You are on page 1of 13

8.

Menjelaskan pengkajian faktor-faktor resiko persalinan


A. Faktor paritas dan usia maternal
1) Usia 16 tahun atau kurang
2) Nulipara 35 tahun atau lebih
3) Multipara 40 tahun atau lebih
4) Interval 8 tahun atau lebih sejak kehamilan terakhir
5) Paritas tinggi (5 atau lebih)
6) Kehamilan yang terjadi 3 bln atau kurang setelah terakhir kali melahirkan
7) Kehamilan non marital
B. PIH, hipertensi, penyakit jantung
1) Preeklampsi dengan hospitalisasi sebelum persalinan
2) Eklampsia
3) Penyakit ginjal-pielonefritis, nefrosis, nefritis, dll
4) Hipertensi kronis, berat (160/100 mmHg atau lebih)
5) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih pada dua kali
6) hasil pemeriksaan berselang 30 menit
C. Anemia dan hemoragi
Ht 30% atau kurang selama masa hamil
Hemoragi (kehamilan sebelumnya)-berat, memerlukan transfusi
Hemoragi (kehamilan saat ini)
nemia (hb < 10 g/dl) yg memerlukan terapi selain preparat zat besi (hemolitik, anemia
mikrositik, dll)
Sifat atau penyakit sel sabit
Riwayat perdarahan atau gangguan pembekuan kapan saja
D. Faktor janin
1) Duamatau lebih kelahiran preterm terdahulu
2) Dua atau lebih aborsi berturut-turut
3) satulebih kelahiran mati pada gestasi cukup usia
4) Satu atau lebih anomali berat
5) Inkompatibilitas Rh atau masalah isoimunisasi ABO
6) Riwayat defek kelahiran sebelumnya, paralisis sertebral, kerusakan otak, retardasi
mental, gangguan metabolik,Riwayat janin besar (lebih dari 4032)
E. Usia paternal dan gaktor lain
F. Distosia (riwayat atau diantisipasi)
1) Pelvis sempit atau CPD
2) Kehamilan multifetal pada kehamilan sekarang
3) 2 atau > kelahiran presentasi bokong
4) Kelahiran operatif sebelumnya (sesar atau forcep)
5) Riwayat persalinan lama (> 18 jam u/nulipara; > 12 jam u/ multipara)
6) Anomali saluran genital yang didiagnosis sebelumnya)
7) TB <150 cm atau kurang
G. Riwayat atau kondisi penyerta
1) DM, DG
2) HEG
3) Penyakit tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme)
4) Malnutrisi atau obesitas ekstrim (20%>BB ideal; 15% < BB ideal)
5) Penyakit jantung organik)
6) Sifilis dan infeksi TORCH (dalam 10 mg I kehamilan ini), sitomegalovirus (CMV),
herpes simplekx, status HIV +, AIDS, chlamidia, HPV
7) Tuberkulosis atau patolofis pulmonal serius (emfisema, asma)
8) Tumor ganas atau premalignan (termasuk mola hidatidosa)
9) Alkoholisme, ketergantungan zat
10) Penyakit psikiatri atau epilepsi
11) RM
H. Individu dengan riwayat
Registrasi terlambat atau kunnjungan ANC kurang
KDRS, pemerkosaan, incest
Situasi rumah yang membuat kehadiran ke klinikdan rs sulit
Ibu termasuk orang yg belum dewasa, tidak memiliki sumber keluarga (termasuk yg
meninggalkan keluarga, adopsi, cedera, perpisahan, menarik diri dari keluarga,
dukungan tunggal)

