You are on page 1of 7

LAPORAN TUGAS MANDIRI PEMICU 3

Nama : David Kristianto Dikumpulkan tanggal : 15 November 2017


NPM : 1606908035 Paraf Asisten :
Program Studi : Teknik Kimia
Kelompok :2

1. Outline
1.1. Senyawa Pestisida Karbamat
1.2. GC-MS
1.3. Jumlah Piringan Rata-Rata
1.4. Tinggi Piringan
2. Pembahasan
2.1. Senyawa Pestisida Karbamat
2.1.1 Pengertian

Insektisida karbamat berkembang setelah organofosfat. Insektisida ini


biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan
organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta. Contoh :
bendiocarb, propoksur, dan lain lain.

2.1.2 Struktur

Gambar 1. Struktur Pestisida Karbamat


Sumber: GagasPertanian.com

Struktur karbamat seperti physostigmin, ditemukan secara alamiah


dalam kacang Calabar (calabar bean). Bentuk carbaryl telah secara luas dipakai
sebagai insektisida dengan komponen aktifnya adalah Seviner. Mekanisme
toksisitas dari karbamat adalah sama dengan organofosfat, dimana enzim ache
dihambat dan mengalami karbamilasi.
2.1.3 Dampak bagi Kesehatan Manusia

Dampak pestisida pada tubuh sebagai penghambat kerja enzim


kolinesterase dengan cara menempel enzim tersebut. Sehingga asetilkolin tidak
dapat dipecah menjadi kolin dan asam asetat oleh enzim kolinesterase. Keadaan
ini dapat menyebabkan gangguan fungsi saraf (Achmadi, 1993). Mekanisme
terjadi keracunan adalah pestisida berikatan dengan enzim dalam darah yang
berfungsi mengatur kerja saraf, yaitu kolinesterase. Apabila kolinesterase
terikat atau dihambat, maka enzim tidak dapat melaksanakan tugasnya
dalam tubuh terutama meneruskan untuk mengirimkan perintah kepada otot-
otot tertentu, sehingga otot-otot bergerak tanpa dapat dikendalikan.

2.2. GC-MS
2.2.1 Prinsip Kerja

GC-MS adalah terdiri dari dua blok bangunan utama: kromatografi gas
dan spektrometer massa. Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler yang
tergantung pada dimensi kolom itu (panjang, diameter, ketebalan film) serta
sifat fase (misalnya 5% fenil polisiloksan). Perbedaan sifat kimia antara
molekul-molekul yang berbeda dalam suatu campuran dipisahkan dari molekul
dengan melewatkan sampel sepanjang kolom. Molekul-molekul memerlukan
jumlah waktu yang berbeda (disebut waktu retensi) untuk keluar dari
kromatografi gas, dan ini memungkinkan spektrometer massa untuk
menangkap, ionisasi, mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi molekul
terionisasi secara terpisah. Spektrometer massa melakukan hal ini dengan
memecah masing-masing molekul menjadi terionisasi mendeteksi fragmen
menggunakan massa untuk mengisi rasio.

Dengan metode GC-MS dapat menganalisis larutan organik,


memasukkannya ke dalam instrumen, memisahkannya menjadi komponen
tinggal dan langsung mengidentifikasi larutan tersebut.

Penggunaan kromatografi gas dapat dipadukan dengan spektroskopi


massa. Paduan keduanya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam
pengidentifikasian senyawa yang dilengkapi dengan struktur molekulnya.

2.2.2 Metode Analisis Kromatografi Gas- Spektrometri Massa (GC-MS)

Pada metode analisis GC-MS adalah dengan membaca spektra yang


terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut. Pada spektra GC jika
terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak senyawa, yaitu terlihat dari
banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut. Berdasarkan data waktu
retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui senyawa apa saja yang
ada dalam sampel.
Selanjutnya adalah dengan memasukkan senyawa yang diduga tersebut
ke dalam instrumen spektrometer massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah
satu kegunaan dari kromatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa-
senyawa dari suatu sampel. Setelah itu, didapat hasil dari spektra spektrometri
massa pada grafik yang berbeda.

Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam
instrumen GC-MS adalah tak lain hasil dari masing-masing spektra. Untuk
spektra GC, informasi terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-
tiap senyawa dalam sampel. Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh
informasi mengenai massa molekul relatif dari senyawa sampel tersbut.
2.2.3 Instrumentasi GC-MS

Pada prinsipnya kromatografi gas-spektrometri massa terdiri dari 4


komponen umum yaitu :
1. Gas Chromatography
Pada kromatografi gas, pada umumnya ada 5 komponen utama yaitu :

 Gas Pembawa
Fungsi utama gas pembawa adalah untuk memindahkan analit dari
injector menuju detektor. Paling banyak digunakan sebagai gas pembawa
adalah helium, argon, nitrogen, atau campuran argon dan metana.

 Gerbang Sunktik
Sampel yang dapat dianalisis dengan metode kromatografi gas pada
umumnya berbentuk cairan. Namun, sampel berbentuk padat dan gas juga dapat
dianalisis dengan memakai sistem pemasuk sampel yang khusus. Pada gerbang
suntuk yang terpenting adalah program temperatur, di mana temperatur pada
gerbang suntik harus di atas suhu titik didih komponen yang terkandung dalam
cuplikan agar cepat menguap dan menyebabkan terjadinya penguraian
komponen.

 Termostat Oven

Termostat oven berfungsi untuk mengatur temperatur kolom.


Pengaturan kolom pada kromatografi gas sangat penting sebab pemisahan
komponen terjadi di dalam kolom, yang sangat dipengaruhi oleh temperatur di
dalam oven.

 Kolom
Kolom berfungsi sebagai fase diam dan merupakan jantung dari
kromatografi. Dalam kolom terjadi proses pemisahan komponen-komponen
dalam campuran berdasarkan perbedaan afinitas masing-masing komponen
terhadap fasa diam dan fasa gerak. Proses pemisahan dalam kolom di pengaruhi
oleh banyak faktor seperti sifa kimia-fisika dari sampel maupun material
kolom, dimensi kolom (panjang, diameter dan tebal lapisan kolom , laju alir gas
pembawa, suhu oven kolom dan lain-lain. Secara umum, semakin mirip
polaritas kmponen sampel dengan fase diam, maka semakin kuat interaksi
antara keduanya sehingga komponen akan tertahan lebih lama dalam kolom
(waktu retensi makin lama). Semakin panjang kolom, semakin panjang jarak
lintasan yang harus dilalui oleh komponen sampel sehingga waktu retensi
makin lama. Semakin cepat laju alir gas pembawa maka waktu retensinya akan
makin cepat pula.

 Detektor
Ciri detektor yang dikehendaki adalah kepekaan tinggi, kelinearan
tanggapannya lebar, tanggap terhadap semua jenis senyawa, kuat, tidak peka
terhadap perubahan aliran, suhu, dan harganya murah. Pada kromatografi gas
spektrometer massa, spektrometer massa merupakan detekror dari kromatografi
2. Interface
Interface adalah bagian yang menghubungkan antara kromatografi gas
dengan spektrometer massa. Tujuan utama dari interface adalah menghilangkan
gas pembawa tanpa menghilangkan analit.

3. Mass Spectrometer
 Sampel diuapkan di bawah vakum dan diionkan menggunakan berkas
elektron. Di ruang pengion sampel ditembak dengan arus partikel
berenergi tinggi menghasilkan ion dengan kelebihan energi (radikal ion)
yang bisa memecah dan tidak bisa memecah. Ion yang bisa memecah
akan menjadi ion positif, negatif dan pecahan yang netral. Ion negative
akan tertarik ke anoda untuk dinetralkan dan dihisap oleh pompa vakum
bersama-sama dengan fragmen netral. Sedangkan partikel bermuatan
positif menuju ke tabung analisator.
 Ion sampel dipercepat menggunakan medan listrik memasuki tabung
penganalisis dan dilalukan dalam medan magnet.
 Dalam kekuatan medan magnet yang diberikan, hanya ion-ion positif
dan radikal positif akan difokuskan ke detektor, ion dengan m/z
(massa/muatan) lebih besar akan mencapai detektor lebih dahulu diikuti
m/z yang lebih kecil.
 Arus listrik yang diterima detektor akan diperkuat dan spektrum massa
dari sampel akan direkam.
Alat-alat yang digunakan dalam spectrometer massa :

