You are on page 1of 29

Turbin

PERBAIKAN TURBIN UAP

Turbin Uap
Turbin uap merupakan kelompok pesawat-pesawat konversi energi yang
mengkonversikan energi potensial uap menjadi energi mekanik pada poros turbin.
Sebelum dikonversikan menjadi energi mekanik terlebih dahulu dikonversikan
menjadi energi kinetik dalam nozel (pada turbin impuls) atau dalam nozel dan
sudu-sudu gerak (pada turbin reaksi).
Menurut jenis fluida kerja yang bekerja pada turbin, maka turbin dapat
digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Turbin dengan fluida kerrja uap disebut turbin uap, yaitu turbin yang merubah
tenaga potensial uap menjadi tenaga mekanis.
2. Turbin dengan fluida kerja gas disebut turbin gas, yaitu turbin yang merubah
tenaga potensial gas menjadi tenaga mekanis.
3. Turbin dengan fluida kerja air disebut turbin air, yaitu turbin yang merubah
tenaga potensial air menjadi tenaga mekanis. Tenaga air yang digunakan misalnya
tenaga potensial dari air terjun atau air sungai.
4. Turbin dengan fluida kerja angin disebut turbin angin, yaitu turbin yang merubah
tenaga potensial angin menjadi tenaga mekanis.
Dari keempat jenis turbin diatas pada prinsipnya adalah sama,
hanya fluida kerjanya saja yang berbeda.
Ada beberapa keuntungan turbin uap jika dibandingkan dengan mesin uap,
yaitu sebagai berikut :
1. Peralatan pada turbin tidak banyak macam ragamnya/lebih sedehana.
2. Gerak yang dihasilkan lebih tenang, karena banyak gerak putar saja.
3. Gerakan putanya secara langsung tanpa perantara.
4. Torsi yang dihasilkan pada porsi lebih besar.
5. Tidak ada kerugian gesek pada rotasinya.
6. Dibandingkan dengan mesin uap yang horizontal, maka turbin uap tidak
memerlukan pondasi yang begitu besar.
7. Dari ukuran turbin uap sama dengan mesin uap, maka turbin memperoleh daya
yang besar.
8. Akibat banyak timbul gerak putar saja, maka getaran yang ditimbulkan lebih kecil
dari pada mesin uap.
Namun jika dibandingkan dengan mesin uap turbin uap juga terdapat
kekurangan/kerugian, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk mengekspansikan uap memerlukan peralatan yang khusus yaitu pipa
pemancar.
2. Pipa pemancar memerlukan perencanaan yang sangat teliti.
3. Karena uap dipakai untuk mendorong sudu jalan, padahal sudu jalan hanya
merupakan kepingan yang terbuka, sehingga diperlukan rumah turbin yang sangat
rapat dan kuat, sehingga tidak timbul kebocoran uap. Sedangkan pada mesin uap
hal tersebut diatas tidak memerlukan perhatian yang penting.

Turbin uap bertingkat dengan kondensasi dalam satu rumah bekerja


menurut “proses tekanan sama” dengan roda turbin sendiri-sendiri tetapi masih
tetap dalam satu poros. Selain itu untuk turbin uap yang dibuat dengan
menggunakan “proses tekanan lebih”, rotornya terdiri atas sebuah tromol yang
dilengkapi dengan sudu-sudu. Turbin uap terdiri dari rotor dan rumah turbin, yaitu
sebagai berikut :
a. Rotor Turbin (gambar 1)
1. Penggerak Pompa Oil Utama dan Regulator
Di kanan kedua titik adalah : baut penutup cepat (over speed trip) bila
terjadi kemungkinan putaran rotor turbin sampai lebih besar dari pada yang telah
ditentukan (over speed), maka peralatan ini akan bergerak keluar dan dengan
melalui sistem pemindahan tuas uap yang masuk ke dalam turbin bisa di kurangi
(kedua baut tersebut adalah untuk pengaman)
2. Bantalan tekan dan bantalan dukung dari rotor turbin
3. Tabung Paking Poros
Dengan adanya Paking Labirin kebocoran uap melalui celah antara poros dan
rumah turbin yang bebas dari singgungan atau geseran bisa dikurangi dengan
sangat atau dibendung, tetapi kerugian kebocoran ini tetap tidak bisa dihindari.
4. Tingkat Pertama
Disini uap baru setelah melalui nozel laval menggerakan roda curtis dengan
2 sudu jalan.
5. 11 tingkat turbin, yang masing-masing dengan rod aturbn sendiri-sendiri. Bagian
ini bisa disebut sebagai bagian turbin tekanan tinggi.
6. 4 tingkat turbin tekanan rendah dengan pertambahan panjang sudu yang sangat
besar.
7. Uap dari sebelah pinggir tabung paking poros bagian tekanan tinggi diambil dan
dialirkan ke tabung paking tingkat tekanan rendah untuk dipakai sebagai uap
perintang.
8. Tabung paking tingkat tekanan rendah, disebelah kiri tabung ini terdapat tekanan
kerendahan (kurang dari 1 bar). Dengan dialirkannya uap perintang maka udara
luar sekitar turbin terhalang tidak terhisap masuk kedalam saluran uap bekas.
9. Bantalan dukung penghantar.
10. Kopling
Di luar adalah peralatan untuk memutar poros. Setelah turbin berhenti dan
sebelum dioperasikan rotor turbin yang besar yang bekerja dengan temperatur uap
yang tinggi, diputar dengan pelan-pelan supaya bagian-bagian turbin bisa
dipanaskan dengan merata.
11. Bantalan dukung generator

b. Rumah Turbin (gambar 2)


