You are on page 1of 19

SISTEM PEMBANGKIT DAYA

1.1 Energi Listrik

Energi listrik merupakan energi yang mudah dikonversikan, dibangkitkan,


didistribusikan dengan proses yang efisien, efektif, ekonomis dibandingkan dengan energi
yang lain. Energi listrik didapat dari merubah bentuk energi lainnya, seperti gerak, panas,
kimia dan nuklir.
PLTA, PLTU, PLTD adalah penghasil listrik dengan merubah energi gerak menjadi
energi listrik. Alat yang digunakan di sini adalah generator.

1.2 Sistem Teknik Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk (pusat
beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan
sebuah kesatuan interkoneksi

Sistem Tenaga listrik terbagi :

1. Sistem Pembangkitan

Sistem pembangkitan tenaga listrik berfungsi membangkitkan energi listrik melalui


berbagai macam pembangkit tenaga listrik.
Pada pembangkit tenaga listrik ini sumber-sumber energi alam dirubah oleh penggerak
mula menjadi energi mekanis yang berupa kecepatan atau putaran, selanjutnya energi
mekanis tersebut dirubah menjadi energi listrik oleh generator.
Sumber-sumber energi alam dapat berupa :
 Bahan bakar yang berasal dari fossil : batubara, minyak bumi, gas alam
 Bahan galian : uranium, thorium
 Tenaga air, yang penting adalah tinggi jatuh air dan debitnya
 Tenaga angin, daerah pantai dan pegunungan
 Tenaga matahari

2. Sistem Transmisi

Sistem Transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit ke


pusat beban melalui saluran transmisi.
Saluran transmisi akan mengalami rugi-rugi tenaga, maka untuk mengatasi hal tersebut
tenaga yang akan dikirim dari pusat pembangkit ke pusat beban harus ditransmisikan
dengan tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi.

3. Sistem Distribusi

Sistem Distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen yang


berupa pabrik, industri, perumahan dan sebagainya. Transmisi tenaga dengan tegangan
tinggi maupun ekstra tinggi pada saluran transmisi di rubah pada gardu induk menjadi
tegangan menengah atau tegangan distribusi primer, yang selanjutnya diturunkan lagi
menjadi tegangan untuk konsumen
Prinsip kerja dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan
kemudian disalurkan melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu
induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
Tegangan generator pada umumnya rendah antara 6 kV sampai 24 kV, maka tegangan ini
biasanya dinaikan dengan pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan yang lebih
tinggi antara 30 kV sampai 500 kV (dibeberapa negara maju bahkan sudah sampai 1000
kV). Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini, selain untuk memperbesar daya hantar dari
saluran yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga memperkecil rugi-rugi daya
dan jatuh tegangan pada saluran.
Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan
pada gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah,
misalnya dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV.
Kemudian penurunan kedua dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke
20 kV atau dari 70 kV ke 20 kV. Tegangan 20 kV ini disebut tegangan distribusi primer.
Ada dua kategori saluran transmisi, saluran udara (overhead lines) dan saluran kabel tanah
(underground cable). Untuk saluran udara menyalurkan tenaga listrik melalui isolator-
isolator, sedangkan saluran kabel tanah menalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel yang
ditanam dibawah permukaan tanah.

1.3 Sistem PLTA

Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).
Jenis - jenis PLTA :
Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah pegunungan. Untuk
dapat memanfaatkan potensi dari sungai ini, maka kita perlu membendung sungai tersebut
dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA. Ditinjau dari cara membendung air, PLTA
dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. PLTA run off river
Pada PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunankan dam yang dibangun
memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA.
2. PLTA dengan kolam tando (reservoir)
Pada PLTA dengan kolam tando (reservoir), air sungai dibendung dengan bendungan
besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air di kolam
tando disalurkan ke bangunan air PLTA.
Cara Kerja PLTA
Komponen- kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
 Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar
kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
 Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya
jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini
di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,
Kaplan, Pelton, dll.
 Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
 Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up.
 Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah-rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step
down.
1.4 Sistem PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku
Air. Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan uap
dalam jumlah tertentu diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang
terus menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap
kemudian uap kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan
Siklus PLTU.
Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut Air Demin (Demineralized),
yakni air yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik)
sebesar 0.2 us (mikro siemen). Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU
biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant yang berfungsi
untuk memproduksi air demin ini.
Secara sederhana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air. Mula-
mula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api
yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami
kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka
air yang dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang
digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi
listrik.

