You are on page 1of 12

Satuan Acara Pengajaran

(SAP)

Materi : Kejang Demam


Waktu : Selasa/ 30 Januari 2018
Durasi : 1 pertemuan (1x 45 menit)
Tempat : Ruang Melati RSUD Ciamis
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

A. Tujuan Instruksional (TI)


Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan diharapkan dapat mengenal penyakit
kejang demam dan mengetahui cara penanganan pada anak dengan kejang
demam.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


1. Pengerian Kejang Demam?
2. Penyebab Kejang Demam?
3. Gejala Kejang Demam?
4. Penanganan pada Kejang Demam?
5. Cara pencegahan Kejang Demam?

C. Karakteristik Peserta Didik


Peserta penyuluhan adalah pasien dan keluarga pasien yang di rawat di ruang
melati RSUD Ciamis.

Analisis Tugas
o Know :
 Pengertian kejang demam
 Bahaya kejang demam
 Penyebab kejang demam
 Pencegahan kejang demam
 Tindakan pertolongan pertama pada kejang demam

1
o Show :
 Memberikan tanggapan dan pertanyaan tentang materi yang
diberikan
 Menunjukkan sikap memperhatikan materi yang diberikan

D. Pokok Bahasan
Kejang demam

E. Sub Pokok Bahasan


 Pengertian kejang demam
 Bahaya yang dapat ditimbulkan dari kejang demam
 Penyebab kejang demam
 Pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari kejang demam

F. Materi Pengajaran : (dilampirkan)

G. Alokasi Waktu Tiap Tahap Pengajaran


 Setting/Apersepsi : 5 menit
 Uraian Materi : 25 menit
 Mini Clossure : 10 menit
 Clossure : 5 menit
Total : 45 menit

H. Strategi Instruksional
 Menjelaskan materi-materi pengajaran
 Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman
peserta didik
 Memberikan kesempatan bertanya pada peserta didik jika ada yang kurang
dimengerti
 Mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
didik
 Memberikan penguatan tentang materi yang telah diberikan

2
I. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan
Tahap Metode Media
Pendidik Peserta Didik
Kegiatan 1. Menyiapkan
Awal perlengkapan
2. Menyiapkan
ruangan/ tempat
Kegiatan  Melakukan Menyimak
Pembuka/ perkenalan
Apersepsi  Menjelaskan Menyimak
tujuan
penyuluhan
 Menjelaskan Menyimak Ceramah Slide
gambar yang
berhubungan
dengan materi
Uraian  Menjelaskan M C Slide
Materi pengertian
kejang demam E E
 Menjelaskan Poster
penyebab kejang N R
demam
 Menyebutkan Y A Slide
bahaya yang
dapat I M
ditimbulkan dari
kejang demam M A
 Menjelaskan Slide
pencegahan A H
kejang demam
K
Mini  Memberikan Mengutarakan Tanya
Clossure kesempatan pada pertanyaan, jawab

3
peserta untuk pendapat dan
mengajukan ide
pertanyaan dan
komentar
 Menjawab Menyimak Tanya
pertanyaan dan jawab
komentar dari
peserta
 Mengajukan Mengutarakan Tanya
pertanyaan kepada pertanyaan jawab
peserta tentang
materi yang telah
diberikan
(evaluasi)
Clossure  Menjelaskan Menyimak Ceramah
kesimpulan dari
pembahasan
yang telah
diberikan
 Menutup
rangkaian
penyuluhan dan
mengucapkan
terima kasih atas
kesediaan
mengikuti
penyuluhan

J. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

K. Variasi Media
1. Infocus

4
2. Poster/ Leaflet
3. Model

L. Evaluasi
Evaluasi diberikan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menangkap,
memahami dan mempraktekan tentang materi yang telah dikemukakan oleh pendidik
dalam penyuluhan yang telah diberikan, dengan memberikan pertanyaan.