Rumah turbin dibagi ditengah horisontal, dengan maksud supaya rotor
bisa ditaruh kedalam rumah dari atas.
 Regulator
 Rumah Bantalan
Rumah ini disangga diatas pondasi dari pada pemuaian akibat panas melalui
pegas bantalan ini mengadakan penyesuaian akibat dengan garis sumbu turbin.
Rumah bantalan dan rumah turbin mempunyai hubungan lepas.
 Cerobong uap tabung paking bagian tekanan tinggi.
Sisa uap bocoran dalam rumah turbin dibuang melalui saluran ini.
 Katup pengatur uap baru
Turbin mempunyai 3 sampai 5 katup, yang fungsinya untuk merubah
besarnya daya yang dhasilkan turbin dengan jalan mengatur banyaknya uap yang
dimasukkan kedalam turbin.
 Rumah Katup
Pada temperatur uap baru yang tinggi seperti dalam masalah ini, sebagian
atau seluruh uap tersebut dialirkan melalui nozel laval untuk menggerakan sudut-
sudut roda turbin curtis.
 Rumah turbin bagian tekanan tinggi.
Ruang kosong antara dinding sebelah luar dan dinding dalam digunakan
untuk mengalirkan uap ekstraksi (uap yang di cerat dari turbin) E1 dan E2 guna
dimasukkan ke dalam pesawat pemanas pendahuluan air pengisi ketel. Uap ini
melalui lubang dibelakang roda jalan 4 dan 7. Tekanan dan temperatur akan
terbagi merata, sehingga beban dan tekanan panas (tekanan yang timbul akibat
adanya panas) dalam bagian-bagian rumah turbin bisa turun.
 Pelat pembungkus
Dibawah pelat ini terdapat suatu bahan isolasi penyekat panas.
 Cerobong uap tabung paking tingkat tekanan rendah
Dari cerobong ini harus bisa dilihat bahwa sisa uap perintang mengalir
keluar, yang berarti menunjukkan bahwa prosesnya tidak terbalik menjadi udara
luar yang terhisap masuk kedalam saluran uap bekas.
 Saluran uap bekas
Yang serentak sebagai penghubung antara turbin dengan kondensator dan
“dinding penyekat” dengan pemegang sudu pengarah, di bagian bawah pada E3
adalah tempat pengambilan uap ekstraksi untuk dialirkan ke pesawat pemanas
pendahuluan air pengisi ketel.
 Pada saluran uap bekas terdapat rumah bantalan yang dituang. Titik tetap,
tempat rumah turbin dihubungkan dengan fondasi adalah disini. Bila rumah turbin
memuai karena panas ia akan bergeser dari tempat ini ke kiri. Sebab rumah turbin
di titik tetap sini di ikat dengan fondasi (maka rumah turbin bagian muka akan
meluncur diatas fondasi) penyangga sebelah kiri, dengan demikian penumpu
bantalan yang dimuka (hantara pada nomor 2) ikut bergeser. Pada saat bersamaan
rotor dari bantalan tekan pada nomor 2 juga akan dibawa ke kiri. Tetapi dengan
adanya kelonggaran yang ukurannya sesuai dengan geseran kesisi (yang aksial)
antara rotor dan rumah turbin, juga pada tabung paking, nama kontak atau
gesekan satu sama lainnya bisa dihindari.
 Generator Turbo

A. Klasifikasi Turbin Uap


Turbin uap dapat diklasifikasikan kedalam kategori yang berbeda-beda,
tergantung dari konstruksi, panas jatuh yang dihasilkan, keadaan mula-mula dan
akhir dari uap, penggunaan dalam industri, serta jumlah tingkat yang ada padanya.
Maka turbin uap diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Menurut arah aliran uap memasuki turbin, maka turbin uap dibagi atas turbin :
a. aksial, dan
b. radial

2. Menurut prinsip kerjanya, maka turbin uap dapat di bagi atas :


a. turbin aksi, dan
b. turbin reaksi

3. Menurut sistem kerjanya, maka turbin uap dapat di bagi atas :


a. Turbin impuls dengan tingkat tekanan dan velositas tunggal, sistem ini diterapkan
pada turbin De laval.
b. Turbin impuls dengan tingkat tekanan tunggal dan tingkat velositas ganda
(kompon), sistem ini diterapkan pada turbin Curtis dengan rotor tunggal.
c. Turbin impuls dengan tingkat tekanan dan velositas ganda, sistem ini diterapkan
pada turbin Curtis dengan rotor ganda.
d. Turbin impuls dengan tingkat tekanan ganda dan satu tingkat velositas, sistem ini
diterapkan pada turbin Rateau.
e. Turbin kombinasi sistem Curtis-Rateau
f. Turbin reaksi dengan tingkat tekanan berganda dan dengan satu tingkat velositas,
sistem ini diterapkan pada turbin Parson.
g. Turbin kombinasi impuls-reaksi, sistem ini diterapkan pada turbin kombinasi
Curtis-Parson
h. Turbin reaksi dengan rotor dan putaran ganda, sistem ini diterapkan pada turbin
Ljungstrom.

4. Sesuai dengan kondisi uap meninggalkan turbin, maka turbin uap dibagi atas :
a. Turbin tekanan lawan (back pressure turbine), yaitu bila tekana uap bekas sama
dengan tekanan uap yang dibutuhkan untuk keperluan prosesing (pengolahan) pad
kegiatan (aktivitas) suatu pabrik. Turbin jenis ini tidak mengalami kondensasi uap
bekas, jadi disebut juga sebagai turbin non-kondensasi (non-condensing stam
turbin). Turbin tekanan lawan bisa saja dari jenis impuls atau reraksi, yang terdiri
dari turbin uap merek Stork dari jenis Rateau dari 7 tingkat tekanan.
b. Turbin kondensasi langsung (straight condensing turbine), adalah turbin uap yang
beroperasi dengan mengkondensasikan uap bekasnya langsung dalam kondensor,
guna memperoleh air yang akan dipakai sebagai air pengisi ketel (feed water).
Sisteem ini dilaksanakan bila sulit untuk memperoleh air yang memenuhi syarat
untuk pengisi ketel, atau mahalnya harga air seperti yang di alami pada kapal.
c. Turbin ekstraksi dengan tekanan lawan (Extraction Back Pressure Turbine), bila
turbin beroperasi dengan uap bekas yang dipergunakan untuk keperluan ekstraksi
dan proses. Tekanan lawan (black pressure) yang lebih rendah dari tekanan
ekstraksi (extraction pressure) dapat mereduksi ekspansi uap, sehingga konstruksi
turbin T.R dpat lebih ringan.
d. Turbin ekstraksi dengan kondensasi (Extaction Condensing Turbine), beroperasi
dengan sebagian uap bekas dipakai untuk keperluan ekstraksi dan sebagian lagi
untuk penyediaan kondensat untuk air pengisi ketel (feed water).
e. Turbin kondensasi dengan ekstraksi berganda (Double Extaction Condensing
Turbines), adalah jenis turbin kondensasi dengan tekanan ekstraksi berganda. Uap
bekas dari turbin dipakai untuk kebutuhan beberapa tingkat ekstraksi dan sisanya
dijadikan kondensat dalam kondensor untuk memenuhi kebutuhan air pengisi
ketel (boiler feed water).
f. Turbin Non-Kondensasi dengan aliran langsung (Staight Flow Non-Condensing
Turbine), adalah turbin uap dengan sistem aliran langsung tanpa menyuplai uap
untuk keperluan ekstraksi dan tanpa memakai kondensor, jadi uap bekas langsung
di buang ke udara luar dengan tekanan –lawan sama atau melebihi tekanan
atmosfir (1 atm).
g. Turbin non kondensasi dengan ekstraksi tunggal dan berganda dua.

5. Sesuai dengan kondisi uap masuk turbin, terdiri dari :


a. Turbn tekanan rendah (low pressure turbine), bila tekanan uap masuk turbin
sampai dengan 2 bar (p 2 bar).
b. Turbin tekanan menengah, bila tekanan uap masuk (initial pressure) sampai
dengan 40 bar (p 40 bar).
c. Turbin tekanan tinggi, bila tekanan uap masuk turbin sampai dengan 170 bar
(p 170 bar).
d. Turbin tekanan sangat tinggi, bila tekanan uap turbin (initial turbin) lebih dari
170 bar (p> 170 bar).
e. Turbin tekanan adi-kritis, yaitu turbin uap yang beroperasi dengan tekanan lebih
dari 225 bar (p> 225 bar).

