You are on page 1of 6

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT

UMUR TRANSFORMATOR DAYA


(APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

Junedy Pandapotan, Eddy Warman


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: junedy90@gmail.com, warmaneddy@yahoo.com

Abstrak

Susut umur transformator dipengaruhi oleh isolasi belitan trafo dan minyak trafo. Salah satu kerusakan
atau kegagalan isolasi dari minyak trafo diakibatkan dari perubahan suhu atau suhu sekitar pada
transformator daya terendam minyak tersebut. Pada tugas akhir ini meneliti pengaruh pembebanan
tranformator tenaga terhadap susut umur, pengaruh suhu lingkungan terhadap susut umur trafo, dan
menganalisi susut umur trafo daya di gardu induk Pematangsiantar dengan mengacu pada pada standar
IEC 354 tahun 1972. Susut umur transformator daya di gardu induk Pematangsiantar pada pembebanan
100% sebesar 3,6 p.u/hari, pada pembebanan 90% sebesar 0.96 p.u/hari, sedangkan pada pembebanan
80% sebesar 0,29 p.u/hari . Pengaruh suhu sekitar kota Pematangsiantar yang berubah dari 20 0C sampai
32 0C mengakibatkan susut umur pada pembebanan 100% berada pada cakupan 1 p.u/hari sampai 3,98
p.u/hari, pada pembebanan 90% berada pada cakupan 0,26 p.u/hari sampai 1,04 p.u/hari sedangkan pada
pembebanan 80% berada pada cakupan 0,08 p.u/hari sampai 0,31 p.u/hari.

Kata Kunci: transformator daya, susut umur

1. Pendahuluan pembebanan transformator daya terhadap umur


trafo, kualitas minyak transformator tidak
Tak dapat dipungkiri bahwa peranan listrik dibahas dan susut umur dilihat dari isolasi
sangat penting di dalam kehidupan masyarakat kumparan transformator saja.
sehari-hari, untuk itu penyaluran energi listrik
yang handal sangat diperlukan untuk mensuplai 2. Transformator
beban-beban yang ada. Transformator daya
merupakan peralatan yang vital dalam Transformator adalah suatu peralatan listrik
penyaluran energi listrik.Ada banyak faktor elektromagnetik statis yang berfungsi unuk
yang dapat mempengaruhi terjadinya memindahkan dan mengubah daya listrik dari
pengurangan umur transformator antara lain suatu rangkaian lsitrik ke rangkaian listrik yang
pengaruh dari suhu sekitar ( ambient temperatur lain, dengan frekuensi yang sama dan
),suhu minyak transformator , pola pembebanan, perbandingan transformasi tertentu melalui suatu
kualitas bahan transformator, kualitas minyak, gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
cuaca, kadar oksigen, kelembapan udara dan prinsip induksi elektromagnetik, dimana
pengelolaaan terhadap transformator tersebut. perbandingan tegangan antara sisi primer dan
Jurnal ini dapat digunakan untuk sekunder berbanding lurus dengan perbandingan
menganalisis pengaruh pembebanan terhadap jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan
susut umur transformator daya, mengetahui perbandingan arusnya [1].
pengaruh suhu sekitar terhadap susut umur Pada dasarnya transformator terdiri dari
transformator daya. kumparan primer dan sekunder yang dibelitkan
Adapun ruang lingkup dari penulisan jurnal pada inti ferromagnetik. Berdasarkan letak
ini meliputi transformator daya yang kumparan terhadap inti , transformator terdiri
menggunakan pendingin minyak, hanya dari dua macam konstruksi, yaitu tipe inti dan
mengalisis pengaruh suhu sekitar dan perubahan tipe cangkang [2].
Transformator terdiri atas dua buah d) Kenaikan temperatur rata-rata dari tembaga
kumparan ( primer dan sekunder ). Apabila pada setiap posisi di atas kumparan
kumparan primer dihubungkan dengan sumber meningkat secara linear sejalan kenaikkan
tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik temperatur minyak yang mempunyai selisih
akan muncul di dalam inti, karena kumparan kostan ∆𝜃𝑤𝑜 antara dua garis lurus (∆𝜃𝑤𝑜
tersebut membentuk jaringan tertutup maka adalah selisih antara kenaikan temperatur
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di rata-rata tahanan dan kenaikkan temperatur
kumparan primer terjadi pula induksi di rata -rata minyak ).
kumparan sekunder karena pengaruh induksi e) Kenaikan temperatur rata-rata puncak
dari kumparan primer, maka mengalirlah arus kumparan adalah kenaikan temperatur rata-
sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, rata minyak ditambah ∆𝜃𝑤𝑜 .
sehingga energi listrik dapat ditransfer f) Kenaikan temperatur hot spot adalah lebih
keseluruhan (secara magnetisasi) [3]. tinggi dibanding kenaikan temperatur rata-
rata puncak kumparan. Untuk menghitung
𝑑Ф perbedaan antara kedua kenaikan temperatur
e= - N 𝑑𝑡
(Volt) (1)
ini, nilai ∆𝜃𝑤𝑜 diasumsikan 0,1 untuk
sirkulasi minyak secara alami. Sehingga
Dimana:
kenaikan temperatur hot spot adalah sepadan
e = Gaya gerak listrik (Volt)
dengan kenaikan temperatur top oil ditambah
N = Jumlah lilitan
𝑑Ф 1,1 ∆𝜃𝑤𝑜 .
= Perubahan fluks magnetik (Weber/detik)
𝑑𝑡

