You are on page 1of 5

Tri Handini, dkk.

ISSN 0216 - 3128 273

PEMISAHAN ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH


JARANG DENGAN PENGENDAPAN FRAKSIONAL
HIDROKSIDA
Tri Handini, Purwoto, Mulyono
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK
PEMISAHAN ITRlUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG DENGAN PENGENDAPAN
FRAKSIONAL HIDROKSIDA. Telah dilakukan pemisahan itrium dari konsentrat logam tanah jarang
dengan pengendapan fraksional hidroksida menggunakan urea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kadar itrium dari hasil proses pengendapan melalui pemisahan itrium dari logam tanah
jarang lain secara pengendapanfraksional hidroksida dengan urea. Dalam penelitian ini dipelajari variabel
proses konsentrasi urea, perbandingan volume umpan terhadap volume larutan urea dan suhu. Analisis
penentuan kadar logam tanah jarang dikerjakan dengan spektrometer pendar sinar - X Hasil terbaik Y =
92,89 % diperoleh pada kondisi konsentrasi urea 50 %, tingkat pengendapan 3 kali dan suhu 80 Dc.

ABSTRACT
SEPARATION OF YTTRIUM FROM RARE EARTH CONCENTRATES IN FRACTIONAL HYDROXIDE
PRECIPITATION. Yttrium has been separated from rare earth concentrates by precipitation in fractional
hydroxide using urea. The purpose of this research is to increase the yttrium rate resulting from the
sedimentary process through separation of yttrium from other rare earth in fractional hydroxide
precipitation using urea. In this research, we study the process variable of the concentration of urea, the
ratio of feed volume to condensation volume of urea, as well as the temperature. Determination analysis of
the rare earth rate is conducted using an X-ray spectrometer. The best result Y=92,89 % is obtained at a
concentration of urea of 50 %, a level of precipitation of 3 times, and a temperature of 80°C.

PENDAHULUAN Pengendapan merupakan salah satu cara


untuk memisahkan suatu campuran menjadi dua
Itrium
terdapat(Y) merupakan
dalam mineral salah tanah
logam satu jarang
unsur (LTJ)
yang fasa yaitu fasa padat berupa endapan dan fasa cair .
yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang Pengendapan terjadi karena zat yang berada dalam
industri. Itrium dalam bentuk logam mumi atau bentuk persenyawaan mempunyai nilai hasil kali
oksidanya banyak digunakan sebagai bahan konsentrasi ion-ionnya melebihi harga hasil kali
pendukung industri elektronika, bahan katalisator kelarutan (Ksp) yang harganya tertentu dan dalam
dan bahan super konduktor, disamping itu isotop keadaan jenuh. Ksp merupakan hasil kali
itrium dapat dimanfaatkan dalam kedokteran konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh pada suhu
nuklir (I). Unsur ini banyak terkandung dalam pasir tertentu, setelah masing-masing konsentrasi
senotim yang merupakan hasil samping dari
penambangan PT Timah di pulau Bangka, Singkep
dan Belitung. Itrium adalah logam yang sangat
berguna untuk pengembangan material baru, karena
mempunyai sifat yang unik yang sangat
dipangkatkan

AxBy
--
~
dengan
persamaan ionisasinya.
koefisiennya menurut

.............. ( 1)

menguntungkan(2). Proses pengambilan itrium dari Ksp = [A+Y]x[B-x]y (2)


pasir senotim dengan kemurnian tinggi perlu
dilakukan. Proses pemumian itrium memerlukan
Dengan:
langkah proses yang cukup panjang yaitu proses
dijesti pasir senotim dengan asam sulfat, A dan B = ion-ion pembentuk endapan
pengendapan dengan dobel sulfat untuk
memisahkan kelompok ceria dan itria, pengendapan x dan y = koefisien dari masing-masing ion
konsentrat itrum dalam bentuk hidroksida, filtrasi, Ksp dapat dinyatakan dengan pKsp = - log Ksp. Jika
dijesti dengan NaOH dan ekstraksi(3). Mengingat harga Ksp kecil atau pKsp besar maka unsur atau
kandungan itriumoalam pasIrSenotim cukup tinggi senyawa mudah mengendap. Jika harga Ksp besar
maka perlu dilakukan penelitian dari segi proses. atau pKsp kecil maka unsur atau senyawa sulit
mengendap.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - SATAN
Yogyakarta, 10 Juri 2007
274 ISSN 0216 - 3128 Tri Handini, dkk.