6. Sesuai dengan jumlah selinder, maka turbin uap dibagi atas :


a. Turbin uap bersilinder tunggal (single-cylinder steam turbine).
b. Turbin bersilinder ganda dua (two cylinder steam turbin).
c. Turbin bersilinder berganda tiga (three cylinder steam turbine).
d. Turbin bersilinder empat (four cylinder steam turbine).

7. Sistem pemanasan ulang uap, maka turbin uap dibagi atas :


a. Turbin uap dengan pemanasan ulang tunggal (single reheat Turbine).
b. Turbin uap dengan pemanasan ulang ganda (double reheat Turbine).
8. Berdasarkan pada lingkungan pengoperasiannya, maka turbin uap terbagi atas dua
macam, yaitu :
a. Turbin darat (industrial turbine), yang dioperasikan pada PLTU untuk penggerak
generator listrik dan keperluan industrial.
b. Turbin kapal (marine steam turbine), yang dioperasikan pada kapal-kapal dagang
dan kapal-kapal perang.

B. Sistem / cara Kerja Turbin Uap


Adapun turbin uap terdiri dari :
1. Rumah Turbin
2. Sudu jalan yang mempunyai karangan sudu jalan
3. Poros turbin
4. Pipa pemancar
5. Bearing Metal

Karena Turbin uap maka turbin bekerja dengan menggunakan tenaga uap.
Mula-mula uap baru yang betekanan masuk kedalam pipa pemancar dan kemudian
keluar. Karena turbin ini merupakan turbin tekanan rate (aksi) maka tekanan uap
yang kelua dari sudu jalan sama. Oleh karena berkurangnya uap di dalam pipa
pemancar maka terjadi pengembangan uap, yakni kecepatan uap akan betambah.

C. Jenis Gangguan ( Trouble Shooting ), Kerusakan pada Turbin Uap


Turbin uap bekerja pada putaran yang tinggi, sehingga seringkali mengalami
gangguan. Adapun jenis gangguan yang sering terjadi pada umumnya adalah :
1. Turbin bergetar, disebabkan oleh :
a. Alignment poros tidak tepat
b. Clearance bantalan teralu besar
c. Kopeling kering
d. Kopeling aus atau rusak
e. Rotor rusak ( unbalance )
f. Rotor mengandung kerak,unbalance
g. Karbon ring longgar
h. Ada air kondensat dalam rai sudu-sudu
effisiensi menurun disebabkan kondisi operasi menurun baik tekan temperatur dan
laju alir
Poros bengkok
j. Baut pengikat longgar atau patah
k. Cakra longgar
2. Turbin tidak bisa di star, adapun penyebabnya adalah :
a. Tekanan uap masuk tidak cukup tinggi kemungkinan ada tirisan uap dari katup
b. Ada gangguan dalam saringan uap ( steam strainer )
c. Katup gerak cepat ( quick action valve ) tidak terbuka
d. Katup uap masuk dalam keadaan tertutup
e. Trip valve tertutup
f. Salah stel pada alat kontrol
3. Putaran poros turbin tidak bisa naik akibatnya daya turbin tidak memadai, adapun
penyebabnya adalah :
a. Governor tidak berfungsi
b. Kedudukan katup nozel ( hand nozel valve ) tidak tepat
c. Tekanan uap bekas terlalu tinggi
d. Terejadi beban lebih ( over load )
e. Tekanan dan temperatur uap masuk rendah
f. Roda sudu-sudu rusak
g. Sudu-sudu tetap ( group nozel ) dan sudu-sudu gerak tidak befungsi
h. Kerugian energi termal terlalu besar
i. Kapasitas uap masuk tidak cukup
4. Kelajuan putaran poros tidak dapat dikawal
a. Governor tidak berfungsi
5. Turbin berhenti sebelum waktunya, yaitu sebelum pembebanan. Adapun
penyebabnya adalah :
a. Over speed trip mechanime, berbentuk cakra dengan baut dan perspiral
6. Turbin tidak kunjung dingin setelah katup uap di stop, adapun penyebabnya
adalah :
a. Terdapat tirisan pada katup pemasuk uap
b. Ada tirisan uap dari katup uap bekas
c. Ada uap masuk turbin melalui pipa drain
7. Pemakaian uap terlalu banyak, adapun penyebabnya adalah :
a. Kedudukan katup nozel tangan tidak tetap
b. Kondisi uap masuk, rendah ( tekanan dan temperatur rendah )
c. Kondisi uap bekas terlalu tinggi ( tekanan dan temperatur uap bekas tinggi )
d. Terjadi over load
e. Group nozel sudu-sudu tetap tidak berfungsi
8. Terlalu cepat terjadinya keausan bantalan, adapun penyebabnya adalah :
a. Terjadinya over heat ( temperatur bantalan naik di atas batas operasional )
b. Cincin oli rusak
c. Oli kurang
d. Oli kotor
e. Permukaan bantalan kasar
f. Terdapat kandungan air dalam oli
g. Fibrasi yang berlebihan dari poros
h. Alignment poros salah
9. Temperatur bantalan naik, adapun penyebabnya adalah :
a. Terjadi keausan pada bantalan
b. Air pendngin kurang lancar
c. Viskositas oli terlalu tinggi
10. Terdapat kandungan air dalam oli, adapun penyebabnya adalah :
a. Terjadi ketirisan uap melalui cincin karbon ke dalam rumah bantalan
11. Terjadi tirisan uap melalui karbon, adapun penyebabnya adalah :
a. Cincin karbon aus atau rusak
b. Paking gland ( sealing ) kotor
c. Cincin penahan rusak atau lemah
d. Tekanan uap terlalu besar terhadap seal
e. Terjadi keausan poros pada bagian posisi paking
12. Terjadi denyutan pada putaran poros, adapun penyebabnya adalah :
a. Fundasi cacat
b. Ada tirisan pada pipa uap
c. Terjadi kesalahan pada centering ( alignment )
d. Bantalan utama ( main bearing ) rusak
e. Terjadi penyimpangan pada bagian rotor karena shock oleh air kondensat dalam
rotor
f. Roda tidak balance karena kekurangan sudu-sudu
g. Roda tidak balance karena terdapat kotoran melekat
h. Denyut putaran pada beban
i. Terjadi kerusakan pada bantalan peluru ( ball bearing ) dari roda gigi penggerak
perlengkapan ( auxiliary ) turbin
j. Roda gigi utama ( main gear ) rusak

