Lamongan
yang berbatasan dengan :
Sebelah utara : kecamatan Turi
Sebelah timur : kecamatan Deket
Sebelah selatan : kecamatan Tikung
Sebelah Barat : kecamatan Sukodadi
Luas wilayah kerja puskesmas lamongan 39,65 KM2., dimana 94% merupakan dataran . Jarak
tempuh desa ke puskesmas terjauh sekitar 6 KM sedangkan akses jalan semua desa bisa dilewati
kendaraan roda 2 maupun roda 4.

PETA WILAYAH PUSKESMAS LAMONGAN

Luas wilayah per desa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

4
NO NAMA KELURAHAN / LUAS JUMLAH DESA JARAK KE
DESA WILAYAH Kelurahan Desa PUSKESMAS
(KM2) (KM)
1 Banjarmendalan 106 1 1
2 Tumenggungan 271 1 1,5
3 Sidokumpul 145 1 1,3
4 Sukorejo 210 1 2
5 Sukomulyo 341 1 1,5
6 Sidoharjo 214 1 1,5
7 Tlogoanyar 90 1 1
8 Jetis 71 1 0,5
9 Made 133 1 4
10 Tanjung 205 1 4,5
11 Plosowahyu 173 1 4
12 Pangkatrejo 175 1 5
13 Kebet 223 1 6,5
14 Karanglangit 225 1 6
15 Sumberejo 243 1 5
16 Sendangrejo 215 1 6
17 Rancangkencono 319 1 6,5
18 Kramat 195 1 6
19 Sidomukti 123 1 4
20 Wajik 281 1 5
39.658 8 12
Sumber data : Data Luas Wilayah Kecamatan Lamongan tahun 2014

3.2 KONDISI DEMOGRAFIS


Jumlah penduduk di Puskesmas Lamongan tahun 2015 mencapai 65.686 jiwa.
Tabel data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lamongan tahun 2015
NO NAMA JUMLAH PENDUDUK TOTAL
DESA/KELURAHAN L P
1 Banjarmendalan 1050 1099 2150
2 Sidokumpul 2483 2434 4917
3 Tumenggungan 2367 2466 4833
4 Sukorejo 2107 2289 4396
5 Sukomulyo 2711 2914 5625
6 Sidoharjo 2894 2971 5865
7 Tlogoanyar 1206 1163 2369
8 Jetis 1501 1499 3000
9 Made 3408 4223 7631
10 Tanjung 973 965 1938
11 Plosowahyu 1356 1374 2729
12 Karanglangit 1337 1554 2891
13 Pangkatrejo 1272 1311 2583
14 Kebet 934 992 1926
15 Sumberejo 1231 1264 2494
16 Sendangrejo 823 1002 1825
17 Rancangkencono 1376 1398 2775
18 Kramat 961 944 1905
19 Sidomukti 919 874 1794
20 Wajik 991 1048 2040
31899 33787 65686
Sumber Data :Data Statistik Kec. Lamongan 2014

3.3 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KECAMATAN LAMONGAN

5
Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan
Lamongan dapat dilihat pada tabel berikut:
NO JENIS SARANA YAN KES JUMLAH KETERANGAN
1 RSU PEMERINTAH 1
2 RSU SWASTA 5
3 RS KHUSUS SWASTA 1
4 KLINIK SWASTA 7
5 PUSKESMAS 1
6 PUSTU 4
7 PONKESDES 5
8 PUSLING 2
9 POLINDES 12
10 APOTEK 21
11 DOKTER PRAKTEK SWASTA 34
12 BIDAN PRAKTEK SWASTA 12
13 POSYANDU 101
14 RUMAH BERSALIN 0

TOTAL
Sumber data: Data Profil Puskesmas Lamongan tahun 2014

3.4 KETENAGAAN DI PUSKESMAS BESERTA JARINGANNYA


Untuk ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Lamongan beserta
jaringannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Status Kepegawaian
No. Pendidikan
PNS PTT KONTRAK MAGANG
1 Dokter Umum 2 0 0 1
2 Dokter Gigi 1 0 0 0
3 Apoteker 0 0 0 0
4 SKM 0 0 1 0
5 S1 Keperawatan 2 0 0 0
6 Akper 7 3 6 0
SPK 1 0 0 0
7 AKL 0 0 0 0
8 AKZI 1 0 0 0
S1 Kebidanan /D4 5 2 0 0
9 AKBID 15 3 3 8
P2B 1 0 0 0
10 AKG 1 0 0 0
11 Amd Farm 1 0 2 1
SSi 1 0 0 0
12 Analis Kesehatan 1 0 1 0
13 Refraksionis 0 0 0 0
14 Sarjana Umum 3 0 1 0
17 SLTA 6 0 2 0
18 SLTP 0 0 1 0
19 SD 0 0 0 0
JUMLAH 58 8 17 10
Sumber data: Data Kepegawaian Puskesmas Lamongan tahun 2015

