Professional Documents
Culture Documents
Ensefalitis
Ensefalitis
PENDAHULUAN
(Virus Parotitis), virus morbili, virus rabies, virus Rubela, virus dengue,
varicella.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ENCEPHALITIS
2.1 Definisi
jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula
spinalis.
gambar 1.1
2
2.2 Epidemiologi
pola epidemiologi yang sama. Tetapi sebagian besar kasus yang terjadi
pada musim panas dan musim gugur, mencerminkan adanya virus arbo
dan virus entero sebagai etiologi. Ensefalitis yang disebabkan karena virus
arbo terjadi dalam bentuk epidemik, dengan batas wilayah yang ditentukan
binatang, air, manusia, dan bahan makanan, tanah, manusia, dan faktor-
sisa
2.3 Klasifikasi
ECHO.
2) Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis
3
b. Infeksi virus yang bersiat sporadik : rabies, Herpes simpleks, Herpes
jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
c. Encephalitis pasca-infeksi : pasca-morbili, pasca-varisela, pasca-
2.4 Etiologi
Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi
4
a. Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO.
gambar 1.2
2.5 Patofisiologi
5
gambar 1.3
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran npas, dan saluran cerna.
6
Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis ensefalitis.
kejang di muka)
e. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-
sama, misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (Hassan, 1997
f. Perubahan perilaku
g. Gelisah
Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi
tanda dan gejala : kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia,
7
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Biakan:
1. Dari darah, viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar
koma, tumor,infeksi system saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut otak,
dan kecepatan.
f. CT scan Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa
2.8 Diagnosa
8
1. Diagnosis pasti untuk ensefalitis ialah berdasarkan pemeriksaan patologi
neurologikaadanaainformasiaaepidemiologik.
1. Panas tinggi, nyeri kepala hebat, kaku kuduk, stupor, koma, kejang dan
3. Isolasi virus dari darah, CSS atau spesimen post mortem (otak dan darah)
- Gangguan kesadaran
- Hemiparesis
9
- Reflek fiisiologis menningkat
- Klonus
- Ataksia
c.aaPemeriksaanaalaboratorium
umumnya cairan serebro spinal jernih, jumlah lekosit berkisar antara nol
protein meningkat sedang atau normal, kadar protein mencapai 360 mg%
pada ensefalitis yang disebabkan virus herpes simplek dan 55 mg% yang
disebabkan oleh toxocara canis . Kultur 70-80 % positif dan virus 80%
positif.
•aaDarah
d.aaPemeriksaanaapelengkap
•aaIsolasiaavirus
Virus terdapat hanya dalam darah pada infeksi dini. Biasanya timbul sebelum
10
munculnya gejala. Virus diisolasi dari otak dengan inokulasi intraserebral mencit
antiserumaayangaatelahaadiketahui.
•aaSerologi
spesifik selama infeksi diagnosis serologik menjadi sukar bila epidemi yang
disebabkan oleh salah satu anggota golongan serologik terjadi pada daerah dimana
anggota golongan lain endemik atau bila individu yang terkena infeksi,
sebelumnya pernah terkena infeksi virus arbo yang mempunyai hubungan dekat.
dilakukan
•aaEEG
• CT scan kepala
2.9 Penatalaksanaan
tindakan pencegahan.
2. Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur Obat yang mungkin dianjurkan oleh
dokter :
11
3) Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), agen antiviral
per hari dan dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah kekambuhan .
polifragmasi.
2) Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang
sama
3) Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan
12
5. Mempertahankan ventilasi Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai
kebutuhan (2-3l/menit).
yang mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak,
2.10 Komplikasi
1. Retardasi mental
2. Iritabel
3. Gangguan motorik
4. Epilepsi
6. Sulit tidur
13
7. Halusinasi
8. Enuresis
2.11 Prognosis
Angka kematian untuk ensefalitis masih tinggi, berkisar antara 35-50%. Penderita
yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa yang melibatkan
sistem saraf pusat yang dapat mengenai kecerdasan, motoris, psikiatrik, epilepsi,
menderita ensefalitis mengalami penyulit dan akibat sisa yang lebih berat.
Disamping itu belum ada pengobatan yang spesifik untuk ensefalitis. Pengobatan
yang dilakukan selama ini bersifat nonspesifik dan empiris yang bertujuan untuk
14
BAB III
KESIMPULAN
T. Pallidum.
15
c. Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi
tanda dan gejala : kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia,
d. Patofisiologi : Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan
saluran cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh
tubuh.
dengan demam, sakit kepala, pusing muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri
ekstremitas, dan pucat. Kemudian di ikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya
1. Retardasi mental
2. Iritabel
3. Gangguan motorik
4. Epilepsi
6. Sulit tidur
7. Halusinasi
16
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, 1986.
2. Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku
Yogyakarta.
5. Anonim 1996, Ensefalitis dalam Harsono, Neurologi Klinis, Ed. I. H :
17
7. Bradley, W.G., Ensefalitis Viral dalam Carol H., Neurology in Clinical
18