9. Menjelaskan persalinan abnormal


A. Masalah dengan power
Komponen power, frekuensi kontraksi uterus mungkin memadai namun
intensitas nya tidak memadai. Adanya gangguan hantaran saraf untuk terjadinya
kontraksi uterus misalnya adanya jaringan parut pada bekas sectio caesar, miomektomi
atau gangguan hantaran saraf lain dapat menyebabkan kontraksi uterus berlangsung
secara tidak efektif.
Apapun penyebabnya, gangguan ini akan menyebabkan kelainan kemajuan dilatasi dan
pendataran sehingga keadaan ini seringkali disebut sebagai distosia fungsionalis.
Kekuatan kontraksi uterus dapat diukur secara langsung dengan menggunakan kateter
pengukur tekanan intrauterine dan kekuatan kontraksi uterus dinayatakan dalam nilai
MONTEVIDEO UNIT. Nilai kekuatan kontraksi uterus yang adekwat adalah 200
MVU selama periode kontraksi 10 menit. Diagnosa arrest of dilatation hanya bisa
ditegakkan bila persalinan sudah dalam fase aktif dan tidak terdapat kemajuan selama
2 jam serta berlangsung dengan kontraksi uterus yang adekwat.
B. Masalah dengan Fetus
1) Janin Terlilit Tali Pusar
Kondisi ini kerap membuat para calon ibu khawatir. Pasalnya ada penelitian yg
mengatakan 25 % janin mengalami hal ini. Dan ada juga penelitian yang
mengatakan sekitar 20% persalinan normal. Terdapat beberapa tali pusar yg
tidak membahayakan janin sehingga harus dipastikan dengan pemeriksaan
ultrasonografi. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat pposisi lokasi lilitan tali.
Beberapa kali lilitan terjadi dan bagaimana aliran darah di daerah lilitan tersebut
bisa diketahui apakah lilitan tali pusar tersebut membahayakan janin atau tidak.
Kondisi bayi yg terlilit tali pusar akan berpengaruh terhadap ibu dan sicabang
bayi, salah satunya :
a. gangguan proses persalinan normal, karena janin tidak turun ke rongga
panggul menuju jalan lahirnya
b. Jika lilitan terlalu kuat membuat janin kekurangan oksigen (hipoksia) dan
akan membahayakan.
Maka apabila kondisi seperti diatas dan calon ibu ingin memutuskan
persalinan normal, maka perlu pendampingan dari dokter yg terus memonitor
apakah dapat menyebabkan bahaya. Jika keadaan makin memburuk maka
jalan satu-satunya adalah dengan operasi ceasar
2) Posisi Bayi Sungsang
Bila bayi anda dengan posisi sunsang mintalah dokter untuk mengembalikan
posisi janin sebelum meminta anda untuk melakukan proses persalinan Caesar.
Tindakan yang dapat anda lakukan agar bayi anda kembali ke posisi normal
maka lakukan Knee-Chest atau posisi sujud- menungging (dada lutut) jika
posisi janin tetap susang sampai akhir kehamilan, biasanya dokter akan
melakukan tindakan External Cephalic Version (ECV) atau memutar janin.
Tindakan ini dapat dilakukan bila:
a. ibu hamil tidak mengalami pendarahan pada vagina dan plasenta di
dekat mulut rahim
b. detak jantung bayi tidak normal
c. hamil kembar
d. pertumbuhan janin tidak normal
e. air ketuban kurang
3) Bayi Lahir Dengan Sindroma Down
Bayi lahir dengan kondisi sindroma down atai sindroma Mongoloid terjadi
karena kelainan pembelahan sel di seluruh tubuh bayi yang disebut non
disjunction. Hal ini yang menghasilkan janin yang saat ini masih berupa embrio
dengna tiga copy kromoson bukan 2 copy sebagaimana mestinya. Penyebabnya
hal ini masih belum di ketahui samapai sekarang.
4) Bayi Lahir Prematur
Penyebab umumnya terjadinya kelahiran premature adalah Premature Rupture
of Membrane (PROM). Ini terjadi karena selaput ketuban pecah dan air ketuban
keluar sebelum waktunya lahir. Beberapa ahli berpendapat bahwa pemicunya
adalah :
a. Infeksi vagina, Kadar hormon estrogen yang meningkat dalam keadaan
hamil, menyebabkan vagina memproduksi lebih banyak glikogen yang
mendukung pertumbuhan jamur. Pencegahannya adalah menjaga
kebersihan vagina
b. Infeksi saluran kemih. Gejalnya adalah merasa terbakar ketika akan
buang air kecil, sakit di seputar panggul atai dibawah puser, anyang-
anyangan atau sering terasa mau buang air kecil, urin bau dan
berwarna keruh serta terkadang ada darahnya. Pencegahan dengan
minum air putih sesuai dengan kebutuhan tubuh
c. Listeria atau Listeriosis adalah infeksi ini sering diabaikan, gejalanya
mirip flu dengan sedikit demam serta kadang diare . Selain kelahiran
premature ,bayi bisa menderita meningitis. Pencegahnya dengan
