Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
An industry that is closely related to environmental issues is the natural rubber industry. Production
increase of natural rubber related with increase of garbage or waste that cause negative impact to the
environment. Productivity is comparison between production outcome against resources used and productivity is
one important indicator of production outcome assessment. The objectives of this research were to design
software of intelligent decision support systems to measure the green productivity, to provide solutions and
simulations an increase of productivity in the natural rubber agroindustry. The software used a fuzzy-rule to
measure green productivity based on economic data and seven sources of waste generation data such as energy,
water, materials, garbage, transportation, emissions, and biodiversity. Fuzzy analytical hierarchy process
(Fuzzy AHP) was used to select the four alternatives on cultivation and processing of natural rubber
agroindustry which have major influence on productivity improvement and reduce environmental impact which
became a green productivity concept. The final results software was a simulation of the best alternative in the
form of seven sources of waste generation and economic data.
Keywords:intelligent decision support system, fuzzy rule-base,fuzzy AHP, green productivity
ABSTRAK
Salah satu industri yang terkait erat dengan masalah lingkungan adalah industri karet alam,
meningkatnya produksi karet alam berkaitan dengan meningkatnya sampah atau limbah yang berdampak negatif
terhadap lingkungan. Produktivitas merupakan perbandingan hasil produksi terhadap sumber daya yang
digunakan dan produktivitas merupakan salah satu indikator penting penilaian hasil produksi. Tujuan penelitian
ini adalah merancang perangkat lunak sistem pendukung keputusan cerdas yang dapat mengukur produktivitas
hijau, memberikan solusi dan simulasi peningkatan produktivitas hijau dalam agroindustri karet alam. Perangkat
lunak ini menggunakan fuzzy ruled-base untuk mengukur produktivitas hijau berdasarkan data ekonomi dan data
tujuh sumber pembangkit limbah seperti energi, air, material, sampah, transportasi, emisi dan biodiversitas.
Fuzzy analytical hierarchy process (Fuzzy AHP) digunakan untuk memilih empat alternatif pada proses
budidaya dan pengolahan agroindustri karet alam yang mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan
produktivitas dan penurunan dampak lingkungan yang menjadi konsep produktivitas hijau. Hasil akhir dari
perangkat lunak adalah simulasi alternatif terbaik dalam bentuk tujuh sumber pembangkit limbah dan data
ekonomi.
Kata kunci: sistem pendukung keputusan cerdas, fuzzy rule-base, fuzzy AHP, produktivitas hijau
82
*Penulis untuk korespondensi J Tek Ind Pert. 24 (2): 82-96
Hendra, Marimin, dan Yeni Herdiyeni
Pengembangan industri diarahkan dengan pakar. Simulasi skenario dari alternatif terbaik
kontinuitas output dan meminimasi penggunaan merupakan output dari sistem. Tujuan penelitiaan ini
input berupa bahan baku dan energi dalam proses adalah merancang aplikasi sistem pendukung
produksi (UNIDO, 2009). keputusan cerdas dalam agroindustri karet alam
Penelitian ini merupakan pengembangan berbasis web. Rancangan aplikasi ini diharapkan
dalam bentuk aplikasi dari penelitian Marimin et al. mampu mengukur produktivitas hijau, dapat
(2013a), Darmawan (2013) dan Marimin et al. memberikan rekomendasi peningkatan produktivitas
(2013b) yang menerapkan pendekatan produktivitas berupa alternatif terbaik dan dapat mensimulasikan
hijau dalam agroindustri karet alam pada suatu alternatif tersebut pada agroindusri karet alam.
