You are on page 1of 21

TUGAS KELOMPOK

TUGAS MINGGUAN MATERI AKUNTANSI PEMERINTAH I

“Seri Pemda: Prinsip-Prinsip Akuntansi Pemda untuk Akun LRA, Akun LO, dan Akun
Neraca”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2, dengan anggota:
No Nama Mahasiswa NPM No. Urut Paraf
Daftar Hadir
1. Bagus Aji Darmawan 1302160304 08
2. Baiq Rien Handayani 1302160239 09
3. Fa’iq Ardia Aji Pradana 1302160036 12
4. Farhan Hadiantoro 1302160298 14
5. Jessy Rosinta Tobing 1302160154 19

KELAS 4 – 02

PRODI D-III AKUNTANSI

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

BULAN MEI TAHUN 2018


KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan taufiq dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Pemerintahan 1 ini dengan baik dan lancar tanpa ada kendala yang berarti serta tepat
waktu.

Dalam proses penyusunan makalah ini, banyak pihak-pihak yang telah


berpartisipasi, dalam hal memberikan dukungan moril, bimbingan, tenaga, dan sumbangan
pemikiran secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memudahkan dan melancarkan penyusun untuk
menyelesaikan makalah ini
2. Dosen Akuntansi Pemerintahan I penulis, Ali Tafriji Biswan yang telah membimbing
dengan sabar dan ikhlas sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Orangtua yang sudah memberikan yang terbaik dan mendukung dalam
menyelesaikan makalah ini
4. Teman-teman yang sudah memberikan saran, dukungan, dan kritikan kepada
penyusun.

Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada
makalah ini dan berharap semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan,
menambah pengetahuan pembaca maupun penyusun sendiri, dan bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari.

Tangerang Selatan, 20 Mei 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii
A. TUGAS MATERI PERTEMUAN 2 ........................................................................................ 1
I. SOAL ..................................................................................................................................... 1
II. JAWABAN ............................................................................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 17

ii
A. TUGAS MATERI PERTEMUAN 2

I. SOAL

 Pilih satu Pemda (Kota/Kabupaten) di daerah Anda, lalu uraikan profil singkat, tampilkan
APBD dan jelaskan unsur-unsurnya
 Berdasarkan Pemda terpilih tersebut, uraikan definisi dan klasifikasi, pengakuan,
pengukuran/penilaian, dan pengungkapan/penyajian untuk akun-akun LRA, LO, dan
Neraca
 Pilih satu BLUD (Kota/Kabupaten) di daerah Anda, lalu uraikan profil, tugas dan fungsi,
dan proses bisnis/layanannya menghasilkan pendapatan apa saja
 Data APBD dan BLU hendaknya tahun 2016 dan seterusnya (full accrual)
 Kerjakan soal reviu (soal ditulis)

II. JAWABAN

1. Pilih satu Pemda (Kota/Kabupaten) di daerah Anda, lalu uraikan profil singkat, tampilkan
APBD dan jelaskan unsur-unsurnya.

 Profil Kota Semarang

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota
metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.
Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai
jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa. Dalam beberapa tahun terakhir,
perkembangan Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar
langit di beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan
lalu lintas di dalam Kota Semarang semakin parah. Kota Semarang dipimpin oleh wali kota
Hendrar Prihadi, S.E, M.M. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312
km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara).
Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten
Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat. Luas Kota Semarang yaitu 373.67
km2.

 Visi Kota Semarang

“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin
Sejahtera”

 Misi Kota Semarang

1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas


2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan
Publik
3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan
4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim
Usaha yang Kondusif

1
 APBD Kota Semarang

Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan


tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa
satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Sebagaimana pengertian dari APBD di atas, pemerintah kota semarang yang


merupakan Pemerintah Daerah tingkat 2 juga diwajibkan untuk membuat suatu APBD.
APBD Kota Semarang tahun anggaran 2017 diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 16 Tahun 2016. Unsur-unsur dari APBD, yaitu:

A. Anggaran Pendapatan, terdiri atas


 Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain.
 Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus.
 Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana bagi hasil pajak dari provinsi
dan pemda lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan
keuangan provinsi atau [emda lainnya, dan dana insentif daerah.