Secara sederhana, siklus PLTU digambarkan sebagai berikut :


Siklus PLTU
a) Pertama-tama air demin ini berada disebuah tempat bernama Hotwell.
b) Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan
menuju LP Heater (Low Pressure Heater) yang pungsinya untuk menghangatkan
tahap pertama. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar
dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk
ke Deaerator.
c) Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih
tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula dikatakan
deaerator memiliki pungsi untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat
pada permukaan air. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air
harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan
menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang
disebut LP Heater. Letak dearator berada di lantai atas (tetapi bukan yang paling
atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di lantai 5
dari 7 lantai yang ada.
d) Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor,
air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP (Pompa air pengisi) menuju
Boiler atau tempat memasak air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi
drum berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan
tinggi, karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena
itulah konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di
lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi
bertekanan tinggi.
e) Sebelum masuk ke Boiler untuk direbus, lagi-lagi air mengalami beberapa proses
pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater). Setelah itu barulah air masuk
boiler yang letaknya berada dilantai atas.
f) Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses
ini memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai bahan
dasar pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft Fan) dan
pelumas yang berasal dari Fuel Oil tank.
g) 6Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar
PLTU bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau
istilahnya dual firing dan batubara.
h) Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil
udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya
menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara)
agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.
i) Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud
menjadi uap. Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin,
karena masih berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar
air ini berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air
sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi terkikis.
j) Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater
sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan
untuk memutar turbin.
k) Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan
berputar, karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator
inilah yang menghasilkan energi listrik.
l) Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan
beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi
listrik.
m) Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
n) Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai
dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga
pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.

2. Generator DC

2.1 Penjelasan Umum Generator DC

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.

Teori generator DC

Generator DC menggunakan prinsip hukum farraday di tuliskan dalam persamaan:

e = -N
N : jumlah lilitan
F : Fluks magnet
apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluks magnetik yang berubah-ubah, maka
GGL akan membangkitkan dalam konduktor itu
Syarat untuk membangkitkan GGL adalah :
 Harus ada konduktor
 Harus ada medan magnetik
 Adanya perputaran dari konduktor dalam medan magnet
GGL induksi yang terbentuk besarnya sesuai dengan perubahan fluks medan magnet tiap
detik.
1. Konstruksi Generator DC

Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-


kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi,
penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan
bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka
motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri
dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

2. Prinsip kerja Generator DC

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.\

Pembangkitan Tegangan Induksi.

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti (a) dan (c). Pada
posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar.
Sedangkan posisi jangkar pada.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini
karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau
rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga
dengan cincin seret), seperti ditunjukkan (1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik)
berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin
(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah
komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan
banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan)
3. Jangkar Generator DC

Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan
tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi.
Jangkar Generator DC

4. Reaksi Jangkar

Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat
tanpa beban disebut Fluks Medan Utama . Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga
timbul tegangan induksi.
Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar
ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut
FIuks Medan Jangkar
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak
disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah
kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini
disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus
pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut a.
Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan
melemahkan tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi
awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu).
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub
utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan
komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat
dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan
ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat
juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser maka
komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang mengandung
tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada
kaki, generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya.

2.2 Generator Penguatan Tersendiri dan Penguatan Sendiri

. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator searah


dapat dikelompkkan menjadi
1. Generator berpenguatan Tersendiri/Terpisah

Generator tipe penguat terpisah adalah generator yang lilitan medannya dapat dihubungkan
ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin.
Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf
akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi
akan dibangkitkan pada generator.

