You are on page 1of 5

Nama : Desyka Yuniarti

NIM : I1B114005

Blok : Keperawatan Kegawatdaruratan II

Keperawatan Paliatif di Area Keperawatan Kritis

Keperawatan Paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup


pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian
yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual
sejak tegaknya diagnosis hingga akhir kehidupan serta periode kehilangan anggota keluarga
yang sakit (WHO 2002, dalam Campbell 2013). Perawatan paliatif adalah spesialisasi
interdisipliner yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup bagi orang-orang dengan
penyakit serius dan keluarga mereka. Dengan mengobati rasa sakit, gejala lain, dan tekanan
psikologis serta spiritual, dengan menggunakan keterampilan komunikasi mutakhir untuk
menetapkan tujuan perawatan dan membantu mencocokkan perawatan dengan tujuan
individual, dan dengan memberikan koordinasi perawatan yang canggih, perawatan paliatif
memberi lapisan tambahan dukungan kepada pasien, orang yang mereka cintai, dan
perawatan dokter. Idealnya, perawatan paliatif dimulai pada saat diagnosis dan diberikan
bersamaan dengan semua perawatan penyakit atau perawatan kuratif. Selama beberapa
dekade terakhir, perawatan paliatif telah mengalami pertumbuhan dan perubahan yang
substansial, termasuk basis bukti yang diperluas, model pemberian perawatan baru,
mekanisme pembayaran yang inovatif, dan peningkatan kesadaran publik dan professional
(Kelley, 2015).

Domain perawatan paliatif dari National Consensus Panel Guidelines, terbagi


menjadi beberapa domain, yaitu (Kelley, 2015):
a. Struktur dan proses keperawatan; meliputi tim interdisipliner, penilaian interdisipliner
yang komprehensif, pendidikan dan pelatihan serta hubungan dengan program hospice
b. Aspek perawatan fisik; nyeri dan gejala lainnya ditangani dengan menggunakan praktik
terbaik
c. Aspek perawatan psikologis dan kejiwaan; masalah psikologis dan psikiatrik dinilai dan
dikelola, menyediakan program duka dan dukacita bagi pasien dan keluarga
d. Aspek perawatan sosial; penilaian sosial interdisipliner dengan rencana perawatan yang
tepat, dirujuk ke layanan yang sesuai
e. Aspek perawatan spiritual, religius, dan eksistensial; kekhawatiran spiritual dinilai dan
ditangani, keterkaitan dengan masyarakat dan sumber spiritual atau agama disediakan
sebagaimana mestinya
f. Aspek perawatan kultural; kultur yang spesifik untuk pasien dan keluarga dinilai dan
ditangani,
praktik perekrutan dan mengerjakan mencerminkan keragaman budaya masyarakat
g. Perawatan untuk pasien yang sekarat; tanda dan gejala kematian yang akan datang
dikenali dan dikomunikasikan; rujukan hospice direkomendasikan saat pasien memenuhi
syarat
h. Aspek legal dan etik perawatan; Tujuan, preferensi, dan pilihan pasien berdasarkan
rencana perawatan, tim memiliki pengetahuan tentang undang-undang dan peraturan
federal dan negara bagian yang relevan.

Pasien yang biasanya mendapatkan perawatan paliatif berada di ruang ICU.


Perubahan perawatan kesehatan saat ini, perawatan paliatif di ICU kemungkinan juga akan
mengalami transfonnasi sendiri dalam tiga decade ke depan. Mathews & Nelson (2017)
menggambarkan 3 transformasi sebagai berikut:

a. Masa lalu (past)