 Sumber Ion
 Filter : Selama ion melui rangkaian spekstroskopi massa, ion-
ion ini melalui rangkaian elektromagnetik yang menyaring ion
berdasarkan perbedaan masa.
 Detektor : Pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-
elektron dihasilkan dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat
dideteksi.
 Rekorder : Merekam hasil dan mencetaknya pada sebuah grafik.
Hasil detektor akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap
puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor.

Gambar 2. Instrumentasi Spektrometer Massa


Sumber: http://staffnew.uny.ac.id

4. Sistem Pengolahan Data

Pengolah data berfungsi sebagai pengatur sistem instrumen dan


pengolahan data untuk tujuan analisis kualitatif maupun kuantitatif. Pada
umumnya, menggunakan teknologi komputer untuk harmonisasi bekerjanya
instrumen terpadu, dalam pengolahan atau penyuguhan data analisis.

2.2.4 Aplikasi GC-MS


 Menentukan berat molekul dengan sangat teliti sampai 4 angka di belakang
desimal.
 Spektroskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui Rumus Molekul
tanpa melalui analisa (rumus empiris).
 GC-MS hanya dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa yang
mudah menguap. Denagan catatan bahwa : mengetahui apakah senyawa
tersebut termasuk golongan alkohol, amin, karboksilat, aldehid dan lain
sebagainya.
2.3. Jumlah Piringan Rata-Rata

Pada kromatografi gas, ada istilah theoretical plates. Tiap ‘piringan’


adalah satu proses ekstraksi dari injektor hingga detektor. Menghitung banyak
piringan dapat dilakukan dari kromatogram dengan menggunakan salah satu
puncak yang ada.
𝑡 2
𝑁 = 16 [(𝑊𝐵 )] (1)
𝐵

2
𝑡
𝑁 = 5.5 [𝑊 𝐵 ] (2)
1/2

N = number of theoretical plates


tR = waktu retensi
WB = lebar dasar puncak
2.4. Tinggi Piringan
Tinggi piringan (H) adalah panjang kolum untuk satu piringan atau satu
tahap kesetimbangan. Semakin kecil nilainya, semakin efisien kolomnya.
Semakin banyak piringan yang ada dalam kolom pun akan menciptakan resolusi
yang lebih baik. Tinggi piringan dapat dihitung dari pembagian panjang kolom
dengan banyaknya piringan.
lenght
H= (3)
N
Daftar Pustaka
Hites. Ronald. Gas Chromatography Mass Spectrometry. Indiana: School of Public and
Enviromental Affairs and Departement of Chemistry.Universitas

Setyowati, H., Zharfa H., H., Angela, I. and Agnes KS, J. (2013). ISOLASI DAN
STANDARISASI BAHAN ALAM GAS CHROMATOGRAPHY MASS SPECTROMETRY
GC – MS. [ebook] Semarang: SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN
FARMASI” SEMARANG. Available at:
http://file:///C:/Users/Eliana%20Kristianti/Downloads/GC-MS.pdf [Accessed 12 Nov.
2017].

BAB. (n.d.). [ebook] Surakarta: UMS, pp.1-12. Available at:


http://eprints.ums.ac.id/20601/2/BAB_I.pdf [Accessed 11 Nov. 2017].

Surendran, Seema dan K, Vijayalakshmi. 2012. GC-MS Analysis of Phytochemicals in


Cyamopsis tetragonoloba Fruit and Cyperus rotundus Rhizome. International Journal
of Pharmacognosy and Phytochemical Research Vol 3(4): 102-106. India

Marwati, S. (n.d.). SPEKTROMETRI MASSA. [ebook] Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta, pp.1-21. Available at:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318568/pendidikan/Spektrometri+Massa.pdf
[Accessed 15 Nov. 2017].

You might also like