Professional Documents
Culture Documents
Prinsip Kerja Solenoid Valve Pneumatic
Prinsip Kerja Solenoid Valve Pneumatic
38
Solenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai kumparan sebagai
penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan plunger yang dapat digerakan oleh arus AC maupun
DC. Solenoid valve pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang
masukan, lubang jebakan udara (exhaust) dan lubang Inlet Main. Lubang Inlet Main, berfungsi sebagai
terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply (service unit), lalu lubang keluaran (Outlet Port)
dan lubang masukan (Outlet Port), berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang
dihubungkan ke pneumatic, sedangkan lubang jebakan udara (exhaust), berfungsi untuk mengeluarkan
udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve
pneumatic bekerja.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai
penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi
medan magnet sehingga menggerakan plunger pada bagian dalamnya ketika plunger berpindah posisi
maka pada lubang keluaran dari solenoid valve pneumatic akan keluar udara bertekanan yang berasal
dari supply (service unit), pada umumnya solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja
100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.
Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic
1. Valve Body
2. Terminal masukan (Inlet Port)
3. Terminal keluaran (Outlet Port)
4. Manual Plunger
5. Terminal slot power suplai tegangan
6. Kumparan gulungan (koil)
7. Spring
8. Plunger
9. Lubang jebakan udara (exhaust from Outlet Port)
10. Lubang Inlet Main
11. Lubang jebakan udara (exhaust from inlet Port)
12. Lubang plunger untuk exhaust Outlet Port
13. Lubang plunger untuk Inlet Main
14. Lubang plunger untuk exhaust inlet Port
Dibawah ini dapat dilihat cara kerja plunger selenoid valve pneumatic dalam menyalurkan udara
bertekanan kedalam tabung pneumatik (silinder pneumatik kerja tunggal), yang telah saya animasikan.
Cara Kerja Sistem Pneumatic
Kompressor diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak mula umumnya motor listrik. Udara akan
disedot oleh kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai tekanan beberapa
bar. Untuk menyalurkan udara bertekanan ke seluruh sistem (sirkuit pneumatik) diperlukan unit
pelayanan atau service unit yang terdiri dari penyaring (filter), katup kran (shut off valve) dan pengatur
tekanan (regulator).
Service unit ini diperlukan karena udara bertekanan yang diperlukan di dalam sirkuit pneumatik harus
benar-benar bersih, tekanan operasional pada umumnya hanyalah sekitar 6 bar. Selanjutnya udara
bertekanan disalurkan dengan bekerjanya solenoid valve pneumatic ketika mendapat tegangan input
pada kumparan dan menarik plunger sehingga udara bertekanan keluar dari outlet port melalui selang
elastis menuju katup pneumatik (katup pengarah/inlet port pneumatic). Udara bertekanan yang masuk
akan mengisi tabung pneumatik (silinder pneumatik kerja tunggal) dan membuat piston bergerak maju
dan udara bertekanan tersebut terus mendorong piston dan akan berhenti di lubang outlet port pneumatic
atau batas dorong piston.
Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung
15
Pada posting kali ini saya akan membuat wiring diagram automatis sederhana dari sebuah mesin yang
saya ciptakan dari khayalan saya sendiri. Walaupun hanya berupa khayalan, tetapi wiring diagram ini
akan menjelaskan semua materi dasar yang pernah saya posting sebelumnya, antara lain:
Semua materi tersebut diatas akan menjadi sebuah rangkaian kerja berurutan, dan diharapkan dapat
menjadi dasar pengetahuan anda tentang bagaimana merakit dan menciptakan sendiri sebuah rangkaian
automatis. Karena pada dasarnya semua penciptaan teknologi baru, berawal dari sebuah khayalan.
dibawah ini saya sertakan juga gambar visualisasi pneumatik brake dan cutting yang terdapat pada
mesin khayalan saya..
Pneumatic Brake
Pneumatic Cutting
Konstruksi dari pneumatik brake dan cutting diatas adalah kontruksi umum, dimana saya hanya
mejelaskan saja bagaimana brake dan cutting procces itu bekerja. Silahkan anda mengembangkannya
lebih lanjut, khususnya yang mendalami bidang mechanical machine.
Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung II
11
Sebelumnya klik disini untuk apa dan bagaimana kontruksi dan kerja mesin gulung. Berikut ini adalah
gambar Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung
Keterangan:
Cara Kerja:
Perhatikan gambar Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung yang telah saya format dalam extension gif
dibawah ini, dimana warna garis biru menggambarkan arus listrik yang mengalir.
no.1
adalah keadaan dimana arus listrik berhenti pada keadaan MCB terbuka
no.2
pada saat MCB tertutup, arus listrik akan menyalakan Counter Relay
no.3
gambar no.3 ini menjelaskan sesaat setelah tombol ON ditekan, dan menghidupkan R dan MC dari
motor. Saat inilah Proximity Switch bekerja menghitung jumlah putaran mesin, melalui Counter relay.
no.4
Saat Counter relay selesai menghitung maka NCnya akan terbuka dan mematikan MC, dan
NOnya akan tertutup dan menyalakan T1, R1 dan SV brake
NC dari R1 yang juga terhubung ke MC akan terbuka untuk nantinya terpakai dalam keadaan
reset pada Counter Relay,
Pada saat bersamaan, NC dari T1 akan menghidupkan SV brake yang menghentikan putaran
sisa motor.
Beberapa detik selanjutnya NC dari T1 akan terbuka dan mematikan SV brake, begitu juga NO
dari T1 yang paralel dengan NO dari CR akan tertutup, yang nantinya akan juga terpakai dalam
keadaan reset pada Counter Relay.
no.5
NO dari T1 ini akan tertutup dan menyalakan T2 dan SV cutting.
no.6
Beberapa detik kemudian NO dari T2 akan tertutup dan menghidupkan T3 serta R2
no.7
Pada saat R2 hidup, NOnya akan mereset Counter Relay dan mengembalikan fungsi NO dan
NCnya seperti semula.
Coba perhatikan penjelasan saya pada poin no.4, arus yang mengalir akan tidak berpengaruh
pada rangkaian ketika fungsi NO dan NC dari Counter Relay kembali normal.
Pada gambar diatas, sengaja saya ulang poin no.6 dan no.7
no.8
NO dari T3 akan tertutup dan menyalakan R3
no.9
Pada saat bersamaan NC dari R3 yang terpasang diantara tombol ON dan OFF akan terbuka,
dan memutus arus pada rangkaian. Sama persis kerjanya dengan fungsi tombol OFF.
Pada gambar diatas, sengaja saya ulang poin no.8 dan no.9
no.10
Ketika NC dari R3 kembali normal, maka rangkaian telah siap kembali dihidupkan seperti semula.
Untuk mempelajari kerja rangkaian ini, ada baiknya Anda perhatikan gambar diatas dan save gambar bila
perlu.
Demikian saja penjelasan tentang Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung ini, semoga bermanfaat untuk
menambah wawasan Anda tentang wiring diagran otomatis, yang secara prinsip sederhananya adalah
sama, yakni memanfaatkan NO dan NC.
JUDUL BARU
Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay (Timer), Thermal Over Load Relay (Tripper
Over Load), Relay Contactor (Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor), Sebaiknya kita mempelajari
sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu fungsi rangkaian kerja otomatis.
Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka
saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut
sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan
tombolnya. Klik disini untuk mempelajari Tombol
Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally Open= Bila coil contactor atau relay
dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung)
dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar
dibawah ini.
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button)
dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di
analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada
beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO
utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor
tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.
Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik. Mengapa
begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam? Mengapa rangkain ini
menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?
Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper juga
mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.
Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika
timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang
terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC
akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar
Timer di bawah ini.
Kegunaan NO dan NC
Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut diatas, maka
saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan semaksimal mungkin
untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.
JUDUL BARU
Prinsip kerja rangkaian star delta manual ini, sama dengan prinsip kerja rangkaian Star
Delta automatis dengan timer (TDR) yang umum ditemui,. termasuk perubahan kontak
NO NC nya. Yang membedakan dari rangkaian Star Delta manual ini hanyalah pada
penggunaan DOL (on off) relay yang menggantikan fungsi timer. Tentu saja sistem DOL
relay ini menggunakan sebuah push botton untuk mengaktifkannya, dan tombol inilah
yang nanti berfungsi untuk merubah rangkaian star ke delta. Klik disini untuk melihat
sistem DOL (on off) sebuah rangkaian kontaktor.
