You are on page 1of 6

KERAGAAN SPERMATOZOA

(SPERMATOZOA PERFORMANCE)

Setyo Pambudi (C14150045)*

Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
2017

Abstrak
Ikan merupakan organisme yang hidup di lingkungan akuatik. Motilitas sangat
penting dalam fungsi gamet jantan dengan keaktifan spermatozoa dan penetrasi dari
gametnya dalam suatu organisme dengan fertilisasi internal dan eksternal. Kualitas sperma
(persentase hidup, motilitas, dan lama hidup) akan terus menurun setelah dikeluarkan dari
tubuh ikan. Penambahan bahan pengencer akan menciptakan kondisi yang sesuai bagi
spermatozoa. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui motilitas (daya gerak), daya
hidup, dan mortalitas (tingkat kematian) sperma ikan setelah mengalami beberapa
perlakuan berbeda. Ikan yang digunakan dalam praktikum adalah ikan mas (Cyprinus
carpio) jantan yang akan diambil spermanya dengan cara stripping. Dilanjutkan dengan
pemberian perlakuan pada sampel sperma dan pengamatan. Perlakuan yang diberikan
menggambarkan nilai suatu keragaan pada spermatozoa ikan dengan mencakup tingkat
mortalitas yang tinggi dari semakin bertambahnya (lamanya) waktu maka akan
menurunkan nilai daya hidup dan angka motilitasnya. Keragaan spermatozoa dengan baik
ditunjukkan pada larutan fisiologis untuk suhu kamar (25oC) dan tanpa pengenceran pada
suhu 4oC. Hal tersebut dilihat dari tingkat dari motilitas (daya gerak) dan mortalitas (tingkat
kematian) sperma ikan setelah mengalami beberapa perlakuan yang berbeda.
Kata kunci : ikan, keragaan, mortalitas, motilitas, sperma, suhu

Abstract
Fish is the organisms that live in aquatic environments. Motility is very important
in the function of the male gametes with liveliness and penetration of spermatozoa from
this gamet in an organism with internal and external fertilization. Sperm quality
(percentage of life, motility, and long live) will continue to decline once removed from the
body of the fish. The addition of diluent will create the appropriate conditions for the
spermatozoa. The purpose of this lab course is to know the motility (impulse), vitality, and
mortality rate (death rate) of fish sperm after experiencing several different treatments.
The fish used in this lab course is carp (Cyprinus carpio) males to be taken the sperm by
means of stripping. Continued with the granting of the preferential treatment in a sample
of sperm and observation. Treatment that is given a value describing the performance on
fish spermatozoa with high mortality rate covers from getting the increase (length) time
then will lower the value of the vitality and the number motility. Performance of
spermatozoa with good physiological solution shown in to room temperature (25oC) and
without dilution on the temperature of 4oC. It is seen from the level of motility (impulse)
and mortality (death rate) of fish sperm after experiencing several different treatments.
Key words: fish, performance, mortality, motility sperm, temperature

PENDAHULUAN di lingkungan akuatik, berdarah dingin,


Ikan merupakan makhluk hidup bernapas menggunakan insang, serta
atau organisme yang hidup dilingkungan menggunakan sirip sebagai alat gerak
akuatik. Menurut Rahardjo (2011) ikan dan keseimbangan dalam air.
merupakan hewan vertebrata yang hidup Lingkungan perairan merupakan tempat

