You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin maju peradaban manusia, kebutuhan akan energi akan semakin
meningkat. Salah satu energi yang selalu diandalkan oleh umat manusia adalah
energi dari sektor pertambangan, terutama minyak dan gas bumi. Hal ini
dikarenakan energi minyak dan gas bumi mudah digunakan, terutama pada bidang
transportasi. Tetapi untuk memanfaatkan sumber energi ini diperlukan metode
khusus untuk menambang sumber energi ini. Di dalam dunia perminyakan harus
dipahami terlebih dahulu bahwa minyak mentah terletak jauh di dalam perut bumi.
Oleh karena itu untuk mengangkat minyak bumi ke permukaan diperlukan langkah-
langkah sebelum sumber energi ini bisa dimanfaatkan. Pada umumnya untuk
memperoleh minyak bumi harus melalui tiga tahap yaitu:
1. Eksplorasi dan eksploitasi
2. Pengeboran (drilling)
3. Completion dan produksi
Proses pertama adalah eksplorasi dan eksploitasi. Pada proses ini pada insinyur
dengan latar belakang ilmu kebumian, semisal teknik geologi dan teknik geofisika
berusaha untuk mencari sumber minyak. Kemudian setelah sumber minyak
ditemukan, dilakukan proses pengeboran. Pada proses ini dilakukan pembuatan
lubang yang, menghubungkan dari reservoir hingga ke permukaan. Lalu setelah
proses pembuatan lubang berakhir, kemudian proses berikutnya adalah proses
completion dan produksi. Pada fase ini dipasang alat-alat yang mendukung proses
produksi. Beberapa contoh alat-alat yang digunakan dalam proses completion
adalah packer, tubing, dll. Kemudian akibat tekanan yang sangat besar di perut
bumi, minyak akan mengalir ke permukaan dengan sendirinya.
Namun setelah selang waktu tertentu minyak yang mengalir akan menurun
jumlahnya. Hal ini dikarenakan tekanan di dalam perut bumi nantinya akan
menurun akibat adanya fluida yang berpindah ke tempat lain. Kemudian pada suatu
ketika fluida yang mengalir tidak akan mencapai ke permukaan lagi, karena
tekanannya tidak cukup untuk menghantarkan fluida ke permukaan. Pada fase ini
dibutuhkan mekanisme tertentu yang digunakan untuk mengangkat fluida ke
permukaan. Mekanisme yang dimaksud umumnya disebut artificial lift.
Mekanisme ini berguna untuk menambah tekanan pada fluida sehingga dapat
mengalir hingga ke permukaan. Beberapa contoh metode ini adalah penggunaan
gas lift, sucker rod pump (pompa angguk), electric submersible pump/ ESP (pompa
benam).
Seperti yang telah tertera di atas salah satu metode artificial lift adalah
penggunaan sucker rod pump. Sucker rod pump dapat dikatakan teknologi tua.
Karena pompa ini telah lama digunakan pompa ini telah melalui banyak kasus,
kemudian dari kasus-kasus tersebut pompa ini telah melalui banyak pengembangan
dan banyak perbaikan. Karena ini sudah sering, pompa ini memiliki suku cadang
yang banyak di pasaran. Penggunaan sucker rod pump juga memiliki keuntungan
berupa mekanismenya yang sederhana, sehingga minim biaya perawatan.
Pompa ini menarik untuk di analisa, karena pompa ini dapat dianalisa
menggunakan ilmu dasar yang dapat diturunkan secara sederhana dan masuk akal.
Pada pompa ini gaya-gaya yang perlu menjadi perhatian adalah gaya yang terjadi
rod string, yaitu komponen pompa yang menghubungkan komponen pompa di atas
tanah dan komponen pompa di bawah tanah. Oleh karena itu perlu dipastikan
bahwa semua beban yang terjadi akan mampu ditahan oleh komponen pompa
angguk ini. Namun tetap harus diketahui bahwa pada operasi di lapangan, pompa
ini menghadapi banyak kasus yang tidak ideal. Misalnya gesekan, kebocoran,
kemudian regangan pada rod string, dll. Oleh karena itu dibutuhkan metode analisa
