Professional Documents
Culture Documents
Laporan
Laporan
Oleh :
Golongan B/kelompok 1
1. Endang Setyoningsih (151510501007)
2. Khairul Anam (151510501017)
3. Ruwina Viandhani (151510501009)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor penting yang harus ada pada suatu negara.
Indonesia khususnya merupakan negara yang salah satu mata pencahariannya
addalah sebagai petani. Hal ini didukung dengn letak Indonesia yang berada pada
garis khatulistiwa yang beriklim tropis. Tanaman padi (Oryza sativa L.)
merupakan tanaman pangan penting yang menjadi makanan pokok. Padi adalah
tanaman pokok penghasil pangan yang tumbuh didaerah tropis, terutama di negara
Asia dan Afrika. Padi dapat tumbuh pada tempat yang pengairannya cukup.
Tanaman padi juga ada yang dapat tumbuh pada daerah yang ketersediaan airnya
kurang. Namun tentu hasil produksi padi yang ditanam pada lahan yang cukup air
dengan yang ditanam pada lahan yang kurang air hasilnya akan berbeda yaitu
tanaman padi produksinya lebih rendah.
Buah naga (Hylocereus Undotus) merupakan tanaman hortikultura.
Tanaman ini berasal dari Meksiko, tempat hidupnya adalah kuat terhadap lahan
kurang air seperti halnya tanaman kaktus. Tamanam buah naga saat ini menjadi
fenomena menarik di dunia pertanian. Namun, hal ini dibarengi dengan adanya
OPT yang menyerang buah naga khususnya adalah penyakit busuk buah. Dalam
rangka peningkatan produktivitas tanaman, salah satu faktor penghambatnya
adanya organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Organisme pengganggu tanaman
merupakan semua organisme yang dapat menyebabkan kerusakan bahkan
kematian pada tanaman. Organisme pengganggu tanaman meliputi hama,
penyakit, gulma serta organisme lain yang dapat menyebabkan kerugian bagi
tanaman yang diusahakan oleh para petani.
Klinik tanaman merupakan suatu tempat dimana digunakan oleh para
petani untuk berkonsultasi dan sebagai pelayanan yang berhubungan dengan
gangguan pada tanaman yang dibudidaya. Tidak hanya gangguan OPT yang
dilayanai pada klinik tanaman namun gangguan abiotik dan keabnormalan yang
diakibatkan unsur hara juga dilayani di klinik tanaman. Beberapa tahapan yang
dilakukan diklinik tanaman adalah adanya sampel yang dibawa ke klinik atau bisa
juga dokter tanaman langsung datang ke lahan untuk mengambilnya. Sampel yang
dibawa harus representatif dan berkualitas, karena kualitas suatu sampel tanaman
berpengaruh besar terhadap proses diagnosis. Pendiagnosisan suatu gangguan
pada tanaman haruslah dilakukan dengan cepat, dikarenakan jika terlalu lama
mendiagnosis suatu gangguan Opt ditakutkan akan cepat menyebar dan malah
merusak tanaman lain yang sehat. Kemudian dokter tanaman melakukan diagnosis
lapang yang selanjutnya dibawa ke loboratorium untuk melakukan diagnosis
Pendiagnosisan suatu gangguan pada tanaman haruslah dilakukan dengan cepat,
dikarenakan jika terlalu lama mendiagnosis suatu gangguan Opt ditakutkan akan
cepat menyebar dan malah merusak tanaman lain yang sehat. lanjutan. Tahapan
terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada petani. Dokter tanaman harus
memahami betul gejala-gejala awal OPT menyerang suatu tanaman. Sebagai
contoh tanaman padi yang terserang penyakit Blast muncul bercak berbentuk
belah ketupat dan buah naga yang terserang penyakit busuk buah menunjukkan
basah dan gugurnya calon buah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pengambilan sampel yang tepat dan kualitas sampel.
2. Dapat mendiagnosa lapang sampel yang diamati.
3.2.2 Bahan
1. Sampel tanaman
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pengambilan sampel tanaman sakit di lapang
Agroteknopark Jubung, dapat diketahui bahwa area persawahan yang digunakan
pada praktikum kali ini ditemukan beberapa gejala kerusakan. Kerusakan tersebut
terjadi pada tanaman padi dan tanaman hortikultura buah naga. Pengambilan
sample kami lakukan pada beberapa aspek yaitu hama, penyakit, dan juga tanah.
