You are on page 1of 9

Laporan Praktikum ke : 9 Hari/Tanggal : Senin / 16 April 2018

Teknik Laboratorium Nutrisi dan Tempat Praktikum : Laboratorium


Teknologi Pakan Terpadu
Nama Asisten :
Mawar (D251170340)

ANALISIS PROFIL ASAM LEMAK DAN KROMATOGRAFI


CARLOS SEBASTIAN
D24150079
Kelompok 3/G1

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai


panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat
peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan
glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi
membran biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam
lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada
membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak
disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak
bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat,
derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel. Berdasarkan
struktur kimianya, asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh yaitu
asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak yang
memiliki ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh. (Mayes 2003)
Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang berdensitas tinggi. Asam
lemak akan menghasilkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nutrien
lain seperti karbohidrat atau protein ketika dimetabolisme dalam tubuh. Asam
lemak yang menyusun lemak mempunyai efek yang baik untuk ternak maupun
kesehatan manusia. (Tuminah 2009) Asam lemak tertentu yang diproduksi di
dalam rumen mempunyai peranan penting sebagai regulator dalam sintesis lemak
susu. Penggunaan lemak dalam campuran pakan ruminansia dapat menyebabkan
efek negatif terhadap bentuk fisik pakan (menjadi lengket) dan terhadap mikroba
rumen pencerna serat. Oleh sebab itu, perlu diketahui bagaimana lemak
dimetabolisme di dalam tubuh ternak ruminansia, bentuk lemak yang dapat
meningkatkan produksi maupun reproduksi ternak atau dapat mempengaruhi
efisiensi produksi. (Rusdiana 2004)
Menurut (Palmquist dan Jenkins 1980), lemak memiliki beberapa
pengaruh negatif yaitu: 1) lemak akan menyelubungi serat pakan sehingga
mikroba rumen tidak mampu mendegradasi serat, 2) lemak PUFA (lemak tidak
jenuh majemuk) bersifat toksik terhadap bakteri rumen tertentu sehingga terjadi
perubahan populasi mikroba di dalam rumen, 3) pengaruh negatif asam lemak
terhadap membran sel sehingga menghambat aktivitas mikroba rumen
Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan dalam analisis profil


asam lemak serta perbedaan metode analisis asam lemak dengan soxhlet dan GC.

MATERI DAN METODE

Materi
Alat yang digunakan adalah pulpen, dan pensil untuk menghitung dan
menulis, sedangkan bahan yang digunakan adalah profil asam lemak.
Metode

Ekstraksi sampel asam lemak terikat

Sampel sebanyak 2-3 gram difermentasi selama 8 jam, setelah itu


dilarutkan dalam 10ml air dan 15 ml HCl 25%, setelah ditambahkan air dan HCl
makan dididihkan 15 menit dan diangkat untuk kemudian disaring dan
dikeringkan dengan kertas saring. Dilakukan ekstrak dengan heksana selama 5-6
jam pada suhu kurang lebih 80oC. Setelah selesai dilakukan proses ekstrak dengan
heksana, sampel disuling yang kemudian akan didapatkan ekstrak lemak, ekstrak
lemak tersebut dikeringkan dengan dimasukkan ke dalam oven 105 oC selama 1
jam, kemudian diltekkan di eksikator.

Metilasi asam lemak untuk GC


Sampel ditimbang, dimasukkan ke dalam tabung bertutup telfon kemudian
ditambahkan 1ml NaOH 0,5N. Dipanaskan pada suhu 80oC selama 20 menit,
kemudian diangkat dan dibiarkan sampai dingin. Setelah itu ditambahkan 2 ml
BF3 dan dipanaskan kembali pada suhu 80oC selama 20 menit dan didinginkan.
Setelah didinginkan, ditambahkan 2 ml NaCl jenuh dan 1 ml Heksan. Lapisan
heksan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi Na2SO4 anhidrat.
Didiamkan selama 15 menit dan larutan sampel dipisahkan dengan vial dan siap
diinjeksikan. (F E Djangoen 2013)

Rumus Perhitungan

1. % Komponen asam lemak

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛


% asam lemak = x 100%
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

2. Komponen asam lemak dalam sampel

% asam lemak sampel = % komponen asam lemak x % lemak total

3. Perhitungan asam lemak jenuh dalam sampel

% asam lemak jenuh = ∑ % asam lemak jenuh x % asam lemak total

4. Perhitungan asam lemak tidak jenuh dalam sampel

% asam lemak tidak jenuh = ∑ % asam lemak tidak jenuh x % asam


lemak total

5. Total asam lemak

% total asam lemak = % asam lemak jenuh + % asam lemak tidak jenuh
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel berikut merupakan tabel yang berisi perhitungan komponen asam


lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh pada sampel 702.R.4541_pakan_b.

Tabel 1. Komponen asam lemak sampel 702.R.4541_pakan_b.