3.5 SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG

6
Bangunan gedung puskesmas Lamongan yang dibangun 2 lantai, dimana lantai
bawah sebagai ruang pelayanan , sedangkan lantai atas sebagai ruang Kepala Puskesmas dan
administrasi
NO NAMA RUANG JUMLAH
Lantai bawah :
1. Pelayanan Rawat Jalan 6 Unit
2 UGD 1 Unit
3 Loket 1 Unit
4 Laboratorium 1 Unit
5 Apotek 1 Unit
6 Gudang Obat 1 Unit
7 Ruang Penyimpanan Vaksin 1 Unit
Lantai Atas :
8 Ruang Kepala Puskesmas 1 Unit
9 Ruang Tata Usaha 1 Unit
10 Ruang PJ Program 1 Unit
11 Ruang Rapat / Aula 1 Unit
12 Mushola 1 Unit
13 Gudang 1 Unit

Dalam rangka pelaksanaan program KIA di Puskesmas beserta jaringannya


dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang berupa obat-obatan /unit farmasi,
laboratorium, ECG, Ambulan maupun alat kesehatan lainnya yang dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :

No. Jenis Sarana Jumlah Sarana Penunjang


Penunjang
Kurang Cukup Lebih

1. Obat obatan x
2. Laboratorium x
4. ECG x
5 Alkes lainnya x
6 Ambulan x
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Lamongan

JUMLAH TENAGA KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Bidan di Puskesmas :
a). Bidan Koordinator : 1 Orang
b). Bidan di poli KIA, dan K Bersalin : 4 Orang
c). Bidan Magang : 8 Orang
2. Bidan di Desa/ Kelurahan : 21 Orang
3. Bidan Magang di desa : -
MITRA KERJA
1. Jumlah Kader Posyandu :
a) Terlatih : 353
b) Tidak terlatih : 165
2. Jumlah Dukun :-

7
PERALATAN
1. Pemeriksaan Ibu Hamil :2
2. Polindes Kit : 17
SARANA
1. Ruang Programer KIA : 1 Ruangan
2. Poli KIA : 1 Ruangan
3. Poli KB : 1 Ruangan
4. Pustu : 4 Pustu
5. Polindes : 5 Ponkesdes, 12 Polindes

3.6 CAKUPAN PROGRAM GIZI TAHUN 2015


NO INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN
%
1 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat 100 100
perawatan
2 Cakupan balita ditimbang berat badannya
(D/S)
3 Cakupan N/D
4 Cakupan N/S
5 Cakupan K/S
6 Cakupan D/K
7 Meningkatnya cakupan pemberian Vitamin 85 95,5
A 1x pada bayi
8 Meningkatnya cakupan pemberian Vitamin 85 97,1
A 2x pada balita
9 Cakupan rumah tangga mengkonsumsi 440 100
garam beryodium
10 Cakupan bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
Eksklusif
Pemberian tablet besi (90 tablet) pada bumil 85 98,5
MP-ASI pada anak usia 6-24 tahun
Pemberian PMT Pemulihan balita gizi
kurang / buruk

Sumber : Laporan Gizi 2015

Selain indikator yang ada di Laporan Gizi masih ada beberapa data lain yang menunjukkan
permasalahan Gizi yang perlu mendapatkan perhatian , yaitu:
N SASARAN CAPAIAN
INDIKATOR KINERJA
O %
1
2
3

Sumber: laporan Gizi 2015

CAKUPAN PROGRAM GIZI


NO INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN
%

Sumber : laporan Gizi

8
3.7 INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
Pelaksanaan kegiatan Program Gizi di Puskesmas menitikberatkan pada
pelaksanaan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif memiliki beberapa
indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan program
tersebut antara lain yaitu:

NO INDIKATOR SPM KAB LAMONGAN TARGET


1 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%
2 Cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S) 78%
3 Cakupan N/D 80%
4 Cakupan N/S 60%
5 Cakupan K/S 100%
6 Cakupan D/K 80%
7 Meningkatnya cakupan pemberian Vitamin A 1x pada bayi 80%
8 Meningkatnya cakupan pemberian Vitamin A 2x pada balita 80%
9 Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium 85%
10 Cakupan bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 80%
11
12
Sumber : Laporan Bulanan PWS KIA s/d nop 2015

