Professional Documents
Culture Documents
net/publication/311810121
CITATIONS READS
0 3,147
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mohammad Adi Firmansyah on 22 December 2016.
ABSTRAK
Diperkirakan terdapat 40-50 juta orang dengan diabetes (diabetesi) di seluruh dunia yang menjalani puasa Ramadhan setiap tahunnya. Studi
EPIDIAR (Epidemiology of Diabetes and Ramadhan) yang meneliti 12.243 pasien diabetes dari 13 negara Islam mendapatkan 43% pasien diabetes
melitus tipe 1 dan 79% pasien diabetes tipe 2 berpuasa selama Ramadhan. Diabetesi yang berpuasa berisiko mengalami efek samping seperti
hipoglikemia, hiperglikemia dengan atau tanpa ketoasidosis dan dehidrasi sehingga pengetahuan tata kelola yang baik sangat diperlukan.
Lima hal penting yang perlu diperhatikan yakni (1) tata laksana bersifat individual; (2) pemantauan kadar glukosa darah secara teratur; (3) nutrisi
tidak boleh berbeda dari kebutuhan nutrisi harian; (4) olahraga tidak boleh berlebihan dan (5) pasien harus tahu kapan membatalkan puasa.
ABSTRACT
It is estimated that there are 40-50 million people with diabetes (called as diabetics) worldwide fasting during Ramadhan every year. A large
epidemiological study, EPIDIAR (Epidemiology of Diabetes and Ramadhan) conducted in 13 Islamic countries on 12,243 diabetic individuals
who fasted during Ramadhan showed 43% of patients with type 1 diabetes mellitus and 79% of patients with type 2 diabetes fasted during
Ramadhan. Diabetics had major potential complications associated with fasting such as hypoglycemia, hyperglycemia with or without
ketoacidosis and dehydration. Five important things are (1) individual management; (2) regular blood glucose monitoring; (3) diet should not
differ from the daily nutritional requirements; (4) no excessive sports, and (5) the patient must know when to break the fast. M. Adi Firmansyah.
Management at Diabetes Mellitus on Ramadhan Fasting.
PENDAHULUAN Studi EPIDIAR (Epidemiology of Diabetes and Islam Al-Quran dijelaskan bahwa berpuasa
Berpuasa dalam bulan Ramadhan merupakan Ramadhan) yang meneliti 12.243 pasien tidak diwajibkan pada anak-anak, perempuan
kewajiban bagi seorang muslim dewasa. diabetes dari 13 negara Islam mendapatkan dalam masa menstruasi, orang sakit, orang
Puasa diartikan sebagai ibadah menahan diri 43% pasien diabetes melitus (DM) tipe 1 yang dalam perjalanan, perempuan hamil dan
atau berpantang makan, minum, dan segala dan 79% pasien DM tipe 2 berpuasa selama menyusui.5
hal yang membatalkannya, dimulai dari terbit Ramadhan. Diperkirakan terdapat 1,1 hingga
fajar sampai terbenam matahari.1 Selama 1,5 milyar penduduk muslim di seluruh dunia. Diabetesi yang berpuasa berisiko mengalami
puasa Ramadhan, mayoritas umat muslim Angka prevalensi diabetes di seluruh dunia efek samping seperti hipoglikemia, hiper-
akan memiliki dua waktu makan, yakni segera sekitar 4,6%,3 dan bila diproyeksikan ke hasil glikemia dengan atau tanpa ketoasidosis
saat tenggelamnya matahari yang ditandai studi EPIDIAR ini maka diperkirakan 40 – 50 dan dehidrasi. Risiko ini akan meningkat
