You are on page 1of 172

References :

1. Adams,N.J. Well Control Problem and Solutions, Tulsa, Penwell, 1979

2. Moore, Preston, Drilling Practices Manual, Tulsa, Penwell, 1974

3. Gatlin, Carl , Petroleum Engineering, Drilling and Well Completion, The University of
4. Texas, Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs, N.J, 1960

5. Fertl, W.H , Abnormal Formation Pressure,Elsevier Press, 1976

6. Adams, Neal.J , Drilling Engineering, A Complete Well Planning Approach,


PennWell Books, Tulsa, Oklahoma, 1985

7. Short, Jim, J.A, Drilling, A Source Book of Oil and Gas Well Drilling from Exploration
to Completion, PennWell Books, Tulsa, Oklahoma, 1983

Dan buku buku Drilling yang lain


Nilai : (I ) (2)
1. Kehadiran : 10 % 10%
2. Tugas/Presentasi : 15 % 0%
Quiz : 10%
3. Praktikum : 20% 20%
4. UTS : 20% 20%
5. UAS : 35% 40%
PENDAHULUAN
TEKNIK PEMBORAN 1
Pemboran Migas pada masa sekarang dilakukan
dengan sebuah rig dan umumnya rotary drilling
(berputar) dalam usaha menembus batuan atau
lubang bornya.
Peralatan utama dapat dilihat pada Gb halaman
berikut.
Pemboran dengan rotary drilling dilakukan
pertama kali oleh Captain Lucas di Spindletop
pada tahun 1901.
Pada metode rotasi ini, pemboran dilakukan
dengan memutar bitnya dengan gaya kebawah.

Bit diikatkan dan dirotasikan oleh drill string,


yang terbuat dari besi kuat dan dibagi dua, drill
pipe dan drill collar dan sambungan (joint) yang
ditambahkan setiap kali maju kedalam lubang.

Pada saat sekarang dibawah peralatan tsb


sebelum bit biasanya ada Bottom Hole
Assembly (BHA) yang bisa terdiri antara lain
dari alat PDM (Positive Displacement Motor)
dan MWD (pengukur kemiringan dan arah)
bahkan peralatan logging (LWD).
Serpih pemboran atau cutting disirkulasikan
keatas dengan aliran lumpur yang dipompakan
kedalam drill string dan masuk ke bit keluar lagi
naik keatas melalui annulus antara lubang bor
dan drill string tsb.

Di permukaan, lumpur dan cutting dilewatkan


melalui beberapa shale shaker dan tanki atau
bak untuk mendapatkan aliran lambat sehingga
cutting bisa terpisah dari lumpurnya.
Gambar.1.
Peralatan dasar Rig
Lumpur yang sudah bersih diisap oleh pompa
lumpur untuk disirkulasikan kembali (lihat Gb. 1).

Gb. 2 sampai 5 menunjukkan operasi


penambahan sambungan (joint) pada pemboran.
Gb.2.Mouse Hole Connections
Gb.3.”Mouse Hole Connections”(lanjutan)
Gb.4. Melakukan “trip”.
Gb. 5.Trip-lanjutan
RIG
Perkembangan teknologi, memungkinkan manusia mencari,
menemukan dan mengembangkan sumber energi.

Salah satu sumber energi yang menjadi idola untuk dikembangkan


secara besar-besaran adalah minyak dan gas bumi yang tersimpan di
dalam bumi.

Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengambilnya dengan cara yang


paling praktis, cepat dan tidak menimbulkan dampak yang besar pada
lingkungan.

Sampai saat ini, pemboran adalah solusi yang dikembangkan untuk


mengambil energi yang tersimpan ratusan hingga ribuan meter
dibawah permukaan bumi.
Gambar : Illustrasi Pemboran lapisan bumi
Untuk menemukan dan mengambil sumber sumber energi tersebut,
digunakan alat bantu yang disebut RIG.

RIG adalah alat yang terdiri dari beberapa komponen untuk


melakukan/ melaksanakan kegiatan pemboran.

Pemboran adalah kegiatan/pekerjaan bawah tanah beserta fasilitasnya


yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pemboran (drilling),
perbaikan sumur (workover) dan pemeliharaan sumur pada usaha
pertambangan minyak, gas bumi maupun panas bumi.

Berdasarkan wilayah (lokasi) kerjanya, rig dibagi dalam 2 (dua ) jenis :

1. Onshore : Rig yang bekerja pada wilayah daratan.


Onshore rig dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu :
- Mobile Mounted Rig
- Trailer Mounted Rig
- Conventional Rig
Ada 2 jenis conventional rig yaitu :
- Land rig
- Heli rig
2. Offshore : Rig yang bekerja pada wilayah perairan baik laut
dangkal maupun dalam

Offshore rig dibagi menjadi beberapa type, berdasarkan kedalaman air


yaitu :

- Swamp Barge / barge Mounted rig

: pada laut dangkal / rawa rawa

- Jack Up Rig : kedalaman laut ± 400 ft

- Drillship Rig : tidak bergantung pada kedalaman laut

- Tender Supported Rig : pada platform dengan laut dangkal

- Semi Submersible Rig : kedalaman 300 – 2000 ft ( laut dalam )

- Permanent Platform Rig : banyak di laut Utara dgn salju yg extrem


1. ONSHORE
1.1. Mobile Mounted Rig :

Mast atau derrick berada pada mobil (carrier) atau satu chasis
dengan mobil.

Berdasarkan bentuk fisiknya, ada yang single mast dan double


mast.

Rig jenis ini :

a) Memiliki mobilitas yang tinggi


b) Digunakan untuk pekerjaan kerja ulang (workover), well services
dan drilling (explorasi).
c) Umumnya mempunyai kemampuan drawwork di bawah 750 Hp.

Pada umumnya, mobile rig digunakan untuk pekerjaan workover


(kerja ulang)
Crown Block

Upper Mast
Drilling line

Monkey board

Lower Mast Locking Device

Travelling Block
Rig Carrier
Prime Mover
Dog house

Substructure

Gambar : Mobile Rig


1.2. Trailer Mounted Rig :

Mast atau derrick berada pada trailer atau terpisah dari Mobil (carrier).

