Professional Documents
Culture Documents
13 / XII / 2016
Halaman pertama dari empat halaman
Nomor : 354 / 6619 / 4.13 / XII / 2016 Bandar Lampung, 14 Mei 2016
Lamp : -
Perihal : Hasil Pemeriksaan Luka
Atas Nama ANDRI
VISUM ET REPERTUM
I. PRO JUSTITIA
II. PENDAHULUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Budiman, dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.
Abdoel Moeloek Provinsi Lampung, atas permintaan tertulis dari FAJRIN, pangkat AKP
NRP.72080780, jabatan Kepala Kepolisian Sektor Bandar Lampung, dengan suratnya nomor
: R / 334 / XII / 2016 / Reskrim, tertanggal nol tujuh bulan januari tahun dua ribu enam belas.
Maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal nol tujuh bulan januari tahun dua ribu
enam belas, pukul sembilan belas lewat lima menit Waktu Indonesia Barat, bertempat di
Ruang Instalasi Forensik RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dilakukan
pemeriksaan luar terhadap,
Nama : ANDRI DWI FAJRIANTO--------------------------------------------
Umur : 23 Tahun------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Laki-laki------------------------------------------------------------------
Agama : Islam----------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Mahasiswa----------------------------------------------------------------
Kewarganegaraan : Indonesia-----------------------------------------------------------------
Alamat : Jl. Kiwi No. 18 Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
Akibat peristiwa korban ditemukan meninggal di pinggir jalan dengan luka-luka yang diduga
akibat luka benda tajam di jalan Jalan Nunyai Indah sekira pukul 01.00 wib----------------------
Visum Et Repertum nomor : 354 / 6619 / 4.13 / XII / 2016
Halaman kedua dari empat halaman
j. Pada tangan kiri sela antara jari manis tangan kiri mulai dari punggung sampai
telapak tangan terdapat luka terbuka.--------------------------------------------------
k. Pada pergelangan tangan kiri sisi luar terdapat luka terbuka dangkal tepi rata
dengan kedua sudut lancip, dan panjangnya satu koma lima cm.------------------
l. Pada punggung atas sampai bawah, pada hampir seluruh tubuh bagian
belakang terdapat beberapa luka terbuka tepi rata dengan satu sudut lancip dan
satu sudut tumpul dengan panjang rata-rata satu koma lima cm, dasar luka otot
dan rongga dada.--------------------------------------------------------------------------
m. Pada punggung kanan bawah terdapat satu buah luka terbuka tepi rata sudut
atas lancip dan sudut bawah tumpul, jika dirapatkan membentuk garis miring
sepanjang tiga cm arah dari kiri bwah kanan atas, dasar luka rongga dada.------
n. Pada puncak bahu kiri terdapat luka terbuka terpi rata sudut atas tumpul dan
sudut bawah lancip, dasar luka otot dengan panjang satu koma lima cm.--------
1. Jenazah laki-laki, panjang jenazah 161 centimeter, gigi geraham kanan atas dan
bawah belum tumbuh, gigi geligi lengkap.-----------------------------------------------------
2. Pada punggung atas sampai bawah, pada tubuh bagian belakang terdapat beberapa
luka terbuka tepi rata dengan satu sudut lancip dan satu sudut tumpul dengan panjang
rata-rata satu koma lima cm, dasar luka otot dan rongga dada.-----------------------------
3. Kelainan poin 2 dapat menyebabkan kematian korban tanpa mengesampingkan sebab
kematian lain karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam.---------------------------
4. Perkiraan saat kematian korban adalah tiga puluh enam jam sampai empat puluh
delapan jam dari saat sebelum pemeriksaan.---------------------------------------------------
Visum Et Repertum nomor : 354 / 6619 / 4.13 / XII / 2016
Halaman keempat dari empat halaman
III.Penutup
dr. Budiman
NIP. 1118011024
ANALISA KASUS
Adapun tanda-tanda yang dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian ialah:
penurunan suhu mayat, lebam mayat, kaku mayat, proses pembusukan, hal-hal lain
yang ditemukan baik pada pemeriksaan ditempat kejadian maupun pada waktu
melakukan otopsi.