5
LAMPIRAN MATERI

1. Definisi
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses
ekstakramium. Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam
adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan
sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan
bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang
demam harus dibedakan dengan epilepsi yaitu yang ditandai dengan kejang berulang
tanpa demam.
Pada saat mengalami kejang, anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat,
kemudian kaku, dan memutar matanya. Anak tidak responsif untuk beberapa waktu,
nafas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah
kejang, anak akan segera normal kembali.. Serangan kejang pada penderita kejang
demam dapat terjadi satu, dua, tiga kali atau lebih selama satu episode demam. Jadi,
satu episode kejang demam dapat terdiri dari satu, dua, tiga atau lebih serangan
kejang

2. Klasifikasi Kejang Demam


Kejang demam dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu :
2.1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure)
Adapun ciri-ciri kejang demam sederhana antara lain :
a. Berlangsung singkat (< 15 menit)
b. Menunjukkan tanda-tanda kejang tonik dan atau klonik.
Kejang tonik yaitu serangan berupa kejang/kaku seluruh
tubuh.
Kejang klonik yaitu gerakan menyentak tiba-tiba pada
sebagian anggota tubuh.
c. Kejang hanya terjadi sekali / tidak berulang dalam 24 jam.
2.2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure)
Adapun ciri-ciri kejang demam kompleks antara lain :
a. Berlangsung lama (> 15 menit).

6
b. Menunjukkan tanda-tanda kejang fokal yaitu kejang yang
hanya
melibatkan salah satu bagian tubuh.
c. Kejang berulang/multipel atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

3. Etiologi Kejang Demam


Demam merupakan faktor pencetus terjadinya kejang demam pada anak.
Demam sering disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi seperti infeksi saluran
pernafasan akut, otitis media akut, gastroenteritis, bronkitis, infeksi saluran
kemih, dan lain-lain. Setiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda.
Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang paling tinggi. Pada anak dengan
ambang kejang yang rendah, serangan kejang telah terjadi pada suhu 38°C
bahkan kurang, sedangkan pada anak dengan ambang kejang tinggi, serangan
kejang baru terjadi pada suhu 40°c bahkan lebih.
4. Patofisiologi Kejang Demam
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau otak diperlukan
energy yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak
yang terpenting adalah glukosa dan melalui suatu proses oksidasi. Dalam proses
oksidasi tersebut diperlukan oksigen yang disediakan melalui perantaraan paru-
paru. Oksigen dari paru-paru ini diteruskan ke otak melalui sistem
kardiovaskular. Suatu sel, khususnya sel otak atau neuron dalam hal ini,
dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari membran permukaan dalam dan
membran permukaan luar.
Membran permukaan dalam bersifat lipoid, sedangkan membran
permukaan luar bersifat ionik.
Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dengan mudah dilalui
ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium ( Na+ ) dan elektrolit
lainnya, kecuali oleh ion Klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam neuron
tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar neuron terdapat keadaan
sebaliknya.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar neuron, maka
terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran neuron. Untuk
menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan
enzim Na-KATPase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial

7
membran tadi dapat berubah karena adanya : perubahan konsentrasi ion di ruang
ekstraseluler, rangsangan yang datang mendadak seperti rangsangan mekanis,
kimiawi, atau aliran listrik dari sekitarnya, dan perubahan patofisiologi dari
membran sendiri karena penyakit atau keturunan.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan meningkatnya kebutuhan oksigen sebesar 20%.
Pada seorang anak usia 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
sirkulasi tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi
kenaikan suhu tubuh pada seorang anak dapat mengubah keseimbangan
membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion Kalium dan ion
Natrium melalui membran tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya lepas
muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini demikian besar sehingga dapat
meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel lain yang ada
didekatnya dengan perantaraan neurotransmitter sehingga terjadilah kejang.

5. Komplikasi Kejang Demam


Gangguan-gangguan yang dapat terjadi akibat dari kejang demam anak antara
lain:
5.1. Kejang Demam Berulang.
Kejang demam berulang adalah kejang demam yang timbul pada lebih dari
satu episode demam. Beberapa hal yang merupakan faktor risiko berulangnya
kejang demam yaitu :
a. Usia anak < 15 bulan pada saat kejang demam pertama
b. Riwayat kejang demam dalam keluarga
c. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam
d. Riwayat demam yang sering
e. Kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks.
5.2. Kerusakan Neuron Otak.
Kejang yang berlangsung lama (>15 menit) biasanya disertai dengan apnea,
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot yang akhirnya
menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat karena
metabolisme anaerobik, hipotensi arterial, denyut jantung yang tak teratur,
serta suhu tubuh yang makin meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas
otot sehingga meningkatkan metabolisme otak. Proses di atas merupakan