Vf =If . Rf
Ea =Vt + Ia.Ra

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka
hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :
- Tegangan jepit (V)
- Arus eksitasi (penguatan)
- Arus jangkar (Ia)
- Kecepatan putar (n)

Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:

1. Penguat elektromagnetik (Gambar 8.a)


2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 8.b)

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan
tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator
ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan
dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan
menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.
Ea =
Pada generator searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :
Keterangan
:
Ea : GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator
F : Fluks per kutub
Z : Jumlah penghantar total
n : Kecepatan putaran
a : Jumlah hubungan paralel
Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Karakteristik Generator Penguat Terpisah

Gambar menunjukkan:
a karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat
eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan
output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
b Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
c Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya
mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga tegangan
induksi menjadi kecil.
2. Generator Berpenguatan Sendiri
Generator berpenguatan sendiri terdiri dari
1. Generator searah seri
2. Generator searah shunt
3. Generator kompon

2.3 Generator Seri, Shunt dan Kompon

1. Generator S

Disebut generator DC seri karena rangkaian exitasi (penguat) disambung secara seri
dengan jangkarnya. Sehingga arus medan (Is) sama dengan arus jangkar (Ia) sama dengan
arus beban (IL).
Kurva magnetisasi generator seri seperti generator yang lain (berpenguat sendiri) pada
kondisi tanpa beban.
Pada kondisi berbeban arus medan bertambah sehingga Ea bertambah dengan cepat. Akan
tetapi drop tegangan Ia.(Ra+Rs) juga bertambah dengan cepat sehingga terjadi penurunan
tegangan yang cepat pula.
Pada mulanya pertambahan Ea lebih cepat akan tetapi kondisinya cepat jenuh sehingga Ea
hampir konstan meskipun beban masih bertambah.Akhirnya pada kondisi sudah jenuh Ea
sudah tidak dapat bertambah, sementara arus beban (IL) masih terus bertambah , maka
terjadilah penurunan tegangan terminal dengan tajam .

Ia = Arus armatur
Is = Arus kumparan seri
Ea = GGL armatur
Rs = Tahanan kumparan seri
Ra = Tahanan armatur
IL = Arus pada beban
Vt = Tegangan beban
Ea = VL + Ia.Ra + Is.Rs
Ea = VL + Ia.Ra + Is.Rs + 2.Vsi (dengan rugi tegangan sikat)

2. Generator Shunt

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus
eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus
eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya.

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan
ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor
terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh
generator tersebut.
Karakteristik Generator Shunt.
Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Tegangan
output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan
dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.

Ea = VL + Ia.Ra + Is.Rs +.2 vsi


Ea = Vf + Vh + Ia.Ra + 2.Vsi
3. Generator Kompon

Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang
dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki merupakan
gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai kompon pendek
atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini hampir tidak ada, karena
tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop pada kumparan ini ditinjau dari dari
tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh.

a) Generator kompon pendek

Generator DC kompon pendek adalah generator DC kompon yang lilitan penguat serinya
terletak pada rangkaian beban.
Dirumuskan sbb : V = Ea - Ia Ra � Is Rs
V = IL . RL
Ia = IL + If
Is = IL
Vf = If . Rf