Proses pengendapan dapat dilakukan dengan satu dan diendapkan dengan NaZS04
menambah ion hidroksida ke dalam larutan. kemudian disaring. Endapan yang terjadi
Perbedaan tetapan hasil kali kelarutan yang cukup adalah kelompok ceria sedang filtratnya
besar memungkinkan dilakukannya pemisahan. banyak mengandung itrium.
Kris Tri Basuki, (1995) menyatakan bahwa c. Filtrat diendapkan dengan NH40H pekat
pengendapan dengan NH40H pada pH diatas 6,5 hingga pH = 11, disaring dan endapan
diperoleh konsentrat itrium dengan kadar Y = dikeringkan.
70,69 % (5). Mari E, de Vasconsellos, dkk, (2004) d. Endapan yang diperoleh dilebur dengan
menyatakan bahwa kadar itrium di dalam konsentrat NaOH 70 % pada suhu 140°C selama 5
itrium oksida dapat ditingkatkan melalui proses jam.
pemisahan itrium dari logam tanah jarang yang lain e. Dilakukan pencucian endapan dengan air
secara pengendapan fraksional hidroksida panas hingga filtrat netral dan disaring.
menggunakan urea (6).
f. Endapan yang diperoleh adalah konsentrat
(NHz)z CO + HzO ~ 2 NH3 + COz (3) itrium
2. Pengaruh konsentrasi urea.
Ln3++ 3 NH3 + 3 HzO~ Ln(OH)3 + 3 NH/ Konsentrat itrium sebanyak 25 gram dilarutkan
........... (4) dengan 25 mL HCI pekat, kemudian
Ln3+ adalah unsur logam tanah jarang. diencerkan menjadi 100 mL (sebagai larutan
Berdasarkan reaksi tersebut diatas maka perlu umpan).
dipelajari variabel yang berpengaruh pada proses Diambil 10 mL umpan diaduk sambil
pengendapan, diantaranya adalah konsentrasi urea. dipanaskan pada suhu 80°C ditambah 10 mL
TAT A KERJA larutan urea dengan konsentrasi divariasi 10,
Bahan 30, 50, 70 dan 90 % kemudian disaring.
Filtrat diambil 5 ml untuk dianalisis dengan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain pasir
spektrometer pendar sinar - X.
senotim, asam suifat, asam klorida, natrium suifat,
natrium hidroksida, urea, aquades. 3. Pengaruh suhu pengendapan
Alat Diambil 10 mL larutan umpan ditambah 10 mL
larutan urea 50% sambil dipanaskan dengan
Peralatan yang digunakan antara lain neraca, suhu divariasi 50, 60, 70, 80 dan 90°C.
pemanas, pengaduk magnet, thermometer, peralatan Analisis unsur menggunakan spektrometer
gelas, alat analisis spektrometer pendar sinar - X. pendar sinar - X.
Cara Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pembuatan konsentrat itrium. Pada penelitian ini dilakukan pengendapan
a. Dilakukan peleburan pasir senotim konsentrat itrium dengan urea. Sebagai larutan
sebanyak 100 gram dengan asam suifat umpan adalah konsentrat itrium yang dilarutkan
pekat 200 ml pada suhu 210°C selama 5 dengan HCI, kadar masing-masing unsur dalam
jam. Kemudian dilarutkan dengan es batu larutan umpan adalah Y = 20.743 ppm, La = 430
dan diencerkan menjadi 2000 m!. Proses ppm, Ce = 905 ppm, Nd = 384 ppm, Sm = 1.393
peleburan dilakukan 8 kali. ppm, Od = 5.337 ppm, Dy = 8.509 ppm.
b. Larutan disaring, filtrate yang diperoleh
dari masing-masing pengenceran dijadikan
1. Variasi konsentrasi urea.