D. Jenis Gangguan ( Trouble Shooting ), Kerusakan Turbin Uap 43 Pada Boiler


House ( BH ) 43
Turbin uap bekerja pada putaran yang tinggi, sehingga sering kali
mengalami kerusakan. Adapun jenis gangguan yang sering terjadi di antaranya :
1. Metal Bearing Aus
2. Carbon Ring bocor ( aus ).
3. Spring – spring Carbon Putus, Kendor ( lemah ).
4. Shaft / Poros Rotor Aus.
5. Valve Bocor, dll
Hal-hal tersebut diatas sering terjadi karena peralatan pada turbin tersebut
sudah tidak layak pakai. Namun selain itu Faktor Pengoperasian (SDM) juga tidak
terlepas. Karena apabila operator tersebut tidak mengerti dan memahami tentang
prosedur mengoperasikan turbin maka mereka akan sering lalai, sehingga turbin
bisa rusak sebelum waktunya.
E. Analisa Kerusakan pada Metal Bearing
Metal Bearing berfungsi untuk menahan poros rotor agar tidak terjadi
getaran / vibrasi sehingga turbin dapat bekerja dengan baik. Karena bearing metal
berhubungan langsung dengan Shaft Rotor yang berputar dengan berkecepatan
tinggi sehingga sering mengalami keausan antara rotor dengan Bearing. Adapun
menganalisa kerusakan Metal Bearing pada turbin uap yaitu sebagai berikut :

a. Pada saat Turbin masih Beroperasi / dilapangan.


Pada saat Turbin Masih beroperasi / dilapangan dapat kita ketahui kondisi
turbin dari :
1. Bunyi turbin yang mengaung (kasar).
2. Berasap.
3. Terjadi Vibrasi / getaran.

b. Pada saat Turbin sudah dibongkar


Pada saat Turbin sudah dibongkar kita dapat mengetahui kondisi Metal
Bearing dari :
1. Secara Visual kita dapat melihat adanya goresan karena aus antara Metal Bearing
dengan Shaft Rotor.
2. Secara Geometris kita dapat melihat dari Clearence antara Metal
Bearing dengan Shaft Rotor (<1mm versus 0,08 s/d 0,12 mm).

Adapun masalah yang menyebabkan Metal Bearing bisa rusak/aus adalah


sebagai berikut :
1. Faktor usia pakai.
Faktor usia pakai turut berperan karena kebanyakan peralatan yang dibuat
manusia memiliki batasan umur. Sehingga apabila umur dari benda tersebut sudah
tua maka tidak layak pakai lagi dan mesti diganti.
2. Kurangnya Pelumasan.
Peran Pelumas sangatlah penting karena di dalam turbin rotor berputar
dengan cepat. Sehingga menimbulkan panas dan bisa mengakibatkan Metal Bearing
pecah dan bahkan Shaft rotor bisa patah.
3. Rotor tidak balance.
Apabila rotor tidak balance maka besar kemungkinan Metal Bearing akan
cepat mengalami kerusakan.
4. Bahan Metal Jelek.
Bahan metal juga bisa menentukan lama tidaknya bearing bertahan,
sehingga bahan yang digunakan haruslah benar-benar tepat.
5. Faktor Pengoperasian.
Apabila operator tersebut tidak mengerti dan memahami tentang prosedur
mengoperasikan turbin maka mereka akan sering lalai, sehingga turbin bisa rusak
sebelum waktunya.
6. Terjadi Benjolan pada Oil Ring / Oil Ring Lonjong
Apabila terjadi benjolan pada oil ring maka oil ring tidak bisa berputar dengan lancar,
sehingga peluamasan pada Metal Bearing tidak sempurna.
Salah satu penyebab Metal Bearing rusak / aus diantaranya karena Shaft
Rotor tidak balance. Hal ini bisa disebabakan karena sebagai berikut :
1. Faktor usia pakai.
Faktor usia pakai turut berperan karena kebanyakan peralatan yang dibuat
manusia memiliki batasan umur. Sehingga apabila umur dari benda tersebut sudah
tua maka tidak layak pakai lagi dan mesti diganti.
2. Faktor Pengoperasian.
Apabila operator tersebut tidak mengerti dan memahami tentang prosedur
mengoperasikan turbin maka mereka akan sering lalai, sehingga turbin bisa rusak
sebelum waktunya.
3. Bahan Shaft.
Bahan metal juga bisa menentukan lama tidaknya bearing bertahan,
sehingga bahan yang digunakan haruslah benar-benar tepat (sesuai design).
4. Kotoran yang terdapat pada Sudu – Sudu.
Kotoran yang terdapat pada Sudu-sudu bisa menempel pada shaft dan masuk
ke dalam celah antara bearing dengan shaft karena terbawa uap yang bergerak di
dalam turbin.
5. Lama tidak di Operasikan / di Stop.
Karena turbin sudah lama tidak bekerja maka akan terjadi perubahan
struktur logam pada rotor.
F. Menangani Kerusakan Pada Metal Bearing
Banyak cara yang dilakukan oleh para mekanik untuk menangani masalah
kerusakan pada Metal Bearing. Namun hal yang perlu diperhatikan yaitu ketepatan
waktu, efisien, mutu dan kualitas hasil dari perbaikan yang dilakukan. Adapun
cara untuk menyelesaikan permasalahan ini dilakukan 2 pembagian pekerjaan
yaitu sebagai berikut :
a. Shaft Rotor.
Kerusakan / aus pada bearing selalu berhubungan dengan Shaft. Karena
antara Shaft dan Bearing berhubungan langsung, sehingga apabila salah satu
bermasalah maka akan menyebabkan kerusakan pada yang lainnya.
Dalam menangani masalah ini, mula-mula kita harus mengetahui seberapa
besar keausan yang terjadi pada Shaft Rotor tersebut. Apabila keausan yang
terjadi kurang dari 2 mm (< 2 mm), maka kita hanya perlu melakukan
pembubutan ( Turning ) perkecil sesuai denngan batasan pada Shaft yang aus.
Namun apabila keausan yang terjadi sudah lebih dari 2 mm, maka kita harus
mengganti Shaft tersebut. Sebab apabila dilakukan pembubutan, maka tidak akan
bertahan lama dan shaft tersebut bisa patah.

b. Metal Bearing.
Untuk menangani masalah pada Metal Bearing banyak cara yang bisa
dilakukan. Apabila Metal Bearing tersebut sudah mengalami kerusakan yang fatal
maka harus diganti, namun apabila kerusakan yang terjadi belum begitu parah
maka tidak perlu mengganti dengan yang baru. Karena untuk melakukan
penggantian, tidak mudah untuk mendapatkan barang yang kita inginkan yang
sesuai dengan spesifik yang di izinkan. Selain itu untuk melakukan pemesanan
diperlukan waktu yang lama sehingga dapat menunda pekerjaan. Dan juga
harganya yang relatif mahal.
Banyak cara yang dilakukan oleh para mekanik untuk menyelesaikan
masalah ini terutama para mekanik di Bengkel Pertamina Plaju – Sungai Gerong.
Namun cara yang lebih efisien dan relatif murah yang sering dilakukan oleh mereka
yakni dengan mengecor ulang Metal Bearing tersebut dan setelah itu di bubut
menurut ukuran Shaft yang telah dibubut halus. Adapun batasan
celah ( Clearence ) antara Bearing Metal dengan Shaft yang diizinkan yaitu 0,08 –
0,12 mm.
G. Petunjuk Pemeliharaan Turbin

Periode Uraian Pemeliharaan


Harian 1. Cek semua paras oli dan tambah bila perlu.
2. Periksa temperatur bantalan dan oli lubrikasi.
3. Cek putaran tubin.
4. Periksa kelancaran operasional, serta selidiki perubahan kondisi
operasional yang sekonyong-konyong atau kebisingan yang tidak
biasa.
5. Jika dilakukan shut down secara harian, tes katup trip dengan
jalan menurunkan tangkai trip tangan.