Kaku mayat ( Rigor mortis) terjadi baik pada otot-otot bergaris maupun pada otot-otot
polos.adapun teori tentang terjadinya kaku mayat adalah sebagai berikut: apabila
orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP menjadi ADP. Selama dalam tubuh
ada glycogen, masih dapat terjadi resintesa ADP menjadi ATP, sehingga otot-otot
masih dalam keadaan lemas. Apabila persediaan glycogen telah habis, maka resintesa
ADP menjadi ATP tidak ada, dan semua ATP dirubah menjadi ADP, maka terjadilah
kaku.
Pada korban, tidak didapatkan kaku mayat. Kaku mayat dibuktikan dengan
memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis,
dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kea rah dalam (sentripetal). Setelah
mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan selama 12 jam dan
kemudian menghilang dalam urutan yang sama. Karena pada korban, kaku mayat
sudah tidak di dapatkan, perkiraan waktu kematian lebih dari 24 jam.
Yang perlu diperhatikan juga dalam menentukan perkiraan waktu kematian adalah
kondisi korban yang telah membusuk. Pembusukan (decomposition, putrefaction)
adalah proses degradasi jaringan yag terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri.
Pembusukkan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada
perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan
bakteri serta terletak dekat dinding perut. Warna hijau ini disebabkan oleh
terbentuknya sulf-met-hemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan
menyebar ke seluruh perut dan dada, dan abu busuk pun mulai tercium. Pembuluh
darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman.
Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan
kemerahan berbau busuk.
Selanjutnya pembentukan gas di dalam tubuh, dimulai dari lambung dan usus, akan
mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan
hidung. Gas ini menyebabkan pembengkakkan tubuh yang menyeluruh. Selanjutnya
rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, wajah menggembung dan
berwarna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah
membengkak dan sering terjulur diantara gigi.
Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukkan gas busukkan nyata, yaitu kira-kira
36-48 jam pasca mati. Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pasca
mati di alis mata, sudut mata, lubang hidung dan diantara bibir. Telur lalat itu akan
menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam.
Pada korban didapatkan proses pembusukkan dimana sudah tampak warna kehijauan
pada tubuh korban serta terkelupasnya kulit ari dan kuku pada jempol kanan. Namun
belum terdapat cairan kemerahan yang keluar baik pad hidung maupun mulut dan
rambut masih dapat ditarik. Pada rambut korban juga terdapat telur lalat, dan pada
lipatan leher, sudut mata, serta bibir terdapat larva lalat dengan panjang 3 mm. Lalat
biasanya akan segera meletakkan telurnya setelah seseorang meninggal.
2. Analisa tentang jenis luka dan kelainan manakah yang menyebabkan kematian
menurut anda beserta alasannya
Pada mayat ditemukan luka memar pada dahi akibat kekerasan tumpul. Pada luka
memar yang mengalami kerusakan adalah jaringan subkutan sehingga pembuluh-
pembuluh darah(kapiler) usak dan pecah sehingga darah meresap ke jaringan
sekitarnya. Di sini permukaan kulit tidak selalu mengalami kerusakan. Bagian tubuh
yang mudah mengalami luka memar adalah bagian yang mempunyai jaringan lemak
di bawahnya dan berkulit tipis. Luka memar tidak bisa dengan pasti menunjukkan
berat ringannya kekerasan juga tidak bisa menunjukkan jenis benda penyebabnya.
Luka memar harus dibedakan dengan lebam mayat, adalah sebagai berikut: (a) lokasi
luka memar di sembarang tempat, sedang lebam mayat pada bagian tubuh yang
terendah, (b) luka memar disertai dengan pembengkakakan dan tanda-tanda intravital,
(c) bila ditekan atau diiris warna luka memar tidak menghilang, pada lebam mayat
wana menghilang dan jika diiris keluar darah.
Selanjutnya pada mayat ditemukan luka lecet jenis tekan pada dahi kiri, dahi kanan,
pipi kiri sampai rahang, sudut mata kanan luar, rahang kanan, kepala sisi kiri, dada
kanan, seluruh lengan kanan, lengan kiri bawah, dada kiri, dada kanan, pinggang
kanan, tungkai kiri atas, punggung kaki kanan, bokong kiri akibat kekerasan tumpul.
Luka lecet tekan disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit
adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan
bentuk permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan identifikasi
benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas misalnya kisi-kisi radiator mobil,
jejas gigitan dan sebaginya.