Bentuk rig seperti ini pada umumnya Double Mast dan untuk
perpindahan lokasi ditarik trailer atau truk.

Fungsinya digunakan sebagai :

 Rig drilling (explorasi),

 Mempunyai dimensi yang lebih besar dari jenis Mobile Rig

 Mempunyai kemampuan drawwork 750 Hp atau lebih.


Gambar : Trailer Mounted Rig
1.3. Conventional Rig :

Mast atau derrick berada diatas substructure.

Umumnya rig type ini digunakan sebagai rig drilling, mempunyai

kemampuan drawwork diatas 1000 Hp.

Rig type ini sering juga disebut Rig 3 joint.

Conventional Rig dibedakan menjadi 2 yaitu :

- Land Rig

- Heli Rig
Gambar : Conventional Rig
1.3.1. Land Rig :
Bagian dari Conventional rig, dimana perpindahan lokasi
(moving) hanya dapat menggunakan sarana jalan.
Rig type ini efektif digunakan pada daerah yang bisa dijangkau
dengan transportasi darat.

Gambar : Land Rig


1.3.2. Heli Rig :

Bagian dari Conventional rig, dimana perpindahan lokasi (moving)


dapat menggunakan sarana helicopter.

Keunggulan rig type ini adalah dapat digunakan pada daerah yang
tidak terjangkau sarana transportasi darat.

Heli Rig memungkinkan dipindahkan dengan helicopter karena rig


type ini bisa diuraikan (dilepas-lepas) menjadi bagian-bagian kecil
yang memudahkan diangkat dengan dengan helicopter.
2. OFFSHORE
2.1. Barge Mounted Rig / Swamp Barge :

Mast atau derrick berada di barge dan dipergunakan untuk daerah


rawa, canal yang dangkal.
Barge tersebut akan dipergunakan untuk operasi dan sebagai alat
transport yang mempergunakan system balancing.
Barge akan didorong dengan boat selama move ke lokasi baru.

Gambar :

Barge Mounted Rig


Gambar : Barge Mounted Rig
2.2. Jackup Rig :
Mast atau derrick berada diatas working platform yang ditopang
dengan leg.

Rig tsb paling efficient untuk move dan digunakan dilaut kurang lebih
400 ft.

Leg tersebut akan diturunkan sampai ke dasar laut dan working


platform akan diangkat keatas air. Gap antara laut dan working
platform harus tinggi untuk menghindari ombak.

Rig tsb digunakan untuk explorasi dan produksi. BOP diletakan pada
dasar laut dan tersambung dengan Riser sampai dengan surface.

Rig dilengkapi dengan compensator untuk menstabilkan posisi drilling


string apabila rig dalam keadaan goyang akibat gelombang dan jangkar
.
Gambar : Jack Up Rig
Gambar : Posisi Jack Up Rig pada saat membor
Gambar di atas memperlihatkan sebuah jack up rig.

Terlihat disebelah kanan rignya, dan dibawahnya ada lubang segi empat,
disitulah letak anjungan yang akan ditaruh dibawahnya.

Rig itu didorong sedikit keluar dari kakinya agar bisa ditaruh diatas anjungan
dan bisa maju mundur atau kesamping sedikit untuk ditepatkan berada diatas
sumur yang akan dibor. Selama penempatan ini tetap akan diawasi oleh petugas
asuransi.

Rig ini ada yang lengkap dengan tempat menginap (quarters) yang biasanya
dekat helideck (disebur self contained). Ada pula yang ada rig atau kapal
disebelahnya dan disebut tender.

Jack up akan dinaikkan ke suatu kapal/barge kalau jaraknya jauh, tetapi bisa
ditarik kapal kalau jaraknya dekat.
Kecepatan di towed adalah 2-3 knots, tetapi dengan dinaikkan kapal khusus tsb
bisa 6 – 8 knots.

1 knots=1.875 miles laut/hour


BOP biasanya diletakkan (dibawah) rig jadi tidak dibawah air.

Kalau terjadi blow out biasanya rig seperti ini tidak akan sempat lari, karena
penempatan BOP di rig lebih memudahkan operator.

Adanya gelombang laut biasanya tidak akan berpengaruh banyak di pemboran


karena tidak banyak bergerak.

Jack up dan jack down perlu dilakukan pada saat laut tenang
(gelombang <6-7’).

Pengawasan bahwa kaki akan tergelincir baik karena dasar laut miring atau
tidak kuat menahan salah satu kaki (ada bekasnya dahulu dll). Hal lain adalah
kalau arus laut terlampau besar juga bisa menggelincirkan rig.
Pada unit ini sewanya mahal (sekitar $40,000/hari pada 1999 unitnya
saja) sehingga akan menyebabkan:

1. Penggunaan top drive untuk mempercepat penggantian


pipa.

2. Bit yang agak rusak langsung dibuang.

3. Waktu akan penting sehingga otomatisasi atau


percepatan operasi dianjurkan.

4. Peralatan biasanya berupa skid misalnya pompa semen,


logging dll yang didarat biasanya diatas truk.
Pada Operasinya akan sedikit berbeda dengan di darat antara lain:

1. Operasi dan logistik bisa lebih terganggu oleh cuaca.

2. Lebih berhati-hati terhadap kick(misalnya mempersiapkan barite

plug,BOP maupun alat kontrol ganda)

3. Mengadakan latihan kebakaran setiap 2 minggu.

4. Dasar fluida untuk lumpur, completion dan semen adalah air


laut.

5. Logging terpaksa dilakukan tidak menggunakan Spontaneous


Potential tetapi lebih bergantung pada Gamma ray, kalau
fluida dasarnya air laut

6. Gradient rekah bisa turun sampai 0.7 psi/ft di laut.


7. Sering dilakukan untuk pemboran directional/horizontal
8. Rig move adalah tanggung jawab orang khusus, bukan drilling
operator.
9. Tempat sempit sehingga casing dll sering harus ditaruh di kapal.
10. Selalu ada kran untuk menaik-turunkan barang dari/ke kapal.
11. Kapal diharapkan mempunyai pompa untuk menaikkan cairan ke rig.

