Professional Documents
Culture Documents
SPD Tugas 1
SPD Tugas 1
Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk (pusat
beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan
sebuah kesatuan interkoneksi
1. Sistem Pembangkitan
2. Sistem Transmisi
3. Sistem Distribusi
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).
Jenis - jenis PLTA :
Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah pegunungan. Untuk
dapat memanfaatkan potensi dari sungai ini, maka kita perlu membendung sungai tersebut
dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA. Ditinjau dari cara membendung air, PLTA
dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. PLTA run off river
Pada PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunankan dam yang dibangun
memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA.
2. PLTA dengan kolam tando (reservoir)
Pada PLTA dengan kolam tando (reservoir), air sungai dibendung dengan bendungan
besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air di kolam
tando disalurkan ke bangunan air PLTA.
Cara Kerja PLTA
Komponen- kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar
kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya
jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini
di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,
Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah-rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step
down.
1.4 Sistem PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku
Air. Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan uap
dalam jumlah tertentu diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang
terus menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap
kemudian uap kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan
Siklus PLTU.
Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut Air Demin (Demineralized),
yakni air yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik)
sebesar 0.2 us (mikro siemen). Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU
biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant yang berfungsi
untuk memproduksi air demin ini.
Secara sederhana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air. Mula-
mula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api
yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami
kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka
air yang dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang
digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi
listrik.
2. Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Teori generator DC
e = -N
N : jumlah lilitan
F : Fluks magnet
apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluks magnetik yang berubah-ubah, maka
GGL akan membangkitkan dalam konduktor itu
Syarat untuk membangkitkan GGL adalah :
Harus ada konduktor
Harus ada medan magnetik
Adanya perputaran dari konduktor dalam medan magnet
GGL induksi yang terbentuk besarnya sesuai dengan perubahan fluks medan magnet tiap
detik.
1. Konstruksi Generator DC
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.\
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti (a) dan (c). Pada
posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar.
Sedangkan posisi jangkar pada.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini
karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau
rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga
dengan cincin seret), seperti ditunjukkan (1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik)
berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin
(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah
komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan
banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan)
3. Jangkar Generator DC
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan
tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi.
Jangkar Generator DC
4. Reaksi Jangkar
Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat
tanpa beban disebut Fluks Medan Utama . Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga
timbul tegangan induksi.
Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar
ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut
FIuks Medan Jangkar
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak
disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah
kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini
disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus
pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut a.
Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan
melemahkan tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi
awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu).
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub
utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan
komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat
dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan
ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat
juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser maka
komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang mengandung
tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada
kaki, generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya.
Generator tipe penguat terpisah adalah generator yang lilitan medannya dapat dihubungkan
ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin.
Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf
akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi
akan dibangkitkan pada generator.
Vf =If . Rf
Ea =Vt + Ia.Ra
Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka
hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :
- Tegangan jepit (V)
- Arus eksitasi (penguatan)
- Arus jangkar (Ia)
- Kecepatan putar (n)
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan
tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator
ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan
dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan
menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.
Ea =
Pada generator searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :
Keterangan
:
Ea : GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator
F : Fluks per kutub
Z : Jumlah penghantar total
n : Kecepatan putaran
a : Jumlah hubungan paralel
Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Gambar menunjukkan:
a karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat
eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan
output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
b Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
c Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya
mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga tegangan
induksi menjadi kecil.
2. Generator Berpenguatan Sendiri
Generator berpenguatan sendiri terdiri dari
1. Generator searah seri
2. Generator searah shunt
3. Generator kompon
1. Generator S
Disebut generator DC seri karena rangkaian exitasi (penguat) disambung secara seri
dengan jangkarnya. Sehingga arus medan (Is) sama dengan arus jangkar (Ia) sama dengan
arus beban (IL).
Kurva magnetisasi generator seri seperti generator yang lain (berpenguat sendiri) pada
kondisi tanpa beban.
Pada kondisi berbeban arus medan bertambah sehingga Ea bertambah dengan cepat. Akan
tetapi drop tegangan Ia.(Ra+Rs) juga bertambah dengan cepat sehingga terjadi penurunan
tegangan yang cepat pula.
Pada mulanya pertambahan Ea lebih cepat akan tetapi kondisinya cepat jenuh sehingga Ea
hampir konstan meskipun beban masih bertambah.Akhirnya pada kondisi sudah jenuh Ea
sudah tidak dapat bertambah, sementara arus beban (IL) masih terus bertambah , maka
terjadilah penurunan tegangan terminal dengan tajam .