Mingguan 1. Coba katup trip untuk mencegah terjadinya capuk karena


endapan atau korosi. Jika pada suatu skedul operasi yang
berkesinambungan, coba katup trip dengan menurunkan lengan
trip tangan. Setel kembali jika putaran turbin menurun mendekati
80 % putaran yang diizinkan ( rated speed ).

Bulanan 1. Periksa sampel oli lubrikasi dan bila perrlu diperbaharui.


2. Periksa sambungan governor untuk ruang main yang berlebihan
ganti bagian yang rusak.
3. Periksa trip kecepatan lebih, dengan menaikkan putaran turbin,
jika beban dibebaskan.
Tahunan 1. Ukur semua clearance dan stel.
2. Bongkar dan bersihkan strainer uap jika strainer luar biasa
kotornya, bersihkan setiap enam bulan.
3. Periksa katup governor dan dudukan katup. Tutup katup dengan
tangan, jika menandai tidak rata karena aus, ganti paking tangkai
katup governor.
4. Bersihkan dan periksa katup trip ganti bagian-bagian yang rusak
dan bila perlu lakukan hand lap.
5. Uraikan, bersihkan dan periksa trip kecepatan lebih dan
sambungannya.
6. Cek bantalan dukung dan bantalan rotor, jika aus ganti.
7. Periksa dan bersihkan reservoir oli rumah bantalan dan ruang
pendingin.
8. Angkat katup rumah turbin dan periksa poros rotor, cakra, sudu-
sudu tetap dan sudu-sudu gerak serta tutupnya ( shroudig system )
9. Periksa cincin karbon, dan ganti bila perlu.
10. Pindahkan rakitan rotor ( rotor assembly ) dari rumah turbin dan
periksa ring nozel, dan sudu-sudu pemandu ( pada turbin curtis ).
11. Periksa kerja katup pengawal ( sentrel valve ).
12. Atur dan cek trip kecepatan lebih, bila turbin dioperasikan
kembali.
http://fatahuldesignmodeling.blogspot.co.id/2015/05/maintenance-turbin-uap.html

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Turbin merupakan sebuah alat yang salah satunya digunakan untuk
membangkitkan suatu energi. Di Indonesia telah tersebar berbagai macam turbin, mulai dari
turbin gas, turbin air dan turbin uap. Turbin sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari
kita, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan kita yang tidak lepas dari alat tersebut, yaitu
listrik. Dengan turbin kita dapat melakukan kegiatan malam tanpa harus dalam kondisi gelap.
Kegiatan malam akan berjalan lancar dengan adanya listrik yang tidak lepas dari turbin
tersebut.
Semakin banyaknya turbin dan pesatnya perkembangan turbin tersebut, kini turbin tak
asing lagi. Segala macam cara dilakukan untuk memodifikasi kembali turbin tersebut hanya
untuk meningkatkan kenyamanan bagi pemakai, baik individu maupun kelompok. Terlebih
lagi dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, proses pemodifikasian turbin tersebut
menjadi lebih mudah dilakukan.
Dengan adanya berbagi macam turbin tersebut yang telah tersebar hingga dipelosok
Indonesia, maka kami berupaya untuk menulis sebuah makalah yang menyangkut
permasalahan tersebut yaitu Turbin Uap.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa sajakah jenis-jenis uap yang ada?
2. Apa itu turbin uap?
3. Komponen apa saja yang terdapat pada turbin uap?
4. Bagaimana prinsip kerja turbin uap?
5. Apa sajakah jenis-jenis turbin uap itu?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menentukan macam-macam turbin yang biasa dipakai sehari-hari.
2. Mengidentifikasikan definisi dari turbin uap.
3. Menentukan komponen-komponen dari turbin uap.
4. Menjelaskan cara kerja dari turbin uap.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh beberapa
manfaat. Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1). Bagi Penulis
Menambah wawasan, pengalaman dalam melaksanakan pengalaman dalam penulisan
makalah
2). Bagi Pembaca
Sebagai media informasi agar pembaca dapat mengenal turbin uap

E. Metode Penulisan Makalah


Makalah ini disusun dengan menggunakan metode, yaitu
 Studi Pustaka
Informasi-informasi ini kami dapat dengan cara menggali informasi dari buku-buku dan
media-media lain yang ada

BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Uap
Proses pembentukan uap terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Uap air
yaitu uap yang terbentuk diatas permukaan air sebagai akibat dari penurunan tekanan di
atas permukaan air sampai tekanan penguapan yang sesuai dengan temperatur permukaan air
tersebut pada titik didih dan pada tekanan di bawah tekanan atmosfir bumi. Penurunan
tekanan ini diantaranya disebabkan karena adanya tekanan uap jenuh yang sesuai dengan
temperatur permukaan air maka akan terjadi penguapan.
2. Uap panas
yaitu uap yang terbentuk akibat mendidihnya air , aliran mendidih bila tekanan dan
temperatur berada pada kondisi didih. Misalnya bila air tekanan 1 bar maka air tersebut akan
mendidih pada suhu didih (±99,630 C).
Uap yang terbentuk pada tekanan dan temperatur didih disebut uap jenuh saturasi
(saturated steam). Apabila uap jenuh dipanaskan pada tekanan tetap, maka uap akan
mendapat pemanasan lanjut (temperatur naik). Uap yang demikian disebut uap panas lanjut
(uap adi panas) atau superheated steam.
Menurut keadaannya uap ada tiga jenis, yaitu :
 Uap jenuh
Uap jenuh merupakan uap yang tidak mengandung bagian-bagian air yang lepas dimana pada
tekanan tertentu berlaku suhu tertentu.
 Uap kering
Uap kering merupakan uap yang didapat dengan pemanas lanjut dari uap jenuh dimana pada
tekanan terbentuk dan dapat diperoleh beberapa jenis uap kering dengan suhu yang berlainan.
 Uap basah
Uap basah merupakan uap jenuh yang bercampur dengan bagian-bagian air yang halus yang
temperaturnya sama.