8
faktor penyebab terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsung kejang
lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan
hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak
yang mengakibatkan kerusakan neuron otak.
5.3. Retardasi Mental, terjadi akibat kerusakan otak yang parah dan tidak
mendapatkan pengobatan yang adekuat.
5.4. Epilepsi, terjadi karena kerusakan pada daerah medial lobus temporalis
setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama.
Ada 3 faktor risiko yang menyebabkan kejang demam menjadi epilepsi
dikemudian hari, yaitu :
a. Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung.
b. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang
demam
pertama.
c. Kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks.
Menurut American National Collaborative Perinatal Project, 1,6% dari semua
anak yang menderita kejang demam akan berkembang menjadi epilepsi, 10%
dari semua anak yang menderita kejang demam yang mempunyai dua atau tiga
faktor risiko di atas akan berkembang menjadi epilepsi.
5.5. Hemiparesis, yaitu kelumpuhan atau kelemahan otot-otot lengan, tungkai
serta wajah pada salah satu sisi tubuh. Biasanya terjadi pada penderita yang
mengalami kejang lama (kejang demam kompleks). Mula-mula kelumpuhan
bersifat flaksid, setelah 2 minggu timbul spasitas.

6. Pencegahan Kejang Demam


6.1. Pencegahan Primordial
Yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap kasus
kejang demam pada seorang anak dimana belum tampak adanya faktor yang
menjadi risiko kejang demam. Upaya primordial dapat berupa:
a. Penyuluhan kepada ibu yang memiliki bayi atau anak tentang upaya
untuk meningkatkan status gizi anak, dengan cara memenuhi
kebutuhan nutrisinya.

9
Jika status gizi anak baik maka akan meningkatkan daya tahan
tubuhnya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi yang
memicu terjadinya demam.
b. Menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan. Jika lingkungan bersih
dan sehat akan sulit bagi agent penyakit untuk berkembang biak
sehingga anak dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi.
6.2. Pencegahan Primer
Pencegahan Primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang anak
mengalami kejang demam. Pencegahan ini ditujukan kepada kelompok yang
mempunyai faktor risiko. Dengan adanya pencegahan ini diharapkan
keluarga/orang terdekat dengan anak dapat mencegah terjadinya serangan kejang
demam.
Upaya pencegahan ini dilakukan ketika anak mengalami demam. Demam
merupakan faktor pencetus terjadinya kejang demam. Jika anak mengalami
demam segera kompres anak dengan air hangat dan berikan antipiretik untuk
menurunkan demamnya meskipun tidak ditemukan bukti bahwa pemberian
antipiretik dapat mengurangi risiko terjadinya kejang demam.
6.3. Pencegahan Sekunder
Yaitu upaya pencegahan yang dilakukan ketika anak sudah mengalami
kejang demam. Adapun tata laksana dalam penanganan kejang demam pada anak
meliputi :
a. Pengobatan Fase Akut
Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga
agar jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak
dimiringkan untuk mencegah aspirasi. Sebagian besar kasus kejang
berhenti sendiri, tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang.
Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus
dilakukan teratur, bila perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan kebutuhan
cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan. Suhu tubuh dapat
diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian antipiretik.
Pemberantasan kejang dilakukan dengan cara
memberikan obat antikejang kepada penderita. Obat yang diberikan
adalah diazepam.
Dapat diberikan melalui intravena maupun rektal

10
b. Mencari dan mengobati penyebab
Pada anak, demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan
akut, otitis media, bronkitis, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Untuk
mengobati penyakit infeksi tersebut diberikan antibiotik yang adekuat.
Kejang dengan suhu badan yang tinggi juga dapat terjadi karena faktor
lain, seperti meningitis atau ensefalitis. Oleh sebab itu pemeriksaan
cairan serebrospinal (lumbal pungsi) diindikasikan pada anak penderita
kejang demam berusia kurang dari 2 tahun.
Pemeriksaan laboratorium lain dilakukan atas indikasi untuk mencari
penyebab, seperti pemeriksaan darah rutin, kadar gula darah dan
elektrolit. Pemeriksaan EEG dilakukan pada kejang demam kompleks
atau anak yang mempunyai risiko untuk mengalami epilepsi.

11
DOKUMENTASI KEGIATAN

12

You might also like