Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Gizi merupakan nutrisi yang diperlukan oleh manusia setiap harinya. Gizi adalah
elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh
seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Di masa
tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas
dikhawatirkan status gizi akan menjadi kurang, buruk atau sangat buruk. Hal ini akan berakibat
pada menurunnya pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit dan kecerdasan.4 Gizi buruk
merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak yang disebabkan kurangnya asupan
gizi yang berlangsung lama (kronis). Hal ini dapat disebabkan karena anak tidak mendapatkan
makanan yang bergizi yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangannya, serta
kurangnya mendapat pelayanan kesehatan dasar untuk mencegah penyakit dan hidup dalam
Lain halnya dengan hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang
menunjukkan bahwa sebanyak 53% penyebab kematian anak di bawah lima tahun adalah
karena gizi buruk atau kurang, dua pertiga di antaranya terkait dengan pemberian makanan
kurang tepat. 7 Balita yang meninggal karena gizi buruk mengalami beberapa proses. Awalnya,
ibu sang bayi ketika hamil tidak terlalu memikirkan masalah makanan sehat untuk bayi. Bisa
jadi karena belum mengerti atau memang tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan
yang bergizi untuk janin. Padahal, asupan gizi pada saat hamil sangat penting. Apa yang
dimakan oleh ibu hamil akan dimakan juga oleh anaknya di dalam kandungan. Bayi yang masih
di dalam kandungan tersebut pada akhirnya akan makan “seadanya”, sehingga asupan gizi yang
diperlukan sang bayi tidak bisa dipenuhi oleh ibunya. Setelah lahir, ternyata sang bayi masih
belum bisa mendapatkan asupan gizi yang cukup. Alasannya pun beragam. Bisa jadi karena
tidak sanggup membeli makanan bergizi sehingga kualitas ASI jadi kurang baik. Bisa juga karena
ibu tidak mengeluarkan ASI dan bayi hanya diberi susu seadanya atau mungkin karena tingkat
1
pengetahuan sang ibu yang masih kurang. Kondisi yang sudah cukup parah tersebut diperparah
dengan pemberian makanan tambahan (saat bayi menginjak usia enam bulan) yang seadanya.
Maka, balita tersebut akhirnya meninggal dunia karena rentetan masalah yang dihadapinya
2
BAB 2
MAKSUD TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 MAKSUD
Penyusunan POA Program Gizi ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
Puskesmas beserta pihak-pihak lain yang terkait dalam pemberian pelayanan kesehatan
yang lebih mnegutamakan aspek promotif, preventif agar terwujud pelayanan
kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu dan proporsional
2.2 TUJUAN
2.2.1 Umum
Meningkatnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dalam
mencapai menurunkan Angka gizi buruk ataupun gizi kurang.
2.2.2 Khusus
1. Tersedianya alokasi anggaran operasional untuk upaya program Gizi di
Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu.
2. Tersusunnya perencanaan program Gizi di Puskesmas untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan di wilayah kerja.
3. Terlaksananya kegiatan upaya program Gizi di Puskesmas dan jaringannya serta
Poskesdes/Polindes dan Posyandu dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
4. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam kegiatan upaya kesehatan promotif
dan preventif dalam program Gizi
BAB 3
3
PROFIL PUSKESMAS
Luas wilayah per desa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
4
NO NAMA KELURAHAN / LUAS JUMLAH DESA JARAK KE
DESA WILAYAH Kelurahan Desa PUSKESMAS
(KM2) (KM)
1 Banjarmendalan 106 1 1
2 Tumenggungan 271 1 1,5
3 Sidokumpul 145 1 1,3
4 Sukorejo 210 1 2
5 Sukomulyo 341 1 1,5
6 Sidoharjo 214 1 1,5
7 Tlogoanyar 90 1 1
8 Jetis 71 1 0,5
9 Made 133 1 4
10 Tanjung 205 1 4,5
11 Plosowahyu 173 1 4
12 Pangkatrejo 175 1 5
13 Kebet 223 1 6,5
14 Karanglangit 225 1 6
15 Sumberejo 243 1 5
16 Sendangrejo 215 1 6
17 Rancangkencono 319 1 6,5
18 Kramat 195 1 6
19 Sidomukti 123 1 4
20 Wajik 281 1 5
39.658 8 12
Sumber data : Data Luas Wilayah Kecamatan Lamongan tahun 2014
5
Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan
Lamongan dapat dilihat pada tabel berikut:
NO JENIS SARANA YAN KES JUMLAH KETERANGAN
1 RSU PEMERINTAH 1
2 RSU SWASTA 5
3 RS KHUSUS SWASTA 1
4 KLINIK SWASTA 7
5 PUSKESMAS 1
6 PUSTU 4
7 PONKESDES 5
8 PUSLING 2
9 POLINDES 12
10 APOTEK 21
11 DOKTER PRAKTEK SWASTA 34
12 BIDAN PRAKTEK SWASTA 12
13 POSYANDU 101
14 RUMAH BERSALIN 0
TOTAL
Sumber data: Data Profil Puskesmas Lamongan tahun 2014
6
Bangunan gedung puskesmas Lamongan yang dibangun 2 lantai, dimana lantai
bawah sebagai ruang pelayanan , sedangkan lantai atas sebagai ruang Kepala Puskesmas dan
administrasi
NO NAMA RUANG JUMLAH
Lantai bawah :
