Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO 1
Kelompok A – 6
Universitas Yarsi
Jakarta
2011
1
SASARAN BELAJAR
1. Mampu memahami dan menjelaskan anatomi dari pembuluh darah dan jantung
1.1. Makroskopik pembuluh darah dan jantung
1.2. Mikroskopik pembuluh darah dan jantung
2
Jantung merupakan organ muskular berongga yang berbentuk mirip piramid
dan terletak didalam pericardium di mediastinum. Jantung mempunyai apex dan
basis. Apex cordis dibentuk oleh ventriculus sinistra, mengarah kebawah, depan
dan kiri. Terletak setinggi spatum intercostale V sinistra.
Pericardium
Pericardium merupakan sebuah kantung fibroserosa yang membungkus
jantung dan pangkal pembuluh-pembuluh besar. Fungsinya adalah membatasi
pergerakan jantung yang berlebihan secara keseluruhan dan menyediakan
pelumas sehingga bagian-bagian jantung yang berbeda dapat berkontraksi.
Pericardium fibrosum
Pericardium fibrosum adalah bagian fibrosa yang kuat dari kantong
pericardium. Pericardium terikat kuat dibawah centrum tendineum
diaphragma. Pericardium fibrosa bersatu dengan selubung luar pembuluh-
pembuluh darah besar yang berjaln melalui pericardium yaitu aorta, truncus
pulmonalis, vena cava superior dan inferior, dan vena pulmonalis. Pericardium
fibrosum di depan melekat pada sternum melalui ligamentum
sternopericardiaca.
Pericardium serosum
Pericardium serosum mempunyai:
lamina parietalis : membatasi pericardium fibrosum dan melipat di
sekeliling pangkal pembuluh-pembuluh darah besar untuk melanjut
menjadi lamina visceralis pericardium serosum yang meliputi
permukaan jantung.
lamina visceralis : berhubungan dengan jantung yang sering dinamakan
epicardium. Ruang seperti celah diantara lamina parietalis dan lamina
visceralis pericardium serosum disebut cavitas pericardiaca. Normalnya
cavitas ini berisi sedikit cairan disebut cairan pericardial yang berfungsi
sebagai pelumas untuk memudahkan pergerakan jantung.
Permukaan Jantung
3
sinistra dan sebagian auricula sinistra. Ventriculus dextra dan ventriculus
sinistra dipisahkan oleh sulcus interventricularis anterior.
Facies diaphragmatica dibentuk oleh ventriculus dextra dan ventriculus
sinistra yang dipisahkan oleh sulcus interventrucularis posterior. Permukaan
inferior atrium dextra tempat bermuara vena cava inferior.
Facies posterior dibentuk oleh atrium sinistra tempat bermuara empat vena
pulmonalis.
Ruang-ruang Jantung
Jantung dibagi oleh septa vertical menjadi empat ruang : atrium dextra,
atrium sinistra, ventriculus dextra dan ventriculus sinistra. Atrium dextra
terletak anterior terletak anterior terhadap ventriculus sinistra.
Atrium dextra
Atrium dextra terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil dan
auricula. Pada permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium dextra
dan auricula dextra terdapat sebuah sulcus vertical dan sulcus terminalis
yang pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis.
Bagian utama atrium yang terletak posterior terhadap rigi, berdinding licin
dan bagian ini pada masa embrio berasal dari sinus venosus. Bagian atrium
dianterior rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas
berkas serabut-serabut otot disebut musculi pectinati, yang berjalan dari
crista terminalis ke auricula dextra.
Banyak muara vena- vena kecil yang juga mengalirkan darah dari
dinding jantung bermuara langsung kedalamatrium dextra.
4
Ventriculus dextra
5
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan
terdiri atas tiga valvula semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardium
disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya. Pada pangkal truncus
pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus dan masing-
masing terletak diluar dari setiap cuspis.
Atrium sinistra
Sama seperti atrium dextra, atrium sinistra terdiri atas rongga utama
dan auricula sinistra. Atrium sinistra terletak dibelakang atrium dextra dan
membentuk sebagian besar basis dan facies posterior jantung. Dibelakang
atrium sinistra terdapat sinus obliquus pericardii serosum dan pericardium
fibrosum mamisahkannya dari oesophagus.