Diluar hal-hal ini, operasinya hampir sama kecuali tentu saja ada pipa
naik dari dasar laut ke rig (conductor casing di “drive” pakai palu ke
mud line vs. ke tanah dan selanjutnya operasi sama dengan rig darat).
2.3. Drill Ship Rig :
Mast atau derrick berada diatas kapal,sehingga lebih efficient
untuk move dan tidak bergantung pada kedalaman laut.

Kerugian dari Drill ship ialah tidak stabil pada laut lepas yang
berombak. Untuk menstabilkan posisi ,kapal dilengkapi dengan
Thruster.

Drill ship rig biasanya digunakan untuk Wild cat dan development
drilling
Gambar : Drillship Rig
2.4. Tender Supported Rig :
Mast atau derrick akan diangkat dan di install pada platform
production permanent yang berada pada laut yang dangkal.
Tender supported rig pada umumnya dipergunakan untuk work over
dan semua facility mempergunakan atau diletakkan di barge.

Gambar Tender Supported Rig


2.5. Semi Submersible Rig :
Rig atau derrick diletakan diatas structure yang mem pergunakan
system balancing sehingga rig tersebut dapat digunakan pada laut
dalam.
Semi submarsible rig dilengkapi dengan propeller sehingga rig
tersebut dapat moving jarak dekat tanpa mempergunakan kapal bantu
(tug boat dll).

2.6. Permanent Platform Rig:


Rig atau derrick diletakan pada platform untuk selama nya
(parmanent) dan rig tersebut pada umumnya tidak didapat di
Indonesia.
Permanent platform rig banyak didapat di laut utara atau daerah
Amerika Utara dimana sering terjadi salju sehingga tidak efficient
untuk moving.
Pemboran Dengan Semi-Submersible.
Submersible biasanya terbatas untuk laut 300 – 2000’.
Pemboran dengan semi submersible hampir sama dengan jack up, hanya karena
ia bisa terkena gelombang laut, maka diberi mooring (jangkar) lebih dari satu.
Pada drill string terpaksa dipasang alat Drill String Compensator (DSC) yang
memberi respons pada gerakan naik turun kapalnya.

Gambar : Memperlihatkan satu Submersible


Semi submersible rig dibuat setelah berpengalaman dengan submersible. Bahkan
beberapa semisubmersible ada yang bisa bekerja dengan berpijak didasar laut.
Keuntungan semisubmersible adalah rignya stabil terhadap posisi.

Roll, pitch, heave (gerakan arus dari segala arah) adalah minimum karena bagian
yang berada dipermukaan air sedikit.

Kerugiannya adalah karena tergantung pada bouyancy, maka beban yang


ditanggungnya harus disesuaikan dengan kapasitasnya bouyancynya.

Suatu semi submersible dengan 4 kolom tiang berdiameter 50’ akan


memindahkan air 62 ton untuk setiap displacement kolomnya.

Untuk 400 ft panjang dengan 60 ft lebar akan memindahkan air 756 ton disetiap
kakinya. Karena bebannya variabel, maka agar kedalamannya konstant di kaki-
kakinya bisa diisi air untuk ballast dan dikeluarkan bila beban diatasnya
meningkat.

Rig ini bisa membor maksimum pada 1000’-3500’ kedalaman laut.Pada saat ini
sedang
Diadakan riset di 6000 ft dengan special mooring system.
Gambar di bawah menunjukkan sistim mooring dari semisubmersible rig agar
tidak mudah terbawa arus.

Pada sistim ini agar tidak terjadi goncangan besar maka beberapa ft dibawah
strukturnya dibuat membesar. Pada rig seperti ini BOP dipasang didasar laut dan
digunakan untuk produksi dimana wellhead adalah subsea juga.

Gambar : System Mooring (Jangkar)


Starboard side
Sterns,buritan

Haluan,head

portside

Gambar : Istilah Gerakan di Kapal


Drill Ship

Drill ship mudah pindah untuk jarak jauh dan kapasitasnya storage (gudang)
besar, sehingga supply tidak usah terlampau sering.

Drill ships ini bisa lebih besar dari semi submersible dan lebih cepat.

Juga dia bisa lewat kanal seperti terusan Suez atau Panama sehingga bisa
mudah pindah-pindah keseluruh dunia.

Misalnya kalau dari Gulf Mexico ke West Coast lewat Panama Canal 4500
miles, sedangkan kalau memutar di Argentina Selatan (Cape Horn) bisa 15,000
miles.

Kecepatan ships ini 12- 13 knots dan semi submersible hanya 8 – 9 knots.
Tetapi bentuk drill ship menyebabkan sensitive terhadap gerakan laut seperti
pitch, roll dan heave (Gambar di depan )
Komponen Rig

Komponen rig dapat digolongkan menjadi lima bagian besar :

1. Hoisting system :
Fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa
pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk-
keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick)
termasuk dalam sistem ini.
2. Rotary system :
berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam
sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill
strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.
3. Circulation system :
Untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur
dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan.
Sistem ini meliputi :
- Pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar
masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk
mensirkulasikannya di permukaan,
- Peralatan untuk mengkondisikan lumpur:
a) Shale shaker berfungsi untuk memisahkan solid hasil pemboran
(cutting) dari lumpur;
b) Desander untuk memisahkan pasir;
c) Degasser untuk mengeluarkan gas,
d) Desilter untuk memisahkan partikel solid berukuran kecil, dsb.

4. Blowout prevention system : peralatan untuk mencegah blowout


(meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari
dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer)
yang tersusun atas beberapa stack dan dipasang di kepala
sumur (wellhead).

5. Power system : yaitu sumber tenaga untuk menggerakan semua


sistem di atas dan juga untuk suplai listrik.
Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel
berkapasitas besar.
Gambar : Drilling rig
Gambar : Drilling rig dan formasi geologi
1. HOISTING SYSTEM
• 1. Hoisting system : fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan
tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi)
masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick)
termasuk dalam sistem ini.