Hal ini karena kerusakan-kerusakan serta ketidaknormalan pada tanaman padi
juga beraneka ragam sehingga muncul banyak diagnosa mengenai penyebab dari
keruskan tersebut. Penyebab penyakit ada 3 macam atau yang lebih sering dikenal
dengan OPT. Penyakit yang berhasil ditemukan pada tanaman padi yaitu Penyakit
hawar daun, penyakit blast, dan penyakit kerdil. Hama yang dapat ditemukan pada
tanaman padi yaitu belalang hijau, walang sangait, dan kepik.
Hawar Daun merupakan penyebab berbagai penyakit pada berbagai
tanaman. Penyebab penyakit ini dapat berupa kelembaban tinggi, pemberian
pupuk nitrogen berlebihan serta terbawa oleh angin atau air. Disamping
penggunaan varietas yang potensi hasil tinggi jumlah anakan tinggi kelembaban
disekitar tanaman tinggi kondisi seperti ini merangsang munculnya penyakit ini.
Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri ini yaitu mulai dari terbentuknya garis basah
pada helaian daun yang akan berubah menjadi kuning kemudian putih. Gejala ini
umum dijumpai pada stadium anakan, berbunga, dan pemasakan (Wahyudi, 2011).
Berdasarkan peta persebaran penyakit, hawar daun hampir mendominasi seluruh
area sawah yang diamati. Hampir seluruh plot terdeteksi adanya gejala penyakit
hawar daun.
Penyakit Blas disebabkan oleh jamur. Bibit jamur ini spora terbawa angin
dan air serta selalu terdapat disawah maupun pertanaman padi. Pertumbuhan dan
perkembangan jamur ini,dan perkembangan gejala penyakit berupa bercak pada
daun atau batang. Pemupukan nitrogen dosis tinggi dikombinasi dengan kondisi
cuaca yang berawan merupakan kondisi terbaik bagi blas untuk memulai infeksi.
Gejala serangan pada daun dan batang terutama pada leher malai padi, dimulai
dari bercak kecil tetapi melebar sampai beberapa centi panjangnya. Gejala itu
biasanya panjang dan meruncing dibagian akhir, di bagian tepi gelap dan bagian
tengah abuabu. Gejala semacam itu dapat mematikan bagian daun. Penyakit
tersebut dapat berkembang setiap waktu dalam musim tanam padi tetapi yang
paling parah pada persemaian. Infeksi yang terjadi setelah tanam biasanya tidak
parah tetapi gejala penyakit biasanya dapat ditemukan. Penyakit blas paling baik
dicegah dengan pengunaan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan ini dapat
memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan. Penyakit blast berdsarkan
peta yang telah digambarkan yakni menyebar ke seluruh plot tanaman padi.
Perumpun padi terdapat beberapa helai tanaman yang terserang penyakit ini
(Taufik, 2011).
Penyakit kerdil hanya menyerang pada beberapa plot tertentu dan paling
anyak di plot 1 dan 2. Pola sebaran penyakit ini tidak tersebar secra meluas. Hasil
diagnosis sementara, penyakit kerdil ini karena virus yang disebabkan oleh
wereng coklat. Populasi hama wereng dalam jumlah yang cukup tinggi dapat
menyebabkan tanaman padi mengalami kekeringan yaitu tanaman padi menjadi
kering kuning kemerahan seperti terbakar. Wereng coklat menyerang tanaman
pada bagian batang atau pelepah daun padi. Keberadaan wereng coklat yang
berlebihan juga dapat menyebabkan terjadinya tanaman padi tumbuh kerdil. Virus
kerdil rumput mudah dikenal karena sangat kerdil, perkembangan daun kaku dan
sempit, pembentukan ankanyang berlebihan, dan adanya bercak coklat dan merah
pada daun. Penyakit ini tidak akan terjadi kecuali bila terdapat banyak wereng
coklat, sehingga adanya wereng coklat juga merupakan bukti. Virus kenyataannya
ditemukan pada wereng batang dan tanaman. Penyakit kerdil yang terdapat di
lahan hanya pada plot 1 dan plot 2 sehingga didiagnosis, sumber dari penyakit ini
adalah vektor serangga dari lahan yang berdekatan dengan plot 1 dan plot 2
(Hermanto dkk., 2014).
Hama kepik memiliki serangan yang cukup tinggi pada kegiatan budidaya.