B. Pengertian Turbin Uap


Istilah turbin berasal dari bahasa latin yaitu ”turbo” yang berarti putar. Karena energi
yang digunakan untuk memutar poros turbin adalah energi potensial fluida maka turbin
sendiri termasuk ke dalam golongan mesin-mesin fluida.
Mesin–mesin fluida adalah mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis pada poros
menjadi energi potensial fluida atau sebaliknya, yaitu mengubah energi potensial fluida
menjadi energi mekanis pada poros.
Secara umum mesin fluida dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu:
1. Mesin kerja, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi mekanis pada poros
menjadi energi potensial fluida, misalnya : pompa, kompresor, blower, dan lain-lain.
2. Mesin tenaga, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi potensial fluida
menjadi energi mekanis pada poros, misalnya : kincir angin, turbin air, turbin gas, dan turbin
uap.
Turbin kukus (uap air) adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi
potensial kukus menjadi energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yan
digerakkan, turbin kukus dapat dipergunakan pada berbagai bidang industri, untuk
pembangkit tenaga listrik, dan untuk transportasi.
Ide turbin kukus ini sudah lama. Sudah umum diketahui bahwa kira-kira tahun 120
S.M. Hero Alexandera membuat prototipe turbin yang pertama yang bekerja berdasarkan
prinsip reaksi. Alat ini yang menjelma menjadi instalasi tenaga kukus yang primitif
Turbin uap (kukus) secara umum diklasifikasikan kedalam tiga jenis impuls, dan
gabungan (impuls-reaksi), yang tergantung pada cara perolehan perubahan energi potensial
menjadi energi kinetik semburan kukus.

C. Komponen-komponen Turbin Uap


Komponen-komponen utama pada turbin uap yaitu
- Cassing
Adalah sebagai penutup (rumah) bagian-bagian utama turbin.
- Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar terdiri dari:
1) Poros
Berfungsi sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang
sumbu.
2) Sudu turbin atau deretan sudu
Berfungsi sebagai alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.
3) Cakram
Berfungsi sebagai tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.
- Nosel
Berfungsi sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi
kinetik.
- Bantalan (bearing)
Merupakan bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak
menerima beban.
- Perapat (seal)
Berfungsi untuk mencegah kebocoran uap, perapatan ini terpasang mengelilingi
poros. Perapat yang digunakan adalah :
1. Labyrinth packing
2. Gland packing
- Kopling
Berfungsi sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang
digerakkan.

D. Prinsip Kerja Turbin Uap


Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang
disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal
dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair
dan gas seperti yang digunakan di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai
untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya
dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor
menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler.
Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal
ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%.
Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan
temperatur kondensor 200C sampai 300C.
( Shlyakhin,P: Turbin uap. Hal 12).

D.1 Asas Impuls dan Reaksi


Turbin adalah mesin rotari yang bekerja karena terjadi perubahan energi kinetik uap
menjadi putaran poros turbin. Proses perubahan itu terjadi pada sudu-sudu turbin. Sebagai
perbandingan dengan mesin torak yang bekerja karena ekpansi energi panas gas atau uap di
dalam silinder yang mendorong torak untuk bergerak bolak-balik. Pada dasarnya, prinsip
kerja mesin torak dengan turbin uap adalah sama. Fluida gas dengan energi potensial yang
besar berekspansi sehingga mempunyai energi kinetik tinggi yang akan medorong torak atau
sudu, karena dorongan atau tumbukan tersebut, torak atau sudu kemudian bergerak. Proses
tumbukan inilah yang dinamakan dengan Impuls.

Azas impuls dapat dijelaskan dengan metode sebagai berikut. Adalah sebuah pelat
yang ditumbuk dengan fluida gas berkecepatan Vs, dan laju massa m, karena pelat itu beroda
sehingga bergerak dengan kecepatan Vb. Dari dua model di atas, dapat dilihat bahwa model
sudu mempunyai daya yang lebih besar pada kecepatan dan laju massa fluida gas yang sama.
Maka dengan alasan tersebut, bentuk sudu dianggap yang paling efisien untuk diterapkan
pada turbin uap atau jenis turbin lainnya seperi turbin gas dan air. Penerapan model sudu
tersebut di atas pada turbin uap, yaitu menata sudu sudut tersebut sebaris mengelilingi roda
jalan atau poros turbin uap, sehingga terjadi keseimbangan gaya.
Perbedaan turbin impuls dan reaksi dari segi aliran

Model turbin impuls dalam sejarahnya sudah pernah dibuat oleh Branca. Prinsip
kerjanya adalah dengan menyemburkan uap berkecapatan tinggi melalui nosel ke sudu-sudu
impuls pada roda jalan. Akibat adanya tumbukan antara semburan gas dengan sudu-
sudu jalan turbin impuls, poros turbin menjadi berputar.
Berbeda dengan azas impuls, azas reaksi untuk sebagaian orang lebih sulit dipahami.
Untuk menggambarkan azas reaksi bekerja pada gambar adalah model jet uap dari Newton.
Semburan uap dari tabung mempunyai energi kinetik yang besar sehingga sepeda
akan bergerak ke kiri. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa mesin tersebut bekerja dengan
azas reaksi, yaitu semburan uap melakukan aksi sehingga timbul reaksi pada sepeda untuk
begerak melawan aksi.

E. Klasifikasi Turbin Uap


Untuk memudahkan identifikasi terhadap turbin uap, maka turbin uap diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Menurut jumlah tingkat tekanan
a) Turbin satu tingkat yang memiliki kapasitas tenaga kecil, biasanya digunakan untuk
menggerakkan kompresor, pompa, dan mesin-mesin lainnya yang kapasitas tenaganya kecil.
b) Turbin bertingkat banyak (neka tingkat), yaitu turbin yang dibuat untuk kapasitas tenaga dari
kecil kepada yang besar dan biasanya terdiri dari susunan beberapa nosel dan beberapa
cakram yang ditempatkan berurutan dan berputar pada satu poros yang sama.
2. Menurut arah aliran uap
a) Turbin aksial, yang uapnya mengalir dengan arah yang sejajar terhadap poros turbin.
b) Turbin radial, yang arah aliran uapnya tegak lurus terhadap poros turbin.
3. Menurut jumlah silinder
a) turbin silinder tunggal
b) turbin silinder ganda
c) turbin tiga silinder
d) turbin empat silinder
4. Menurut kondisi uap yang digunakan
a) Turbin tekanan lawan, yaitu bila tekanan uap bekas sama dengan tekanan uap yang
dibutuhkan untuk keperluan proses kegiatan pabrik. Turbin ini tidak mengalami kondensasi
uap bekas.
b) Turbin kondensasi langsung, yaitu turbin yang mengondensasikan uap bekasnya langsung ke
dalam kondensor, guna mendapatkan air kondensat untuk pengisi air umpan ketel.
c) Turbin ekstraksi dengan tekanan lawan, dimana uap bekas digunakan untuk keperluan
proses.
d) Turbin ekstraksi dengan kondensasi, dimana sebagian uapnya dipakai untuk proses dan
sebagian lagi untuk penyediaan kondensat air pengisi ketel uap.
e) Turbin kondensasi dengan ekstraksi ganda, uap bekas dari turbin dipakai untuk kebutuhan
beberapa tingkat ekstraksi da sisanya dijadikan kondensasi dalam kondensor untuk kebutuhan
air pengisi ketel uap.