Perawatan paliatif masa lalu dikenal dengan mulainya mendefinisikan kematian sampai
berbagi dalam pengambilan keputusan. Periode ini muncul pada tahun 1990 an, di
dorong oleh penelitian nasional tentang Memahami Prognosis dan Preferensi untuk
Hasil dan Resiko Pengobatan yang bertujuan untuk memperbaiki pengalaman akhir
hidup bagi pasien kritis. Klinisi ICU belajar bagaimana “menyelamatkan kematian’
sekaligus “menyelamatkan hidup”, bagaimana menyampaikan ke keluarga bahwa orang
yang mereka cintai akan menghadapi akhir hayat, menjaga kenyamanan bersamaan
dengan dukungan bantuan hidup, dan meringankan distress emosional dan moral (Truog
et al 2008, Hauser et al 2015, dan Curtis et al 2002).
b. Saat ini (present)
Perawatan paliatif masa kini sudah berbeda dan secara substansial lebih ekspansif.
Perawatan paliatif bukan sekedar sinonim untuk perawatan akhir kehidupan namun
bagaimana menangani pasien hidup dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.
Perawatan paliatif di ICU lebih didasarkan pada kebutuhan dan bukan berdasar
prognosis dan idealnya disampaikan bersamaan dengan penanganan penyakit/restorative
(Mathews, 2017). Perawatan paliatif di ICU tidak saja menjadi pekerjaan konsultan
perawatan paliatif namun juga menjadi tanggung jawab klinisi ditingkat dasar sepertì
intensivis, perawat dan klinisi lain (Quill, 2013). Pada periode ini diketahui pendekatan
yang optimal adalah interprofessional, dan kerjasama dalam lingkungan kerja ICU.
Terdapat consensus internasional untuk menghormati norma budaya yang unik dan
kepribadian setiap individu pasien kritis, perawatan kritis komprehensif harus mengatasi
gejala yang membandel termasuk komunikasi yang efektif, dan menyelaraskan
perawatan ICU dengan nilai pasien (Mathews, 2017 dan Sprung et al 2014).
c. Masa depan (future)
Perawatan paliatif dimasa depan dikenal dengan istilah tujuan yang berpusat pada pasien
dalam konteks pengobatan yang tepat (Mathews, 2017). Klinisi ICU dapat
mengantisipasi kemajuan teknologi dan ketepatan pemberian terapi yang memungkinkan
hasil perawatan menjadi lebih baik, termasuk kematian yang lebih rendah akibat
penyakit kritis. Dimasa depan, data yang besar, pendekatan dan rekam medis akan
membantu kita memahami dampak intervensi ICU di berbagai populasi dan akan lebih
banyak individu yang mendapat terapi yang lebih akurat dan pemanfaatan layanan akan
lebih optimal (Guzauskas, 2016). Strategi berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
untuk persiapan setelah perawatan intensif akan menjadi lebih penting. Klinisi
membantu pasien dan keluarga menghadapi masa depan yang tidak pasti dan
memastikan pertukaran informasi tentang apa yang mungkin dapat dicapai sesuai nilai-
nilai pasien dan kualitas hidup yang dapat diterima (Kimbell et al, 2016).
Pasien paliatif di ICU lebih menderita dibandingkan pasien non paliatif karena
mereka mengalami nyeri 3 kali lipat lebih tinggi, gangguan tidur, kelaparan, haus, dyspnea,
perasaan sedih, ansietas, distress emosional dan psikososial dan kurang diperhatikan
petugas saat akhir hayatnya (Troug et al, 2008 dan Nelson et al, 2006).

Intensive care medicine dan palliative medicine sama-sama memiliki keterbatasan


waktu dalam memberikan perawatan untuk hidup pasien sehingga American Thoracic
Society (2008) juga menyarankan agar perawatan paliatif di ICU diberikan sebagai bagian
dari perawatan rutin di ICU, bersifat keinginan pasien dan keluarga dan diaplikasikan
secara dini dalam penanganan pasien kritis. Area perawatan kritis (ICU) dan perawatan
paliatif pada dasarnya memiliki ruang lingkup yang berbeda namun keduanya memiliki
kesamaan nilai yang mendasar. ICU memberikan layanan bagi pasien kritis dengan
kegagalan organ yang terjadi akibat komplikasi akut penyakitnya atau akibat gejala sisa
dari regimen terapi. Tujuan utama perawatan kuratif di ICU adalah untuk menyelamatkan
hidup atau memperpanjang kehidupan, sedangkan tujuan utama perawatan paliatif di ICU
adalah untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup. Kedua tujuan
tersebut selalu ada dan berjalan beriringan dalam suatu rangkaian perawatan pasien di ICU
dan keduanya saling melengkapi (Byock et al, 2006).