1. Pelayanan Rawat Jalan 6 Unit
2 UGD 1 Unit
3 Loket 1 Unit
4 Laboratorium 1 Unit
5 Apotek 1 Unit
6 Gudang Obat 1 Unit
7 Ruang Penyimpanan Vaksin 1 Unit
Lantai Atas :
8 Ruang Kepala Puskesmas 1 Unit
9 Ruang Tata Usaha 1 Unit
10 Ruang PJ Program 1 Unit
11 Ruang Rapat / Aula 1 Unit
12 Mushola 1 Unit
13 Gudang 1 Unit
1. Obat obatan x
2. Laboratorium x
4. ECG x
5 Alkes lainnya x
6 Ambulan x
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Lamongan
7
PERALATAN
1. Pemeriksaan Ibu Hamil :2
2. Polindes Kit : 17
SARANA
1. Ruang Programer KIA : 1 Ruangan
2. Poli KIA : 1 Ruangan
3. Poli KB : 1 Ruangan
4. Pustu : 4 Pustu
5. Polindes : 5 Ponkesdes, 12 Polindes
Selain indikator yang ada di Laporan Gizi masih ada beberapa data lain yang menunjukkan
permasalahan Gizi yang perlu mendapatkan perhatian , yaitu:
N SASARAN CAPAIAN
INDIKATOR KINERJA
O %
1
2
3
8
3.7 INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
Pelaksanaan kegiatan Program Gizi di Puskesmas menitikberatkan pada
pelaksanaan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif memiliki beberapa
indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan program
tersebut antara lain yaitu:
9
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi maupun Dinas
Kesehatan Kabupaten, namun demikian perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan
masyarakat terutama sasaran program. Dalam hal ini kami perlu mengadakan survey
untuk mengetahui kebutuhan masyarakat.
BAB 4
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
10
4.1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN
Dengan melihat uraian pada bab terdahulu nampak masih ditemukan
permasalahan program Gizi, hal ini dapat dilihat bila kita bandingkan hasil cakupan
kegiatan dengan indikator keberhasilan program menghasilkan berbagai kondisi yang
tidak sesuai dengan target capaian,serta melihat dari harapan masyarakat sehingga dapat
diperoleh beberapa permasalahan program Gizi yaitu:
1. Masih kurangnya pelayanan konseling gizi (pojok gizi).
2. Masih ditemukannya balita gizi kurang.
3. Ibu hamil KEK tahun 2015 mencapai 33 ibu hamil.
11
4.2. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka perlu ditentukan prioritas masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut prinsip efektif,
efesien, proporsional serta rasional dengan mengunakan alat analisis manajemen yaitu: MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) sebagai berikut:
Masalah
No Kriteria Bobot (B)
1 2 3
KETERANGAN
S BS S BS S BS
Besarnya masalah 75
1 25 3 3 75 4 100
kesehatan
Keseriusan masalah
2 40 2 80 2 80 3 120
kesehatan
Kemampuan Sumber
3 35 1 35 2 70 3 105
Daya
Jumlah
190 225 325
BS
Ranking 3 2 1
Keterangan:
B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)
S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting, 5 = Sangat penting )
12
4.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analizer). Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokan dalam berbagai
kelompok faktor internal (sumberdaya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang dapat dilihat sebagai berikut:
Kurangnya
Penyuluhan tentang
Pembelian PMT gizi ibu hamil
Pemulihan
1. Ibu hamil KEK tahun
2015 mencapai 33 ibu
Pengukuran IMT, hamil KEK.
LILA BUmil kurang
Pemantauan bagi bumil KEK optimal
yang mendapat PMT
Leaflet yg kurang
Kurang
memanfaatkan kelas
Kurang memanfaatkan ibu hamil
pojok gizi
MATERIAL
METODE
13
Masih ditemukan balita gizi kurang
DANA
MANUSIA LINGKUNGAN
Pengetahuan kurang Kurangnya dukungan
Pelacakan balita Pola makan dan pola asuh keluarga
gizi kurang yang salah
Pemberian PMT
Pemulihan
MATERIAL
METODE
14
Masih kurangnya kegiatan penyuluhan atau konseling gizi
MATERIAL
METODE
15
4.4 PENENTUAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH
16
2. Keterbatasan tenaga 6 7 7 294
17
4.5 MENENTUKAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH RANGKING KETERANGAN
Masih ditemukan bumil
Penyuluhan ke desa/kelurahan
KEK Kurangnya penyuluhan ttg gizi bumil
Sebanyak 33 bumil Pemanfaatan pojok gizi
Kurangnya pemberian PMT pemulihan pd Pemberian PMT pemulihan padat gizi untuk bumil
Bumil KEK Pendampingan bumil yang mendapatkan PMT pemulihan 4
Adanya mitos yang salah tentang gizi bumil Penyuluhan gizi bumil
18
Pemasangan poster-poster tentang gizi
Belum optimalnya kerjasama dengan lintas Mengoptimalkan pasien-pasien yang membutuhkan
program konsultasi gizi.
Memanfaatkan pojok gizi
Bulan Penimbangan 5
Melakukan pengandaan leaflet-leaflet tentang penyakit yang
Kurangnya pengadaan leaflet tentang gizi
membutuhkan konsultasi gizi
19
PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH :
1. Pemberian PMT penyuluhan
2. Pemberian PMT penyuluhan (CFC)
3. Pemberian PMT pemulihan
4. Pendampingan balita gizi buruk
5. Bulan penimbangan balita
20