Ia = Arus armatur
Is = Arus kumparan seri
Ea = GGL armatur
Rs = Tahanan kumparan seri
Ra = Tahanan armatur
IL = Arus pada beban
Vt = Tegangan beban
Ea = VL + Ia.Ra + Is.Rs
Ea = VL + Ia.Ra + Is.Rs + 2.Vsi (dengan rugi tegangan sikat)
2. Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus
eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus
eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya.
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan
ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor
terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh
generator tersebut.
Karakteristik Generator Shunt.
Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Tegangan
output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan
dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang
dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki merupakan
gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai kompon pendek
atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini hampir tidak ada, karena
tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop pada kumparan ini ditinjau dari dari
tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh.
Generator DC kompon pendek adalah generator DC kompon yang lilitan penguat serinya
terletak pada rangkaian beban.
Dirumuskan sbb : V = Ea - Ia Ra � Is Rs
V = IL . RL
Ia = IL + If
Is = IL
Vf = If . Rf
Generator DC kompon panjang adalah generator DC kompon yang lilitan penguat serinya
terletak pada rangkaian jangkar
Dirumuskan sbb : V = Ea � IaRa � Is Rs
Is = Ia
V = Ea � Ia ( Ra + Rs )
Vf = If Rf
Ia = IL + If
2.4 Diagram Daya, Efisiensi dan Torsi
Rugi-Rugi Daya Efisiensi
Pn= VL.IL
A = Rugi Putaran Tanpa Beban
B = Rugi Beban
C = Rugi daya kumparan angker (Ia2Ra)
D = Rugi Daya Kontak Sikat (Ia. 2Vsi)
E = Rugi Daya Kiumparan seri (Is2Rs)
F = Rugi Daya Kumparan Shunt (If2Rf)
Pin=Daya inpur (Daya mekanik)
Pem=Daya Elektro Magnet
Pcu=Rugi Tembaga (C+D+E+F)
Pn=Daya Output (VL.IL )
V.Ia=Pem - (C+D)
Pin = Pem + Pb
Pem= Pn+Pcu
Pb=Pin-Pem
Pcu=Pem-Pn
20
o Efisiensi generator,
o Efisiensi listrik,
o Efisiensi bruto,
Torsi (Kopel)
Jika jari-jari jangkar dari generator DC sebesar r mendapat gaya F maka kerja yang
dilakukan oleh gaya F dalam satu putaran adalah :
W = F x jarak
W = F 2pr
21
Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam putaran per detik adalah :
W = F 2pr n = F r 2p n
W = Ta 2p n = Ta ?m
W = Ta 2p N/60
dimana :
W = kerja yang dilakukan oleh kumparan jangkar
F = Gaya (Newton)
r = jari-jari jangkar
N = Putaran jangkar (rpm = rotasi per menit)
n = Putaran jangkar (rpd = rotasi per detik )
Ta = Torsi Jangkar (Nm) = F r
?m = Kec. Putar mekanik ( rpd) = 2p n
Adapun besar kerja yang dilakukan oleh putaran jangkar per detik (?) adalah sebanding
dengan daya jangkar dapat ditulis :
W = Pa = Ea Ia
Dengan demikian dapat ditulis :
EaIa = Ta 2p n
Ta =
Ta = 0.59
Dimana :
Ta = torsi jangkar (Nm)
n = putaran jangkar
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ggl induksi jangkar dapat ditulis :
Ea = Ta= =0.59
Ta= C
Ta = Torsi jangkar (Nm)
F = Fluks (weber)
Z = jumlah penghantar kumparan jangkar
a = jumlah kumparan paralel
N = Putaran jangkar
22
Torsi Poros
Akibat timbulnya torsi jangkar maka pada generator timbul daya output (Pout) dan dari
Pout ini timbul torsi poros/sumbu (Shaft torque) dan disimbulkan dengan Tsh:
Pin = Tsh 2 p n = Tsh ?m
Tsh =
= 9.55
dimana :
Pin = daya input generator (watt)
Tsh = torsi poros/sumbu (Nm)
?m = kecepatan putar mekanik (rp
3. MOTOR DC SERI
3.1 Penjelasan umum tentang motor DC seri
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll.
Motorlistrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor
listrik kadangkala disebut �kuda kerja� nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-
motormenggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagianyang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran
pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL)
yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan
bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasategangan dari gelombang
yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,dengan demikian arus yang
berbalik
arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling
sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisaberputar bebas di antara kutub-kutub
magnet permanen.
23.Motor D.C Sederhana
3.2 Prinsip Kerja Motor DC
Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah
medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor .
Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah
pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar
Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor menunjukkan medan magnet
yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karenabentuk U.
24.Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut. Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dinamo.
Medan magnet mengelilingi konduktor dan diantara kutub.
Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan selatan
yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub. Lihat
gambar
Reaksi garis fluks.
25.Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped
conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B. Medan
konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan
medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk
keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor.
Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang
kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum
jam.
