You are on page 1of 3

NO PHARMACITS NO SERVICE

(TATAP)

Apotek adalah tempat tertentu dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran


sediaan kefarmasian, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.Menurut definisi
tersebut dapat diketahui bahwa apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan
dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat,selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesiapoteker
dalam melakukan kerjaan kefarmasian.

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak
melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Menurut definisi tersebut
seorang apoteker merupakan lulusan perguruan tinggi farmasi yang memenuhi ciri profesi
yaitu memiliki pengetahuan yang berbatas jelas dan pendidikan khusus berbasis keahlian
pada jenjang perguruan tinggi.

Alasan saya memilih tema ini karena maraknya penyalahgunaan oleh orang yang
tidak bertanggung jawab.Zaman sekarang ini anak indonesia memiliki kreatifitas yang luar
biasa,obat-obatan buat menyembuhkan penyakit malah di salahgunakan,bahkan mereka
meramunya sendiri dan efeknya tidak sesuai dengan apa yang di inginkan perusahaan
farmasi.Banyaknya pasien membeli obat yang seharusnya memakai resep,karena tidak ada
apotekernya jadi AA (Asisten Apoteker) memberikannya dengan bebas dan tidak ada yang
bertanggung jawab ketika ada pelanggaran.Banyaknya salah cara minum obatnya dan
mengakibatkan pasien tidak sembuh sembuh atau obatnya tidak berfungsi dengan baik.

Hal ini di karenakan Apoteker merupakan motor penggerak kemajuan suatu


apotek.Sebelum melaksanakan kegiatannya,seorang APA wajib memiliki Surat Izin
Apotek(APA) yang berlaku untuk seterusnya selama apotek masih aktif melakukan kegiatan
dan APA dapat melakukan pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan.Sesuai dengan
permenkes RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 5,Apoteker Pengelola Apotek (APA)
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucap sumpah/janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki surat izin kerja dari Mentri Kesehatan.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya
sebagai Apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasidan tidak menjadi Apoteker Pengelola
Apotek di Apotek lain.

Seorang APA bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup apotek yang


dipimpinnya,juga bertanggung jawab kepada pemilik modal jika bekerja sama dengan
pemilik sarana Apotek.

Tugas dan kewajiban Apoteker di Apotek adalah sebagai berikut:

a. Memimpin seluruh kegiatan apotek ,baik kegiatan teknis maupun non teknis
kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku
b. Mengatur,melaksanakan mengawasi administrasi
c. Mengusahakan agar apotek yang dipimpin menberikan hasil yang optimal sesuai
dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset mengadakan pembelian yang
sah dan penekanan biaya serendah mungkin
d. Melakukan pengembangan usaha apotek

Waktu kerja APA adalah selama apotek ini memulai aktivitas pelayanan sesuai jam
kerja setiap harinya (8 jam/hari)dan jika APA berhalangan hadir Apoteker pendamping dapat
menggantikan jam kerja dari APA tersebut.
Keberadaan apoteker di apotek tidak hanya terkait dengan permasalahan obat,namun
apoteker di tuntut untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan perilaku agar dapat
menjalankan profesi secara profesional ketika berinteraksi langsung dengan pasien,termasuk
untuk pemberian informasi obat dan konseling pada pasien yang membutuhkan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kefarmasian


telah terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari drug oriented menjadi patient
oriented.Perubahan paradigma ini dikenal dengan nama pharmaceutical care atau asuhamn
kefarmasian (Kepmenkes RI 2011).Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan
pola pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien.
Dari hasil observasi lapangan yang telah dilakukan pada beberapa apotek banyak yang
mengatakan bahwa ada tidaknya apoteker,pelayanan kefarmasian tetap berjalan di apotek
tersebut dan pelaksanaan konseling pasien dilakukan oleh asisten apoteker.Hal iniapoteker
sungguh menyalahi aturan menurut (PP 51,2009;Permenkes RI,2014).Apoteker adalah
sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucap sumpah apoteker.

Menurut saya seharusnya orang yang mempunyai apotek tersebut sudah membuat
perjanjian kepada apoteker agar apoteket tetap stay di apotek,jika tidak maka akan di kenakan
SP atau pemotongan gaji dan di adakannya pemeriksaan mendadak setiap mingguny atau
setiap bulannya.

You might also like