*Kelompok IX (Supriyanto)
sebagai habitat ikan yang memiliki Dalam mengatasi hal seperti ini, maka
kondisi yang mudah dalam berubah-ubah sperma yang akan digunakan akan
baik secara cepat atau lambat. Kondisi diencerkan. Penambahan bahan
lingkungan ini di pengaruhi beberapa pengencer akan menciptakan kondisi
faktor di antaranya suhu, pH, salinitas, yang sesuai bagi spermatozoa.
dan kadar oksigen terlarut atau DO. Penyimpanan spermatozoa di luar tubuh
Interaksi dari faktor-faktor tersebut ikan dapat menjamin kebutuhan fisik dan
membentuk kondisi suatu perairan yang kimia spermatozoa sehingga dapat
setiap saat dapat berubah-ubah sesuai bertahan dalam jangka waktu tertentu
dengan faktor yang mempengaruhinya (Tamanung et al. 2015).
(Salwanee et al 2013). Oleh karena itu Penambahan bahan pengencer
organisme akuatik termasuk ikan harus dalam semen sperma ikan akan
menyesuaikan diri dengan perubahan- meningkatkan volume semen sperma
perubahan yang terjadi di lingkungan ikan sehingga memungkinkan
hidupnya untuk bertahan hidup dalam meningkatkan keenceran sperma cukup
penyesuaiannya alam yang mudah banyak. Bahan pengencer yang
berubah-ubah dan dapat mempengaruhi digunakan harus isotonik, mengandung
pencernaan pada ikan. Ikan memiliki nutrisi sebagai sumber energi, adanya
banyak manfaat bagi kehidupan, pelarut pelindung terhadap cold shock,
misalnya bahan pangan dan ikan hias menjamin bebas kuman, bersifat bufer,
(Astari 2016). dan tidak beracun bagi spermatozoa.
Motilitas sangat penting dalam Selain itu pengencer hendaknya murah,
fungsi gamet jantan dengan keaktifan sederhana, praktis dibuat tetapi memiliki
spermatozoa dan penetrasi dari gametnya daya preservasi yang tinggi (Novianto et
dalam suatu organisme dengan fertilisasi al. 2014).
internal dan eksternal. Aktivitas seksual Ikan mas yang termasuk famili
ikan secara umum musiman dan Cyprinidae ini tergolong ikan yang
fertilisasi di luar. Sperma tidak sama populer dan paling banyak dipelihara
dengan gonad sampai dengan ke dalam rakyat, serta mempunyai nilai ekonomis.
media eksternal pada ikan air tawar Ikan mas sangat peka terhadap faktor
maupun ikan air laut. Sperma ikan lingkungan, sehingga sangat berpengaruh
terlihat berbeda dari bentuk dan terhadap perkembangan daya tetas telur
strukturnya. Hal tersebut tidak konstruksi dan dapat mengakibatkan produksi larva
sebuah model spermatik dari ikan. rendah. Ikan mas mudah dibudidayakan
Bagian tengah dan bagian ekor sperma di wilayah Asia dan Eropa karena mudah
merupakan bagian yang mengatur beradaptasi dengan lingkungan
kecepatan dan lama waktu pergerakan (Nahiduzzaman et al. 2014).
sperma (Maulana et al. 2014). Tujuan praktikum yang
Kualitas sperma (persentase dilakukan kali ini adalah untuk
hidup, motilitas, dan lama hidup) akan mengetahui motilitas (daya gerak), daya
terus menurun setelah dikeluarkan dari hidup, dan mortalitas (tingkat kematian)
tubuh ikan. Konsentrasi sperma yang sperma ikan setelah mengalami beberapa
tinggi dapat menghambat aktivitas perlakuan berbeda.
spermatozoa, karena berkurangnya daya
gerak sehingga spermatozoa sukar METODOLOGI
menemukan atau menembus mikrofil sel Waktu dan Tempat
telur yang mengakibatkan rendahnya Praktikum ini dilaksanakan pada
fertilisasi sperma. Selanjutnya dijelaskan Senin, 5 Juni 2017 pukul 15.00 sampai
bahwa konsentrasi spermatozoa yang 18.00 di Laboratorium Fisiologi Hewan
lebih tinggi, kurang memberikan peluang Air, Departemen Manajemen
kepada spermatozoa untuk membuahi sel Sumberdaya Perairan, Fakultas
telur, karena spermatozoa bersama-sama Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
bersaing memasuki mikrofil sel telur. Pertanian Bogor.