Perawat terlibat dalam perawatan transisi dari “cure” to “care” di ICU, dengan
memanfaatkan berbagai peran dan strategi untuk bekerja dengan baik dengan pasien,
keluarga dan rekan kerja.Coombs et al (2012) menjelaskan ada tiga tahap yang dilalui
pasien dalam perawatan intensif di ICU yaitu dari penerimaan dengan harapan pemulihan,
ke transisi ke akhir perawatan hidup dan kematian yang terkontrol. Perawat berusaha
melawan dampak yang tidak manusiawi dari lingkungan yang sangat teknis dan untuk
memprioritaskan kematian yang damai saat terapi penyembuhan sudah tidak berguna
(Field, 1997).
Referensi

Byock I, Twohig JS, Merriman M, et al. 2006. Promoting excellence in end-of-life care: A
report on innovative models of palliative care. J Palliat Med; 9:137–151
Campbell, M.L. 2013. Nurse to Nurse: Perawatan Paliatif. Alih Bahasa: Daniaty, D.
Jakarta: Salemba Medika
Coombs, M., Long-Sutehall, T., Shannon, S., 2010. International dialogue on end of life:
challenges in the UK and USA. Nurs. Crit. Care 15 (5), 234–240.
Curtis J.R et at. 2002. A measure of the quality of dying and death: initial validation using
after-death interviews with family members. J Pain Symptom Manag; 24: 17-31
Field CS, Cassel CK. 1997. Approaching death in America: Improving care at the end of
life. Washington, DC. National Academy Press
Guzauskas GF, Gu C et al (2016) Precision health economics and outcomes research to
support precision medicine: big data meets patient heterogeneity on the road to
value. J Pers Med 6(4):E20
Hauser J.M et al. 2015. The evolution and dissemination of the education in palliative and
end-of-life care program. J Palliat Med; 18: 765-770
Kelley, Amy S dan R. Sean Morrison. 2015. Palliative Care for the Seriously Ill. The New
England Journal Medicine. Doi: 10.1056/NEJMra1404684; 373:747-55
Kimbell B, Murray SA, Macpherson S, Boyd K (2016) Embracing inherent uncertainty in
advanced illness. BMJ 354:i3802
Mathews K.S dan Nelson J. E. 2017. Palliative Care in the ICU 2050: past in prologue.
Intensive Care Med. Springer-Verlag Berlin Heidelberg and ESICM
Nelson J. E, C. M. Mulkerin. L.L Adams dan P.J. Pronovost. 2006. Improving comfort and
communication in the ICU: a practical new tool for palliative care performance
measurement and feedback. Quality and Safety in Health Care; 15: 264-271
Quill T.E. et al. 2013. Generalist plus specialist palliative care: creating a more sustainable
model. N Engl J Med; 368: 1173-1173
Sprung CL, Truog RD, Curtis JR et al (2014) Seeking worldwide profes- sional consensus
on the principles of end-of-life care for the critically ill: the consensus for
worldwide end-of-life practice for patients in intensive care units (WELPICUS)
study. Am J Respir Crit Care Med 190:855–866
Trough, R. D, Campbell, M.L, Curtis, J.R et al. 2008. Recommendations for end-of-life
care in the intensive care unit: A consensus statement by the American College of
Critical Care Medicine. Critical Care Medicine: March 2008 - Volume 36 – Issue 3
– pp 953-963

You might also like