You are on page 1of 3

PROGRAM INOVASI

SKREENING MENYELURUH KESEHATAN MASYARAKAT TERPADU


“SEMESTA”

A. ANALISA MASALAH
Sesuai Permenkes 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan, Sasaran skreening kesehatan ditujukan kepada seluruh masyarakat usia 15
- 59 Tahun , meliputi skreening Hipertensi , dimana setiap masyarakat minimal
mendapatkan pelayanan pengukuran tekanan darah sekali dalam setahun, skreening
Diabetes Mellitus, dimana setiap masyarakat usia > 18 tahun mendapatkan pelayanan
pemeriksaan Gula Darah.
Diketahui bersama bahwa tren peningkatan angka penyakit tidak menular sangat
tinggi , angka kematian dan kecacatan dari penyakit tidak menular ini juga cukup tinggi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian


Kesehatan telah melakukan survei yang disebut Sample Registration Survey (SRS).
Datanya data dikumpulkan dari sampel yang mewakili Indonesia, meliputi 41.590
kematian sepanjang 2014, dan pada semua kematian itu dilakukan autopsi verbal,
sesuai pedoman Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara real time oleh dokter dan
petugas terlatih.
Dari data itu terlihat bahwa 10 jenis penyakit paling sering menjadi penyebab
kematian di Indonesia adalah penyakt :

1. Cerebrovaskular atau pembuluh darah di otak seperti pada pasien stroke.

2. Penyakit jantung iskemik.

3. Diabetes Melitus dengan komplikasi.

4. Tubercolusis pernapasan.

5. Hipertensi atau tekanan darah tinggi dengan komplikasi.

6. Penyakit pernapasan khususnya Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

7. Penyakit liver atau hati.

8. Akibat kecelakaan lalu lintas.

9. Pneumonia atau radang paru-paru.

10. Diare atau gastro-enteritis yang berasal dari infeksi.


Selain kedua hal tersebut, skreening penderita katarak dan ODGJ juga sangat
diperlukan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang termasuk pada 12
indikator SPM.
Dari data proyeksi puskesmas Barengkrajan, terdapat 35.996 penduduk usia 15-
59 tahun sasaran skreening kesehatan , serta 3.423 Lansia Sasaran skreening katarak ,
diharpkan dengan program inovasi ini , angka skreening kesehatan dapat meningkat
sehingga upaya preventif bisa lebih maksimal.

B. PENDEKATAN SRATEGIS
Pelaksanaan Kegiatan SEMESTA ini dapat dilaksanakan di setiap kegiatan
Masyarakat dan dapat di integrasikan dengan program yang saat ini telah ada di
puskesmas , dengan harapan dapat menunjang kegiatan yang ada dan memaksimalkan
upaya preventif terhadap penyakit tidak menular.

C. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN


1. Pelaksanaan SEMESTA di integrasikan dengan program Keluarga Sehat dalam
kegiatan skreening Hipertensi.
2. Pelaksanaan SEMESTA di integrasikan dengan posyandu Lansia dalam kegiatan
skreening Katarak.
3. Pelaksanaan SEMESTA di integrasikan dengan pertemuan kader dan Senam Lansia
dalam kegiatan Pemeriksaan Gula Darah.
4. Pelaksanaan SEMESTA di integrasikan dengan Program Prolanis BPJS dalam
Kegiatan Skreening Obesitas.
5. Pelaksanaan SEMESTA di integrasikan dengan program keluarga sehat dalam
kegiatan skreening ODGJ.

D. DAMPAK SEBELUM DAN SESUDAH


Sebelum :
1. Tidak ada pemeriksaan kesehatan pada saat kegiatan masyarakat
2. Capaian data skreening belum maksimal

Sesudah :
1. Pada saat kegiatan masyarakan menjadi salah satu wadah untuk melaksanakan
pemeriksaan kesehatan
2. Capaian skreening lebih meningkat

E. KEBERLANJUTAN PROGRAM
Program ini dilaksanakan untuk menunjang Standar Pelayanan Minimal di
Puskesmas dan sebagai tolak ukur pendataan kesehatan di masyarakat , untuk
memaksimalkan upaya promotif dan preventif. Program ini akan di integrasikan dengan
Program yang ada di Puskesmas serta Kegiatan yang berlangsung di masyarakat.

You might also like