perusahaan menggunakan analisis pemetaan aliran
nilai/value stream mapping (VSM). VSM METODE PENELITIAN
digunakan untuk mengidentifikasi tujuh sumber
pembangkit limbah pada setiap tahapan proses Kerangka Penelitian
budidaya dan pengolahan karet alam. Produktivitas Tahap awal dilakukan input data tujuh
hijau adalah suatu strategi untuk meningkatkan sumber pembangkit limbah yaitu energi, air,
produktivitas dan menurunkan dampak lingkungan material, sampah, transportasi, emisi dan
(APO, 2006). Produktivitas hijau mempunyai biodiversitas pada setiap tahap proses produksi per
konsep meningkatkan profit, meningkatkan kualitas bulan. Data ekonomi berupa harga per ton, biaya per
hidup dan menurunkan dampak terhadap lingkungan ton dan total produksi per bulan. Data tujuh sumber
(APO, 2006). pembangkit limbah dan data ekonomi tersebut
Penelitian ini merancang aplikasi berbasis disebut dengan peta aliran nilai sekarang atau curent
web sistem pendukung keputusan cerdas yang terdiri VSM. Berdasarkan data input tersebut dihasilkan
dari subsistem-subsistem untuk mengukur nilai indikator lingkungan dan nilai indikator
produktivitas hijau, memberikan solusi dan simulasi ekonomi. Metode fuzzy rule-based digunakan untuk
peningkatan produktivitas hijau dalam agroindustri mengukur produktivitas hijau dalam bentuk nilai
karet alam secara cepat. Menurut Phillips-Wren et indeks produktivitas hijau (GPI current VSM)
al. (2009) struktur sistem pendukung keputusan berdasarkan nilai indikator lingkungan dan nilai
cerdas digambarkan sebagai diagram input, proses indikator ekonomi. Masing-masing alternatif
dan output. Input sistem terdiri dari subsistem disimulasikan untuk memperhitungkan indeks
database, subsistem model base dan subsistem produktivitas hijau yang disebut dengan GPI
knowledge base. Output sistem berbentuk laporan skenario berdasarkan current VSM. Metode fuzzy
solusi dan rekomendasi keputusan beserta penjelasan AHP bertujuan untuk memberikan solusi
dampaknya. peningkatan produktivitas hijau dengan cara memilih
Aplikasi ini menggunakan fuzzy analytic alternatif terbaik rekomendasi pakar. Output akhir
hierarchy process (Fuzzy AHP) dalam pengambilan dari sistem ini adalah simulasi alternatif terbaik
keputusan dan fuzzy rule-based dalam dalam bentuk data peta aliran nilai yang akan datang
memperhitungkan indeks produktivitas hijau. Sistem (future VSM). Kerangka pemikiran digambarkan
mempunyai parameter input data tujuh sumber pada Gambar 1.
pembangkit limbah, data ekonomi dan data penilaian
Tabel 1. Penurunan empat indikator lingkungan GPI (Yale Center for Environmental Law and Policy Report,
2005).
Bobot Bobot (w)
Kesetaraan Indikator Penggabungan
Indikator GPI dalam dalam
ESI Bobot (x)
ESI GPI (x/0,4)
Kualitas udara 0,05
Pembangkit Emisi gas rumah kaca 0,05 0,15 0,375
Limbah Gas (GWG) Penurunan tingkat
0,05
Polusi udara
Kualitas air 0,05
Konsumsi Air (WC) 0,1 0,25
Jumlah air 0,05
Pembangkit Penurunan limbah padat
0,05 0,05 0,125
Limbah Padat (SWG) Dan konsumsi material
Pencemaran Biodiversitas 0,05
0,1 0,25
Lahan (LC) Lahan dan tanah 0,05
Total 0,4 1
( ) ⁄( )
( ) { ................................................................ (4)
( ) ⁄( )
( ) { .................................................. (5)
( ) ⁄( )
( ) {( ) ⁄( ) ......................................................................... (6)
( )⁄( )
( ) { ................................................................... (7)
( ) ⁄( )
( ) { .................................................. (8)
( ) ⁄( )
( ) {( ) ⁄( ) ............................................................... (9)
Fungsi keanggotaan masing-masing parameter GPI proses budidaya dideskripsikan pada persamaan 10-14 dan
Gambar 2.
( ) ⁄( )
( ) { .......................................................... (10)
( ) ⁄( )
( ) { .................................................. (11)
( )⁄( )
( ) ⁄( )
( ) { ........................................ (12)
( ) ⁄( )
( )⁄( )
( ) { .................................................................... (13)
( ) ⁄( )
µᴹ (χ)
0,5
0 1 2 3 4 5
( ) ⁄( )
( ) { .................................................. (16)
( ) ⁄( )
( ) ⁄( )
( ) { ......................................................................... (18)
( ) ⁄( )
( ) { .................................................. (19)
( ) ⁄( )
( ) {( ) ⁄( ) ...................................................................... (20)
Fungsi keanggotaan masing-masing parameter GPI proses pengolahan sama dengan proses budidaya
dideskripsikan pada persamaan 10-14.