de-ngan masuknya waktu sholat maghrib juta diabetesi di seluruh dunia menjalankan pada periode berpuasa yang lama.3 Namun,
(dikenal dengan istilah ifthar atau berbuka puasa Ramadhan setiap tahunnya.4 tidak sedikit yang tetap ingin menjalani
puasa) dan makan saat sebelum fajar terbit puasa Ramadhan dan meminta saran terkait
(dikenal dengan istilah sahur) sehingga Puasa sejatinya tidak dimaksudkan untuk kondisi medisnya. Hal penting yang tidak
lamanya waktu berpuasa adalah berkisar menyulitkan dan mencelakakan individu boleh dilupakan adalah bahwa peranan
antara 11 jam hingga 18 jam setiap harinya.2 muslim. Secara tegas, dalam kitab suci umat dokter bukan sebagai penentu atau pemberi
Efek terhadap Berat Badan Tabel 1 Kategori Risiko Pasien Diabetes tipe 1 atau 2 yang Berpuasa Ramadhan
Studi EPIDIAR menunjukkan bahwa secara
umum tidak terdapat perubahan berat
badan bermakna pada pasien diabetes
yang berpuasa.10 Namun, ada laporan yang
menyebutkan peningkatan atau penurunan
berat badan setelah berpuasa Ramadhan.11
Tidak adanya asupan makanan atau minuman
antara waktu sahur dan waktu berbuka;
seringnya pasien tidak membatasi jumlah
atau jenis asupan makanan saat malam; juga
akibat pembatasan aktivitas harian selama
berpuasa karena kekawatiran hipoglikemia,
tampaknya mungkin menjadi penyebab tidak
hanya menurunnya berat badan tetapi juga
peningkatan berat badan.11
kadar glukosa darah dapat memburuk, Ramadhan, hendaknya menjalani penilaian 2. Makan sahur sebaiknya dilambatkan.
membaik atau tidak berubah. Studi EPIDIAR medis 1 – 2 bulan sebelumnya. Pasien diabetes 3. Lakukan aktivitas fisik sehari-hari dengan
menunjukkan peningkatan lima kali lipat sering tetap ingin berpuasa meskipun secara wajar seperti biasa. Dianjurkan beristirahat
risiko hiperglikemia berat pada pasien DM medis tidak memungkinkan. Peranan dokter, setelah sholat dzuhur (siang hari).
tipe 2 dan tiga kali lipat pada pasien DM sekali lagi, bukan sebagai pemberi fatwa
tipe 1 yang menjalani puasa Ramadhan10. apakah seseorang pasien boleh berpuasa atau Tata Laksana Puasa Pasien DM Tipe 1
Diperkirakan kondisi hiperglikemi ini terjadi tidak. Dokter hanya berperan memberikan Pasien DM tipe 1 memiliki risiko sangat tinggi
akibat pengurangan dosis pengobatan yang pandangan dan panduan mengenai dampak saat berpuasa Ramadhan. Risiko ini makin
berlebihan, yang sebenarnya dimaksudkan puasa terhadap kondisi medis pasien dan meningkat pada pasien dengan kadar glukosa
untuk mencegah hipoglikemia. Juga pada bagaimana mengurangi risiko komplikasi. buruk, atau mereka yang terbatas aksesnya ke
pasien diabetes yang meningkatkan pola Untuk itu, pengenalan risiko berpuasa bagi pelayanan kesehatan, adanya hipoglikemia
konsumsi selama bulan puasa.10 pasien penting dilakukan (tabel 1 dan tabel 2). yang tidak disadari, atau riwayat perawatan
di rumah sakit yang berulang.4 Saran tepat
Ketoasidosis diabetikum Pada prinsipnya, penilaian sebelum bagi mereka dengan diabetes tipe 1 adalah
Pasien diabetes tipe 1, yang menjalankan Ramadhan meliputi: 1) kondisi fisik; 2) anjuran untuk tidak berpuasa,4,6,11 namun
puasa Ramadhan, mengalami peningkatan parameter metabolik; 3) penyesuaian diperkirakan sekitar 43% pasien DM tipe 1