B. Anggaran Belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas


pemerintahan di daerah. Anggaran belanja yang dimaksud tersebut terdiri dari
Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
 Belanja Tidak Langsung, teridiri dari belanja pegawai, belanja hinah,
belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak
terduga.
 Belanja Langsung, terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
dan belanja modal.

C. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau


pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

2
3
(Sumber: Peraturan Daerah Kota Semarang No.16 Tahun 2016 Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2017)

2. Berdasarkan Pemda terpilih tersebut, uraikan definisi dan klasifikasi, pengakuan,


pengukuran/penilaian, dan pengungkapan/penyajian untuk akun-akun LRA, LO, dan
Neraca.

a. Pendapatan

 Definisi dan klasifikasi pendapatan

1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah


ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar
kembali.
2. Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.
3. Pendapatan diklasifikasi berdasarkan kelompok pendapatan, secara garis besar
terdapat tiga kelompok pendapatan daerah, yaitu :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b. Pendapatan Perimbangan
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

 Pengakuan pendapatan

1. Pendapatan-LO diakui pada saat:


a. Pemerintah Kota Semarang memiliki hak atas pendapatan, dan
b. Pemerintah Kota Semarang menerima kas yang berasal dari pendapatan
2. Pendapatan-LRA diakui pada saat:
Diterima di Rekening Kas Umum Daerah

 Pengukuran pendapatan

1. Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan


membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).

 Pengungkapan pendapatan

1. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan terkait
dengan pendapatan adalah:
a. Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun
anggaran
b. Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan yang
bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus
5
c. Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pendapatan
daerah
d. Informasi lainnya yang dianggap perlu

b. Beban dan belanja

 Definisi dan klasifikasi beban dan belanja

1. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi
aset atau timbulnya kewajiban.
2. Belanja merupakan semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
3. Beban diklasifikasikan menurut:
a. Klasifikasi beban berdasarkan klasifikasi ekonomi terdiri dari beban pegawai,
beban persediaan, beban jasa, beban pemeliharaan, beban perjalanan dinas,
beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban
penyusutan, beban transfer, dan beban lain-lain.
b. Klasifikasi belanja berdasarkan kelompok terdiri dari belanja langsung dan
belanja tidak langsung.
1. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
c. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
1. Belanja pegawai
2. Belanja bunga
3. Belanja subsidi
4. Belanja hibah
5. Belanja bantuan social
6. Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa
7. Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan
pemerintahan desa
8. Belanja tidak terduga
d. Kelompok belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
1. Belanja pegawai
2. Belanja barang dan jasa
3. Belanja modal
e. Karena adanya perbedaan klasifikasi belanja menurut Permendagri No.13 Tahun
2006 dan Permendagri No.59 Tahun 2007 dengan yang diatur dalam PP No.71
Tahun 2010, maka entitas akuntansi/pelaporan di lingkungan Pemerintah Kota
Semarang harus membuat konversi untuk klasifikasi belanja yang akan
dilaporkan dalam laporan muka LRA.
f. Setelah dilakukan konversi maka klasifikasi belanja berdasarkan pada klasifikasi
ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.
g. Klasifikasi belanja berdasarkan klasifikasi ekonomi, organisasi, dan fungsi terdiri
dari Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Lain-Lain, Belanja Tidak Terduga,
dan Belanja Transfer.

 Pengakuan beban dan belanja

1. Beban diakui pada saat:


a. Timbulnya kewajiban. Yaitu saat terjadinya peralihan pihak dari pihak lain ke
pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah.

6
b. Terjadinya konsumsi aset. Yaitu saat pengeluaran kas ke pihak lain yang tidak
didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan
operasional pemerintah.
c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Yaitu pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu.
2. Belanja diakui pada saat:
a. Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.
b. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan terjadi pada
saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan.

 Pengukuran beban dan belanja

1. Belanja diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam
dokumen sumber pengeluaran yang sah dan diukur berdasarkan azas bruto.
2. Beban diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan dan menggunakan mata uang
rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan.

 Pengungkapan beban dan belanja

1. Hal-hal yang harus diungkapkan sehubungan dengan beban adalah:


a. Pengeluaran beban tahun berkenaan
b. Informasi lainnya yang dianggap perlu
2. Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja adalah:
a. Pengeluaran belanja tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun
anggaran.
b. Penjelasan sebab-sebab tidak teresapnya target realisasi belanja daerah.
c. Konversi yang dilakukan akibat perbedaan klasifikasi belanja yang didasarkan
pada Permendagri No.13 Tahun 2006 dan Permendagri No.59 Tahun 2007
dengan yang didasarkan pada PP No.71 Tahun 2010.
d. Informasi lainnya yang dianggap perlu.

c. Pembiayaan

 Definisi pembiayaan

1. Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan


maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran.
2. Pembiayaan diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan.