f) Turbin non kondensasi dengan aliran langsung dan tanpa ada ekstraksi serta kondensasi, uap
bekas dibuang ke udara luar dengan tekanan lawan sama atau melebihi dari 1 atm.
g) Turbin non kondensasi dengan ekstraksi, uap bekas tidak dikondensasikan, hanya digunakan
untuk proses.
5. Menurut kondisi uap yang masuk ke dalam turbin
a) Turbin tekanan rendah dimana tekanan uapnya 2 kg/cm2
b) Turbin tekanan menengah, tekanan uap sampai dengan 40 kg/cm2
c) Turbin tekanan tinggi, tekanan uap sampai dengan 170 kg/cm2
d) Tubin tekanan sangat tinggi, tekanan uap di atas 170 kg/cm2
e) Turbin adikritis, turbin uap yang beroperasi dengan tekanan uap di atas 225 kg/cm2.
6. Menurut prinsip aksi uap
a) Turbin impuls, yang energi potensial uapnya diubah menjadi energi kinetik di dalam nosel
atau laluan yang dilewati oleh sudu-sudu gerak,lalu energi kinetik ini diubah menjadi energi
mekanik pada poros turbin.
b) Turbin reaksi aksial, yang ekspansi uap diantara laluan sudu, baik sudu pengarah maupun
sudu gerak tiap-tiap tingkat langsung pada derajat yang sama.
7. Menurut sistem pemanas ulang uap
a) Turbin uap dengan pemanas ulang tunggal
b) Turbin uap dengan pemanas ulang ganda
8. Menurut lingkungan pengoperasiannya
a) Turbin darat, biasa terdapat pada industri atau PLTU untuk menggerakkan generator
b) Turbin yang dioperasikan di kapal.
9. Menurut arah aliran uap
a) Turbin aksial, Fluida kerja mengalir dalam arah yang sejajar terhadap sumbu turbin
b) Turbin radial, Fluida kerja mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sumbu turbin.

10. Menurut prinsip aksi uap


a) Turbin impuls, Energi potensial uap diubah menjadi energi kinetik di dalam nosel.
Adapun turbin impuls mengubah energi potensial uapnya menjadi energi kinetik
didalam nosel (yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan). Nosel diarahkan
kepada sudu gerak. Didalam sudu-sudu gerak, energi kinetik diubah menjadi energi mekanis.
Energi potensial uap berupa ekspansi uap, yang diperoleh dari perubahan tekanan awal
hingga tekanan akhirnya di dalam sebuah nosel atau dalam satu grup nosel yang ditempatkan
didepan sudu-sudu cakram yang berputar. Penurunan tekanan uap didalam nosel diikuti
dengan penurunan kandungan kalornya yang terjadi didalam nosel. Hal ini menyebabkan
naiknya kecepatan uap yang keluar dari nosel (energi kinetik). Kemudian energi kecepatan
semburan uap yang keluar dari nosel yang diarahkan kepada sudu gerak (sudu-sudu cakram
yang berputar) memberikan gaya impuls pada-pada sudu gerak sehingga menyebabkan sudu-
sudu gerak berputar (melakukan kerja mekanis).
Atau bisa dafahami secara sederhana pronsip kerja dari turbin impuls yaitu turbin
yang proses ekspansi lengkap uapnya hanya terjadi pada kanal diam (nosel) saja, dan energi
kecepatan diubah menjadi kerja mekanis pada sudu-sudu turbin. Kecepatan uap yang keluar
dari turbin jenis ini bisa mencapai 1200/detik. Turbin jenis ini pertama kali dibuat oleh de
Laval, yang mana turbin ini mampu beroperasi pada putaran 30.000rpm. Pada aplikasinya
turbin impuls ini dilengkapi dengan roda gigi reduksi untuk memindahkan momen putar ke
mekanisme yang akan digerakkan seperti generator listrik.

b) Turbin reaksi, Ekspansi uap terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak.
Turbin reaksi yaitu turbin yang ekspansi uapnya tidak hanya terjadi pada laluan-laluan
sudu pengarah (nosel) yang tetap saja tetapi juga terjadi pada laluan sudu gerak (sudu-sudu
cakram yang berputar), sehingga terjadi penurunan keseluruhan kandungan kalor pada semua
tingkat sehingga terdistribusi secara seragam. Turbin yang jenis ini umumnyan digunakan
untuk kepentingan industri. Kecepatan uap yang mengalir pada turbin (yang biasanyan
nekatingkat) lebih rendah yaitu sekitar 100 – 200 m/detik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis
dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin dihubungkan dengan yang digerakkan,
yaitu generator atau peralatan mesin lainnya, menggunakan mekanisme transmisi roda gigi.

B. Saran
1) Untuk Pendidik
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangatlah pesat, oleh karena
itu, sebagai seorang pendidik diharapkan untuk selalu update dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi di masa kini. Sehingga dalam memberikan pelajaran akan lebih mengena terhadap
duniamasa kini.
2) Untuk Peserta Didik
Sumber bahan belajar tidaklah cukup di dalam kelas saja, harapannya makalah ini bisa
dijadikan sebagai salah satu sumber belajar yang selanjutnya bnisa bermanfaat bagi kita
semua.
3) Untuk Khalayak Umum
Belajar tidaklah hanya monoton di dalam kelas saja. Makalah ini ditulis dengan salah satu
tujuan agar bisa dipakai oleh semua manusia termasuk di dalamnya yang belum mendapatkan
kesempatan untuk mengenyam pendidikan di dalam kelas. Sehingga harapannya makalah ini
juga dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan bagi semua orang.