*Kelompok IX (Supriyanto)
Alat dan Bahan mortalitas sperma di bawah mikroskop.
Alat yang digunakan pada Cara mengaktifkan sperma, beri satu
praktikum ini di antaranya kotak tetes akuades pada sperma yang diamati
sterofoam, tube, pipet, gelas objek, di bawah mikroskop. Bandingkan data
mikroskop, kertas label dan lap/tissue. tersebut antar perlakuan.
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah ikan mas (Cyprinus Analisis Data
carpio) jantan matang gonad, aquades, Analisis data yang digunakan
larutan fisiologis, air kelapa muda dan es pada praktikum ini adalah analisis
batu. deskriptif. Analisis deskriptif merupakan
analisis yang didasarkan kepada apa yang
Prosedur Kerja dilihat dan dapat dideskripsikan. Analisis
Pilih ikan mas jantan yang dilakukan dengan melihat kestabilan
matang gonad. Ambil ikan dari media air, larutan uji selam selang waktu yang telah
keringkan tubuh ikan hingga kering dan ditentukan. Analisis deskripsi dilakukan
bersih dari air dan lendir (air dan lendir dalam praktikum ini dikarenakan pada
dapat mengontaminasi sperma ikan yang praktikum kali ini tidak menggunakan
akan di uji). Lakukan pengurutan spesimen ikan sebagai media uji dan
(stripping) pada perut ikan dari arah tidak terdapat rumus yang digunakan
anterior ke posterior sampai sperma untuk analisis.
keluar melalui lubang kloaka.
Kumpulkan dan bagi sperma dan tabung HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam 5 buah tube, masing-masing Praktikum dilakukan untuk
sebanyak 0,5 ml. Ambil sampel sperma melakukan pengamatan sperma ikan mas
pada tube pertama untuk pengamatan (Cyprinus carpio) dengan beberapa
awal (amati motilitas, daya hidup, dan perlakuan berbeda yang diberikan untuk
mortalitas sperma di bawah mikroskop). mengetahui perbedaan dari kondisi
Cara mengaktifkan sperma, beri satu spermatozoa ketika dicampur dengan
tetes akuades pada sperma yang diamati larutan lainnya untuk menggambarkan
di bawah mikroskop. Perlakuan- tingkat mortalitas dan angka
perlakuan yang diberikan pada sperma motilitasnya.
adalah pengenceran dengan akuades, Berikut ini merupakan data dari
larutan fisiologis, air kelapa muda, dan hasil pengamatan tingkat mortalitas dan
tanpa pengenceran serta penyimpanan angka motilitas dari sperma ikan mas
pada suhu kamar dan suhu 4oC. Pastikan (Cyprinus carpio) pada suhu kamar
botol film dalam kondisi tertutup rapat (25°C), dari hasil pengamatan yang
selama waktu penyimpanan. Setelah satu disajikan dalam bentuk tabel sebagai
jam penyimpanan, amati motilitas dan berikut.

Tabel 1. Penyimpanan suhu kamar (25°C)


Kelompok Perlakuan Motilitas Mortalitas
1 Tanpa pengenceran 3 0
2 Tanpa pengenceran 0 0
3 Pengenceran dengan aquades 0 5
4 Pengenceran dengan larutan fisiologis 5 0
5 Pengenceran dengan air kelapa muda 0 0

Berdasarkan pada Tabel 1 dengan suhu kamar (25°C) sebesar 5,


diketahui bahwa nilai motilitas tertinggi sedangkan nilai mortalitas tertinggi pada
pada perlakuan pengenceran dengan perlakuan pengenceran dengan aquades
larutan fisiologis pada sperma ikan mas

*Kelompok IX (Supriyanto)
pada sperma ikan mas dengan suhu angka motilitas dari sperma ikan mas
kamar (25°C) sebanyak 5. (Cyprinus carpio) pada suhu 4°C, dari
Berikut ini merupakan data dari hasil pengamatan yang disajikan dalam
hasil pengamatan tingkat mortalitas dan bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Penyimpanan suhu 4°C


Kelompok Perlakuan Motilitas Mortalitas
6 Tanpa pengenceran 3 0
7 Tanpa pengenceran 5 0
8 Pengenceran dengan aquades 3 0
9 Pengenceran dengan larutan fisiologis 0,5 0
10 Pengenceran dengan air kelapa muda 4 0