Hoisting system terdiri atas :


 Mast
 Substructure /carrier
 Draw work
 Crown block
 Traveling block
BLOCK ASSEMBLY
 Top Drive
 Hook
 Elevator
 Link
 Dead anchor
Crown Block

Upper Mast
Drilling line

Monkey board

Lower Mast Locking Device

Travelling Block
Rig Carrier
Prime Mover
Dog house

Substructure

Gambar : Bagian hoisting system


MENARA (MAST / DERRICK / HOIST)
Menara adalah susunan struktur baja yang berdiri di atas carrier dan didirikan
dengan memakai hydraulic jack.
Fungsi Menara adalah tempat / ruang vertikal untuk menggantung peralatan
pengangkat dan menyokong sistim putar dalam kerja ulang sumur
dengan menyediakan peralatan yang sesuai dan wilayah kerja yang
dibutuhkan untuk mengangkat, menurunkan dan menggatung beban
yang sedemikian rupa yang ditimbulkan oleh sistim putar.

Menara dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Conventional / Standard Derrick tidak dapat dipasang sebagai


1 unit tetapi bagian per bagian. Jarang dipakai lagi
2. Portable Skid type Mast.
Terdiri dari bagian bagian yang diikat satu sama lain dengan di las atau
disekrup dan dipasang sebagai satu unit penuh
3. Mobile/Trailer type Mast.
Menara ini dibuat untuk dapat dipakai dengan cepat dan mudah
sehingga dilengkapi dengan roda roda yang dapat ditarik atau bergerak
sendiri.
Pemilihan ukuran menara/derrick.
Tergantung pada :
1. Beban compressive maksimal yg mungkin terjadi, termasuk
beban casing
rumus : Fd = n+2 x W, di mana Fd = beban compressive total
2 n = jml total tali yg melalui travelling
block (dan menahan beban W )
W = beban hook
Jadi beban derrick selalu lebih besar dari beban hook dengan faktor n + 2
n
Karena adanya 2 tali ( drawwork & dead line anchor) tambahan yg menarik
ke bawah.
Selama pengangkatan ( hoisting) berlaku :
VL = n. Vh ; di mana VL = kecep. Tali pada draw work
Vh = kecep. hook
( lihat gb di hal. Berikut ini )

2. Kecepatan angin.
Sangat mempengaruhi kekuatan menara apalagi bila pipa bersender ke
menara ( pipe set back). Ini kondisi terburuk.
Gambar : Schmatic block and tackle pada rotary rig
Dengan tinggi menara 140, 147 & 189 ft ;
- dengan pipe set back, kecep = 75 mph ;
- tanpa pipe set back, kecep = 115 mph.

Beban angin dihitung dg rumus : P = 0.004 V2


di mana : P = beban angin (wind load), lb/ft2
V = kecep angin, mph

• Tinggi menara.
Utk eff yang baik diambil patokan tinggi standpipe = 3 joint pipa maks ±
30 m

4. Luas dan tinggi lantai bor ( substructure )


Lantai bor berbentuk bujur sangkar atau segi 4 sedangkan pjg sisi dan
tingginya disesuaikan dg menara.
Hal ini dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini.
Ukuran menara
Tinggi menara Sisi lantai bor Tinggi lantai bor

91’ ; 122’ 24’ (7.31 m) 7’3” (2.20 m)


136’ 26’ (7.92 m)
136’;140’;147’ 30’ (9.14 m) 7’3”(2.20 m); 10’ (3.05
m); 14’ (4.26 m)
189 ‘ 37’6” (11.43 m) 14’ (4.26 m)

Tinggi lantai bor ( substructure ) sangat penting, karena

1. Berpengaruh terhadap jenis dan susunan BOP ( BOP stack) yg dipakai


2. Pengukuran kedalaman sumur yang akan dimulai , selalu diukur dari
lantai bor
3. Pengukuran kedalaman sumur pada saat produksi, selalu dimulai dari
bottom flange
Klasifikasi unit pemboran
Kemampuan unit pemboran dinyatakan dalam
kedalaman ukuran DP ( 4½”,3½” atau 2 7/8” ).
Secara umum dibagi dalam :
1. Unit ringan : untuk membor spi 1200 m
2. Unit sedang : untuk membor dari 1200 – 2500
m
3. Unit berat : untuk membor dari 2500 – 4000 m
4. Unit berat sekali : untuk membor > 4000 m
Gambar : Skema hoisting system pada peralatan pemboran
Jumper bar

Crown block
Frame work

Crown block shaft

Drilling line

Crown block sheaves

Gambar : Crown Block


• CROWN BLOCK

Crown Block adalah serangkaian katrol yang ditempatkan di atas


menara dalam sebuah kerangka kerja ( pagar ).

Tali bor ( drilling line ) disematkan di atas katrol crown block dan di
bawah katrol traveling block, ini dilakukan supaya sistem
pengangkat berjalan.

Fungsi crown block adalah sebagai peralatan pengangkat yang


dibutuhkan untuk mengangkat, menurunkan dan meggantung beban
yang sedemikian rupa yang ditimbulkan oleh sistim putar.

Katrol crown block dibagi atas rangkaian utama untuk katrol drilling
line, katrol fast line dan katrol untuk tali mati ( dead line anchor ).
MONKEY BOARD

Guy line

Monkey board

Locking device

MONKEY BOARD
Monkey Board adalah sebuah lantai kerja diikatkan di samping menara di atas
lantai kerja / lantai rig, dimana derrickman dan rak tempat pipa ( string ) berdiri
selama operasi berlangsung
Locking device

LOCKING DEVICE
Locking Device adalah pengunci antara Upper Mast (menara bagian atas)
dengan Lower Mast (menara bagian bawah)
Travelling block

Sheaves
Housing protects
(protect sheaves)

Safety latch for Hook & Hook


Swivel Bail

TRAVELING BLOCK
Sederetan dari katrol dimana tali bor ( drilling line ) disematkan langsung secara
berulang. Sehingga traveling block dapat berjalan naik dan turun pada saat
digantung di bawah crown block dan di atas lantai kerja.
HOOK
• Hook adalah sebuah kait besar ditempatkan di bawah traveling
block di mana swivel dan batang bor digantung selama operasi.
• Fungsi traveling block adalah sebagai peralatan pengangkat yang
dibutuhkan untuk mengangkat, menurunkan dan menggantung
beban yang sedemikian rupa yang ditimbulkan oleh sistim putar.