3. Pengaruh Pembebanan dan Suhu pada


Tranformator Daya

Akibat utama dari penuaan adalah


menurunnya kekuatan mekanis dan elektris dari
isolasi belitan transformator. Efek suhu, air dan
oksigen adalah faktor penting dalam penuaan
kerats isolasi dan minyak[4].
Kenaikkan temperatur dapat diasumsikan Gambar 1 Diagram Thermal [5]
dengan diagram thermal sederhana, seperti
ditunjukkan Gambar 1. Gambar ini dapat Pengaruh pembebanan dan suhu pada
dipahami karena merupakan diagram transformator daya terdapat pada berbagai
penyederhanaan dari distribusi yang lebih rumit. kondisi yaitu kondisi dengan nilai daya tertentu,
Kenaikkan temperatur top oil yang diukur kondisi dengan beban stabil, dan kondisi dengan
selama pengujian kenaikkan temperatur, berbeda beban yang berubah-ubah. Dimana kondisi
dengan minyak yang meninggalkan kumparan, dengan nilai daya tertentu terdiri dari :
minyak pada top oil adalah campuran sebagian
dari minyak yang bersirkukasi pada sepanjang a. Sirkulasi minyak alami
kumparan. Kenaikkan temperatur rata-rata kumparan
Metode ini disederhanakan sebagai asumsi (diukur dengan tahanan) = 65 0C
yang telah dibuat sebagai berikut: Kenaikkan temperatur top oil ( ∆𝜃 𝑏𝑟 ) = 55 0C
a) Temperatur minyak bertambah secara linear Kenaikkan temperatur rata-rata minyak = 44 0C
sesuai kumparan. Perbedaan antara kenaikkan temperatur rata-rata
b) Kenaikan temperatur rata-rata minyak adalah kumparan dan kenaikkan rata-rata temperatur
sama untuk semua kumparan dari kolom minyak ∆𝜃 𝑤𝑜 = 21 0C
yang sama. Kenaikkan temperatur hot spot (∆𝜃 𝑐𝑟 ) disusun
c) Perbedaan temperatur antara minyak pada sebagai berikut
puncak kumparan (asumsinya sepadan
dengan yang di puncak) dan minyak yang Δθcr = Δθb + 1,1 Δθwo (2)
berada di dasar kumparan (asumsinya = 55 + 23
sepadan dengan yang di pendingin) adalah = 78 0C
sama untuk semua bagian kumparan.
b. Sirkulasi minyak paksaan Untuk Δθbr = 55 0C untuk
Kenaikkan temperatur hot spot (Δθcr) disusun ON, dan Δθbr = 40 0C untuk OF
sebagai berikut:
Δθcr = Δθb + (θcr - θb) (3) Sedangkan kondisi dengan beban yang berubah
= 40 + 38 – ubah terdiri dari :
= 78 0C
a. Kenaikkan temperatur top oil
Untuk kondisi dengan beban stabil terdiri dari : Kenaikkan temperatur top oil Δθon pada waktu t
setelah pemberian beban adalah sangat
a. Kenaikan temperatur top oil mendekati untuk kenaikkan eksponensial
Kenaikkan temperatur ini sepadan dengan sebagai berikut:
kenaikkan temperatur top oil pada nilai daya
yang dikalikan ratio dari total kerugian dengan Δθon = Δθo(n-1) + (Δθb - Δθo(n-1) ) (1 – e –t/r) (6)
