Professional Documents
Culture Documents
Resume Kmnts 3 Bayu
Resume Kmnts 3 Bayu
DISUSUN OLEH:
FAISAL HUMAM
G2A116004
2018
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Definisi
Pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan tanpa mengabaikan
pengobatan dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan ( Spradley, 1985 dan Logan and Dawkin, 1987 )
B. Tujuan
Tujuan dari keperawatan komunitas adalah untuk upaya pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya sebagai berikut
1. Pelayanan keperawatan langsung ( Direct care ) terhadap individu, keluarga, kelompok
dalam konteks komunitas
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan
bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga, individu
dan kelompok
Yang kurang sehat menjadi perilaku sehat dan dapat dipertahankan sepanjang
hidupnya. Kegiatan promosi kesehatan merupakan hubungan kolaborasi baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan lain/dokter. Peran perawat bukan bekerja untuk mereka, tetapi
bekerja sama dengan mereka guna memfasilitasi proses pengkajian, evaluasi dan mengerti
tentang kesehatan. Perawat dapat berperan sebagai advokat, konsultan, pendidik maupun
coordinator pelayanan. Sebagai contoh peran perawat dalam promosi kesehatan dapat dilihat
pada Kontak 3-7.
Dalam melaksanakan perannya, perawat dapat bekerja dengan individu dari berbagai
rentang usia, berbagai tipe keluarga dan berbagai kelompok yang spesifik. Keberhasilan
perawat dalam melaksanakan perannya dapat dilihat dari kemandirian individu maupun
kelompok yang dikelolanya agar dapat memperlihatkan tanggung jawabnya, adanya
peningkatan pengetahuan tentang kesehatan serta dapat mempertahankan perilaku sehat
sepanjang hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
“ COMUNITY AS PARTNER “
Pengumpulan data
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b) Data demografi
c) Vital statistic
d) Nilai dan kepercayaan
2) Subsistem
a) Lingkungan fisik
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
c) Ekonomi
d) Keamanan dan transportasi
e) Politik dan pemerintahan
f) Komunikasi
g) Pendidikan
h) Rekreasi
Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari:
1) Data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
Sumber data
1) Data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder: data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record
(Wahit, 2005).
Pengolahan data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
3) Tabulasi data
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial.Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian.American Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
c. Perencanaan
1) Tahapan pengembangan masyarakat persiapan, penentuan prioritas daerah,
pengorganisasian, pembentukan pokjakes (kelompok kerja kesehatan).
2) Tahap diklat.
3) Tahap kepemimpinan koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan
bertahap.
d. Pelaksanaan/Implementasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
1) Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan,
menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-
hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi,
memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi
penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai
kebutuhan, dan lain lain.
2) Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan,
meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan
jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual,
bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
3) Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit,
melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data
dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
e. Evaluasi atau penilaian
Menurut Ziegler, Voughan–Wrobel, & Erlen (1986) dalam Craven & Hirnle
(2000), evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Evaluasi struktur
2) Evaluasi proses
3) Evaluasi hasil
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and
practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika
:Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Cv Sagung Seto : Jakarta
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS MODEL CAP
Pengumpulan data
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-
orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) Data demografi
Karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi
(jenis kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk.
c) Vital statistic
Meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau
kesakitan.
d) Nilai dan kepercayaan
Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
2) Subsistem
a) Lingkungan fisik
Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan
iklim.
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
Catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,
layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti
werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun
tradisional/pengobatan alternatif.
c) Ekonomi
Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran,
rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
d) Keamanan dan transportasi
Apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah komunitas,
catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar atau jalur
sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan untuk orang cacat.
Jenis layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya: pemadam
kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara di monitor, apa saja jenis
kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman.
e) Politik dan pemerintahan
Catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.
f) Komunikasi
Catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi
formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat
surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya
digunakan untuk berkumpul.
g) Pendidikan
Catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal,
reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan
kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
h) Rekreasi
Catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang
berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat
menggunakan waktu senggang.
Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari:
1) Data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
Sumber data
1) Data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder: data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record
(Wahit, 2005).
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial.Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian.American Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
c. Perencanaan
1) Tahapan pengembangan masyarakat persiapan, penentuan prioritas daerah,
pengorganisasian, pembentukan pokjakes (kelompok kerja kesehatan).