3.8 CAPAIAN PROGRAM DIBANDING TARGET


Dengan melihat indikator keberhasilan program diatas bila dibandingkan dengan target
indikator keberhasilan adalah sebagai berikut :
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KESENJA
NGAN

1 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat


perawatan
3 Cakupan balita ditimbang berat badannya
(D/S)
4 Cakupan N/D
5 Cakupan N/S
6 Cakupan K/S
7 Cakupan D/K
8 Meningkatnya cakupan pemberian Vitamin
A 1x pada bayi
9 Meningkatnya cakupan pemberian Vitamin
A 2x pada balita
10 Cakupan rumah tangga mengkonsumsi
garam beryodium
11 Cakupan bayi usia 0-6 bulan mendapat
ASI Eksklusif
12 Jumlah Kematian Bayi
Sumber data: Laporan bulanan Gizi 2015

3.9 KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT


Kegiatan dalam setiap UKM Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas dan
penanggung jawab UKM tidak hanya mengacu pada pedoman dan acuan yang sudah

9
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi maupun Dinas
Kesehatan Kabupaten, namun demikian perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan
masyarakat terutama sasaran program. Dalam hal ini kami perlu mengadakan survey
untuk mengetahui kebutuhan masyarakat.

BAB 4
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

10
4.1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN
Dengan melihat uraian pada bab terdahulu nampak masih ditemukan
permasalahan program Gizi, hal ini dapat dilihat bila kita bandingkan hasil cakupan
kegiatan dengan indikator keberhasilan program menghasilkan berbagai kondisi yang
tidak sesuai dengan target capaian,serta melihat dari harapan masyarakat sehingga dapat
diperoleh beberapa permasalahan program Gizi yaitu:
1. Masih kurangnya pelayanan konseling gizi (pojok gizi).
2. Masih ditemukannya balita gizi kurang.
3. Ibu hamil KEK tahun 2015 mencapai 33 ibu hamil.

11
4.2. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka perlu ditentukan prioritas masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut prinsip efektif,
efesien, proporsional serta rasional dengan mengunakan alat analisis manajemen yaitu: MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) sebagai berikut:
Masalah
No Kriteria Bobot (B)
1 2 3
KETERANGAN
S BS S BS S BS
Besarnya masalah 75
1 25 3 3 75 4 100
kesehatan
Keseriusan masalah
2 40 2 80 2 80 3 120
kesehatan
Kemampuan Sumber
3 35 1 35 2 70 3 105
Daya
Jumlah
190 225 325
BS
Ranking 3 2 1

Keterangan:
B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)
S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting, 5 = Sangat penting )

Urutan Prioritas Masalah :


1. Ibu hamil KEK tahun 2015 mencapai 33 ibu hamil.
2. Masih ditemukannya balita gizi kurang.
3. Masih kurangnya pelayanan konseling gizi (pojok gizi).

12
4.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analizer). Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokan dalam berbagai
kelompok faktor internal (sumberdaya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang dapat dilihat sebagai berikut:

Ibu Hamil KEK :

DANA MANUSIA LINGKUNGAN


Menderita Keluarga kurang mendukung
(masih ada mitos makanan
penyakit tertentu bumil)

Kurangnya
Penyuluhan tentang
Pembelian PMT gizi ibu hamil
Pemulihan
1. Ibu hamil KEK tahun
2015 mencapai 33 ibu
Pengukuran IMT, hamil KEK.
LILA BUmil kurang
Pemantauan bagi bumil KEK optimal
yang mendapat PMT
Leaflet yg kurang
Kurang
memanfaatkan kelas
Kurang memanfaatkan ibu hamil
pojok gizi

MATERIAL
METODE

13
Masih ditemukan balita gizi kurang

DANA
MANUSIA LINGKUNGAN
Pengetahuan kurang Kurangnya dukungan
Pelacakan balita Pola makan dan pola asuh keluarga
gizi kurang yang salah
Pemberian PMT
Pemulihan