LINK ELEVATOR
Link Elevator adalah peralatan yang bentuknya seperti kaca mata yang diikatkan di
samping kait di bawah traveling block.
Fungsi link elevator adalah tempat menggantung elevator yang dibutuhkan untuk
mengangkat dan menurunkan batang bor.
ELEVATOR

Gambar Casing Elevator Gambar Elevator DP

ELEVATOR
Elevator adalah peralatan yang bentuknya sangat kasar sebagai pengapit yang
bekerja berat yang memegang pipa bor atau tubing pada batangnya sehingga
mereka ( pipa bor atau tubing ) dapat diturunkan ke dalam lobang atau ditarik dari
dalam lobang sumur. Elevator digantungkan di link elevator yang diikatkan di
samping traveling block.
Gambar : Posisi elevator pada saat tidak bekerja dan saat bekerja
DRAWWORK
Drilling line

Cathead

Hydraulic brake sys

Rotary drive

Drawwork housing
Prime mover

Sand line drum


Drilling line

Main drum
Hydraulic brake system

Crown “O” Matic

Drawwork housing
Drawwork adalah komponen pengangkat utama, yang kuat yang ditempatkan di
atas rig carrier.

Fungsi drawwork adalah

- Sebagai peralatan pengangkat yang dibutuhkan untuk mengangkat,


menurunkan dan menggantung beban yang sedemikian rupa yang ditimbulkan
oleh sistim putar termasuk round trip DP,DC atau casing.

- Untuk memindahkan tenaga dari penggerak utama ke peralatan pengangkat


dan peralatan putar selama operasi berlangsung

- Tempat atau rumah dari drilling line

Besar HP yang dihasilkan drawwork utk pengangkatan adalah :

HP = W x Vh X 1/e , di mana : Vh = kecep.pengangkatan traveling block,ft/mnt


33000 33000 = ft-lb/menit per HP
e = eff. drawwork
PRIME MOVER

PRIME MOVER (Engines)


Prime Mover adalah tenaga penggerak utama untuk mendistribusikan tenaga untuk
mengoperasikan komponen peralatan rig workover.
Prime mover di tempatkan di atas rig carrier dekat drawwork digunakan juga
sebagai tenaga penggerak mobile.
Gambar Suatu Sistim Top Drive

TOP DRIVE adalah peralatan tambahan yang


berfungsi sebagai pemutar batang bor dan
digunakan untuk menggantikan fungsi Rotary
table. (tetapi rotary table masih ada).
Dg pemakaian top drive, kita tidak memakai
Kelly lagi.
DRILLING LINE (KABEL PEMBORAN)

Drilling line : Tali kawat baja yang


berfungsi menghubungkan semua
komponen dalam hoisting system. Tali ini
dililitkan secara bergantian melalui katrol
pada crown block dan traveling block
kemudian digulung pada rotating drawwork
drum (Gambar ).
Drilling line menghubungkan drawwork
dan dead line anchor.
GAMBAR WIRE ROPE
BAGIAN BAGIAN WIRE ROPE

CORE
STRAND, WIRE
ADA 6 ADA 19
MACAM MACAM WIRE ROPE
CORE
1. FIBRE CORE : bahan terbuat dari
serabut,serat sisal dan bahan karung
2. WIRE ROPE CORE : bahan terbuat dari
kawat ( WIRE ) yg dijalin.
a. IWRC ( Independent Wire Rope Core ) Corenya
masih merupakan anyaman dr 6 buah STRAND
dg 1 INTI didalamnya
b. WSR ( Wire Strand Core ) : Core terdiri 1 buah
STRAND saja.
KONTRUKSI STRAND

FILLER : dalam setiap STRAND terdapat 25 buah WIRE dg susunan 1-6-6-12 dimana
1 inti dibagian tengah ; 6 wire dg diameter sama mengelilingi INTI sbg lapisan kedua;
6 wire dg diameter lebih kecil di sela sela lapisan kedua ; 12 wire dibagian terluar
Mengelilingi lapisan kedua
Salah satu jenis dari drilling line adalah wire rope. Wire
rope dibuat dari carbon steel yang didinginkan dengan
cepat dan mempunyai variasi ukuran dan kekuatan (lihat
Tabel 4.3)

API mengklasifikasikan ukuran wire rope sebagai berikut


:
Extra Improved Plow Steel (EIPS)
Improved Plow Steel (IPS)
Plow Steel (PS)
Mild Plow Steel (MPS)
• Abbreviation:

WS : Warrington Seale
S : Seale
FW : Filler wire
PS : Plow steel
IPS : Improved plow steel Ini yg sering digunakan
Untuk Drilling line
EIPS : Extra improved plow steel
PF : Preformed
NPF : Nonpreformed
RL : Right lay
LL : Left lay
FC : Fiber core
IWRC : Independent wire rope core
Sebagai contoh, kekuatan nominal dari kawat ukuran 1 3/8 ", 6 x 37 untuk jenis
EIPS adalah 192.000 lb.
Sebagai contoh, kekuatan nominal dari kawat ukuran 3 ½ ", 6 x 37 untuk jenis
EIPS adalah 982.000 lb.
Sistim Peralatan Putar ( Rotary system )

Merupakan rangkaian peralatan yang digunakan utk meneruskan putaran dari


sumber pemutar ke bit.

Sumber tenaga putar adl Prime Mover yg kemudian diteruskan ke meja putar. Meja
putar akan memutar kelly yang akhirnya akan memutar rangkaian pipa bor dan
bit.
Sekg kita memakai Top Drive yg akan memutar pipa bor dan bit.

Peralatannya adalah : swivel, kelly, rotary table dan drill string

Goose neck Swivel bail


Gambar Swivel
Bonnet

Housing swivel Pin

Rotary swivel stem


KELLY
ROTARY TABLE
Rotary Table adalah peralatan yang bentuknya sangat kasar dan merupakan
alat putar yang sangat kuat diletakkan pada rig floor dan digerakkan oleh
drawwork.