%komponen asam
Sampel %asam lemak
lemak
Asam lemak jenuh ∑ = 84.56 ∑ = 0.0726
C16:0 37.51 0.0322
C18:0 47.05 0.0404
Asam lemak tak jenuh ∑ = 15.39 ∑ = 0.0132
C18:1 W/9C 11.52 0.0099
C18:2 W/9C 3.87 0.0033

Tabel berikut merupakan tabel yang berisi perhitungan komponen asam


lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh pada sampel 702.R.4542_pakan_b..

Tabel 2. Komponen asam lemak sampel 702.R.4542_pakan_b.


%komponen asam
Sampel %asam lemak
lemak
Asam lemak jenuh ∑ = 81.66 ∑ = 0.0914
C4:0 0.63 0.0007
C12:0 3.89 0.0044
C14:0 5.50 0.0062
C16:0 29.93 0.0334
C18:0 41.71 0.0467
Asam lemak tak jenuh ∑ = 18.34 ∑ = 0.0205
C18:1 W/9C 13.96 0.0156
C18:2 W/9C 4.38 0.0049

Tabel berikut merupakan tabel yang berisi perhitungan komponen asam


lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh pada sampel 702.R.4543_pakan_b.

Tabel 3. Komponen asam lemak sampel 702.R.4543_pakan_b.


%komponen asam
Sampel %asam lemak
lemak
Asam lemak jenuh ∑ = 94.07 ∑ = 0.0866
C12:0 5.15 0.0048
C14:0 12.28 0.0113
C16:0 30.64 0.0282
C18:0 46.00 0.0423
Asam lemak tak jenuh ∑ = 5.93 ∑ = 0.0054
C18:1 W/9C 3.95 0.0036
C18:2 W/9C 1.98 0.0018

Tabel berikut merupakan tabel yang berisi perhitungan komponen asam


lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh pada sampel 702.R.4545_pakan_b.

Tabel 4. Komponen asam lemak sampel 702.R.4545_pakan_b.


%komponen asam
Sampel %asam lemak
lemak
Asam lemak jenuh ∑ = 78.00 ∑ = 0.00807
C4:0 1.32 0.00013
C12:0 3.70 0.00038
C14:0 3.47 0.00035
C16:0 31.68 0.0033
C18:0 36.69 0.0038
C20:0 1.14 0.00011
Asam lemak tak jenuh ∑ = 21.99 ∑ = 0.00223
C18:1 W/9C 18.78 0.0019
C18:2 W/9C 3.21 0.00033

Pembahasan

Asam lemak diperoleh dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti kelapa


sawit, kelapa, jagung, kedelai, biji jarak dan biji bunga matahari. Sedangkan asam
lemak sintetik dapat diperoleh dari industri petrochemical. Dalam penggunaannya,
asam lemak memegang peranan penting pada industri oleochemical, seperti pada
industri ban, sabun, detergent, alkohol lemak, polimer, amina lemak, kosmetik
dan farmasi. Selain minyak/trigliseriga, asam lemak merupakan salah satu
pusat/basis industri oleokimia. Asam lemak mengandung energi tinggi
(menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan
diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari
makanan. Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih
reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh. Posisi ikatan ganda juga
menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin
mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak
esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa
minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung
asam lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak) (Estiasih 2009)
Teknologi manipulasi asam lemak pada pakan dapat melalui teknologi
lemak terproteksi, hal ini dapat dilakukan dengan pengolahan fisik dan kimia.
Untuk pengolahan fisik akan terjadi proses pengepresan pada biji-bijian untuk
mengeluarkan minyak, Proses ini akan menimbulkan panas dan panas akan
mendenaturasi protein yang ada di dalam bungkil sekaligus lemak yang tersisa di
dalam bungkil akan terproteksi di dalam bungkil seperti bungkil kedelai, bungkil
kanola. Proses kimiawi dapat dilakukan dengan cara hidrolisis sebagian,
penambahan formaldehid untuk melindungi lemak, dan proses saponifikasi untuk
mengubah stuktur lemak menjadi sabun kalsium yang bersifat lengket sehingga
mudah disimpan dan diangkut. (Elizabeth dan Susana 2013) Pemberian asam
lemak pada ternak ruminansia, dalam rumen akan mengalami biohidrogenasi oleh
mikroorganisme rumen sehingga penyerapan didominasi oleh asam lemak jenuh.
Bila lemak (trigliserida, glikolipida, fosfolipida) dikonsumsi oleh ternak
ruminansia, maka ketika masuk ke dalam rumen, akan terjadi dua proses besar
yaitu proses hidrolisis ikatan ester dalam lemak yang berasal dari pakan dan
proses biohidrogenasi asam lemak yang tidak jenuh yang terjadi setelah lemak
dihidrolisis menjadi asam lemak bebas (Bauman dan Lock 2006). Biohidrogenasi
asam lemak dalam rumen dapat diatasi dengan pemberian asam lemak tidak jenuh
yang tinggi dan dilapisi dengan suatu material yang tidak dapat dimetabolisme
oleh mikroorganisme rumen, tetapi dapat dicerna dalam usus halus (Yurleni et al
2016) Proses biohidrogenasi asam lemak tidak jenuh juga berguna karena
mengurangi pengaruh asam lemak tidak jenuh yang menekan pertumbuhan
bakteri-bakteri rumen. Proses biohidrogenasi melibatkan dua grup bakteri rumen
(grup A dan B) (Lock et al. 2006). Berdasarkan hasil perhitungan dari profil
kromatografi yang dilakukan sampel 702.R.4541_pakan_b.memiliki kandungan
lemak total 0.0858%. Sampel 702.R.4542_pakan_b. memiliki kandungan lemak
total 0.1119%. Sampel 702.R.4543_pakan_b. memiliki kandungan lemak total
0.0920%.dan sampel 702.R.4545_pakan_b memili kandungan lemak total
0.01030%. Pada asam lemak jenuh, semakin panjang rantai karbonnya maka asam
lemak juga akan semakin banyak, sedangkan pada asam lemak tidak jenuh
semakin panjang rantai karbonnya maka asam lemak akan semakin berkurang.
Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atau
distribusi diferensial komponen sampel diantara dua sampel. Kromatografi
melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam biasanya berupa
cairan yang terikat pada permukaan, sedangkan fase gerak berupa eluen, pelarut
atau gas pembawa inert. Teknik ini merupakan metode analisis kuntitatif dan
kualitatif yang cepat untuk menganalisis komponen lipida volatil (Gifari 2011)
Metode Soxhlet merupakan metode kuantitatif untuk menentukan kadar lemak
dalam bahan pangan. Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam
pelarut organik yang telah dipanaskan (Harper et al 1979). Prinsip dari metode
kromatografi adalah pemisahan lemak menjadi fase diam dan fase gerak,
sedangkan emtode soxhlet adalah dengan melarutkan asam lemak dalam pelarut
organik.