eksponen x:
x
1+dk2 dengan
Δθb = Δθbr ( ) (4)
1+d Δθo(n-1) adalah kenaikkan temperatur
Keterangan : awal minyak.
Δθb adalah kenaikkan temperatur akhir
d=5 minyak yang telah distabilkan, berhubungan
x = kontanta dengan beban seperti dihitung dalam sub bab
x = 0,9 (ONAN dan ONAF)* sebelumnya.
x = 1,0 (OFAF dan OFWF) τ = kontanta waktu minyak dalam jam
Δθbr = suhu τ = 3 (ONAN dan ONAF)
Untuk Δθbr = 55 0C untuk ON, dan τ = 2 (OFAF dan OFWF)
Δθbr = 40 0C untuk OF t = waktu dalam jam
*spesifikasi dalam sub bab 41.7.1
publikasi IEC 76 (1967), karena b. Kenaikkan temperatur hot spot
mengikuti tabel tunggal yang Kenaikkan temperatur hot spot pada waktu
diatur untuk digunakan pada kedua tertentu sebelum kondisi distabilkan adalah
jenis pendinginan dengan mendekati perkiraan dengan asumsi bahwa
kesalahan yang tidak lebih kenaikkan temperatur hot spot di atas adalah
dari ±2 %. kenaikkan temperatur top oil yang terbentuk
dengan seketika. Kenaikkan temperatur hot spot
Nilai d secara relatif tidak penting pada pada waktu tertentu sama dengan:
beban tinggi, hanya memberikan secara garis
besar tinggi atau rendahnya kenaikkan 1+𝑑𝐾2
temperatur dalam prakteknya. Lebih dari itu ini Δθc = Δθbr ( 1+𝑑
) + (Δθcr – Δθbr) K2y (7)
dikompensasi untuk seberapa besar
korespondensinya dengan naik atau turunnya Dalam menentukan nilai relatif dari umur
temperatur minyak pada beban rendah. pemakaian sebuah transformator daya dapat
menggunakan hubungan Montsinger. Hubungan
b. Kenaikan temperatur hot spot Montsinger sekarang telah digunakan untuk
Kenaikkan temperatur hot spot Δθc untuk beban memperoleh nilai relatif dari umur pemakaian
yang stabil dapat dihitung dengan persamaan pada temperatur θc,dibanding dengan nilai
sebagai berikut: nornal dari umur pemakaian pada temperatur θcr
.
1+𝑑𝑘 2
Δθc = Δθbr ( 1+𝑑 ) + (Δθcr – Δθbr) K2y (5) ( θc – θcr ) / 19.,93
X = 10 (8)
Keterangan : dengan:
Δθcr = 78 0C X = nilai relatif dari umur
y = kontanta pemakaian
y = 0,8 (ONAN dan ONAF) θcr = 98 0C menurut publikasi IEC
y = 0,9 (OFAF dan OFWF) 76 (1967).
Δθbr = suhu
4. Data dan Analisis Perhitungan – perhitungan untuk beban
transformator 80%
Untuk dapat melakukan perhitungan maka Menentukan rasio pembebanan
S
diperlukan sejumlah data masukan, yaitu : K=S
r
80%
A. Data transformator K = 100%
Merk : XIAN K = 0,8
Tahun operasi : 2000 Menentukan kenaikan temperatur stabil top oil
Daya pengenal : 36/60 MVA 𝑥
1+d K2
Jenis pendingin : ONAN/ONAF ∆θ𝑏 = ∆θbr [ 1+d
]
0,9
Tegangan primer : 150 KV 1+5 (0,8)2
∆θ𝑏 = 55 [ 1+5 ]
Tegangan sekunder : 20 KV
B. Data temperatur 3,2 0,9