Ventriculus sinistra
6
ventriculus dextra(tekanan darah didalam ventriculus sinistra enam kali
lebih tinggi dibandingkan tekanan darah didalam ventriculus dextra). Pada
penampang melintang, ventriculus sinistra berbentuk sirkular, ventriculus
dextra kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke
dalam rongga ventriculus dextra. Terdapat trabecula septomarginalis.
Bagian ventrikel dibawah ostium aorta disebut vestibulum aorta.
B. PEMBULUH DARAH
Selain alat pemompa, darah juga memerlukan pembuluh untuk dapat beredar ke
seluruh tubuh. Pembuluh ini berbentuk bulat, dengan ukuran berbeda-beda, dan berdiameter
antara 0,01 mm hingga 10 mm. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan
kapiler. Ketiga pembuluh darah tersebut selalu berhubungan satu dengan lainnya dan
membentuk suatu sistem.
7
1) Pembuluh Darah Arteri (Pembuluh Nadi)
Arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung. Arteri
yang membawa darah dari bilik kiri menuju seluruh tubuh disebut aorta. Sementara
itu, pembuluh yang membawa darah dari bilik kanan menuju paru-paru disebut arteri
pulmonalis. Arteri mengandung darah kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis
mengandung darah kaya karbon dioksida.
8
Vena merupakan pembuluh yang membawa darah ke jantung. Vena bercabang-cabang
membentuk venula. Venula membentuk cabang-cabang lebih kecil yang disebut
kapiler. Vena yang berhubungan langsung dengan jantung atau paru-paru dikenal
dengan vena kava.
Vena mengandung banyak darah kaya karbon dioksida, kecuali vena pulmonalis
mengandung banyak oksigen. Vena merupakan pembuluh berdinding lebih tipis,
kurang elastis, dan lubang pembuluh lebih besar daripada arteri. Pembuluh ini
mempunyai beberapa katup untuk mencegah agar darah tidak berbalik arah.
Beberapa pembuluh kapiler mempunyai lubang berukuran sempit sehingga sel darah
merah dapat rusak jika melewatinya. Diameter pembuluh ini dapat berubahubah.
Kapiler dapat menyempit karena pengaruh temperatur lingkungan yang rendah dan
membesar bila ada pengaruh temperatur lingkungan yang tinggi serta bahan kimia,
seperti histamin.
Meskipun ukuran arteriole dan kapiler lebih kecil dibandingkan dengan arteri dan
vena, tetapi jumlah volume darah secara keseluruhan lebih besar di arteriole dan
kapiler. Volume darah di dalam kapiler 800 kali volume darah di dalam arteri dan
vena.
Lapisan dalam, ditutupi oleh endotel, terdiri atas jaringan pengikat halus dan
malanjutkan diri pada tunica intima pembuluh darah yang meninggalkan
jantung
Lapisan tengah, merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas jaringan
pengikat padat yang mengandung banyak serabut elastis dan kadang-kadang
serabut kolagen yang sejajar dengan permukaan.
Lapisan luar, jaringan pengikat yang tidak teratur mengandung pembuluh
darah Terdapat serabut-serabut otot jantung khusus yang disebut serabut
Purkinye yang termasuk sistim konduksi.
9
2. Myocardium
Myocardium atrium lebih tipis dari ventriculus. Berkas-berkas serabut otot
jantung yang merupakan sisa-sisa semasa embrio diketemukan sebagai
tonjolan-tonjolan di permukaan dalam sebagai trabeculae carneae. Serabut
elastis di antara serabut otot jantung terdapat di dinding ventriculus, sedang di
dinding atrium terdapat lebih banyak serabut elastisnya. Jaringan pengikat di
antara berkas-berkas otot jantung banyak mengandung serabut retikuler.
3. Epicardium
Jantung terdapat dalam sebuah kantung lembaran jaringan pengikat yang
disebut pericardium. Pericardium tersebut terdiri atas 2 bagian yaitu :
B. PEMBULUH DARAH
Susunan lapisan dinding pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan (tunika):
10
- Saraf otonom disebut nervus vaskularis untuk mengontrol kontraksi otot polos.