 Pengakuan pembiayaan

1. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Daerah.
2. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Daerah.

 Pengukuran pembiayaan

1. Pengukuran penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu


dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Pengukuran pengeluaran pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
7
 Pengungkapan pembiayaan

1. Hal-hal yang perlu diungkap sehubungan dengan pembiayaan antara lain:


a. Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tahun berkenaan setelah tanggal
berakhirnya tahun anggaran.
b. Penjelasan landasan hukum berkenaan dengan penerimaan atau pemberian
pinjaman, pembentukan atau pencairan dana cadangan, penjualan aset daerah
yang dipisahkan, penyertaan modal pemerintah Kota Semarang.

d. Aset

 Definisi dan klasifikasi aset

1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah
Kota Semarang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat
umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan
sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki
untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang
tidak dapat dimasukkan ke dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset
nonlancar.
3. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan
persediaan.
4. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud.
Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana
cadangan, dan aset lainnya.

 Pengakuan aset

1. Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
Pemerintah Kota Semarang dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
2. Aset dalam bentuk piutang atau beban dibayar dimuka diakui ketika hak klaim untuk
mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah
atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi.

 Pengukuran aset

1. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar atau nilai wajar
dari imbalan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.

e. Kewajiban

 Definisi dan klasifikasi kewajiban

1. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah Kota Semarang.
2. Kewajiban dikelompokkan ke dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

 Pengakuan kewajiban

1. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada
8
sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian
yang dapat diukur dengan andal.
2. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.

 Pengukuran kewajiban

1. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan
Pemerintah Kota Semarang.

f. Ekuitas

 Definisi dan klasifikasi ekuitas

1. Ekuitas adalah kekayaan bersih Pemerintah Kota Semarang yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban Pemerintah Kota Semarang.
2. Ekuitas dikelompokkan sebagai berikut:
a. Ekuitas Awal
b. Surplus/Defisit
c. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar
d. Koreksi Nilai Persediaan
e. Selisih Koreksi Hasil Penilaian Aset Tetap
f. Lain-Lain
g. Ekuitas Akhir

(Sumber: Peraturan Walikota Semarang No.18 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Kota Semarang)

3. Pilih satu BLUD (Kota/Kabupaten) di daerah Anda, lalu uraikan profil, tugas dan fungsi,
dan proses bisnis/layanannya menghasilkan pendapatan apa saja.
RSUD PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI

VISI

Melayani dengan sepenuh hati

MISI

Menjadi Rumah Sakit yang berorientasi pada pelayanan paripurna dan bermutu bagi seluruh
lapisan masyarakat

Mendukung Boyolali sehat, produktif, dan berdaya saing dalam rangka Boyolali Pro Investasi

Mewujudkan Boyolali yang maju dan lebih sejahtera ditunjang dengan sumber daya manusia yang
profesional, produktif, danberkomitmen serta manajemen mandiri, efektif, dan efisien.

Tugas dan fungsi

Adapun Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Pandan Arang Kelas C

1. Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kelas C mempunyai tugas pokok membantu

Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan.

9
2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud ayat (1), Rumah Sakit

Umum Daerah Pandan Arang Kelas C mempunyai fungsi :

a) Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang medis, asuhan keperawatan dan


b) pelayanan rujukan.
c) penyelenggaraan pendidikan pelatihan.
d) penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
e) penyelenggaraan pelayanan administrasi umum dan keuangan.
f) penyelenggaraan tata usaha dan kerumahtanggaan.
3. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kelas C mempunyai tugas pokok

memimpin pelaksanaan tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di


bidang pelayanan kesehatan.