∆θ𝑏 = 55 [6]
Temperatur rata – rata harian : 27,1 0C
∆θ𝑏 = 39,9 0C
Temperatur harian maksimum bulan Juni
Menentukan kenaikan temperatur top oil
2012 : 32,03 0C
Temperatur harian maksimum Juli 2011 – ∆θon = ∆θo(n−1) + (∆θb − ∆θo(n−1) ) (1 −
Juni 2012 : 31,2 0C e−t/τ )
C. Data pembebanan ∆θon = 39,98 + (39,38 − 39,38) (0,2835)
Untuk data pembebanan tanggal 20 Juni 2012 ∆θon = 39,9 0C
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini : Menentukan selisih temperatur antara hot spot
dengan top oil
Tabel 1 Pembebanan Gardu Induk ∆θtd = (∆θcr − ∆θbr ) K 2y
Pematangsiantar tanggal 20 Juni 2012 [6] ∆θtd = (78 − 55) 0,82 (0,8)
∆θtd = 16,09 0C
Gardu Induk Pematangsiantar Menentukan temperatur hot spot
Jam
MW MVAR θc = θa + ∆θon + ∆θtd
01.00 20 5,2
θc = 31,2 + 39,9 + 16,09
02.00 19 5
03.00 13 5,8
θc = 87,19 0C
04.00 19 5,8 Menentukan laju penuaan thermal relatif
05.00 21 5,4 X = 10(θc− 98)/19,93
06.00 30 6,9 X = 10(87,19−98)/19,93
07.00 29 6,6 X = 10−0,54
08.00 25 6,7 X = 0,29
09.00 23 6,4
10.00 5,4 1,3 Karena bebannya konstan maka besarnya laju
11.00 18 5 penuaan relatif untuk tiap jam perhari sama.
12.00 18 5,6
13.00 18,7 5,6 Menghitung pengurangan umur
14.00 18,7 5,6 h
15.00 182 5,7
Y = 3T { ∑ 4 Vodd + ∑ 2Veven }
1
16.00 7,9 1,9 Y = 3 x 24 {4 ( 0,29 + 0,29 + 0,29 + 0,29 +
17.00 27 9,1
0,29 + 0,29 + 0,29 + 0,29 + 0,29 +
18.00 33 9,2
0,29 + 0,29 + 0,29) + 2 (0,29 + 0,29 +
19.00 40 10
20.00 38 9,6
0,29 + 0,29 + 0,29 + 0,29 + 0,29 +
21.00 37 9,5 0 ,29 + 0,29 + 0,29 + 0,29 + 0,29)}
22.00 34 9,2 Y = 0,29 p.u/hari
23.00 27 7,6 Menghitung perkiraan sisa umur trafo
24.00 27 7,3 Lama trafo sudah dipakai = umur dasar – (n x
Untuk mendapatkan pengaruh dari berbagai susut umur )
pembebanan terhadap transformator tenaga 12 = umur dasar – (n x susut umur )
umur dasar−12
maka besarnya beban dibuat konstan menjadi n = susut umur
80%, 90% dan 100%. 30−12
n = 0,29
= 62,1 tahun
Sedangkan untuk pembebanan yang lain Menentukan daya semu
umurnya juga dapat ditentukan dengan cara Besarnya beban trafo pada tanggal 20 Juni
yang sama, sehingga didapatkan Tabel 2 sebagai 2012.
berikut : S = √P2 + Q2
S = √202 + 5,22
Tabel 2 Susut umur dari berbagai macam
S = 20,7 MVA
pembebanan
Menentukan rasio pembebanan
Beban Susut umur Umur 𝑆
NO (pu/hari) K=𝑆
(%) (tahun) 𝑟
20,7
1 100 36 5 K = 36
2 90 0,95 18,9 K = 0,575 ( ONAN)
3 80 0,29 62,1 Menentukan kenaikan temperatur stabil top oil
𝑥
1+d K2
∆θ𝑏 = ∆θbr [ ]
Dari Tabel 2 dapat dianalisis jika trafo 1+d
dibebani dengan pembebanan 100% maka sisa
0,9
umur pakai trafo 5 tahun lagi setelah 12 tahun 1+5 (0,575)2