Hama kepik merupakan bagian dari arthropoda, ordo hemiptera dan tipe mulut
penghisap. Gejala kerusakan yang ditimbulkan yaitu biji mengempis, busuk dan
menghitam. Hal ini krena hama menghisap cairan. Penggerek batang padi,
merupakan salah satu hama yang banyak menimbulakn kerugian. Pada fase
vegetatif, hama ini menyerang tanaman dengan tipe mulut penggigit. (Hermanto
dkk., 2014). Hama walang sangit sebenarnya memiliki kesamaan dngan kepik
yakni dalam hal organ yang diserang yaitu malai nya. Walang sangit menyerang
bulir padi pada saat masak susu sehingga pada saat panen bulirpadi tidak terisi
penuh bahkan hampa. Berdasarkan penelitian, lima ekor walang sangit per
sembilan rumpun tanaman padi dapat menurunkan hasil panen 15% (Sihombing
dan Samino., 2015).
Tanaman yang tidak kalah pentingnya dari tanaman pangan yaitu
hortikultura. Contoh yang dilakukan pengamata adalah termasuk tungkainya tidak
terlalu besarbesar. Tanaman buah naga yang terkena penyakit mengalami
pembusukan pada bagian buahnya. Tanaman buah nya layu dan berarir pada
keseluruhan buah. Terdapat beberapa diagnosis mengenai penyebab dari busuk
buah naga tersebut yakni terkena air hujan sehingga lembab dan busu atau
disebabkan karea bakteri Phytoptora palmivora. Selain penyakit, tanaman buah
naga juga diserang olah hama Tetracidae bimaculatus sehingga menimbulkan
bekas gigitan atau gerekan pada panggak daunnya. Pola serangannya tersebar
hanya di plot-plot tertentu saja sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa pola
sebarannya melalui angin namun ada beberapa kemungkinan seperti infeksi dari
manusia, atau kontaminasi oleh serangga vektor.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimbulkan, bahwa:
1. Sampel yang kita ambil untuk dilakukan diagnosa berasal dari 3 aspek yaitu
hama, penyakit, dan tanah pada tanaman yang terserang penyakit.
2. Macam penyakit yang ditemukan pada tanaman padi yaitu penyakit blast,
kerdil, dan hawar daun.
3. Pathogen penyebab penyakit pada tanaman padi dan hortikultura merupakan
pathogen yang terbawa oleh air irigasi, benih, angin, serangga inang, dan
aktivitas manusia,
4. Hama yang menyerang tanaman padi yaitu kepik dan walang sangit, kedua
hama tersebut menghisap bulir padi yang masih masak susu, sehingga bulir
menjadi hampa, busuk, dan menghitam.
5. Penyakit pada tanaman buah naga yaitu buah busuk, kemungkinan bisa
disebabkan bakteri Phytoptora palmivora atau terkena air hujan sehingga
lembab karena buah naga membutuhkan penyinaran penuh dan kelembapan
yang rendah.
5.2 Saran
Praktikum kali ini sudah berjalan dengan lancar baik dari segi pengadaan
alat dan ketepatan waktu tetapi alangkah lebih baiknya jika praktikan diberi
referensi tentang hama dan penyakit tanaman selain modul.
DAFTRA PUSTAKA
Fang, Y. and R. P. Ramasamy. 2015. Current and Prospective Methods for Plant
Disease Detection. Biosensors, 4(1): 537-561.
Hermanto, A., Gatot, M., dan Aminudin, A. 2014. Pnerapan PHT Berbasis
Ekologi Terhadap Wereng Batang Coklat Nilaparva lugens Stal
(HOMOPTERA : DELPHACAIDAE) dan Musuh Alami Pada
Pertanaman Padi. HPT, 2(2) : 2338-4336.
Sofa, R., D. Destiani, dan A. Susanto. 2012. Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar
untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi. Algoritma, 9(3): 1-8.
Taufik, M. 2011. Evaluasi Ketahanan Padi Gogo Lokal Terhadap Penyakit Blas
(Pyricularia Oryzae) Di Lapang. Agriplus, 21(1) : 0854-0128Wahyono,
T., dan Subanar. 2012. Rancang Bangun Sistem “Permadi” : Peringatan
Dini Serangan Hama Tanaman Padi Berbasis Teknologi Data Historis
Klimatologi. Sistem Komputer, 2(1) : 2087-4685.
Wahyudi,A.T., Siti, M. dan Abdjad, A.N. 2011. Xanthomonas Oryzae Pv. Oryzae
Bakteri Penyebab Hawar DaunPada Padi: Isolasi, Karakterisasi, dan
Telaah Mutagenesis dengan Transposon. Makara Sains, 15(1) : 89-96.