risiko komplikasi ini, khususnya mereka terhadap perubahan pola asupan selama tetap berpuasa Ramadhan.4,10 Jika pasien
dengan pengendalian glukosa yang buruk Ramadhan; 4) penyesuaian regmen dan memutuskan untuk berpuasa Ramadhan,
sebelum Ramadhan. Risiko ini makin dosis obat; 5) penyesuaian aktivitas fisik; dan sebaiknya mereka menggunakan terapi
meningkat dengan pengurangan dosis 6) pengenalan tanda dehidrasi, hipoglikemia insulin dalam rejimen basal bolus dan rutin
pengobatan yang berlebihan.4,10 atau hiperglikemia. memeriksa kadar glukosa darah. Laporan 15
orang pasien diabetes tipe 1 yang menjalani
Dehidrasi dan Trombosis Ada lima hal penting yang perlu diperhatikan puasa menyebutkan penggunaan insulin
Saat puasa, terjadi pengurangan asupan cairan dalam pengelolaan pasien diabetes yang glargin hanya menyebabkan sedikit kasus
jangka panjang (11 – 16 jam) yang berisiko menjalankan puasa, yakni (1) Tata laksana hipoglikemia.14 Perbaikan kendali kadar
menimbulkan dehidrasi. Kondisi dehidrasi bersifat individual; (2) Pemantauan teratur glukosa dan penurunan risiko hipoglikemia
ini dapat diperberat dengan perspirasi kadar glukosa darah; (3) Nutrisi tidak boleh ber- lebih banyak dijumpai pada penggunaan
(pengeluaran keringat) berlebihan dikaitkan beda dari kebutuhan nutrisi harian; (4) Olah- insulin lispro bila dibandingkan dengan
dengan kondisi cuaca terik dan aktivitas fisik raga tidak boleh berlebihan. Sholat tarawih regular human insulin.6
yang berat.4,10 Selain itu, hiperglikemia dapat (sholat dengan jumlah rakaat yang cukup
mencetuskan terjadinya diuresis osmosis banyak) yang dilakukan setiap malam di bulan Tata Laksana Puasa pada Pasien DM Tipe 2
yang dapat menyebabkan deplesi cairan dan Ramadhan, dapat dipertimbangkan sebagai • Pasien Terkendali dengan Diet
elektrolit. Hipotensi ortostatik dapat terjadi, bagian dari bentuk olahraga yang dianjurkan; Kelompok pasien ini merupakan kelompok
khususnya pada mereka dengan neuropati dan (5) Membatalkan puasa. Pasien harus risiko rendah yang diharapkan dapat menjalani
otonom sehingga risiko sinkop, jatuh atau selalu diajarkan agar segera membatalkan puasa Ramadhan tanpa masalah. Asupan kalori
fraktur tulang penting diperhatikan. Adanya puasa jika terdapat gejala hipoglikemia (kadar dalam beberapa porsi kecil daripada hanya
kontraksi ruang intravaskular dapat memicu glukosa darah < 60 mg/dL) atau bila dalam satu porsi besar akan membantu mengurangi
kondisi hiperkoagulabel. Peningkatan viskositas kondisi hiperglikemia.4 Pasien hendaknya hiperglikemia post-prandial. Kebutuhan cairan
darah akibat dehidrasi ini meningkatkan risiko lebih sering memeriksa kadar glukosa darah, hendaknya dicukupi untuk mencegah risiko
trombosis dan stroke. Tetapi Temizhan dkk misalnya dalam 2 jam sesudah makan sahur. dehidrasi dan risiko trombosis.4,6
melaporkan bahwa insiden perawatan rumah Puasa sebaiknya dibatalkan jika kadar glukosa
sakit akibat penyakit koroner atau stroke tidak darah < 70 mg/dL dalam 1-2 jam awal puasa, • Pasien dalam Terapi Obat Hipogli-