menghindari makanan yang mudah di hinggapi jamur seperti keju
lunak atau daging yang belum matang
d. Cairan amniotic yang terlalu banyak
e. Mulut rahim yang lemah
f. Bentuk rahim yang tidak normal mis: memiliki kantong rahim ganda
tetapi satu mulut rahim
g. Hamil kembar
h. Stress selama fase kehamilan Pencegahannya dengan melakukan
relaksasi
i. Hamil di usia sudah tua
5) Plsenta Previa
Plasenta previa dimana plasenta tumbuh di tempat yg salah. Seharusnya
plasenta terbentuk di sepanjang bagian atas rahim. Namun pada kasus ini
plasenta justru melekat atau menutupi serviks. Kondisi ini mengganggu proses
persalinan karena plasenta menutupi jalur lahir janin dan sekita 0,5 % ibu hamil
mengalami plasenta previa. Letak plasenta yang tidak pada tempatnya ini bisa
diketahui sejak sebelum proses persalinan , Plasenta previa biasanya dapat
terdeteksi melalui ultrasonografi. Jika terdektisi tumbuh di bawah rahim pada
usia kehamilan lebih dari 28 minggu, maka ibu hamil dinyatakan positif
mengalami plasenta previa. Jika plasenta menghalangi jalan lahir maka
diputuskan untuk persalinan Caesar.
Tanda klinis dari plasenta previa adalah painless bleeding atau Pendarahan
tanpa nyeri. Hal ini harus ditangani cepat dan tepat karena berakibat fatal bagi
ibu dan janin. Penyebabnya masih belum diketahui.
a. Terdapat beberapa resiko terjadinya plasenta previa yakni
b. pernah melakukan kuretase dan operasi Caesar di kehamila
sebelumnya,
c. kehamilan kembar.
d. Memiliki endometrium, merokok
e. Hamil dibawah usia 20 thn atau diatas 30 thn
f. Memiliki riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
6) Pre Eklampsia Dan Postpartum Eklampsia
Pre eklampsia merupakan keadaan dimana tekanan darah meningkat dan
terdapat protein dalam urin yang hanya bisa terjadi selama masa kehamilan.
Ketika Pre eklampsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, maka dokter
dengan cepat mengambil tindakan mengeluarkan janin sebagai bentuk
pertolongan pada janin. Namun jika Pre eklampsia terjadi di awal kehamilan
maka pihak medis akan mengambil tindakan memperpanjang masa kehamilan
sampai janin dianggap telah cukup kuat untuk dilahirkan dan keadaan ibu baik.
Pre eklampsia masih bisa terjadi setelah persalinan dan risiko masih bisa
terjadi setelah persalinan dan risiko masih tinggi samapai 4 minggu, setelahhnya
bila keadaan pree eklamsia tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan terjadi
eklampsia dengan tanda klnis berupa kejang dan koma.
Terdapat beberapa gejala sebelum terjadi eklampsia atau impending ekclampsia
yaitu
Tekanan darah meningkat
Sakit kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri perut bagian atas (nyeri ulu hati)
Pembekakan seluruh badan
Nyeri otot dan sendi
Penyebab Pre eklampsia belum dapat dipastikan. Menuru dugaan para ahli
adalah factor genetic , pola makan, defisiensi vitamin (misalnya vitamin A) atau
penulakan system imun daru plasenta oleh tubuh ibu. Baik eklampsia dan
eklampsia penanganannya dilakukan oleh dokter dengan memberikan obat-
obatan seperti magnesium sulfat. Untuk mencegah dan mengatasi kejang. Lalu
suntikan labelatol, nicardipine,nifedipine atau hidralazin untuk menurukan
tekanan darah.
7) Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah ? perkataan ini sering kita dengar , dan menyebabkan kepanikan
calon ibu, lantaran sudah tahu bahwa pecahnya air ketuban merupakan signal
dari persalinan. Sebenarnya penanganan ketuban pecah dini sangat tergantung
pada kondisi ibu dan kehamilannya, terma suk janin dan cairan ketuban. Jika
jumlah cairan ketuban masih cukup , maka dokter cenderung menahan janin di
rahim. Dan si calon ibu harus beristirahat total dan mendapat penangan
diberikan obat obat untuk mematangkan paru-paru janin dan antibioatik untuk
mencegah infeksi, umumnya hal ini akan membuat selaput ketuban akan
menutup sendiri dan cairan ketuban akan kembali dan terus dibentuk. Jika
cairan ketuban habis sama sekali, dokter akan segera mengeluarkan bayi lewat
jalan operasi Caesar.
Tips mencegah ketuban pecah
a. Periksa kehamilan secara teratur dan segera ke obgin jika merasa ada
yang tidak normal dengan kehamilan atau di daerah kemaluan
b. Bersihkan daerah kemaluan dengan dari mulai dari depan ke belakang
c. Jika mulur rahim cenderung lemah segera hentikan melakukan