ARTERI BESAR
A. Elastis / A. penghubung
ARTERI SEDANG
Arteriol
Tunika media hanya 1 atau 2 lapis otot polos . Mengatur/ kontrol distribusi darah untuk
mengendalikan tekanan darah sistemik. Tidak terlibat dalam pertukaran darah & cairan
jaringan. Segmen awal setiap percabangan ke kapiler dikelilingi beberapa sel otot polos yang
membentuk sfingter pra kapiler.
11
Kapiler : menghubungkan arteri dan vena. Kapiler merupakan pembuluh darah terkecil.
Dindingnya hanya terdiri dari satu lapis endotel sehingga hanyabisa dilewati satu sel darah
merah saja. Kapiler merupakan tempat terjadi proses pertukaran gas dan metabolit.
Perisit : berupa sel mesenkimal dengan cabang sitoplasma panjang yang memeluk sebagian
sel endotel. Sel perivaskuler ini juga berfungsi sebagai kontraktil. Bila ada cedera, sel ini
berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk pembuluh darah baru, proses penyembuhan.
VENA
Tunika vena tidak dapat dibedakan seperti pada arteri. Terdiri dari 3 tipe
VENA SEDANG
Tunika intima : - endotel dengan lamina basal
- Selapis tipis subendotel dengan beberapa otot polos, kadang terdapat
membran elastika interna.
Tunika media : lebih berkembang, tetapi lebih tipis dari Arteri Sedang, dan mengandung
otot polos sirkular dan serat kolagen.
Tunika adventitia: sangat berkembang, lebih tebal dari tunika media nya, dan mengandung
otot polos longitudinal , serat kolagen dan serat elastin.
VENA BESAR
- Tunika intima : terdiri dari lapisan endotel dengan lamina basal, dengan sedikit jaringan
penyambung sub endotel & otot polos. Batas tunika intima & media tidak
jelas.
- Tunika media : relatif tipis & mengandung otot polos, serat kolagen & fibroblas.
Sel otot jantung meluas dalam tunika media Vena : Vena Cava & Vena
Pulmonalis dekat dengan pertemuan dengan jantung.
- Tunika adventitia : otot polos dengan serat kolagen & serat elastin, dan fibroblas.
Contoh: V. Cava inferior & superior, V. Porta.
12
Bila terjadi gagal jantung akut dapat mengganggu sistem pulmonen dapat timbul sesak
nafas sebab darah dari atrium sinistra sebagian kembali ke paru dan bila gagal jantung kronis maka
dapat gangguan pada sirkulasi sistemik darah dari jantung dextra kembali ke vena cava
terjadi edema kaki dan asites pada cavum abdomen.
Sirkulasi sistemik
Adalah aliran darah yang mengandung oksigen dimulai dari ventrikel sisnistra aorta
ascendens arcus aorta melalui cabang-cabang arteria pembuluh darah atriol dibawa
keseluruh jaringan tubuh untuk melepaskan oksigen.
Selanjutnya darah dikembalikan melalui kapiler vena sistem vena kecil/sedang vena
besar. Darah yang mengandung karbondioksida dikumpulkan melalui vena cava superior dan
inferir masuk ke jantung pada atrium dextra ventrikel dexta. Dilanjutkan dengan sirkulasi
pulmonen.
Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan
pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang
melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventrikel yang berbeda,
sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara bersamaan mengeluarkan
volume darah dalam jumlah yang sama.
Selama masa diastole (relaksasi), tekanan darah dalam atrium dan ventrikel sama-sama
rendah, tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel.
Atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari vena (vena cava superior,
vena cava inferior, dan vena pulmonal).
Darah mengalir dari atrium menuju ke ventrikel melalui katup AV yang terbuka.
Tekanan ventrikel mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima
darah yang masuk.
Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-
pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.
Sekitar 70% pengisian ventrikel berlangsung sebelum sistole atrium.
Sistole ventrikel. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel, yang mulai berkontraksi. Tekanan
dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup AV untuk segera menutup.
Ventikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah tidak dapat berubah.
Ini disebut periode kontraksi isovolumetrik.
Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung I.
13
Jika kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan akan meningkat dengan cepat sampai 80
mmHg dalam ventrikel sinistra dan 8 mmHg dalam ventrikel dextra, mendorong katup
semilunar aorta dan pulmonal untuk terbuka.
SV = EDV – ESV
Diastole ventrikel.
Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel
menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan truncus pulmonalis, sehingga
katup semilunar menutup (bunyi jantung II).
Peningkatan tekanan aorta singkat terjadi akibat penutupan katup semilunar
aorta.
Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi
isovolumetrik karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam
ventrikel menurun tajam dari 100 mmHg sampai mendekati nol, jauh di bawah
tekanan atrium, katup AV membuka dan siklus jantung dimulai kembali.
3.2 Etiologi
Pada sekitar 90 % penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan
keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi
esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung
14
dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada
sekitar 5 – 10 % penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1 - 2 %,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya
pil KB).
Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda
kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi
penyakit darah tinggi.
Faktor-faktor Risiko Hipertensi
1. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
a. Umur
Tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Ini
disebabkan karena dengan bertambahnya umur, dinding pembuluh darah mengalami
perubahan struktur. Jumlah sel otot polos berkurang dan jaringan elastin makin bertambah.
Akibat perubahan itu, elastisitas dinding berkurang dan tahanan tepi akan meningkat
sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat pula.
b. Jenis Kelamin atau faktor psikologis
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi daripada wanita.
c. Genetik (Keturunan)
Kecenderungan seseorang untuk menderita hipertensi dapat terjadi bila dalam keluarganya
ada hipertensi karena hipertensi dapat diturunkan secara genetik. Demikian pula dengan
kembar monozigot (satu sel telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.
3.3 Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensinya
15
Klasifikasi hipertensi berdasarkan etiologinya
b. Hipertensi sekunder
1. Hipertensi ginjal
Misalnya pada lesi aterosklerotik yang menonjol ke dalam lumen arteri
renalis atau penekanan eksternal pembuluh darah dapat mengurangi aliran
darah ke ginjal. Ginjal berespons dengan mengaktifkan jalur hormon yang
memiliki efek peningkatan volume darah dan vasokonstriksi. Walaupun
16
mekanisme tersebut merupakan suatu kompensasi untuk memperbaiki
aliran arteri, namun menjadi penyebab hipertensi.
2. Hipertensi endokrin
Misalnya pada feokromositoma, tumor medula adrenal yang mengeluarkan
epinefrin dan norepinefrin secara berlebihan.
3. Hipertensi neurogenik
Karena kesalahan kontrol tekanan darah karena defek di pusat
kardiovaskular
3.4 Patofisiologi
17
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
3.5 Diagnosis
18
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah
mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa
- Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
- Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
- Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus
- Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
3.7 Komplikasi
I.Penyakit Jantung Hipertensi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi
terhadap pemompaandarah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung
bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofiventrikel kiri untuk
meningkatkan kontraksi.
Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dindingyang bertambah, fungsi ruang
yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapikemampuan ventrikel
untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasiakhirnya
terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam
seiringparahnya aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi
karena gabungan penyakitarterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen
miokard yang bertambah akibatpenambahan massa miokard.
III.Aorta disekans
Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang terpisah
sehingga ada ruangan yang memungkinkan darah masuk. Pelebaran pembuluh
darah bisa timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah atau disebut
aorta disekans.Ini dapat menimbulkan penyakit Aneurisma, dimana gejalanya
adalah sakit kepala yang hebat, sakit di perut sampai ke pinggang belakang
dan di ginjal.Mekanismenya terjadi pelebaran pembuluh darah aorta
(pembuluh nadi
besar yang membawa darah ke seluruh tubuh). Aneurisma pada perut dan dada
penyebab utamanya pengerasan dinding pembuluh darah karena proses
penuaan (aterosklerosis) dan tekanan darah tinggi memicu timbulnya
aneurisma.
IV.Gagal Ginjal
19
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang
progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian
yang menuju ke kardiovaskular. mekanisme terjadinya hipertensi pada Gagal
Ginjal Kronik oleh karena penimbunan garam dan air, atau sistem renin
angiotensin aldosteron (RAA).
VI.Ensefalopati hipertensi
Ensafelopati hipertensi merupakan suatu keadaan peningkatan parah
tekanan arteri disertaidengan mual, muntah dan nyeri kepala yang berlanjut ke
koma dan disertai tanda klinik defisitneurologi. Jika kasus ini tidak diterapi
secara dini, syndrome ini akan berlanjut menjadi stroke,ensefalopati menahun
atau hipertensi maligna. Kemudian sifat reversibilitas jauh lebih lambatdan
jauh lebih meragukan.