3.3 Motor DC Seri, Shunt dan Kompon
1. Motor DC Seri
Motor DC Seri. Motor DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat medan diseri
terhadap kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu daya output yang
dihasilkan besar. Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban yang diminta sangatlah besar,
sesuai dengan beban yang dipikulnya, jika tegangan inputnya tidak stabil maka flux magnit
yang dihasilkan oleh kumparan seri tidak stabil pula, sehingga daya output yang dihasilkan
tidak stabil.
Ia = IL
Pin = Vt IL
Rs = tahanan kumparan seri = ILRs
Pa = EaIa
Ea = Vt � IaRs � IaRa � Vs
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs
26
2. Motor DC Shunt
Motor DC Shunt. Motor DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat medan diparalel
terhadap kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu tidak terlalu
membutuhkan banyak ruangan karena diameter kawat kecil. Sedangkan kelemahannya
yaitu daya keluaran yang dihasilkan kecil karena arus penguatnya kecil.
Ea = Gaya gerak listrik jangkar
= Vt � IaRa - Vs
= Vt - (IL � Ish)Ra � Vs
(Pcu)tot = Ia2Ra + Ish2Rsh
Vt = tegangan terminal
IL = Arus jala-jala
Pin = Vt IL
Ia = Arus jangkar
Ish = Arus shunt
IL = Ia + Ish
Rsh = Tahanan kumparan shunt
Vsh = Tegangan kumparan shunt = Ish Rsh
Ra = Tahanan kumparan jangkar
Va = Tegangan jatuh pada kumparan
3. Motor DC Kompon
Motor DC Kompond. Pada umumnya Motor DC Kompond dibuat untuk mengurangi
kelemahan yang terjadi pada Motor DC Shunt maupun Seri.
Jenisnya ada dua macam, yaitu Motor DC Kompond Panjang dan Motor DC Kompond
Pendek, ciri khas yang membedakan keduanya yaitu tata letak kumparan penguat medan
tambahan diletakkan seri dengan kumparan penguat
27
medan pada Motor DC Shunt dan ini desebut Motor DC Kompond Pendek. Sedangkan
pada Motor DC Kompond Panjang, kumparan penguat medan tambahan diletakkan secara
seri antara Kumparan armatur dan kumparan penguat medan shunt pada Motor DC Shunt.
� Motor DC Kompon Pendek
Pin = VLIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
Ea = Vt � ILRs � IaRa � Vs
ILRs = tegangan jatuh pada kumparan seri
(IL)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
IaRa = tegangan jatuh pada tahanan jangkar
(Ia)2 Ra = rugi daya jangkar
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs + Ish2Rsh
IshRsh = Vsh = Vt � Vs
Ish2Rsh = Rugi daya pada kumparan shunt
� Motor DC Kompon Panjang
28
Pin = VtIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
Ea = Vt � IaRs � IaRa � Vs
Vsh = Vt
Vsh = IshRsh
(Ia)2Ra = rugi daya pada tahanan jangkar
(Ia)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
(Ish)2Rsh = rugi daya pada kumparan shunt
3.4 Diagram Daya, Efisiensi dan Torsi
Pin
A
B
C
Pm D
E
F
G
H
Pn= (HP x 746) Watt
A = Rugi Daya pada kumparan jangkar (Ia2.Ra)
B = Rugi Daya pada Kontak Sikat (2Vsi.Ia)
C = Rugi Daya pada Kumparan Motor Seri (Is2.Rs)
D = Rugi Daya Kumpuran Motor Shunt (If2.Rf)
E = Rugi Daya hysteris
F = Rugi Daya Arus Pusar
G = Rugi Daya Angin
H = Rugi Daya Sumbu Motor
29
Pm=Pin-Pcu
Pn=Pm-Pb
Efisiensi Ekonomi =
Efisiensi Mekanik =
Efisiensi Listrik =
Torsi
Besarnya torsi Jangkar (Ta) motor DC adalah :
Dimana untuk ggl jangkar adalah :
Bahwa kopel jangkar sebagai fungsi dari fluks dan arus jangkar dapat ditulis:
Ta = f (F Ia)
Jika arus jangkar bertambah besar, maka akan diikuti oleh kenaikan kopel jangkar atau
sebaliknya. Pada motor DC seri, kenaikan arus jangkar akan memperbesar fluks. Sehingga
persamaannya dapat ditulis :
Ta = f(Ia)2
30
Hubungan antara kecepatan putar terhadap arus jangkar motor DC adalah :
Dari persamaan diatas, nilai kecepatan putar akan berubah jika harga atau besar arus
jangkar berubah.
Karateristik mekanik diperoleh dari hubungan antara kecepatan putar dengan kopel
elektromagnetik atau kopel jangkar:
Perubahan nilai kopel jangkar akan selalu diikuti oleh perubahan kecepatan putar.