Fungsi Rotary Table adalah sebagai pemutar batang bor selama operasi.juga
sebagai pemegang atau penggantung batang bor pada saat menambah atau
mencabut.
Pemilihan rotary table tergantung :

1. Besarnya diameter bit maks yang akan digunakan.

2. Besarnya beban di atas rotary table

DRILL STRING
Terdiri dari DP, DC dan bit

Fungsi : 1. meneruskan putaran dari RT ke bit


2. meneruskan aliran lumpur bor ke bit
3. memberikan beban pada bit, terutama DC

Panjang pipa bor dibagi menjadi 3 yaitu :

1. R 1 dengan panjang antara 16 – 25 ft


2. R 2 dengan panjang antara 25 – 34 ft
3. R 3 dengan panjang antara 34 – 45 ft atau lebih dari 34 ft.
Dipandang dari pembuatannya, DP dibagi menjadi :
DC merupakan pipa bor dengan dinding yg tebal dan berat, yag terletak di atas
Bit. Untuk menyambung DC tidak diperlukan alat penyambung, karena DC sudah
Punya ulir sendiri.

Bentuk DC dibagi 3 yaitu : DC standart, DC spiral dan DC bertakik


Gambar Drill Collar
BIT ( PAHAT )
Merupakan alat untuk membor lapisan
formasi.
Dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. DRAG BIT
2. ROLLING CUTTER BIT
3. DIAMOND BIT
Gambar bit : Drag bit
Gambar bit : Rolling Cutter (kanan) dan PDC (kiri)
DRAG BIT
• .Keuntungan bit ini adalah :
ROP yang tinggi.
Umur yang panjang dalam soft formation.

• Kerugiannya adalah :
Memberikan torque yang tinggi.
Cenderung membuat lubang yang berbelok.
Pada formasi shale, sering terjadi balling
(dilapisi padatan).
DIAMOND BIT / PDC BIT
Keuntungan dari diamond bit :
 adalah memberikan footage yang lebih
besar sehingga round trip lebih sedikit
terutama pada formasi yang keras dan
sumur yang dalam.
 Baik untuk coring terutama limestone,
dolomite dan sandstone
Kerugian :
 memberikan ROP yang kecil dan
harganya mahal.
ROLLING CUTTER BIT
Rolling cutter bit adalah bit yang mempunyai kerucut-kerucut (cone)
yang berputar untuk menghancurkan batuan. Bit ini pertama kali dibuat
dengan 2 cone.
Barulah pada permulaan tahun 1930 dibuat bit dengan 3 cone (three
cone bit) yang mempunyai cutter untuk berbagai variasi formasi dari
yang lunak sampai keras.

Tipe dari rolling cutter bit dibagi menjadi :

1) Milled tooth cutter bit.


Gigi milled tooth bit dibuat dengan me-milling baja hingga berbentuk
kerucut. Milled tooth bit didesain untuk formasi lunak, biasanya dilapisi
dengan material yang kuat seperti tungsten carbide.Milled tooth bit
yang digunakan untuk membor formasi keras dibuat dengan proses
khusus dan pemanasan (heat treating).
2)Tungsten carbide insert bit

Gigi bit ini dibuat dari tungsten carbide kemudian ditekan


dalam mesin yang mempunyai lubang berbentuk cone.

Untuk membor formasi yang lunak digunakan tungsten


carbide yang bergigi panjang dan ujungnya berbentuk pahat
(chisel-shape end)

Sedangkan untuk formasi yang lebih keras digunakan


tungsten carbide yang bergigi pendek dan ujungnya
berbentuk hemispherical.
Bit ini biasanya disebut button bits.
2. Klasifikasi standarisasi/IADC
(International Association of Drilling
Contractor).

• Sistem: 3 digit code


• Huruf D sebelum angka: Diamond
• Digit I: angka seri bit:
- D1 – D5 : Diamond & PCD bit
- D7 – D9 : Diamond core & PCD
• Digit II: angka tipe
-0 : PCD drag bit
-1–4 : klasifikasi kekerasan, dari lemah sampai keras.
Untuk diamond & PCD drag bit ada 8 standar
bentuk dan profil: (Gambar 30A)

1. Step type profile


2. Long type taper profile
3. Short taper profile
4. Non-taper profile
5. Down-hole motor type
6. Side track type
7. Oil base type
8. Core ejector type
9. Dipersiapkan untuk bentuk dan profil khusus
Diamond Cutter & PCD Drag Bit
Untuk jenis Roling Cutter bit ada 8 standar
bentuk dan profile:
1. Standard rolling cutter bit (jet/regular)
2. T-shaped heel teeth
3. Extra-insert teeth
4. Sealed roller bearing
5. Kombinasi (3) dan (4)
6. Sealed friction bearing
7. Kombinasi (3) dan (6)
8. Untuk pemboran berarah (directional)
9. Dipersiapkan untuk bentuk dan profil khusus
Tabel 1 IADC Diamond dan PCD Drill Bit

Manufacture: American Coldset


Manufacture: Christensen
Manufacture: Dowdco
Manufacture: NL Hycalog
SISTIM PERALATAN SIRKULASI
(CIRCULATION SYSTEM)
Terdiri atas :
1. Mud pump / slush pump – pompa lumpur
2. Standpipe
3. Rotary hose

1. Mud Pump.
Fungsi : mensirkulasikan lumpur bor pada tek dan vol tertentu sesuai
yg diinginkan
Terdiri dari 2 tipe yaitu :
1. Pompa piston /plunger : lebih banyak dipakai dg double acting
& duplex
2. Pompa centrifugal
Gambar : Mud pump / slush pump
2. Standpipe
Merupakan pipa tegak untuk mengalirkan lumpur ke Rotary hose yg
menghubungkan standpipe dg swivel agar naik turun swivel & DS dpt terus
berhub dg standpipe

3. Rotary hose : pipa karet yg menghubungkan standpipe dg swivel

Selain itu dilengkapi oleh :