hubungan sexsual
d. Konsumsi vitamin C secara teratur terlebih saat suia kehamilan lebih
dari 20 minggu
8) Bayi Lahir Dengan Berat Badan randah (BBLR)
Proses kelahiran cenderun lancer tetapi kondisi bayi yang baru saja dilahirkan
tidak sempurna. Tak sedikit bayi yang dilaharikan dalam kondisi berat badan
rendah. UMUMNYA : terjadi lantaran usia kehamilan yang belum cukup bulan
atau bayi lahir tapi berat badan saat lahir lebih kecil ketimbang pada saat
didalam kandungan (dismaturitas )
Faktor Penyebab Berat Badan Lahir Rendah
a. Adanya gangguan pertumbuhan janin yang sering disebabkan oleh
b. suplai makanan dari ibu ke janin kurang
c. kelainan plasenta
d. infeksi atau hipertensi
Pencegahan Berat Badan Lahir Rendah
a. Mengkonsumsi makanan yang dianjurkan dokter obgin
b. Selalu menjaga kehamilan berkembang normal
c. Sedangkan penanganan bayi lahir dengan berat badan rendah adalah
memantau asupan gizi yg masuk kedalam tubuh bayi.
C. Masalah dengan panggul
Passage atau kapasitas panggul, kelainan pada kapasitas panggul (kelainan bentuk, luas
pelvik ) dapat menyebabkan persalinan abnormal. Baik janin maupun kapasitas panggul
dapat menyebabkan persalinan abnormal akibat adanya obstruksi mekanis sehingga
seringkali dinamakan dengan distosia mekanis. Harus pula diingat bahwa selain tulang
panggul , organ sekitar jalan lahir dapat pula menyebabkan hambatan persalinan ( soft
tissue dystocia akibat vesica urinaria atau rectum yang penuh )
D. Masalah dengan psikologis
Perubahan Psikologi pada Masa Persalinan pada ibu hamil banyak terjadi perubahan ,
baik fisik maupun psikologis. Begitu juga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada
ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari
keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama
persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan
yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh
penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong
persalinan.
1) Perubahan psikologis pada kala 1
Beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam persalinan,trauma bagi ibu yang
pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang di maksud adalah:
a. Perasaan tidak enak.
b. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi.
c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah
persalinan berjalan normal
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan.
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolong.
f. Apakah bayi normal apa tidak
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya.
h. Ibu cemas.
i. Perubahan psikologis ibu saat persalinan
2) Fase laten: Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa
kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita
biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak
nyaman karena kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak
tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang
dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi
dengan keadaan tersebut.
3) Fase aktif: saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum
rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan
fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam
keadaan ini wanita akan lebih serius. Wanita tersebut menginginkan seseorang
untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi
dengan kontraksinya.
4) Penyebab Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin
a. Perubahan hormon
Perlu diketahui, ketika mengandung bahkan setelah melahirkan terjadi
"fluktuasi" hormonal dalam tubuh. Hal inilah yang antara lain
menyebabkan terjadinya gangguan psikologis pada ibu yang baru
melahirkan.
b. Kurangnya persiapan mental
Yang dimaksud di sini adalah kondisi psikis atau mental yang kurang dalam
menghadapi berbagai kemungkinan seputar peran ganda merawat bayi,
pasangan, dan diri sendiri. Terutama hal-hal baru dan "luar biasa" yang
bakal dialami setelah melahirkan. Ini tentunya dapat menimbulkan
masalah. Penderitaan fisik dan beban jasmaniah selama berminggu-minggu
terakhir masa kehamilan itu menimbulkan banyak gangguan psikis dan
pada akhirnya meregangkan jalinan hubungan ibu dan anak yang semula
tunggal dan harmonis. Maka beban inilah yang menjadi latar belakang dari
impuls-impuls emosional yang diwarnai oleh sikap permusuhan terhadap