2) Tahap diklat.
3) Tahap kepemimpinan koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan
bertahap.
d. Pelaksanaan/Implementasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
1) Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan,
menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-
hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi,
memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi
penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai
kebutuhan, dan lain lain.
2) Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan,
meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan
jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual,
bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
3) Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit,
melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data
dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
e. Evaluasi atau penilaian
Menurut Ziegler, Voughan–Wrobel, & Erlen (1986) dalam Craven & Hirnle
(2000), evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling
tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan.Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien, dukungan administrasi,
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang
diinginkan.
2) Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan
sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup
jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik,
validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal
perawat.
3) Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien
merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada
pencapaian tujuan dan kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and
practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika
:Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Cv Sagung Seto : Jakarta
UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
A. Definisi UKS
Usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah dengan sasaran masyarakat
sekolah dan lingkungannya. UKS merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat untuk capai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Anak selalu butuh tumbang secara terus menerus sehinggag perlu pendekatan kesehatan
yang spesifik dalam hubunganya dengan kebutuhan perubahan
5. Terbanyak : kasus anemia , Masalah kenakalan remaja, hub seks pranikah cenderung
meningkat
D. Tujuan UKS
1. Tujuan Umum :
Mewujudkan dan menumbuh kembangkan kemandirian anak untuk hidup sehat.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan anak untukk menolong diri sendiri melalui:
b. Peka terhadap masalah kesehatan (diri, keluarga, lingkungan)
c. mampu berfikir berorientasi pemcahan masalah kesehatan dan pengendalian
diri.
d. Meningkatkan kemampuan anggota keluarga khususnya ibu dalam mengasuh anak
sehingga terbentuk perilaku hidup sehat.
E. Model Konseptual Kesehatan sekolah
2. Pendidikan kesehatan.
1. Pelayanan kesehatan
2. Pendidikan kesehatan
a. Pelayanan Kesehatan
Jumlah perbandingan perawat dg murid:1:750 ( umum ), 1:250 (siswa ada yang
bermasalah), 1: 125 ( ketidakmampuan lebih).
1) Screening:
Menetapkan apakah sreening akan dilakukan.
Kembangkan perencanaan dan manajemen data.
Ajarkan pada kader sekolah cara screening.
Rujuk siswa.
Kerjasama dalam perencanaa, implementasi dan evaluasi.
a) Screening yang dilakukan:
a) Penglihatan, pendengaran, gigi, scoliasis, analisis faktor resiko.
b) Screening dilakukan pada akhir menjelang awal tahun sekolah.
c) Penemuan kasus
b) Bentuk selektif dari screening.
Termasuk penyelidikan anak dengan perilaku tertentu, lingkungan
keluarga, status kesehatan yg beresiko sakit, absen, penampilan akademik.
Yang termasuk beresiko adalah:
a) Absen > 10 % hari sekolah.
b) Sering sakit
c) Gangguan fisik.
d) Masalah emosional.
3. Perawatan diri.
2. Mengajar anak utk mempunyai kebiasaan hdp sehat, bertgjwb pd kes diri, kelg
dan masy.
H. Kesehatan lingkungan
1. Fisik.
2. Psikologis.
3. Sosial.
c. Halaman;
f. Vektor penyakit;
g. Kantin/Warung sekolah.
Lingkungan psikis
Lingkungan social
A. Pengertian
Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan dan
kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek lingkungan kerja dengan
kesehatan pekerja, tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja dengan kemampuan
untuk melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam
menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan
penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :
1. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )
2. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
3. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-pemeriksaan
langsung di tempat kerja.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus utama kesehatan
kerja, yaitu:
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan
kesehatan
3. Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung kesehatan
dan keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial yang positif dan
operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas perusahaan.
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja ,
6. pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja
7. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus
Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait terhadap
permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja
1. PEMBINAAN PROGRAM
2. PEMBINAAN INSTITUSI
a. Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik Perusahaan,
Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat) & Rumah Sakit
b. Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas program
maupun lintas sektor
c. Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama penerapan
program K3
d. Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.
3. PENINGKATAN PROFESIONALISME
RELAKSASI OTOT