yang terbaru untuk mengakomodir masalah-masalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
Pada sumur Walio 303 milik perusahaan petrochina International Bermuda
diperlukan instalasi pompa angguk (sucker rod pump). Pompa ini dirancang untuk
mampu menaikkan fluida dari kedalam 2696,36 ft di bawah tanah dengan periode
penggunaan 5 dan 10 SPM (stroke per minute). Perhitungan pompa angguk
meliputi perhitungan komponen pompa di atas tanah dan komponen pompa di
bawah tanah.
Untuk komponen pompa yang berada di bawah tanah , hal yang menjadi
perhatian adalah besarnya beban yang terjadi pada rod string. Rod string sendiri
adalah komponen pompa yang menghubungkan bagian pompa di atas tanah dengan
komponen pompa di bawah tanah. Nilai beban ini terbilang mudah untuk dihitung
karena dapat dianalisis gaya-gaya yang terjadi menggunakan hukum newton ke
dua. Nilai beban ini sangat dipegaruhi mode pemompaan. Mode pemompaan
sendiri adalah fungsi dari :
1. Panjang langkah
2. Frekuensi pemompaan
3. Massa jenis fluida
4. Diameter tube
5. Diameter rod string
Dari mode pemompaan inilah nantinya akan didapatkan nilai efisiensi dari mode
pemompaan ini.
Untuk komponen pompa yang berada di atas tanah, hal yang perlu menjadi
perhatian adalah pengkonversian dari beban menjadi torsi. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh dimensi dari sebuah pompa yang digunakan. Nilai torsi dan
beban-beban yang terjadi pada rod string tidak boleh melebihi rating dari pompa
tersebut. Pada bab-bab berikutnya akan dijelaskan bahwa setiap pompa memiliki
rating torsi dan rating beban yang dapat diakomodir. Pada analisa di atas tanah juga
perlu dipelajari tentang penggunaan counterbalance. Pada dasarnya counterbalance
digunakan untuk mengurangi torsi netto yang terjadi pada gear box (speed
reducer). Oleh karena itu nilainya harus disesuaikan agar torsi netto yang terjadi
pada speed reducer tidak akan melebihi rating dari pompa tersebut.
Namun pada kasus di lapangan ada parameter-parameter lain yang
mempengaruhi kinerja pompa. Parameter-parameter ini nantinya akan
memunculkan error atau deviasi antara hasil kalkulasi dengan hasil yang terjadi di
lapangan. Untuk pompa angguk, telah muncul rekomendasi untuk melakukan
peninjauan ulang terhadap hasil kalkulasi dengan sebuah standar yang bernama
API RP 11L. Pada standar ini, akan menggunakan parameter-parameter tak
berdimensi yang nantinya akan digunakan untuk mencari parameter-parameter lain
yang dibutuhkan.

1.3. Batasan Masalah


1. Data-data yang dianalisa didapatkan dari Petrochina International Bermuda,
Sorong, Papua Barat, Indonesia (dokumen studi kasus optimasi produksi
sumur Walio 303).
2. Analisa mencakup review standar API RP 11L.

1.4.Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah :
1. Melakukan peninjauan ulang efisiensi terhadap sistem yang diterapkan oleh
perusahaan Petrochina International Bermuda di Sorong
2. Memastikan bahwa pompa dapat digunakan pada pumping mode yang
ditentukan
3. Menggunakan data dari lapangan, untuk dianalisis dengan ilmu-ilmu dasar,
kemudian membandingkan hasil perhitungan ilmu dasar dengan hasil
perhitungan yang menggunakan metode-metode yang tertulis pada standar
1.5. Manfaat
Manfaat dari analisis ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang cara memodelkan beban-beban terjadi pada
sucker rod pump
2. Mengetahui pengaruh variasi dimensi pompa serta sistem pemompaan terhadap
beban yang akan terjadi
3. Memahami pemodelan parameter-parameter yang dibutuhkan dalam proses
analisa
4. Memahami penggunaan standar dan standar yang membantu analisa

You might also like