bayinya. Lalu ibu tersebut mengharapkan jika bayi yang dikandungnya
untuk segera dikeluarkan dari rahimnya.
c. Keinginan narsistis
Keinginan yang narsistis ini cenderung menolak kelahiran bayinya, dan
ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan.
Peristiwa ini disebabkan oleh: Fantasi tentang calon bayinya yang akan
menjadi objek kasih saying dan beban fisik oleh semakin membesarnya
bayi dalam kandungan.
5) Cara Pencegahan Gangguan Psikologi Pada Ibu Bersalin
Tugas penting atau yang paling utama dari seorang wanita dalam proses
kelahiran bayinya, khusus pada periode permulaan (periode mulai melebarnya
saluran vagina dan ujung uterus) ialah sebagai berikut:
 Sepenuhnya patuh mengikuti kekuatan-kekuatan naluriah dari dalam.
 Memberikan partisipasi sepenuhnya.
 Dengan kesabaran sanggup menderita segala kesakitan. Selanjutnya, jika
proses kesakitan pertama-tama menjelang kelahiran itu disertai banyak
ketegangan batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau
disertai kecenderungan yang sangat kuat untuk bertingkah super aktif, dan
mau mengatur sendiri proses persalinan maka proses kelahiran bayi bisa
menyimpang dari pola normal dan spontan, serta prosesnya akan sangat
terganggu (merupakan kelahiran yang abnormal).
E. Persalinan prematur
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi pada tiga minggu atau lebih sebelum
waktu kelahiran normal. Pada kondisi normal, kelahiran akan terjadi setelah kandungan
berusia 40 minggu. Dengan kata lain, sebuah kelahiran disebut prematur jika kelahiran
itu terjadi pada minggu ke-37 kehamilan atau lebih awal.
Minggu-minggu terakhir kehamilan merupakan saat paling penting untuk proses
pertumbuhan janin, khususnya otak dan paru-paru. Maka dari itu, bayi yang lahir
prematur cenderung mengalami gangguan medis lebih serius dan harus dirawat di
rumah sakit lebih lama dari bayi yang lahir normal.
Bayi yang lahir saat usia kehamilan belum mencapai 25 minggu memiliki risiko
penyakit jangka panjang, seperti learning disabilities (kesulitan belajar), gangguan
neurologis, dan yang terburuk adalah mengalami cacat fisik. Janin yang lahir sebelum
usia kehamilan memasuki minggu ke-23 tidak akan bisa bertahan hidup di luar rahim
sang ibu. Hampir semua bayi yang lahir saat usia kehamilan belum mencapai 28
minggu mengalami gangguan pada sistem pernap
Jika bayi lahir setelah minggu ke-32, potensi munculnya risiko penyakit jangka panjang
cukup rendah, tidak mencapai 10%. Jika bayi lahir setelah minggu ke-37, risiko
komplikasi mereka semakin kecil. Meskipun risikonya kecil, potensi untuk timbulnya
komplikasi tetap ada.
Secara fisik, bayi yang lahir prematur terlihat berbeda dari bayi yang lahir normal.
Biasanya, mereka bertubuh kecil dengan ukuran kepala yang agak besar. Ukuran badan
dan kepalanya terlihat tidak proporsional. Ciri-ciri lain pada bayi prematur adalah:
Kurang memiliki refleks untuk mengisap dan menelan, sehingga menyebabkan mereka
susah makan.
Diselimuti bulu halus (lanugo) yang tumbuh lebat di sekujur tubuh.
Sorot matanya tajam. Bentuk matanya tidak sebulat bayi normal karena kekurangan
lemak tubuh.
Pernapasan terganggu dan suhu tubuh rendah saat dilahirkan.
Berdasarkan data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012, lebih
dari 15 juta bayi di dunia lahir prematur setiap tahun. Sebanyak 60 persen dari kasus
itu terjadi di Afrika dan Asia Selatan, termasuk Indonesia. Bahkan, Indonesia
menduduki posisi kelima dalam daftar 10 negara dengan kasus kelahiran prematur
tertinggi (675.700 kasus). Jumlah rata-rata kelahiran prematur di Indonesia pun cukup
tinggi, yaitu sebanyak 15.5 kasus dari setiap 100 kelahiran.
Penyebab dan faktor risiko kelahiran prematur
Kelahiran prematur disebabkan oleh banyak faktor. Pada kebanyakan kasus, kelahiran
prematur terjadi secara spontan tanpa diketahui penyebabnya secara jelas. Namun ada
pua beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan kelahiran prematur antara lain
pecah ketuban dini, perdarahan pada kehamilan, hipertensi pada saat hamil, serta
serviks yang lemah atau tidak kompeten.
Potensi kelahiran prematur pada ibu hamil bisa meningkat karena sejumlah faktor.
Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko kelahiran prematur:

10. Asuhan Kerawatan Kala 1


A. PengertianKala I (kala pembukaan)
Dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur,
adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan
lengkap.
Kala I dibagi menjadi atas 2 fase yaitu :
 Fase laten
Pada fase ini pembukaaan berlangsung lambat mulai 0-3 cm berlangsung sekitar 8-
10 jam dengan sifat kontraksi kekuatannya lemah, irama tidak teratur, frekuensi
selang waktu 5-30 menit dengan durasi 30 detik (Bobak, irene M. hal. 308)
 Fase aktif
Pada fase ini pembukaan berlangsung lebih cepat mulai pembukaan 6 jam yang
dibagi dalam 3 sub fase :
- Periode Akselerasi
- Periode latasi maximal
- Periode Deselerasi

B. Manifestasi Klinis
1) Tanda permulaan persalinan
 Lightening atau setting / deopping
 Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
 Perasaan sering kencing ( polikisuria )
 Perasaan sakit diperut dan dipinggang
 Serviks menjadi lembek, mulai mendatar
 Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa
bercampur darah (Bloody show).
2) Tanda – tanda impartu
 Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur
dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
 Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robaekan
kecil pada serviks.
 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
 Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks : perlunakannnya,
pendataran, dan terjadinya pembukaan serviks ( Manuaba, 1998).
3) Faktor-faktor yang penting dalam persalinan
 Power ( kekuatan mendorong janin keluar ), terdiri dari : His (kontraksi
uterus)
 Passage ( jalan lahir ), terdiri dari : jalan lahir keras, dan jalan lahir lunak
4) Patofisiologi
Pada fase ini pembukaan berlangsung lebih cepat mulai pembukaan 6 jam yang
dibagi dalam 3 sub fase :
 Periode Akselerasi : berlangsung 2 jam dari pembukaan 3-4 cm
 Periode latasi maximal : berlangsung 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm
 Periode Deselerasi : Berlangsung 2 jam pembukaan berlangsung lambat
menjadi 10 cm/lengkar
5) Fase diatas dijumpai pada primigravida dan multigravida, perbedaannya :
a. Primigravida :
 Serviks mendatar (effacement) dulu, baru dilatasi
 Berlangsung 13-14 jam
b. Multigravida :
 Servik mendatar dan membuka bisa bersamaan
 Berlangsung 6-7 jam
6) Fokus keperawatan
a. Pengkajian
o Klien serius, sering ganti posisi, nyeri, menangis, gelisah, tidak
terkontrol.
o Lelah: atur nafas dan relaksasi
o Kontraksi setiap 2,5-5 menit selama 20-40 detik .
o Dilatasi serviks 4-7 cm.
o Pengeluran darah sedang.
o Janin maju 1-2 cm dibawah spina iskiadika
o DJJ berfariasi
o DJJ dapat terdeteksi
 Persiapan
 Ruang bersalin dan asuhan bayi baru lahir
 Perlengkapan dan obat esensial
 Rujukan (bila diperlukan)
 Asuhan sayang ibu dalam kala 1
 Upaya pencegahan infeksi yang diperlukan
 Anamnesis/wawancara
 Identifikasi klien (biodata)
 Gravida (kehamilan), para (persalinan), abortus (keguguran),
jumlan anak yang hidup
 HPHT (Hari Pertama Haid yang Terakhir)
 Taksiran persalinan
 Riwayat penyakit (sebelum dan selama kehamilan) termasuk
alergi
 Riwayat persalinan
 Riwayat yang harus diperhatikan
 pernah bedah sesar (sectio cesarea)
 riwayat perdarahan berulang
 prematuritas atau tidak cukup bulan
 ketuban pecah dini (ketuban pecah sebelum waktunya)
 pewarnaan mekonium cairan ketuban
 infeksi ante atau intrapartum
 hipertensi
 tinggi badan dibawah 140 (resiko panggul sempit)
 adanya gawat janin
 primipara dengan bagian terbawah masih tinggi
 malpresentasi atau malposisi
 tali pusat menumbung
 keadaan umum jelek atau syok
 inersia uteri atau fase laten memanjang
 partus lamaPemeriksaan
b. Periksa abdomen
 Tinggi fundus uteri (TFU)
 Menentukan presentasi dan letak janin
 Menentukan penurunan bagian terbawah janin
 Memantau denyut jantung janin (DJJ)
 Periksa dalam (PD) tentukan konsistensi dan pendataran serviks
(termasuk kondisi jalan lahir)
 mengukur besarnya pembukaan
 menilai selaput ketuban
 menentukan presentasi dan seberapa jauh bagian terbawah telah
melalui jalan lahir
 menentukan denominator (petunjuk)