Berdasarkan pada Tabel 2 diketahui yang bersifat hipotonik ataupun


bahwa nilai motilitas tertinggi pada hipertonik akan mempengaruhi
perlakuan tanpa pengenceran (kelompok metabolisme spermatozoa, khususnya
7) pada sperma ikan mas dengan suhu membran sel bersifat semipermeabel,
4°C sebesar 5, sedangkan nilai mortalitas sehingga larutan pengencer baik yang
keseluruhan perlakuan pada sperma ikan bersifat hipotonik maupun hipertonik
mas dengan suhu 4°C menunjukkan nilai akan mempengaruhi transfer air melalui
yang sama sebanyak 0. membran sel dan menyebabkan rusaknya
Energi yang dibutuhkan oleh integritas sel sperma. Nutrisi yang
spermatozoa disediakan oleh gula menjadi sumber energi pada sel sperma
sederhana (monosakarida) seperti juga menjadi pengaruh sel sperma mati,
fruktosa dan glukosa yang merupakan jika kekurangan. Hal lain yang
nutrisi bagi sel sperma. Penambahan berpengaruh adalah faktor suhu, jika sel
fruktosa atau glukosa dalam pengenceran sperma pada suhu rendah dapat terjadi
berguna untuk mendukung daya hidup pengaruh kejut dingin (cold shock)
spermatozoa pasca pengenceran, karena (Novianto et al. 2014).
proses pembentukan Adenosin Trifosfat Berdasarkan hasil pengamatan,
(ATP) dan Adenosin Difisfat (ADP) spermatozoa yang baru dikeluarkan
harus terus dilakukan agar motilitas dapat dalam tubuh ikan melalui stripping
terus berlangsung. Gula sederhana diperoleh tingkat mortalitas tertinggi
(monosakarida) yang dibutuhkan oleh pada larutan dengan pengenceran dengan
spermatozoa untuk menjaga aquades, yaitu bernilai sebesar 5 dengan
kelangsungan hidupnya terkandung motilitas pada sperma ikan sebesar 0,
dalam madu salah satunya. Faktor lain pada aquades tidak terdapat nutrisi.
adalah pengencer, semakin banyak Protein yang tinggi dalam pakan/larutan
volume semen maka konsentrasi dapat meningkatkan volume,
spermatozoa semakin sedikit. Sebaliknya konsentrasi, dan jumlah spermatozoa
jika cairan sperma sedikit maka terjadi yang hidup. Frekuensi pengambilan
kepadatan spermatozoa. Dengan spermatozoa mempengaruhi konsentrasi
demikian rendahnya motilitas sperma, hal tersebut dikarenakan
spermatozoa disebabkan masih spermatozoa memiliki waktu tertentu
kurangnya sumber energi yang untuk proses spermatogenesis sehingga
menyebabkan motilitas sperma masih julah spermatozoa berkurang/mati jika
kurang dan juga kepadatan dari frekuensi pengambilan sperma terlalu
kumpulan sel sperma (Tamanung et al. dekat. Pada pengenceran sperma
2015). diperlukan larutan yang memiliki
Media pengencer harus isotonik karakteristik yang sama denga nasal
terhadap sperma. Larutan pengencer sperma untuk meningkatkan daya hidup