b) Generator kompon panjang

Generator DC kompon panjang adalah generator DC kompon yang lilitan penguat serinya
terletak pada rangkaian jangkar
Dirumuskan sbb : V = Ea � IaRa � Is Rs
Is = Ia
V = Ea � Ia ( Ra + Rs )
Vf = If Rf
Ia = IL + If
2.4 Diagram Daya, Efisiensi dan Torsi
Rugi-Rugi Daya Efisiensi
Pn= VL.IL
A = Rugi Putaran Tanpa Beban
B = Rugi Beban
C = Rugi daya kumparan angker (Ia2Ra)
D = Rugi Daya Kontak Sikat (Ia. 2Vsi)
E = Rugi Daya Kiumparan seri (Is2Rs)
F = Rugi Daya Kumparan Shunt (If2Rf)
Pin=Daya inpur (Daya mekanik)
Pem=Daya Elektro Magnet
Pcu=Rugi Tembaga (C+D+E+F)
Pn=Daya Output (VL.IL )
V.Ia=Pem - (C+D)
Pin = Pem + Pb
Pem= Pn+Pcu
Pb=Pin-Pem
Pcu=Pem-Pn
20
o Efisiensi generator,
o Efisiensi listrik,
o Efisiensi bruto,
Torsi (Kopel)
Jika jari-jari jangkar dari generator DC sebesar r mendapat gaya F maka kerja yang
dilakukan oleh gaya F dalam satu putaran adalah :
W = F x jarak
W = F 2pr
21
Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam putaran per detik adalah :
W = F 2pr n = F r 2p n
W = Ta 2p n = Ta ?m
W = Ta 2p N/60
dimana :
W = kerja yang dilakukan oleh kumparan jangkar
F = Gaya (Newton)
r = jari-jari jangkar
N = Putaran jangkar (rpm = rotasi per menit)
n = Putaran jangkar (rpd = rotasi per detik )
Ta = Torsi Jangkar (Nm) = F r
?m = Kec. Putar mekanik ( rpd) = 2p n
Adapun besar kerja yang dilakukan oleh putaran jangkar per detik (?) adalah sebanding
dengan daya jangkar dapat ditulis :
W = Pa = Ea Ia
Dengan demikian dapat ditulis :
EaIa = Ta 2p n
Ta =
Ta = 0.59
Dimana :
Ta = torsi jangkar (Nm)
n = putaran jangkar
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ggl induksi jangkar dapat ditulis :
Ea = Ta= =0.59
Ta= C
Ta = Torsi jangkar (Nm)
F = Fluks (weber)
Z = jumlah penghantar kumparan jangkar
a = jumlah kumparan paralel
N = Putaran jangkar
22
Torsi Poros
Akibat timbulnya torsi jangkar maka pada generator timbul daya output (Pout) dan dari
Pout ini timbul torsi poros/sumbu (Shaft torque) dan disimbulkan dengan Tsh:
Pin = Tsh 2 p n = Tsh ?m
Tsh =
= 9.55
dimana :
Pin = daya input generator (watt)
Tsh = torsi poros/sumbu (Nm)
?m = kecepatan putar mekanik (rp
3. MOTOR DC SERI
3.1 Penjelasan umum tentang motor DC seri
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll.
Motorlistrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor
listrik kadangkala disebut �kuda kerja� nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-
motormenggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagianyang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran
pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL)
yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan
bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasategangan dari gelombang
yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,dengan demikian arus yang
berbalik
arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling
sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisaberputar bebas di antara kutub-kutub
magnet permanen.
23.Motor D.C Sederhana
3.2 Prinsip Kerja Motor DC
Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah
medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor .
Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah
pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar
Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor menunjukkan medan magnet
yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karenabentuk U.
24.Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut. Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dinamo.
Medan magnet mengelilingi konduktor dan diantara kutub.
Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan selatan
yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub. Lihat
gambar
Reaksi garis fluks.
25.Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped
conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B. Medan
konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan
medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk
keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor.
Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang
kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum
jam.
3.3 Motor DC Seri, Shunt dan Kompon
1. Motor DC Seri
Motor DC Seri. Motor DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat medan diseri
terhadap kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu daya output yang
dihasilkan besar. Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban yang diminta sangatlah besar,
sesuai dengan beban yang dipikulnya, jika tegangan inputnya tidak stabil maka flux magnit
yang dihasilkan oleh kumparan seri tidak stabil pula, sehingga daya output yang dihasilkan
tidak stabil.
Ia = IL
Pin = Vt IL
Rs = tahanan kumparan seri = ILRs
Pa = EaIa
Ea = Vt � IaRs � IaRa � Vs
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs
26
2. Motor DC Shunt
Motor DC Shunt. Motor DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat medan diparalel
terhadap kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu tidak terlalu
membutuhkan banyak ruangan karena diameter kawat kecil. Sedangkan kelemahannya
yaitu daya keluaran yang dihasilkan kecil karena arus penguatnya kecil.
Ea = Gaya gerak listrik jangkar
= Vt � IaRa - Vs
= Vt - (IL � Ish)Ra � Vs
(Pcu)tot = Ia2Ra + Ish2Rsh
Vt = tegangan terminal
IL = Arus jala-jala
Pin = Vt IL
Ia = Arus jangkar
Ish = Arus shunt
IL = Ia + Ish
Rsh = Tahanan kumparan shunt
Vsh = Tegangan kumparan shunt = Ish Rsh
Ra = Tahanan kumparan jangkar
Va = Tegangan jatuh pada kumparan
3. Motor DC Kompon
Motor DC Kompond. Pada umumnya Motor DC Kompond dibuat untuk mengurangi
kelemahan yang terjadi pada Motor DC Shunt maupun Seri.
Jenisnya ada dua macam, yaitu Motor DC Kompond Panjang dan Motor DC Kompond
Pendek, ciri khas yang membedakan keduanya yaitu tata letak kumparan penguat medan
tambahan diletakkan seri dengan kumparan penguat
27
medan pada Motor DC Shunt dan ini desebut Motor DC Kompond Pendek. Sedangkan
pada Motor DC Kompond Panjang, kumparan penguat medan tambahan diletakkan secara
seri antara Kumparan armatur dan kumparan penguat medan shunt pada Motor DC Shunt.
� Motor DC Kompon Pendek
Pin = VLIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
Ea = Vt � ILRs � IaRa � Vs
ILRs = tegangan jatuh pada kumparan seri
(IL)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
IaRa = tegangan jatuh pada tahanan jangkar
(Ia)2 Ra = rugi daya jangkar
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs + Ish2Rsh
IshRsh = Vsh = Vt � Vs
Ish2Rsh = Rugi daya pada kumparan shunt
� Motor DC Kompon Panjang
28
Pin = VtIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
Ea = Vt � IaRs � IaRa � Vs
Vsh = Vt
Vsh = IshRsh
(Ia)2Ra = rugi daya pada tahanan jangkar
(Ia)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
(Ish)2Rsh = rugi daya pada kumparan shunt
3.4 Diagram Daya, Efisiensi dan Torsi
Pin
A
B
C
Pm D
E
F
G
H
Pn= (HP x 746) Watt
A = Rugi Daya pada kumparan jangkar (Ia2.Ra)
B = Rugi Daya pada Kontak Sikat (2Vsi.Ia)
C = Rugi Daya pada Kumparan Motor Seri (Is2.Rs)
D = Rugi Daya Kumpuran Motor Shunt (If2.Rf)
E = Rugi Daya hysteris
F = Rugi Daya Arus Pusar
G = Rugi Daya Angin
H = Rugi Daya Sumbu Motor
29
Pm=Pin-Pcu
Pn=Pm-Pb
Efisiensi Ekonomi =
Efisiensi Mekanik =
Efisiensi Listrik =
Torsi
Besarnya torsi Jangkar (Ta) motor DC adalah :
Dimana untuk ggl jangkar adalah :
Bahwa kopel jangkar sebagai fungsi dari fluks dan arus jangkar dapat ditulis:
Ta = f (F Ia)
Jika arus jangkar bertambah besar, maka akan diikuti oleh kenaikan kopel jangkar atau
sebaliknya. Pada motor DC seri, kenaikan arus jangkar akan memperbesar fluks. Sehingga
persamaannya dapat ditulis :
Ta = f(Ia)2
30
Hubungan antara kecepatan putar terhadap arus jangkar motor DC adalah :
Dari persamaan diatas, nilai kecepatan putar akan berubah jika harga atau besar arus
jangkar berubah.
Karateristik mekanik diperoleh dari hubungan antara kecepatan putar dengan kopel
elektromagnetik atau kopel jangkar:
Perubahan nilai kopel jangkar akan selalu diikuti oleh perubahan kecepatan putar.

You might also like