Pada gambar yang ada di Page Elektro Mekanik (klik disini untuk melihat gambar
dengan menggunakan relay 11 pin), Saya menggunakan Relay 11 pin agar bisa
menggunakan 3 buah NO NC untuk mengamankan rangkaian kontaktor dari hubung
singkat, ketika merubah dari hubung star ke delta. Namun disini saya memodifikasinya
dengan menggunakan relay 8 pin serta menambahkan sebuah pilot lamp sebagai
indikator bahwa rangkaian sudah terhubung delta.
Ketika tombol 1 (ON Star) ditekan motor akan bekerja pada hubung STAR
(K1 dan K2 menyala), setelah beberapa detik yang kita rasakan cukup untuk merubah
ke hubung DELTA, maka kita diharuskan menekan tombol 2 (ON Delta), untuk
merubah rangkaian menjadi hubung Delta (K1 danK3 menyala, juga R1). Dan fungsi
tombol Off disini adalah untuk mematikan kerja rangkaian.
Peralatan yang dibutuhkan:
Sebagai pelengkap saya lampirkan juga foto gambar penyambungan rangkaian star
delta manual ini, agar anda bisa langsung mempraktekkannya.
Demikian saja ulasan singkat tentang rangkaian kontaktor Star Delta manual ini. yang
tentu saja memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan yang
automatis..
JUDUL BARU
Diagram alir
Diagram rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang
benar. Karena hal ini akan memudahkan seseorang untuk membaca
rangkaian ,
sehingga mempermudah pada saat merangkai atau mencari kesalahan
sistem
pneumatik.
Tata letak komponen diagram rangkaian harus disesuaikan dengan
diagram alir dari mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal harus mulai
mengalir dari
bawah menuju ke atas dari gambar rangkaian. Elemen yang dibutuhkan
untuk
catu daya akan digambarkan pada bagian bawah rangkaian secara simbol
sederhana atau komponen penuh dapat digunakan. Pada rangkaian yang
lebih
luas , bagian catu daya seperti unit pemelihara, katup pemutus dan
berbagai
distribusi sambungan dapat digambarkan tersendiri.
Diagram alir mata rantai kontrol dan elemen-elemennya digambarkan
sebagai berikut :
Tata Letak Rangkaian
Yang dimaksud tata letak rangkaian adalah diagram rangkaian harus
digambar tanpa mempertimbangkan lokasi tiap elemen yang diaktifkan
secara
fisik. Dianjurkan bahwa semua silinder dan katup kontrol arah digambarkan
secara horisontal dengan silinder bergerak dari kiri ke kanan, sehingga
rangkaian
lebih mudah dimengerti.
Contoh :
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan atau
pedal kaki ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar
penuh
dan tekanan pada tombol atau pedal kaki dilepas.
Masalah di atas dipecahkan oleh rangkaian kontrol dengan tata letak
gambar diagram berikut ini.
Belajar Pneumatic
Sebelum kita belajar lebih dalam tentang pneumatic sebaiknya kita perlu mengerti dahulu tentang apa
itu pneumatic. Pada awalnya Pneumatic, ditemukan oleh King dari Amerika Serikat, tahun
1890[1]. kemudian Pneumatik (bahasa Yunani: πνευματικός, pneumatikos) berasal dari kata dasar
"pneu" yang berarti udara tekan dan "matik" yang berarti ilmu atau hal-hal yang berhubungan dengan
sesuatu; sehingga arti lengkap pneumatik adalah ilmu/hal-hal yang berhubungan dengan udara
bertekanan[2].
sebagian orang baik dari mahasiswa maupun pelajar SMK yang khusus pada bidang mekatronika maupun
prodi-prodi yang lain menganggap bahwa belajar Pneumatic itu sulit, seharusnya paradikma seperti ini
bisa di hapus. Karena dalam kenyataan yang sebenarnya belajar pneumatic itu menyenangkan dan
penuh tantangan. Belajar Pneumatic memang butuh logika, ketelitian dan ke uletan. Langkah awal
yang kita perlukan adalah niat, jadi kita tanamkan niat terlebih dahulu sebelum kita mempelajari
Pneumatic tersebut.