∆θ𝑏 = 55 [ 1+5
]
beroperasi, jika dibebani dengan pembebanan
1+1,7 0,9
90% maka sisa umur pakai trafo 18,9 tahun lagi ∆θ𝑏 = 55 [ 6 ]
setelah 12 tahun beroperasi dan jika dibebani ∆θ𝑏 = 55 [0,45]0,9
dengan pembebanan 80% maka sisa umur pakai ∆θ𝑏 = 26,95 0C
trafo 62,1 tahun lagi setelah 12 tahun dipakai. Menentukan kenaikan temperatur top oil
Untuk besarnya ∆θo(n−1) diasumsikan sama
Tabel 3 Tabel Pengaruh Suhu Sekitar
dengan ∆θ𝑏 karena beban awalnya dianggap
Susut umur (p.u/hari)
stabil.
NO Suhu (0C) Pada pembebanan
100% 90% 80% ∆θon = ∆θo(n−1) + (∆θb − ∆θo(n−1) ) (1 −
1 20 1 0,26 0,08 e−t/τ )
2 21 1,12 0,29 0,09 ∆θon = 26,95 + ( 26,95 – 26,95 ) (1 − e−t/τ )
3 22 1,25 0,32 0,1 ∆θon = 26,95 0C
4 23 1,4 0,36 0,1 Menentukan temperatur top oil
5 24 1,58 0,42 0,12 θon = ∆θon + θa
6 25 1,78 0,47 0,14 θon = 26,95 + 27,1
7 26 1,9 0,52 0,15 θon = 54,05 oC
8 27 2,24 0,58 0,17 Menentukan selisih temperatur antara hot spot
9 28 2,51 0,66 0,19 dengan top oil
10 29 2,82 0,74 0,21 ∆θtd = (∆θcr − ∆θbr ) K 2y
11 30 3,16 0,83 0,24 ∆θtd = (78 − 55) (0,575)2 (0,8)
12 31 3,5 0,92 0,27 ∆θtd = 23 (0,412)
13 32 3,98 1,04 0,31 ∆θtd = 9,48 0C
Menentukan temperatur hot spot
∑θ
Dari Tabel 3 dapat dianalisis bahwa suhu θa = amaks 1hari
∑ hari
sekitar kota Pematangsiantar berubah dari 20 0C θa = (31,4 + 32,6 + 32,2 + 33,1 + 32,9 + 32 +
sampai 32 0C mengakibatkan susut umur pada
33,2 + 32 + 31,4 + 32,4 + 31,2 + 30 +
pembebanan 100% berada pada cakupan 1
32,2 + 30 + 32 + 33 + 30 + 32,1 + 3,3 +
p.u/hari sampai 3,98 p.u/hari, pada pembebanan
34 + 33,2 + 31,2 + 31 + 30,1 + 32,2 +
90% berada pada cakupan 0,26 p.u/hari sampai
31 + 31,8 + 32 + 31,8 + 32,8)/ 30
1,04 p.u/hari sedangkan pada pembebanan 80%
θa = 960,9 / 30
berada pada cakupan 0,08 p.u/hari sampai 0,31
θa = 32,03 0C
p.u/hari.
sehingga temperatur hot spot
Dengan data pembebanan gardu induk
Pematangsiantar tanggal 20 Juni 2012, dimana θc = θa + ∆θon + ∆θtd
pada tanggal ini gardu induk mengalami θc = 32,03 + 26,95 + 9,48
pembebanan terbesar selama Juli 2011 sampai θc = 68,46 0C
Juni 2012.
Menentukan laju penuaan thermal 4. Hasil penelitian susut umur yang didapatkan
X = 10(θc− 98)/19,93 seperti 3 kesimpulan diatas hanya berasal
X = 10(68,46− 98)/19,93 dari pengaruh penurunan kemampuan isolasi
X = 0,03 akibat pemanasan dari pembebanan dan suhu
Menntukan pengurangan umur sekitar belum memperhitungkan dari
h pengaruh yang lain, yang dapat
Y = { ∑ 4 X odd + ∑ 2 X even }
3T mengakibatkan penambahan laju penyusutan
1
Y= {4 (0,03 + 0,014 + 0,03 + 0,18 + umur.
3 x 24