Masih ditemukan kasus


balita gizi kurang

Kurangnya brosur ttg gizi


baliata Cara pembuatan PMT
yang salah Penyuluhan kurang
maksimal

Pemantauan bagi balita


yg mendapat PMT

MATERIAL
METODE

14
Masih kurangnya kegiatan penyuluhan atau konseling gizi

DANA MANUSIA LINGKUNGAN


Anggaran untuk Keterbatasan Kurangnya dukungan
nutriclean linytas program
tenaga

Masih kurang optimalnya


pojok gizi
Kurang memanfaatkan
pojok gizi

Kurangnya leaflet ttg


Gizi

MATERIAL
METODE

15
4.4 PENENTUAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH

TABEL 4.4.1 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT IBU


HAMIL KEK

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL


Fitria Ratna Nafiah
1. Masih ada mitos tentang 3 7 5 105
makanan bumil
2. Ibu hamil menderita penyakit 4 2 6 48
tertentu
3. Kurangnya penyuluhan 7 6 7 294
tentang gizi ibu hamil
4. Pemberian PMT Pemulihan 6 5 4 120
ibu hamil KEK
5 Kurangnya pengukuran LILA 5 4 3 60
dan IMT ibu hamil
6 Pemantauan ibu hamil KEK 1 2 1 2
yang mendapat PMT
PEmulihan
7 Leaflet tentang gizi ibu hamil 2 1 2 4
masih kurang

TABEL 4.4.2 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT


BALITA GIZI KIURANG

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL


Fitria R. Firdaus Nafiah
1. Kurangnya dukungan 3 1 2 6
keluarga
2. Penyuluhan kurang maksimal 9 9 8 648

3. Cara pembuatan PMT 4 5 4 80


pemulihan yang salah
4. Pelacakan balita gizi kurang 5 4 6 120

5 Pemantauan balita gizi kurang 2 3 3 18


yang mendapat PMT
6 Kurangnya pengetahuan 7 8 9 504

7 Pola asuh dan pola makan 6 6 5 180


yang salah
8 Kurangnya brosur tentang gizi 1 2 1 2
balita
9 Pemberian PMT Pemulihan 8 7 7 392

TABEL 4.4.3 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT


MASIH KURANGNYA POJOK GIZI

NO. PENYEBAB MASALAH I IM MANAJEMEN PUSK TOTAL


Dr. Jannah Fitria Ratna
1. Kurangnya dukungan lintas 7 6 6 252
program

16
2. Keterbatasan tenaga 6 7 7 294

3. Anggaran untuk sistem 3 4 3 36


nutriclean
4. Kurangnya leaflet tentang 5 3 4 60
gizi
5 Kurang memanfaatkan pojok 4 5 5 100
gizi

17
4.5 MENENTUKAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH RANGKING KETERANGAN
Masih ditemukan bumil
Penyuluhan ke desa/kelurahan
KEK Kurangnya penyuluhan ttg gizi bumil
Sebanyak 33 bumil Pemanfaatan pojok gizi

Kurangnya pemberian PMT pemulihan pd Pemberian PMT pemulihan padat gizi untuk bumil
Bumil KEK Pendampingan bumil yang mendapatkan PMT pemulihan 4
Adanya mitos yang salah tentang gizi bumil Penyuluhan gizi bumil

Mengadakan kelas hamil di setiap desa/kelurahan

Masih ditemukan balita gizi Kurangnya penyuluhan tentang balita gizi


Mengalakkan kegiatan penyuluhan di posyandu
kurang/ buruk buruk/kurang
Memanfaatkan pojok gizi
Pemberian PMT Pemulihan untuk balita gizi Pendampingan pada balita gizi buruk/kurang melalui
3
kurang/buruk kunjungan rumah
Pemberian PMT Pemulihan padat gizi untuk balita gizi
kurang/buruk
Masih adanya pola asuh dan pola makan yang
Penyuluhan ke desa/kelurahan
salah pada balita
PMT penyuluhan 1
CFC 2
Kurang optimalnya pojok
Keterbatasan tenaga Penambahan tenaga pelaksana gizi
gizi
Pelatihan / Refreshing untuk petugas gizi

18
Pemasangan poster-poster tentang gizi
Belum optimalnya kerjasama dengan lintas Mengoptimalkan pasien-pasien yang membutuhkan
program konsultasi gizi.
Memanfaatkan pojok gizi

Bulan Penimbangan 5
Melakukan pengandaan leaflet-leaflet tentang penyakit yang
Kurangnya pengadaan leaflet tentang gizi
membutuhkan konsultasi gizi

19
PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH :
1. Pemberian PMT penyuluhan
2. Pemberian PMT penyuluhan (CFC)
3. Pemberian PMT pemulihan
4. Pendampingan balita gizi buruk
5. Bulan penimbangan balita

20

You might also like