Tabel 1. Pengaruh konsentrasi urea terhadap kadar unsur LT J pada pengendapan


--
I dengan suhu 80°C.
469
9Nd
La 17y
Konsentras16.955
Ce
Od
Sm
Dv
17.605
18.345
357
3.307
3.734
9356
149
dalam
15.926
15.625
2.886
260
3.494
3.109
172
183
36
28
16
123ppm
186
215
71 20
16
10
filtrat, Kadar
Urea, %

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Tri Handini. dkk. ISSN 0216 - 3128 275

-aruh
152
48
18
159-34
-34
2 Yenl.!: - Y ImnsenfraslKadar
urea_______________
fer hadaD k
_ n ___ • IS
2.680
249
La
Ce
23
Nd.153
12.495
2.176
1.916
Od
17
dalam
2.124
23 19
30
12.491
16.369
11.795
2.005
652
182
Sm
filtrat,
ppm
Oy no ___n _____ • __ ""'~u __ u_
Urea, %

Tabel 3.
Pen~aruh
80 C. konsentrasi urea terhadap kadar unsur LTJ pada pengendapan III dengan suhu
-
753
193
140
168
29
36-Oy --Y
Nd7-ppm
9.642
286
991
LaCe
9.324
922
Od
Sm
dalam
Konsentras10.593
10.040
1.155
726
83
9.786 59
36
filtrat, Kadar
Urea, %

Tabel4. Pengaruh konsentrasi urea terhadap kadar unsur LTJ pada pengendapan IV dengan suhu 80
0c.
--- -
973
3Nd
266
60
.
9.937
49
8.670
La
Ce
Od
Konsentras9.047
1.801
7.789 75 y
dalam
Sm
129
784
35
8.482
filtrat,
Oy
ppm Kadar 16
Urea, %

Tabel 5. Pengaruh konsentrasi urea terhadap kadar unsur LTJ pada pengendapan V dengan suhu 80°C
--- -
136
18
16
312
Konsentras 7.625
329
99
8.652
6.982
1.464
Nd
Ce
Od
949
70
La
Sm18
43
1.169
6.911
1.104
123
57
11
199
8.251
826 32 Y
19
dalam
filtrat,
ppm
Oy Kadar
Urea, %

Tabel6. Pengaruh konsentrasi urea terhadap kadar unsur LTJ pada pengendapan VI dengan suhu 80°C
-6--- -
1.166
280
117
47
59
84
58853
420
La
Nd
565
Konsentras7.427
6.617
6.742
582
7.698
7.562Ce
19
Sm
OdII
10
19Y
dalam
133
filtrat,
Ppm
Oy Kadar
Urea, %

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
276 ISSN 0216 - 3128 Tri Handini, dkk.

Dari Tabel 1 sampai dengan Tabel 6 terlihat pengendapan karena jika pengendapan dilanjutkan
bahwa itrium yang diperoleh semakin menurun terus maka akan semakin sedikit itrium yang
namun juga semakin relatif mumi. Itrium cenderung diperoleh. Pada pengaruh konsentrasi larutan urea
masih tertinggal dalam larutan sedangkan unsur- hasil terbaik diperoleh pada konsentrasi 50 %
unsur lain sebagai pengotor terendapkan oleh urea dengan kadar itrium yang masih tertinggal dalam
sehingga dapat terpisahkan dengan itriumnya. Hasil filtrat relatif tinggi dan terpisah dari pengotomya
ini terlihat mulai pada pengendapan yang ke 3, yaitu La, Ce, Nd, Sm dan Od.
sehingga untuk proses selanjutnya dipakai 3 kali