c. Partograf
Instrumen untuk memantau kemajuan persalinan, data untuk membuat
keputusan klinik dan dokumentasi asuhan persalinan yang diberikan
oleh seorang penolong persalinan.
d. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri
2) Gangguan Pola Eliminasi Urin
3) Kecemasan
4) Ketidakefektifan individu koping Individu
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhantubuh
6) Kekurangan volume cairan
7) Gangguan mobilitas fisik
8) Perubahan persepsi sensori
9) Kurang self care

e. Intervensi keperawatan
Diagnosa perencanaan
tujuan Intervensi Rasional
Nyeri akut Tupan : nyri o Kaji tingkat - Untuk
hilang nyeri ibu dan menget
Tupen : setelah sumber nyeri ahui
dilakukan o Jelaskan tingkat
tindakan penyebab nyeri an
keperawatan dan proses nyeri
selama 3x24 persalinan - Untuk
jam nyeri klien o Anjurkan menget
hilang dengan relaksasi dan hui
KH: distraksi penyeb
Nyeri hilang o Libatkan ab
keluaraga nyeri
sebagai sistem - Merang
pendukung sang
hormon
relaksa
si
-
Gangguan pola Tupan : o Palpasi - Untuk
eliminasi urin eliminasi baik diatas simpisis menget
Tupen selatah pubis hui
dilakukan o Catat dan distensi
tindakan bandingkan kandun
keperawatan asupan/haluaran g
selama 3x24 o Obsevasi kemih
jam eliminasi tanda-tanda vital - Untuk
urine baik o Kaji melihat
keadaan kulit intake
dan membran dan out
mukosa put
- Melihat
perkem
bangan
pasien
Kecemasan o Kaji tingkat - Untuk
cemas emnegt
o Gali ahui
penyebab cemas tingkat
o Berikan kecema
penjelasan san
o Libatkan pasien
keluaraga sebagai - Untuk
sistem menget
pendukung ahui
dan
menghi
ndari
oenyeb
eb stres
- Agar
keluarg
a kjlien
dapat
ikut
terlibat

Ketidakefektifan o Kaji sumber - emnegt


koping individu atau penyebab ahui
o Gali tingkat
mekanisme kecema
koping san
sebelumnya pasien
o Diskusikan - Untuk
alternatif koping menget
o Libatkan ahui
sistem dan
pendukung menghi
ndari
oenyeb
eb stres
- Agar
keluarg
a kjlien
dapat
ikut
terlibat
-
Ketidakefektifan Tupan : koping o Kaji sumber - Untuk
koping individu efektif atau penyebab menget
Tupen : setelah o Gali ahui
dulakukan mekanisme dan
tindakan koping menghi
keperawatan sebelumnya ndari
selama 2x24 o Diskusikan oenyeb
jam koping alternatif koping eb stres
kliuen baik o Libatkan - Agar
dengan kriteria sistem keluarg
hasil koping pendukung a kjlien
baik dapat
ikut
terlibat
-

You might also like