You are on page 1of 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat

bulan, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy,

postdate / post datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang

berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama

haid terakhir menurut rumus neagle dengan siklus haid rata-rata (Prawiroharjo,

2009 : 686).

Kehamilan postterm berpengaruh pada janin. Dalam kenyataannya

kehamilan serotinus mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin

sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu atau

lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada yang

lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam

kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Kehamilan serotinus

mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, atau

makrosomia. Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat

berupa partus lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun

tindakan obstetric yang menigkat (Prawiroharjo, 2009 : 686).

Angka Kematian Ibu di Indonesia tahun 2010 sebesar 214 per 100.000

kelahiran hidup, menurut SDKI (2010). Akan tetapi pemerintah masih dituntut

bekerja keras untuk menurunkannya hingga tercapainya target Millennium

1
1
2

Development Goals (MDG’S) Angka Kematian Ibu pada Tahun 2015 menjadi

102/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu, faktor penyebab

langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan

infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih

banyaknya kasus 3 (tiga) Terlambat dan 4 (empat) Terlalu. Penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%,

partus lama 5%, aborsi 5%, dan lain-lain 27%, yang didalam terdapat juga

penyulit pada masa kehamilan dan penyulit pada masa persalinan (Departemen

Kesehatan RI, 2010).

Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 Angka

Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah adalah 104,97 per 100.000 kelahiran

hidup, meningkat pada tahun 2011 AKI 116,01 per 100.000 kelahiran hidup,

dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2012 AKI menjadi 116,34 per

100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012).

Penyebab angka kematian ibu pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah

adalah perdarahan 16,44%, hipertensi/Pre-Eklamsi 35,26%, infeksi 4,74%,

abortus 0,30%, partus lama 0,30%, dan lain-lain 42,96%, Kejadian kematian

ibu terbesar paling banyak terjadi pada masa nifas 11 kasus, kehamilan 10

kasus dan kemudian pada persalinan 6 kasus dimana kasus persalinan

diantaranya adalah persalinan dengan gangguan atau penyulit dalam

persalinan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012).


3

Angka kematian ibu maternal di Kota Semarang tahun 2010 Angka

Kematian Ibu (AKI) yaitu 101,92 per 100.000 kelahiran hidup, dan Faktor

penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2010 yang terbesar di

kabupaten Semarang adalah perdarahan 47,4% kemudian eklamsia sebesar

31,6 %. Mengalami peningkatan pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI)

menjadi 119,09 per 100.000 kelahiran hidup. (Dinkes kota semarang, 2011).

Faktor penyebab angka kematian ibu yang berhubungan dengan kasus ini

adalah partus lama dan penyebab lainnya adalah pada saat masa nifas yaitu

masalah perdarahan, karena adanya gangguan terhadap timbulnya persalinan

seperti pengaruh estrogen, oksitosin dan saraf uterus, menurut Prawiroharjo

(2009 : 687).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada serotinus di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang pada tahun 2011 sebanyak 213

kasus dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan kejadian Hamil dengan

serotinus sebanyak 223 kasus (Rekam Medik RSUD Kota Semarang, 2013).

Pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai bulan Maret sudah mencapai 73

kasus (Poli Obgyn RSUD Kota Semarang, 2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat rumusan masalah yaitu

“Bagaimanakah asuhan kebidanan ibu hamil patologi dengan serotinus di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.”


4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi dengan

serotinus di RSUD kota Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan serotinus

b. Menginterpretasikan data berdasarkan diagnosa atau masalah kebidanan

pada ibu hamil dengan serotinus

c. Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu hamil dengan

serotinus

d. Menentukan tindakan segera pada ibu hamil dengan serotinus

e. Menentukan rencana tindakan pada ibu hamil dengan serotinus

f. Mengimplementasikan manajemen kebidanan ibu hamil dengan serotinus

g. Melakukan evaluasi manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan

serotinus

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Ibu Hamil trimester III

2. Tempat

Lokasi penelitian asuhan kebidanan yaitu di RSUD Kota Semarang

3. Waktu

Waktu pengambilan kasus pada bulan Febuari sampai bulan Mei 2013
5

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Menambah wacana dan kepustakaan dalam penelitian lebih lanjut tentang

Ibu Hamil dengan Serotinus.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Tenaga kesehatan

Sebagai bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan

pada ibu hamil dengan serotinus

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk

meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan

c. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis pada kasus

ibu hamil dengan serotinus dan sebagai pengalaman secara langsung

memberikan asuhan kebidanan ibu hamil patologi dengan serotinus

F. Metode Memperoleh Data

1. Wawancara

Mengadakan tanya jawab dengan klien, keluarga, perawat, dokter serta tim

kesehatan lain tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.


6

2. Observasi Partisipasi Aktif

Tehnik memperoleh data dengan cara mengamati secara langsung dengan

ikut berperan secara aktif dalam pengelolaan klien. Observasi dilakukan

pada saat pengkajian sampai evaluasi.

3. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan memakai instrumen/alat pengukur.

Tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka, irama, kuantitas.

Misalnya: tinggi badan dengan meteran, berat badan dengan timbangan,

tekanan dengan tensimeter.

4. Dokumentasi

Dalam metode ini memperoleh data dilakukan dengan mempelajari catatan

baik medis maupun asuhan yang berhubungan dengan kasus yang diambil.

5. Kepustakaan

Menggunakan buku-buku literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan

klien sehingga didapat data yang teoritis.

You might also like