Berbicara tentang logika, kemampuan seseorang dalam berfikir itu berbeda-beda, apalagi
berhubungan dengan logika manusia yang tidak mungkin sama. Namun logika tersebut dapat kita asah ,
tentunya dengan latihan-latihan secara rutin sehingga memperoleh suatu pola yang dapat
mempermudah dalam proses pengerjaan suatu persoalan yang akan kita pecahkan. Ilmu pneumatic bisa
dikatakan sebagai ilmu seni, dan seni itu ada yang bisa kita polakan sedemikian rupa bahkan seni juga
dapat kita kembangkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Selain sebagai ilmu seni , Ilmu
Pneumatic juga dapat kita sebut seperti halnya ilmu pemprograman, jika kita akan memprogram
sesuatu tentunya kita bisa membuat sebuah alur atau flowchart untuk mempermudah kita dalam proses
membuat program dalam hal ini adalah memecahkan masalah atau persoalan namun terkadang kita
juga tidak perlu membuat flowchart dalam proses pemprograman karena semuanya sudah terpolakan
dalam otak kita, ini bisa terjadi kalau kita sering melakukan atau berlatih berkali-kali.
Ayo kita mulai belajar yang paling mudah dulu Pneumatic Murni
Referensi
wiki pedia.2012.Pneumatik. di unduh pada tanggal 22 September 2012 pukul 19.45 dengan alamamat
:http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumatik[2]
JUDUL BARU
Contoh soal:
1. Sebuah mesin stempel dengan dua buah aktuator yaitu akatuator untuk memposisikan kertas dan
aktuator untuk menstempel. dua aktuator tersebut digerakkan oleh silinder kerja ganda yang
masing-masing aktuator untuk memposisikan kertas digerakkan silinder A dan aktuator stempel
digerakkan oleh silinder B dengan gerakan (A+B+A-B-) . Mesin stempel akan bekerja dengan
menekan tombol Start . Jika tombol start di lepas maka mesin akan berhenti dengan
dari soal di atas dapat kita buat list komponen yang akan kita gunakan yaitu:
keterangan:
2. A+ : Silinder A maju
3. B+ : Silinder B maju
4. A- :Silinder A mundur
5. B- : Silinder B mundur
tombol start dan sensor b0 di AND kan atau di seri. Pada saat tombol start ditekan maka silinder A
maju (A+) sehingga sensor maksimum silinder a1 tersentuh oleh batang piston. karena a1 aktif maka
silinder B maju (B+) mengakibatkan batang piston B menyentuh sensor maksimum b1 sehingga aktif.
Sensor b1 aktif menyebabkan silinder A mundur (A-) batang piston A mundur menyentuh sensor A
minimum (a0) mengakibatkan silinder B mundur (B-) sehingga sensor minimum silinder B yaitu (b0)
tersentuh oleh batang piston B maka b0 aktif kembali. Sensor b0 aktif dan tombol start aktif(di tekan )
maka akan rangkaian akan aktif terus-menerus sebelum tombol satrat kita lepas.
Membuat Rangkaian
1. posisikan semua komponen sesua dengan urutan diagram alur /diagram langkah seperti gambar
berikut:
pasti jalan.
Keterangan :
Tabel Logika
Input X Input Y Output A Output A (OR)
(AND)
1 0 0 1
0 1 0 1
1 1 1 1
JUDUL BARU
Katup-Katup Pneumatik
Home » Elektro Pneumatik » Katup-Katup Pneumatik
Katup 4/2 penggerak plunyer, kembali pegas (4/2 DCV plunger actuated,
spring centered), termasuk jenis katup piringan (disc seat valves)
7. Sequence Valve
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan relief valve, hanya fungsinya
berbeda yaitu untuk membuat urutan kerja dari sistem. Perhatikan gambar
berikut:
Sumber Referensi:
Sumbodo. Wirawan. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri SMK Jilid 3. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Sumber gambar : Festo FluidSIM
JUDUL BARU