meningkat selama Ramadhan.12 terutama bagi pasien yang menggunakan kemik Oral
insulin, sulfonilurea pada saat sahur.4 Metformin
TATA LAKSANA PASIEN DIABETES YANG Pasien dengan terapi metformin diharapkan
BERPUASA Beberapa petunjuk umum yang perlu dapat menjalani puasa mengingat risiko
Mengingat banyaknya risiko pada pasien diperhatikan bagi pasien diabetes yang hipoglikemianya kecil. Namun, pasien
diabetes saat menjalankan puasa, sangat berpuasa adalah11,13: dianjurkan mengubah waktu mengonsumsi
diperlukan pengetahuan pengelolaan yang 1. Perencanaan makan, jumlah asupan obat dengan saran sepertiga dosis diberikan
baik. American Diabetes Association (ADA) kalori sehari selama bulan puasa kira-kira saat sahur dan dua pertiga dosis saat
mengeluarkan rekomendasi tata laksana sama dengan jumlah asupan sehari-hari yang berbuka.4,6
puasa pada pasien diabetes pada tahun 2005 dianjurkan sebelum puasa. Pengaturan selama
yang telah diperbaharui pada tahun 2010. bulan Ramadhan adalah dalam hal pembagian Tiazolidinedion
porsi, 40% dikonsumsi saat makan sahur, 50% Penggunaan kelompok obat ini diketahui
Penilaian Sebelum Ramadhan saat berbuka dan 10% malam sebelum tidur tidak menyebabkan kejadian hipoglikemia
Semua pasien diabetes yang hendak berpuasa (sesudah sholat tarawih). meski dapat memperkuat efek hipoglikemik
Tabel 3 Rekomendasi Regimen Terapi Pasien Diabetes Tipe 2 yang Menjalankan Puasa bila dikombinasikan dengan sulfonilurea.6
Sumber: Karamat MA, Syed A, Hanif W. Review of diabetes management and guidelines during Ramadan. J R Soc Med. SIMPULAN
2010:103:139-47. Kebudayaan dan agama memberikan dampak
terhadap tata laksana penyakit kronik seperti
golongan sulfonilurea, glinid, dan insulin.4 disesuaikan dengan penilaian terhadap kadar diabetes. Puasa Ramadhan merupakan salah
Tidak diperlukan penyesuaian dosis selama glukosa darah pasien dan risiko hipoglikemia.4 satu pilar (rukun) Islam bagi umat muslim
berpuasa Ramadhan.4 Pada penggunaan sulfonilurea dua kali sehari, di seluruh dunia. Banyak pasien DM tetap
disarankan setengah dosis diberikan pada ingin menjalankan ibadahnya meski secara
Sulfonilurea saat sahur, dan dosis biasa pada saat berbuka. medis tidak dianjurkan, misalnya mereka
Kelompok obat ini diketahui sering berkaitan dengan kadar glukosa belum terkendali,
dengan kejadian hipoglikemia sehingga perlu Glinid perempuan diabetes hamil, mereka dengan
hati-hati digunakan selama puasa Ramadhan. Kelompok obat ini diketahui memiliki risiko riwayat ketoasidosis atau koma hiperosmolar,
Penggunaan glibenklamid dikaitkan de- hipoglikemia rendah karena sifat kerjanya dan pasien dengan komplikasi serius seperti
ngan risiko hipoglikemia yang lebih besar yang pendek. Dapat digunakan dua kali penyakit jantung koroner, gagal ginjal kronik,
dibandingkan sulfonilurea generasi kedua sehari yakni pada saat sahur dan saat berbuka pasien diabetes usia lanjut, dan pasien
lain seperti gliklazid, glimepirid dan glipizid.4 puasa. dengan riwayat berulang hipoglikemia atau
Belkhadir dkk mendapati penggunaan hiperglikemia sebelum dan selama puasa
glibenklamid aman pada 591 pasien diabetes Penghambat alfa glukosidase Ramadhan.