3.8 Prognosis
Hipertensi dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang
tepat. Terapi dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan
antihipertensi biasanya dapat menjaga tekanan darah pada tingkat yang tidak
akan menyebabkan kerusakan pada jantung atau organ lain. Kunci untuk
menghindari komplikasi serius dari hipertensi adalah untuk mendeteksi dan
mengobati sebelum kerusakan terjadi.
Usia, ras, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi alkohol,
hiperkolesterole-mia, intoleransi glukosa dan berat badan, semuanya
mempengaruhi prognosis dari penyakit hipertensi esensial pada lansia.
Semakin muda seseorang terdiagnosis hipertensi pertama kali, maka semakin
buruk perjalanan penyakitnya apalagi bila tidak ditangani (Fauci AS et al,
1998).
20
- kegemukan
- penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
Misal : Hydrochlorothiazide, Chlorthalidone, Metolazone, Indapamide,
Spironolactone, Amiloride, Triamterene, Furosemide, Bumetanide, Ethacrynic acid
2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker,
beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf
simpatis.
Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan
respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
- penderita usia muda
- penderita yang pernah mengalami serangan jantung
- penderita dengan denyut jantung yang cepat
- angina pektoris (nyeri dada)
- sakit kepala migren.
Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol, Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol,
3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan
tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
Obat ini efektif diberikan kepada:
- orang kulit putih
- usia muda
- penderita gagal jantung
- penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetik
- pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
Misal : captopril, enalapril, Ramipril, Lisinopril, Aliskiren,
4. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu
mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.
Misal : Losartan, Valsartan, Olmesartan, Eprosartan, Azilsartan
5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme
yang benar-benar berbeda.
Sangat efektif diberikan kepada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- penderita angina pektoris (nyeri dada)
- denyut jantung yang cepat
- sakit kepala migren.
Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine, Felodipine, Diltiazem, Verapamil
6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-
hipertensi lainnya.
7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang
menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.
Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar
diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah):
- diazoxide
21
- nitroprusside
- nitroglycerin
- labetalol.
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa
diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga
pemberiannya harus diawasi secara ketat.
Pencegahan:
Modifikasi Rekomendasi Penurunan
tekanan darah
sistolik rata-
rata
Penurunan bobot Pertahankan berat badan ideal ( IMT/ BMI 18, – 5 – 20 mmHg/
badan 24,9 ) 10 kg penurunan
berat badan
Mengadopsi Konsumsi diet kaya dengan buah-buahan, sayuran, 8 – 14 mmHg
pendekatan diet dan produk rendah lemak dengan kandungan lemak
untuk menstop jenuh dan lemak total yang rendah
hipertensi
Pembatasan Penurunan asupan natrium sampai tidak lebih dari 2 – 8 mmHg
asupan natrium ( 100 mmol/ hari ( setara dengan 2,4 gram natrium
seperti yang murni atau 6 garam natrium klorida ( garam dapur )
terdapat dalam
ikan asin, garam
dapur )
Aktifitas fisik Melakukan aktifitas fisik aerobic rutin seperti jalan 4 – 9 mmHg
22
( olahraga ) cepat ( paling kurang 30 menit/ hari, setiap hari
dlam seminggu
Penurunan Pembatasan asupan alcohol sampai tidak lebih dari 2 – 4 mmHg
asupan alcohol 2 kali ( 30 ml etanol ) per hari pada pria dan 15 ml
pada wanita atau orang dengan ukuran badan yang
lebih ringan atau kecil. ( Bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia barangkali ini tidak terlalu
menjadi masalah )
DAFTAR PUSTAKA
Raden, Inmar. 2011. Anatomi kedokteran sistem kardiovaskular dan repiratorius. Jakarta:
Universitas Yarsi
Snell, Richard S.2006. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran, edisi 6. Jakarta:EGC
23
http://patofisiologi.wordpress.com/2010/12/04/hipertensi
http://www.scribd.com/doc/38399698/KOMPLIKASI-HIPERTENSI
http://miming-serukam.blogspot.com/2011/03/prognosis-hipertensi.html
http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hipertensi.html
http://www.scribd.com/doc/30227441/hipertensi
24