̃ ................................................................................................................................. (22)
̃ ̃ ..................................................................................... (23)
̃ ̃ ..................................................................................... (24)
̃ ̃ ...................................................................................... (25)
̃ ̃ .................................................................................. (26)
̃ ( ) .............................................................................................. (27)
̌ ( ) ( ) ..................................................................................................................... (28)
̌ ( ) ( ) ̌ ( ) ( ) ............................................................. (29)
̌ ( ) ( ) ̌ ( ) ( ) .......................................................... (30)
̌ ( ) ( ) ̌ ( ) ( )........................................................ (31)
̌ ( ) ( ) ̌ ( ) ( ) .......................................................... (32)
Pengguna
Antar-muka
Subsistem Pengukuran
Subsistem Pemilihan
Subsistem Simulasi
Skenario Alternatif
Produktivitas
Strategi
Hasil
Perhitungan Logika
Sistem pengolah
terpusat
Pengguna
91
Tabel 9. Simulasi alternatif proses pengolahan karet alam
92
Hasil
Alternatif Indikator Indikator
GPI
lingkungan ekonomi
Optimasi proses produksi 1,339 2,475 2,267
Pengendalian karakteristik bahan baku 1,193 2,232 1,923
Substitusi bahan pembantu 1,278 2,271 1,976
Penggunaan air kembali (reuse) 0,639 2,461 2,695
0.4
Pemanfaatan Sampah Hasil Proses Budidaya
0.3
Semi Intensif dan Replanting Tanaman
berproduksi rendah
0.2
Subtitusi Sebagian Penggunaan Pestisida
dengan Pestisida Nabati
0.1
Subsitusi Penggunaan Pupuk dengan Pupuk
Organik dan hayati
0
0.4
Sistem Pendukung Keputusan Cerdas Pengembangan Agroindustri ………………..
0.3
0.25 Pengendaliaan Karakter Bahan Baku
0.2
0.15 Penggunaan Air Kembali (reuse)
0.1
0.05 Subsitusi Bahan Pembantu
0
Ketersediaan sarana Kualitas SDM Optimalisasi Pemeliharaan dan Ketersediaan sarana Penguasaan dan Kebijakan
Faktor dan prasarana produksi petani pemanfaatan lahan perawatan tanaman transportasi dan penerapan teknologi pemerintah
Pemda Tingkat I/II Kementerian pertanian Direksi Kepala Kebun/ Kelompok Perguruan Tinggi/
Aktor dan pemerintah penyuluh perkebunan perusahaan Afdeling /Mandor petani BPPT/LIPI
(0,074) (0,1) (0,349) (0,21) (0,202) (0,064)
Pemanfaatan sampah Subtitusi sebagian penggunaan Subtitusi sebagian penggunaan pupuk Semi intensif dan replanting
Alternatif hasil proses budidaya pestisida dengan pestisida nabati dengan pupuk organik dan hayati tanaman berproduktivitas rendah
(0,275) (0,151) (0,23) (0,344)
Gambar 7. Struktur hirarki peningkatan produktivitas proses budidaya karet alam dengan pendekatan produktivitas hijau
Hendra, Marimin, dan Yeni Herdiyeni
93
94
Peningkatan produktivitas proses produksi karet alam dengan
Fokus pendekatan produktivitas hijau
(1,0)
Tingkat Karakteristik bahan baku Kualitas SDM Harga jual Biaya produksi Kebijakan pemerintah
Faktor permintaan dan bahan pembantu (0,243) (0,129) (0,142) mengenai lingkungan
(0,165) (0,203) (0,118)
Optimasi proses Pengendalian mutu bahan Substitusi bahan Penggunaan air kembali
Alternatif produksi baku pembantu (Reuse)
(0,34) (0,204) (0,084) (0,372)
Gambar 8. Struktur hirarki peningkatan produktivitas proses pengolahan karet alam dengan pendekatan produktivitas hijau
Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Wang LX. 1997. A Course in Fuzzy System and
Press. Control. Englewood Cliffs: Prentice Hall.
Phillips-Wren G, Mora M, Forgionne GA, Gupta Yale Center for Environmental Law and Policy
JND. 2009. An integrative evaluation Report. 2005. Environmental Sustainability
framework for intelligent decision support Index: Benchmarking National
systems. Eur J Opr Res. 195: 642–652. Environmental Stewardship.
Saxena AK, Bhardwaj KD, dan Sinha KK. 2003. http://www.yale.edu/esi. Yale (US): Yale
Sustainable growth through green University. [1 Agustus 2013].
productivity: A case of edible oil industry
in India. Int Energy J. 4 (1): 81-91.
[UNIDO] United Nations Industrial Development
Organization. 2009. A Greener Footprint
for Industry: Opportunities and Challenges
of Sustainable Industrial Development.
Vieana: United Nations Industrial
Development Organization.