SIMPULAN

Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atau


distribusi diferensial komponen sampel diantara dua sampel sedangkan metode ini
soxhlet dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam pelarut organik yang
telah dipanaskan. Prinsip dari metode kromatografi adalah pemisahan lemak
menjadi fase diam dan fase gerak, sedangkan emtode soxhlet adalah dengan
melarutkan asam lemak dalam pelarut organik
DAFTAR PUSTAKA

Bauman DE, Lock AL. 2006. Concepts in lipid digestion and metabolism in dairy
cows. Proceeding of Tri-State Dairy Nutrition Conference. Indiana(US):
The Ohio State University
Elizabeth dan Susana. 2013. Manfaat lemak terproteksi untuk meningkatkan
produksi dan reproduksi ternak ruminansia. Makalah Balai Penelitian
Ternak. Bogor(ID): Balai Penelitian Ternak
Estiasih T. 2009. Minyak Ikan: Teknologi dan Penerapannya untuk Pangan dan
Kesehatan. Yogyakarta(ID): Graha Ilmu
Gifari A. 2011. Karakteristik asam lemak daging keong macan (Babylonia
spirata), kerang tahu (Meretrix meretrix), dan kerang salju (Pholas dactylus)
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.
Harper V, Rodwell W, Mayes PA. 1979. Biokimia. Jakarta (ID): EGC
Lock AL, Harvatine KJ, Drackley JK, Bauman DE. 2006. Concepts in fat and
fatty acid digestion in ruminants. Proceedings Intermountain
Nutrition Conference. New York (US): Cornell University
Mayes PA. 2003. Biosintesis Asam Lemak. Jakarta (ID): Biokimia.
Palmquist DL, Jenkins TC. 1980. Fat in lactation rations: review. J Dairy Sci.
63(1):1-14.
Rusdiana. 2004. Metabolisme Asam Lemak. Sumatera Utara (ID): Program Studi
Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Tuminah S. 2009. Efek asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh "trans"
terhadap kesehatan. Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat. 19: 13-20.
Yurleni P., Rudi P., Komang G. 2016. Pengaruh penambahan asam lemak dalam
ransum terhadap kualitas karkas dan irisan komersial karkas ternak potong.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 19(1):35-45
LAMPIRAN

sampel 702.R.4541_pakan_b

% Komponen asam lemak dalam sampel

% komponen asam lemak (C 16:0) = 37.5% x 0.0858% = 0.0321%

% komponen asam lemak (C 18:0) = 47.05% x 0.0858% = 0.040%

% komponen asam lemak (C 18:1) = 11.57% x 0.0858% = 0.099

% komponen asam lemak (C 18:2) = 3.87% x 0.0858% = 0.0033

% Asam lemak jenuh

= Ʃ% komponen asam lemak jenuh x % lemak total


= (37.5 + 47.05)/100 x 0.0858
= 0.0725%

% Asam lemak tidak jenuh

= Ʃ% komponen asam lemak tidak jenuh x % lemak total


= (11.57 + 3.87)/100 x 0.0858
= 0.01323%

Total asam lemak

% total asam lemak = % asam lemak jenuh + % asam lemak tidak jenuh
= 0.0725 + 0.01323
= 0.0857%

You might also like