4. Penjabaran tugas Direktur Rumah Sakit Pandan Arang Kelas C sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) adalah sebagai berikut :
a) merumuskan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan;
b) menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas;
c) memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Rumah Sakit Umum Daerah
Pandan Arang Kelas C;
d) memberi saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;
e) mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan;
f) menyelenggarakan pelayanan medis, penunjang medis dan non medis, asuhan
keperawatan dan pelayanan rujukan;
g) membina dan melaksanakan koordinasi dengan instansi pemerintah dan lembaga lain di
bidang pelayanan kesehatan.
h) melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
i) Kelas C;
j) membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan DP3.
k) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
5. Sebagai lembaga pelayanan umum, RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali

mempunyai peran yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan

penyelenggaraan pemerintah daerah, khususnya dalam hal pemberdayaan sumber daya

masyarakat dengan peningkatan derajat kesehatannya.

10
A. Alur pelayanan kesehatan secara umum

11
B. Alur pemeriksaan radiologi

12
C. Alur pelayanan MCU

13
4. Kerjakan soal reviu (soal ditulis)

1. Jelaskan pengertian pendapatan-LRA dan bagaimana prinsip pengakuannya!

Jawab:

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang


menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.

Pendapatan-LRA diakui pada saat:

a. Diterima pada Rekening Kas Umum Daerah; atau


b. Diterima oleh SKPD; atau
c. Diterima oleh entitas lain di luar pemerintah daerah atas nama BUD

(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:


STANPress. Hal. 78, Bab 4)

2. Pendapatan akan dicatat dengan azas bruto. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
azas tersebut!

Jawab:

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan


membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).

(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:


STANPress. Hal. 78, Bab 4)

3. Jelaskan pengertian pendapatan-LO dan bagaimana prinsip pengakuannya!

Jawab:

Pendapatan-LO daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai


penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.

Pendapatan-LO diakui pada saat:

a. Timbulnya hak atas pendapatan;


b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
c. Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan
diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih pendapatan. Contoh, pemda
dapat mengakui pendapatan pajak daerah ketika pemda telah menetapkan surat
ketetapan pajak daerah (SKP).
d. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu pelayanan yang
telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan, diakui pada
saat timbulnya hak untuk menagih imbalan. Contoh, pemda dapat mengakui
pendapatan retribusi daerah ketika pemda telah menetapkan surat ketetapan
retribusi (SKR).
e. Pendapatan-LO yang diakui pada saat realisasi adalah hak yang telah diterima
oleh pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya penagihan. Contoh, penerimaan
jasa giro.

(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:


STANPress. Hal. 83, Bab 4)
14
4. Jelaskan perbedaan antara belanja dan beban dari sisi pengertian dan prinsip
pengakuannya!

Jawab:

Perbedaan Belanja Beban

Pengertian Belanja daerah adalah semua Beban adalah penurunan


pengeluaran dari Rekening Kas manfaat ekonomi atau potensi
Umum Daerah yang mengurangi jasa dalam periode pelaporan
Saldo Anggaran Lebih (atau yang menurunkan ekuitas, yang
SiLPA) dalam periode tahun dapat berupa pengeluaran atau
anggaran bersangkutan yang konsumsi aset atau timbulnya
tidak akan diperoleh kewajiban.
pembayarannya kembali oleh
pemerintah

Prinsip Belanja diakui pada saat Beban aset diakui pada saat:
pengakuan terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Daerah. a. Timbulnya kewajiban;
Khusus pengeluaran melalui b. Terjadinya konsumsi
bendahara pengeluaran, aset;
pengakuannya dilakukan pada c. Terjadinya penurunan
saat pertanggungjawaban atas manfaat ekonomi atau
pengeluaran tersebut disahkan potensi jasa.
oleh unit yang melakukan fungsi
perbendaharaan (BUD) atau oleh
pengguna anggaran (tergantung
kebijakan akuntansi yang
ditetapkan oleh pemda di dalam
peraturan kepala daerah).

(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:


STANPress. Hal. 79-80 dan 84, Bab 4)

5. Jelaskan perlakuan akuntansi untuk koreksi kesalahan pendapatan yang berulang


dan yang tidak berulang!