2. Variasi suhu.

Tabel 7. Pengaruh suhu terhadap kadar unsur LTJ pada pengendapan I dengan konsentrasi urea 50%.
-9-- -
149
54
36
17
32
Nd
Suhu 16.514
La
260 yppm
3.854
3.109
215
Ce
Od
15.947
4.191
4.785
274
33
Sm
146
18.345
3.686
323
16.111
16.864
56Dy 4
17
43 Kadar,

Tabel8. Pengaruh suhu terhadap kadar unsur LTJ pada pengendapan II dengan konsentrasi urea 50%
--- -
472
167
48
220
233
57
Lay182
2.477
13.547
Ce
2.175
2.230
249
15.167
22
61
3.501
Nd
Sm
Od
207
2.896
54
Suhu 16.369
12.967
13.467
Dy 21
7
14
6ppm
49 Kadar,

Tabel 9. Pengaruh suhu terhadap kadar unsur LTJ pada pengendapan


---- --
III dengan konsentrasi urea 50%
10
22
72
753
49
32
23
La
Nd
Ce y351
10.127
Od
853
1.220
283
764
70
9.461
1.299
Sm
9.356
Suhu 10.593
8.633
Dy 10
ppm Kadar,

Dalam suatu proses pengendapan suhu tinggi dan terpisah dari pengotor-pengotornya (La,
berpengaruh agar terbentuk inti endapan yang Ce, Sm dan Od).
kemudian akan tumbuh hingga diperoleh endapan
yang baik. Hal ini dapat dilihat pada pengendapan
KESIMPULAN
itrium dengan urea ini, pada suhu yang semakin Dari hasil penelitian di atas dapat
tinggi itrium dapat terpisah dari pengotornya dengan disimpulkan bahwa itrium dapat dipisahkan dari
baik karena pengotor-pengotor telah mengendap. pengotor-pengotor lain (La, Ce, Nd, Sm, dan Od)
Dari Tabel 7 sampai dengan Tabel 9 terlihat bahwa dengan pengendapan fraksional hidroksida
suhu yang terbaik pada pengendapan ini adalah 80 menggunakan urea. Hasil terbaik Y = 92,89 %
DC dengan kadar itrium dalam filtrat relatif paling
diperoleh pada kondisi konsentrasi urea 50 %,
tingkat pengendapan 3 kali dan suhu 80 Dc.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Tri Handini,dkk. ISSN 0216 - 3128 277

UCAP AN TERIMA KASIH Xenotim dan Monasit, KIPNAS, 11 - 16


September 1995, Jakarta, (1995).
Pada kesempatan ini saya ucapan terima 5.. MARl E. DE VASCONCELLOS, A DA S.
kasih kepada Bapak R. Subagiono yang telah
QUEIROZ, ALCIDIO ARBAO, Sequential
membantu penelitian ini sampai selesai.
Separation of The Yttrium - Heavy Rare
DAFT AR PUSTAKA Earths by Fractional Hydroxide
Precipitation, Journal of Alloys and
I. MOORE, C, M, Rare Earth Element and Compounds, 374, (2004), 405 - 407.
Yttrium, Mineral Commodity Profiles,
Bureau of Mine United State Departement of
the Interior, Washington, (1979). TANYAJAWAB
2. MICHELSEN, Analysis and Aplication of
Rare Earth Materials, Nato Advanced Tunjung Indrati Y.
Sciences Study Institute Norway, (1972) . • Pada pengedapan pH berpengaruh, mengapa
3. RICHEY,GM and ASHBROOK AW., dalam penelitian ini tidak dimonitor?
Solven Extraction, ESCP, New York, Tri Handini
(1979).
}o pH memang sangat berpengaruh dan pada
4. KRIS TRI BASUKI, Pemhuatan CeOz dan penelitian ini juga diukur pHnya. pH larutan
YzOJ Dengan Kadar 95 % dari Pasir antara 5 - 6.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

You might also like