0,089 + +0,026 + 0,025 + 0,023 +
0,07 + 2,04 + 3,24 + 0,85 ) + 6. Ucapan Terima Kasih
2 ( 0,028 + 0,022 + 0,13 + 0,12 + 0,13 +
0,78 + 0,025 + 0,008 + 0,28 + 2,69 + Penulis mengucapkan terima kasih kepada
2,51 + 0,25)} Drs. T Saragih dan Ir. D br Damanik selaku
1 orang tua penulis, Ir. Eddy Warman selaku
Y = {4 ( 6,617) + 2 (6,973)}
72
1
dosen pembimbing, juga Ir. A. Rachman
Y = 72 {40,414} Hasibuan, MT dan Ir. Panusur SM L.Tobing
Y = 0,55 p.u/hari selaku dosen penguji penulis yang sudah
Berdasarkan perhitungan susut umur membantu penulis dalam menyelesaikan paper
transformator daya diatas dengan data ini, serta teman-teman penulis yang sudah
pembebanan gardu induk Pematangsiantar bulan memberikan dukungan selama pembuatan paper
Juli 2011 sampai Juni 2012 dengan pembebanan ini.
maksimum tanggal 20 Juni 2012 diperoleh susut
umur transformator daya sebesar 0,55 p.u/hari. 7. Daftar Pustaka
5. Kesimpulan [1]. Wijaya, Mochtar ST, Dasar – Dasar Mesin
Listrik, Jakarta : Djambatan, 2001.
Setelah melakukan perhitungan dari data [2]. Fitzgerald.E.A, dkk, Mesin - Mesin Listrik,
yang diperoleh, maka penulis dapat mengambil Edisi Keempat, Jakarta : Erlangga, 1992.
kesimpulan sebagai berikut: [3]. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia, 1995.
1. Hasil penelitian dari tiga perhitungan untuk [4]. Perera KBMI, Estimation od Optimum
pembebanan 100%, 90% dan 80% dimana Transformer Capacity Based on Load
pada pembebanan 100% diperoleh susut Curve, Vol 3, NO 1, Transactions of IEE
umur 3,6 p.u/hari, pembebanan 90% Sri Lanka, January. 2001.
diperoleh susut umur 0,95% dan pembeanan [5]. IEC, Loading Guide for Oil Immersed
80% diperoleh susut umur 0,29 p.u/hari. Transformer, IEC Publication, 1972.
2. Pada perhitungan pengaruh suhu sekitar [6]. PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA,
terhadap susut umur trafo seperti pada tabel Monitoring Harian Gardu Induk
4.5 terjadi perubahan untuk setiap perubahan Pematangsiantar, 2012.
temperaturnya. Apabila suhu sekitar berubah
dari 20 0C sampai 32 0C untuk pembebanan
100% susut umurnya berada pada cakupan 1
p.u/hari sampai 3,98 p.u/hari , pembebanan
90% berada pada cakupan 0,26 p.u/hari
sampai 1,04 p.u/hari sedangkan pembebanan
80% berada pada cakupan 0,08 p.u/hari
sampai 0,31 p.u/hari.
3. Berdasarkan data pembebanan bulan Juli 2011
sampai Juni 2012 susut umur trafo daya
Gardu Induk Pematangsiantar dengan
pembebanan maksimum tanggal 20 Juni 2012
menghasilkan susut umur 0,55 p.u/hari pada
jenis pendingin ONAN dan 0,01 p.u/hari
pada jenis pendingin ONAF.

You might also like