Jawab:

Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas pendapatan pada
periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas


pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. Prinsip ini berlaku juga
untuk koreksi kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya, namun laporan
keuangannya belum diterbitkan, misalnya ketika masih dalam proses
penyusunan/pemeriksaan.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas


penerimaan pendapatan –LRA yang terjadi pada periode sebelumnya (jika laporan
keuangan tahun yang bersangkutan telah diterbitkan/disampaikan ke DPRD)
dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih (atau SiLPA) pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
15
Sedangkan koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya (laporan keuangan tahun
yang bersangkutan telah diterbitkan/disampaikan ke DPRD) dibukukan sebagai
pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:


STANPress. Hal. 79 dan 84, Bab 4)

6. Jelaskan perlakuan akutansi untuk koreksi kesalahan belanja/beban!

Akuntansi untuk koreksi kesalahan atas belanja yaitu apabila ada koreksi atas
pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi di periode berjalan,
akan dibukukan sebagai pengurang di periode yang sama. Apabila koreksi terjadi di
tahun sebelumya namun laporan keuangan tahun tersebut belum diterbitkan, maka
dapat dikurangkan di periode tersebut. Selain itu, apabila koreksi terjadi di tahun
sebelumnya dan laporan keuangan sudah dilaporkan, maka akan dicatat di pos
pendapatan lain-lain LRA.

Sedangkan akuntansi untuk koreksi kesalahan atas beban, termasuk penerimaan


kembali beban, yang terjadi di periode beban dibukukan sebagai pengurang beban
pada periode yang sama. Apabila penerimaan terjadi di periode berikutnya, koreksi
atas beban dibukukan di pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan
penambahan beban, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas.

(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:


STANPress. Hal. 81 dan 86, Bab 4)

7. Jelaskan pengertian tentang klasifikasi aset!

Aset diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu aset lancar dan nonlancar. Aset
dikategorikan ke aset lancar apabila:
a. diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam
jangka waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan,
b. kas atau setara kas.
Selain dua kriteria di atas, aset diklasifikasikan ke aset nonlancar.

(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:


STANPress. Hal. 87, Bab 4)

8. Pada dasarnya perolehan aset akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost).
Jelaskan apa yang dimaksud harga perolehan!

Biaya perolehan aset adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh entitas dan
diperlukan untuk menyiapkan aset tetap tersebut agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya sebuah aset tetap. Biaya perolehan aset tetap menurut
meliputi:
a. biaya perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi dengan diskon pembelian dan potongan lain
b. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset
ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
adalah:
 biaya penyiapan lahan untuk pabrik
 biaya penanganan dan penyerahan awal
 biaya perakitan dan instalasi
16
 biaya pengujian aset apakah dapat beroperasi dengan baik, setelah dikurangi
hasil penjualan dari produk yang dihasilkan atas pengujian tersebut
 komisi profesional
c. estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset

9. Apakah pendapatan hibah berupa barang akan dilaporkan di LRA atau di LO?

Berdasarkan PMK 271/PMK.05/2014, pendapatan hibah akan dilaporkan di LRA dan


LO. Dilaporkan di LRA apabila telah masuk kas di RKUN, sedangkan dilaporkan di
LO saat telah timbulnya hak atas pendapatan hibah tersebut atau masuknya
tambahan sumber daya ekonomi.

10. Jelaskan pengerttian klasifikasi kewajiban!


Klasifikasi kewajiban merupakan mengatogerikan kewajiban kedalam pos-pos
kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Kewajiban jangka pendek haruslah
memenuhi syarat yaitu dapat dibayar dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal
pelaporan. Selain itu, kewajiban dikategorikan ke dalam kewajiban jangka panjang.
(Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan:
STANPress. Hal. 89, Bab 4)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Budi. 2014. Buku Seri Akuntansi Pemerintah Akuntansi Pemerintah Daerah.
Tangerang Selatan: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

RSUD Pandanarang. 2016. http://rsudpandanarang.boyolalikab.go.id/sdetail/3221/prosedur-


pelayanan. Diambil pada 21 Mei 2018

RSUD Pandanarang. 2016. http://rsudpandanarang.boyolalikab.go.id/sdetail/1631/visi-dan-


misi. Diambil pada 21 Mei 2018

RSUD Pandanarang, 2017. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD


PANDAN ARANG DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2017. Boyolali:
Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali

Walikota Semarang. 2009. Peraturan Walikota Semarang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Semarang. Semarang: Sekretaris Daerah
Kota Semarang

Walikota Semarang. 2016. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 16 Tahun 2016
Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun
Anggaran 2017. Semarang: Sekretaris Daerah Kota Semarang

17
18

You might also like