*Kelompok IX (Supriyanto)
sperma dan juga harus memiliki nutrisi Maulana F, Alimuddin, M Zairin J. 2014.
yang cukup untuk sumber energi bagi Morphology, physiology,
sperma (Adipu et al. 2011). preservation of climbing perch
Anabas testudineus bloch 1792
KESIMPULAN sperm and the endurance to
Perlakuan yang diberikan electric shock. Jurnal Iktiologi
menggambarkan nilai suatu keragaan Indonesia. 14 (3) : 211-223.
pada spermatozoa ikan dengan mencakup Nahiduzzaman M, Akter S, Hassan MM,
tingkat mortalitas yang tinggi dari Azad Shah AKMA, Hossain
semakin bertambahnya (lamanya) waktu MAR. 2014. Sperm biology of
maka akan menurunkan nilai daya hidup artificially induced common carp,
dan angka motilitasnya. Keragaan Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758).
spermatozoa dengan baik ditunjukkan International Journal of Fisheries
pada larutan fisiologis untuk suhu kamar and Aquatic Studies. 1 (6) : 27-31.
(25oC) dan tanpa pengenceran pada suhu Novianto BR, Sudarno, Endang DM.
4oC. Hal tersebut dilihat dari tingkat dari 2014. Effect of different glycerol
motilitas (daya gerak) dan mortalitas concentration in skim milk and egg
(tingkat kematian) sperma ikan setelah yolk diluter for storage process of
mengalami beberapa perlakuan yang frozen semen on sperm motility
berbeda. and viability of catfish (Pangasius
pangasius). Jurnal Ilmiah
SARAN Perikanan dan Kelautan. 6 (1) : 1-
Diharapkan terdapat dua jenis 6.
ikan tiap kelompoknya ataupun dua ikan Rahardjo M F, Sjafei D S, Affandi R, dan
yang berbeda jenis. Hal ini akan Sulistiono. 2011. Iktiology.
mendukung pengetahuan lebih lanjut Bandung (ID) : Lubuk Agung.
mengenai keragaan spermatozoa dengan Salwanee S, Aida WMW, Momot S,
perlakuan dengan lamanya waktu dari Maskat MY, Ibrahim S. 2013.
beberapa larutan. Sehingga praktikan Effects of enzyme concentration,
lebih mudah menilai ikan manakah yang temperature, pH and time on the
tergolong keragaan spermatozoa lebih degree of hydrolysis of protein
tinggi atau lebih rendah. extract from viscera of Tuna
(Euthynnus affinis) by using
DAFTAR PUSTAKA alcalase. Sains Malaysiana. 42 (3)
Adipu Y, Hengky S, Juliaan W. 2011. : 279–287.
Ratio pengenceran sperma Tumanung S, Hengky JS, Juliaan CW.
terhadap motilitas spermatozoa, 2015. Penambahan madu dalam
fertilitas dan daya tetas ikan lele pengenceran sperma untuk
(Clarias sp.). Jurnal Perikanan meningkatkan motilitas, fertilisasi
dan Kelautan Tropis. 7 (1) : 48-55. dan daya tetas telur ikan mas
Astari IM, Setyawati TR, dan Yanti AH. (Cyprinus carpio L). Jurnal
2016. Tingkat kecerahan sisik ikan Budidaya Perairan. 3 (1) : 51-58.
komet yang diberi pakan
diperkaya rumput laut Sargassum
sp. dan labu kuning Cucurbita
moschata. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 15 (1) : 80-88.

*Kelompok IX (Supriyanto)
LAMPIRAN

RAHARDJO 2011

SALWANEE 2013

Tabel 3 Motilitas ikan


Angka motilitas Kriteria
5 Semua sperma bergerak sangat cepat dengan pergerakan ekor
bervariasi
4 Banyak sperma bergerak sangat cepat dengan pergerakan ekor
cepat, beberapa sperma memperlihatkan getaran yang kuat di
tempat.
3 Banyak sperma bergerak dengan cepat yang lain bergetar di
tempat.
2 Banyak sperma bergetar dengan sedikit memperlihatkan
pergerakan cepat.
1 Banyak sperma bergetar tetapi sangat sedikit pergerakan cepat
0,75 Banyak sperma tidak bergerak dan sangat sedikit sekali sperma
bergetar dengan gerakan lemah
0,5 Banyak sperma tidak bergerak dan sangat sedikit sekali
sperma yang bergetar, kadang-kadang terlihat bergerak lemah.
0,25 Banyak sperma tidak bergerak kadang-kadang terlihat bergerak
lemah.
0/ mati Semua sperma tidak bergerak dan bergetar.

*Kelompok IX (Supriyanto)

You might also like