- Mud pit : tempat untuk menampung kelebihan lumpur dari sumur. Bisa
berupa kolam atau tangki ( khusus utk oil base / emulsion base
mud)
- Mud tank : adalah bejana baja berbentuk segi empat untuk menampung
dan mengatur cairan pengeboran setelah keluar dari lobang
sumur dan juga untuk membuat lumpur baru.
- Shale shaker : memisahkan cutting dari lumpur bor yang baru keluar dari
sumur
- Desander : memisahkan pasir yang terdapat pada lumpur bor, berupa
kerucut
- Desilter : memisahkan padatan padatan yang lebih kecil dari pasir (
ukuran silt )
- Degasser : memisahkan gas yang terkandung di dalam lumpur bor.
- Mud Agitator : untuk mengaduk lumpur sesuai dg kebutuhan. Pengadukan ini
utk membantu mencegah pegendapan bahan pemberat di dalam
cairan pemboran
Gambar : Standpipe
Gambar : Mud tank

Gambar : Mud agitator

Mud Agitator adalah untuk


mengaduk lumpur sesuai dg
kebutuhan. Pengadukan ini utk
membantu mencegah
pegendapan bahan pemberat di
dalam cairan pemboran
Gambar : Shale shaker Gambar : Desander

Gambar : Desilter Gambar : Degasser


Mud Gas Separator digunakan
untuk memisahkan gas yang mudah
terbakar, beracun dari area rig yang
masuk dari drilling fluid sebelum
dikembalikan ke degasser.

Gambar : Mud & gas separator

Mud Hopper digunakan untuk


memasukkan material padat saat
pembuatan drilling fluid pada mud pit.

Gambar : Mud Hopper


PERALATAN TAMBAHAN
WEIGHT INDICATOR

PANEL INSTRUMEN
CONSOLE’S
GAUGES

Gambar : Drilling instrumen


Pada Driiling Instrument terdapat indicator utama antara lain :

 Weight Indicator : digunakan untuk menentukan berat drill stem dan berat
yang diterima bit. Titik ukur dari Dead Line Anchor

 Tong Torque Indicator : untuk menentukan besarnya torque tarikan yang


diteruskan Cat Head. Titik ukur dari tong

 Rotary Torque Indicator : untuk menetukan besarnya torque yang


diterima rotary table. Titik ukur dari rotary Drive Chain

 Rotary Tachometer : menentukan kecepatan putar. Titik ukur pada


Drawwork atau Rotary Drive.

 Mud Pump Pressure : untuk mengukur tekanan di dalam pipa. Titik ukur
pada mud pump discharge manifold dan stand pipe

 Mud Pump Stroke Indicator : untuk mengetahui jumlah stroke per detik
yang dipompa mud pump per menit. Titik ukur pada mud pump.
Gambar : Driller’s console

Tempat driller bekerja sambil mengamati


parameter pemboran

Gambar : Drilling recorder

Tempat recording ROP, bit time, gas


monitor dan trip time
Pada Pumping Operation, alat
alat yang dibutuhkan adalah :
1. MUD PUMP
2. ENGINE
3. MUD TANK
4. HOSE
5. ALAT ALAT BANTU MUD
PUMP 127
I. MACAM MACAM POMPA
LUMPUR :
1. RECIPROCATING PUMP ( POMPA
TORAK/PISTON/PLUNGER )
Dimana pemindahan fluida dapat terjadi
karena gerak isap/tekan oleh piston / torak /
plunger

2. CENTRIFUGAL PUMP
Dimana pemindahan fluida dapat terjadi
karena putaran IMPELLER/SUDU SUDU 128
CARA KERJA POMPA
TORAK
DIBEDAKAN MENJADI 2 YAITU :
1. SINGLE ACTING
2. DOUBLE ACTING

129
1.SINGLE ACTING : berarti
setiap 1 kali langkah kerja
(langkah isap & tekan hanya
memberikan 1 kali debit
(flow rate).
Hal ini dapat dilihat pada
gambar di halaman sebelah
130
Gambar : Cara kerja single acting
Double Acting
berarti setiap 1 kali langkah kerja ( langkah isap
dan tekan ) memberikan 2 kali debit atau hasil
pemompaan / flowrate, walaupun hasil
pemompaan pada saat langkah ISAP lebih
kecil dari langkah TEKAN, yang disebabkan
adanya volume piston rod.
Hal ini dapat dilihat pada gambar di
halaman sebelah
Gambar : Cara kerja Double Acting
Pada langkah TEKAN :
Discharge valve 1 - tertutup
Discharge valve 2 - terbuka
Suction valve 1 - terbuka
Suction valve 2 - tertutup

Pada langkah ISAP :


Discharge valve 1 - terbuka
Discharge valve 2 - tertutup
Suction valve 1 - tertutup
Suction valve 2 - terbuka
134
Hasil pemompaan dapat diperbesar pada
setiap langkah kerja dengan menambahkan
SILINDER/LINER lebih dari 1 buah.

1. Apabila mempunyai 1 buah liner disebut


SIMPLEX, dengan selisih langkah kerja
3600
2. Apabila mempunyai 2 buah liner disebut
DUPLEX, dengan selisih langkah kerja
1800
3. Apabila mempunyai 3 buah liner
disebut TRIPLEX, dengan selisih langkah
kerja 1200 135
Dalam pemboran, pompa yang
sering digunakan adalah :

1. DUPLEX DOUBLE ACTING


Artinya pompa tersebut mempunyai 2 liner
dan bekerja secara DOUBLE ACTING

2. TRIPLEX SINGLE ACTING


Artinya pompa tersebut mempunyai 3 liner
dan bekerja secara SINGLE ACTING 136
Gambar : Skema Simplex Single Acting
Pump
Gambar : Skema Simplex Double Acting Pump
BAGIAN BAGIAN MUD PUMP
:

1. POWER END

2. FLUID END

141
POWER END : bagian pompa
yang menimbulkan/memberikan
tenaga gerak mekanis

Pada Power End ini, alat yang


sering rusak adalah
EXTENSION ROD.
142
Gambar : POWER END
143
FLUID END : bagian pompa yang
menimbulkan/memberikan
tenaga hidrolis.