DAFTAR PUSTAKA

http://manung95.blogspot.com/2011/05/turbin-uap.html
http://fuadmje.files.wordpress.com/2011/12/
http://hafizhtrijanuar.blogspot.co.id/2012/10/turbin-uap_21.html

Sabtu, 07 Mei 2011

Turbin Uap
BAB I PENDAHULAUAN
A. Latar Belakang
Turbin merupakan sebuah alat yang salah satunya digunakan untuk membangkitkan suatu
energi. Di Indonesia telah tersebar berbagai macam turbin, mulai dari turbin gas, turbin air
dan turbin uap. Turbin sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari kita, salah satunya
untuk memenuhi kebutuhan kita yang tidak lepas dari alat tersebut, yaitu listrik. Dengan
turbin kita dapat melakukan kegiatan malam tanpa harus dalam kondisi gelap. Kegiatan
malam akan berjalan lancar dengan adanya listrik yang tidak lepas dari turbin tersebut.
Semakin banyaknya turbin dan pesatnya perkembangan turbin tersebut, kini turbin tak
asing lagi. Segala macam cara dilakukan untuk memodifikasi kembali turbin tersebut hanya
untuk meningkatkan kenyamanan bagi pemakai, baik individu maupun kelompok. Terlebih
lagi dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, proses pemodifikasian turbin tersebut
menjadi lebih mudah dilakukan.
Dengan adanya berbagi macam turbin tersebut yang telah tersebar hingga dipelosok
Indonesia, maka kami berupaya untuk menulis sebuah makalah yang menyangkut
permasalahan tersebut yaitu Turbin Uap.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menentukan macam-macam turbin yang biasa dipakai sehari-hari.
2. Mengidentifikasikan definisi dari turbin uap.
3. Menentukan komponen-komponen dari turbin uap.
4. Menjelaskan cara kerja dari turbin uap.
5. Menentukan kegunaan dari turbin uap.
6. Serta dari pengamatan ini diharap dapat mengerti tentang kelebihan dan kelemahan turbin
uap.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari turbin uap ini ada berbagai macam, sesuai penggunaan dari turbin uap
tersebut. Ruang lingkup yang saya dapat dari hasil penyusunan makalah ini adalah industri,
karena industri merupakan tempat yang paling banyak menggunakan alat-alat yang
berhubungan dengan turbin uap.

D. Metode
Ada berbagai metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini, yaitu antara
lain :
1. Pengamatan
Informasi-informasi yang kami kumpulkan berasal dari hasil pengamatan-pengamatan yang
kami lakukan yaitu dengan mengamati hal-hal yang berhubungan dengan turbin uap.
2. Studi Pustaka
Selain dengan metode pengamatan terhadap turbin uap, kami juga mengumpulkan informasi-
informasi melalui metode studi pustaka, yaitu dengan cara menggali informasi dari buku-
buku serta media-media massa yang ada.

BAB II. MENGIDENTIFIKASIKAN TENTANG TURBIN UAP

A. Definisi Turbin Uap


Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan
dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan
turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.

Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin yang menggunakan metode external
combustion engine (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap) dilakukan di luar
sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum adalah dimulai dari
pemanasan air pada ketel uap. Uap air hasil pemanasan yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi selanjutnya digunakan untuk menggerakkan poros turbin. Uap yang keluar dari turbin
selanjutnya dapat dipanaskan kembali atau langsung disalurkan ke kondensor untuk
didinginkan. Pada kondensor uap berubah kembali menjadi air dengan tekanan dan
temperatur yang telah menurun. Selanjutnya air tersebut dialirkan kembali ke ketal uap
dengan bantuan pompa. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah
mesin pembangkit yang bekerja dengan sistem siklus tertutup.

B. Komponen-Komponen Turbin Uap


Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah sebagai berikut:

1. CASSING
Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.
2. ROTOR
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan
sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran
besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di Balanceuntuk
mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.
3. BEARING PENDESTAL
Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.
4. JOURNAL BEARING
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak Lurus
Rotor.
5. THRUST BEARING
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial
atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros rotor.
6. MAIN OLI PUMP
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian – bagian
yang berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
 Sebagai Pelumas pada bagian – bagian yang berputar.
 Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan
menekan / terdorong keluar secara sirkuler
 Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.
 Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari benda-
benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk
.
7. GLAND PACKING
Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun kebocoran
oli.
8. LABIRINTH RING
Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.
9. IMPULS STAGE
Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah
10. STASIONARY BLADE
Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam yang masuk.
11. MOVING BLADE
Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam
menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. CONTROL VALVE
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk kedalam
turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.
13. STOP VALVE
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan aliran
steam yang menuju turbin.
14. REDUCING GEAR
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan
kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm
menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :
 Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian dalam reducing gear.
 Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang putarannya merupakan
putaran dari shaft rotor turbin uap.
 Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang putarannya akan
mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.
 Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan / menerima gayategak
lurus dari pinion gear.
 Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing terhadap gaya radial shaft
pinion gear.
 Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan gayaradial dari shaft
gear wheel.
 Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap gayaradial atau tegak
lurus shaft gear wheel.
 Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau menerima gaya sejajar
dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang merupakan gerak maju mundurnya poros.

C. Cara Kerja Turbin Uap


Secara singkat cara kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah
menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan uap pada saat keluar
dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya
kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel.Uap yang
memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan
dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu
turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan
uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya sebagian
yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya
energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin
dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka
antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide
blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke
baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil

mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan
demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

D. Klasifikasi Turbin Uap


Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda
berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan tekanan
uap sebagai berikut :
1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
a. Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu atau
banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan
mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
 Turbin satu tahap.
 Turbin impuls gabungan.
 Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam /
nosel.
- Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap
dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah
dari sudu impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama
dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
- Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
2. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
 Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil,
misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
 Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada turbin
bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi
kecepatan / tekanan.
3. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
 Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
 Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
 Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan
lain, misalnya proses industri.

E. Fungsi Turbin Uap


Berfungsi untuk memutar generator, terdiri dari HP (high-pressure) turbine, IP
(intermediate-pressure) turbine dan LP (low-pressure) turbine.
Turbine & generator memiliki beberapa peralatan pendukung, yaitu lubricating oil system
dan generator cooling system.

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari hasil penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
Dalam kehidupan sehari-hari turbin uap telah digunakan untuk melakukan suatu

pekerjaan khususnya dibidang industri.


Untuk menggunakan turbin uap dengan baik dan benar, maka kita harus mengetahui

cara kerja dari turbin uap tersebut, agar kesalahan yang mungkin terjadi bias
diminimalisir.
Turbin uap dapat diklasifikaasikan menjadi berbagai macam yaitu menurut prinsip

kerjanya, menurut penurunan tekanan dalam turbin dan menurut penurunan tekanan uap.
Turbin uap harus digunakan sesuai dengan kegunaan turbin tersebut, dan tidak untuk

digunakan yang tidak sesuai penggunaannya.


Turbin uap merupakan buatan manusia, jadi alat tersebut ada kelebihan dan

kekurangannya.

B. Saran-saran
Dari hasil penyusunan makalah diatas maka penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Penulis sebaiknya menjelaskan secara rinci tentang komponen-komponen utama dari turbin
uap, agar pembaca dapat secara jelas mengerti tentang komponen-komponen tersebut.
2. Sebaiknya penyusun makalah melakukan metode wawancara langsung dengan pengguna
turbin uap agar dapat mendapatkan penyusunan makalah yang sempurna.
3. Mebangun kerja sama kelompok yang solid agar penyusunan makalah berjalan dengan lancar
http://manung95.blogspot.co.id/2011/05/turbin-uap.html

You might also like