yang berpuasa.15 Laporan lain menyebutkan Kelompok obat ini tidak dikaitkan dengan
penggunaan glimepirid pada 332 pasien kejadian hipoglikemia sehingga aman Peranan dokter adalah bersikap bijak
diabetes yang berpuasa Ramadhan hanya digunakan selama puasa Ramadhan yakni memberikan panduan, menentukan
menyebabkan kejadian hipoglikemia sebesar pada saat sahur dan pada saat berbuka stratifikasi risiko pasien, mengatur regimen
3% pada pasien yang baru terdiagnosis dan puasa.4 yang sesuai yang tetap bertujuan mengurangi
3,7% pada pasien yang telah diterapi.16 risiko komplikasi. Lima hal penting yang perlu
Terapi berbasis inkretin diperhatikan dalam pengelolaan pasien
Penyesuaian dosis bersifat individual Kelompok obat ini misalnya penghambat diabetes yang menjalankan puasa yakni (1)
dengan menimbang besar kecilnya risiko enzim DPP-4 (dipeptidyl peptidase-4) dan tata laksana bersifat individual; (2) pemantauan
hipoglikemia. Misalnya, pasien dengan analog GLP-1 (glucagon-like peptide-1) tidak kadar teratur glukosa darah; (3) nutrisi tidak
sulfonilurea kerja panjang misalnya glimepirid dikaitkan dengan kejadian hipoglikemia boleh berbeda dari kebutuhan nutrisi harian;
sekali sehari, selama puasa Ramadhan sehingga aman digunakan selama puasa (4) olahraga tidak boleh berlebihan dan
dianjurkan mengubah waktu minum Ramadhan.4,6 Tidak dibutuhkan penyesuaian (5) pasien harus tahu kapan membatalkan
obatnya menjadi saat berbuka puasa. Dosis dosis namun risiko hipoglikemia akan tinggi puasa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit; 2000.
2. Azizi F. Islamic fasting and health. Ann Nutr Metab. 2010;56:273-82.
3. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes, estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care. 2004; 27:1047–53.
4. Al-Arouj M, Bouguerra R, Buse J, Hafez S, Hassanein M, Ibrahim MA, et al. American Diabetes Association recommendations for management of diabetes during Ramadan: update 2010.
Diabetes Care. 2010;33: 1895-902.
5. Al-Quran surah 2, ayat 183-5.
6. Karamat MA, Syed A, Hanif W. Review of diabetes management and guidelines during Ramadan. J R Soc Med. 2010: 103: 139–47.
7. Ziaee V, Razaei M, Ahmadinejad Z, Shaikh H, Yousefi R,Yarmohammadi L, et al. The changes of metabolic profile and weight during Ramadan fasting. Singapore Med J. 2006;47:409–14.
8. Sadiya A, Ahmed S, Siddieq HH, Babas J, Carlsson M. Effect of Ramadan fasting on metabolic markers, body composition, and dietary intake in Emiratis of Ajman (UAE) with metabolic
syndrome. Diabetes Metab Syndr Obes. 2011;4:409-1.
9. Hallak MH, Nomani MZA. Body weight loss and changes in blood lipid levels in normal men on hypocaloric diets during Ramadan fasting. Am J Clin Nutr. 1988; 48:1197-210.
10. Salti I, Be´nard E, Detournay B, Bianchi-Biscay M, Le Brigand C, Voinet C, et al. EPIDIAR study group. A population based study of diabetes and its characteristics during the fasting month
of Ramadan in 13 countries: Results of the epidemiology of diabetes and Ramadan 1422/2001 (EPIDIAR) study. Diabetes Care. 2004;27:2306–11.
11. Azizi F, Siahkolah B. Ramadan fasting and diabetes mellitus. Arch Iranian Med. 2003; 6 (4): 237 – 42.
12. Temizhan A, Donderici O, Ouz D, Demirbas B. Is there any effect of Ramadan fasting on acute coronary heart disease events? [abstract]. Int J Cardiol. 1999;70:149-53.
13. Subekti I. Berpuasa bagi pasien diabetes. Dalam: Syam AF, Setiati S, Subekti I. Tips berpuasa Ramadan pada berbagai penyakit kronis. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI;2006:27-37.
14. Mucha GT, Merkel S, Thomas W, Bantle JP. Fasting and insulin glargine in individuals with type 1 diabetes. Diabetes Care. 2004;27:1209-10.
15. Belkhadir J, el Ghomari H, Klöcker N, et al. Muslims with non-insulin dependent diabetes fasting during Ramadan: treatment with glibenclamide. BMJ. 1993;307:292-5.
16. Glimepiride in Ramadan (GLIRA) Study Group. The efficacy and safety of glimepiride in the management of type 2 diabetes in Muslim patients during Ramadan. Diabetes Care.
2005;28:421-2.