Pada Fluid End , alat yang sering rusak adalah :

1. LINER
2. LINER PACKING
3. ROD PACKING
4. PISTON ROD
5. PISTON
6. VALVE ( DISCHARGE & SUCTION )
144
7. VALVE SEAT ( DISCHARGE & SUCTION )
Gambar : Bagian Fluid End yang sering rusak 145
Gambar : Bagian Fluid End yang sering rusak secara gambar teknik
146
II. MUD TANK :

Berfungsi sebagai :
1. Menampung lumpur bor atau fluida
pemboran
2. Menunjukkan adanya perubahan
volume cairan yang kembali dari
sumur
147
PERLENGKAPAN MUD
TANK :
1. MUD MIXER
2. MUD GUN
3. GATE VALVE
4. BUTTERFLY VALVE
5. PLUG VALVE
148
III. ALAT ALAT BANTU PADA
MUD PUMP :

1) PULSATION DAMPENER
2) SAFETY VALVE
3) STRAINER
4) PRESSURE GAUGE
5) PUMP STROKE INDICATOR

149
 PULSATION DAMPENER
Adalah alat yang berfungsi untuk
meredam fluktuasi aliran fluida
sehingga aliran fluida yang
dipindahkan / dipompakan dapat
bergerak smooth.
Alat ini dapat dipasang pada
DISCHARGE ATAU SUCTION
LINE
150
Gambar : PULSATION DAMPENER
151
Gambar : Hasil perekaman aliran fluida sebelum dan setelah
memakai Pulsation Dampener 152
 SAFETY VALVE :
Adalah katup pengaman agar tekanan kerja
pompa tidak dilewati oleh tekanan kerja
pada sistim sirkulasi, sehingga dapat
melindungi pompa dari tekanan kerja yang
berlebihan.
Misalkan : tekanan kerja pompa = 5000 psi
tekanan kerja sistim sirkulasi =
3000 psi, maka pressure di Safety
Valve di set pada 3500 psi,
sehingga apabila tekanan kerja
sistim sirkulasi melebihi 3500 psi
otomatis safety valve me
“release” tekanan sehingga 153
pompa akan aman.
 STRAIN :
Adalah alat untuk menyaring
fluida yang dipindahkan sehingga
dapat menghindari penyumbatan
yang terjdi baik di dalam pompa
maupun pada Discharge Line.
Alat ini dapat dipasang pada awal
Discharge Line atau awal/akhir
Suction Line
154
SISTIM PERALATAN PENCEGAH
SEMBURAN LIAR (BOP SYSTEM)
Merupakan susunan alat yang dipakai untuk menahan
tekanan pada saat terjadi semburan liar ( blowout ).
Persyaratan :
- mempunyai ukuran tekanan kerja ( WP)
- Ukuran diameter BOP hrs dpt dilalui casing dan casing
hanger juga peralatan yang lain.

Tekanan kerja ( WP ) harus sama atau lebih besar dari :


1. Maksimum tekanan permukaan yang harus dihadapi
2. Kemampuan casing terhadap tekanan bursting
3. Tekanan pecah formasi di bawah casing shoe
Tabel : Rating pressure B.O.P
Gambar : BOP stack arrangement
A. ANNULAR PREVENTER
Annular Preventer adalah peralatan untuk mengontrol
tekanan yang dibuat khusus untuk mengontrol kick.
Annular ditempatkan pada bagian paling atas dalam
rangkaian BOP stack. Di dalam annular terdapat sebuah
elemen karet yang diperkuat dengan baja yang dapat
dipergunakan menutup sesuai dengan bentuk pipa yang
terdapat di lubang sumur, atau pada saat tidak ada pipa
di lubang sumur.
Fungsi dari annular preventer adalah peralatan yang
dibutuhkan untuk membantu mengontrol salah satu
masalah utama yang mungkin dijumpai ketika terjadi kick
dari lobang sumur yang dapat menimbulkan semburan
liar (blow out).
Gambar : Anular Preventer

Pada keadaan tertutup dapat diatur sedemikian rupa sehingga pipa masih
dapat melewatinya ( stripping ).
Ini perlu bila sewaktu terjadi blowout dan posisi bit jauh di atas lubang bor,
bit perlu diturunkan untuk memperbaiki kondisi lumpur bor.
BLOW OUT PREVENTER SYSTEM
BLOW OUT PREVENTER SYSTEM

Annular Preventer

Pipe Ram Preventer


Choke/Kill line

Shear Ram

Blind Ram
OPERATION DRILLING ILLUSTRATION
RUN IN CONDUCTOR PIPE 30’’ or 24’’
DRILLING 17’’ ½ phase
RUN IN CASING
13’’ 3/8 casing
CEMENTING
DRILLING ILLUSTRATION – NEXT PHASE

DRILLING 12-1/4” hole


WIRELINE LOGGING JOB (if any HC recognised)
RUN IN CASING 9-5/8’’ Casing
CEMENTING
DRILLING ILLUSTRATION – NEXT
PHASE
DRILLING 8.5’’ phase

WIRELINE LOGGING JOB GR/Res


GR/Neutron/Density
Pressure Test/Fluid Analysis

RUN IN CASING 7’’ Liner

CEMENTING
MUDLOGGING
Suatu metode untuk memonitor dan mencatat mud & drilling parameter yang
dapat digunakan sebagai data awal untuk mendeteksi reservoir/hidrokarbon
selama pada saat proses pemboran
MUDLOGGING SENSORS

SENSORS
MUDLOGGING DATA
REALTIME DATA
- RATE OF PENETRATION
- ROTATION PER MINUTE
- WEIGHT ON BIT + WEIGHT ON HOOK
- STAND PIPE PRESSURE
- FLOW RATE
- TORQUE

- MUD WEIGHT IN
- MUD TEMP IN

LAGTIME DATA
- GAS
- CUTTINGS
- MUD WEIGHT OUT
- MUD TEMP OUT
CONTOH MASTERLOG
CONTOH MASTERLOG
PROSES PEMBUATAN MASTERLOG

You might also like