You are on page 1of 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Heat stroke merupakan bentuk yang paling parah dari cedera panas. Heat stroke ini
berhubungan dengan angka morbidilitas dan mortalitas yang tinggi terutama jika
penanganan terapinya terlambat (Halman et al, 2009). Hal tersebut dapat menyebabkan
suatu kegawatdaruratan. Penanganan korban atau pasien gawat darurat diperlukan
suatu system penanganan secara terpadu dan terintegrasi dengan melibatkan beberapa
pihak untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terutama kejadian yang dapat
menyebabkan henti jantung (cardiac arrest) (Depkes, 2016). Pertolongan yang tepat
dalam menangani kasus kegawat daruratan adalah Basic Life Support (Bantuan Hidup
Dasar) (Dahlan, dkk, 2014).
Kegiatan yang dilakukan di lingkungan yang ekstrim dapat menjadi tantangan yang
serius terhadap sistem pengaturan suhu dan sistem kardiovaskuler. Jika sistem
kardiovaskuler tidak dapat memenuhi permintaan dari persediaan darah yang cukup
untuk otot dan mengatur keseimbangan panas, dapat menyebabkan terjadinya cedera
panas. Pemanasan global diperkirakan berpengaruh terhadap peningkatan terjadinya
kasus heat stroke yang menyebabkan kematian. Pengetahuan tentang penanganan
cedera panas heat stroke menjadi penting dalam upaya meminimalisir atau mencegah
terjadinya kematian pada kasus heat stroke terutama dalam melakukan kegiatan di
lingkungan yang panas (Halman et al, 2009)
Frame (2003) menyatakan bahwa bantuan hidup dasar (BHD) dapat diajarkan
kepada siapa saja. Setiap orang dewasa seharusnya memiliki keterampilan BHD, bahkan
anak-anak juga dapat diajarkan sesuai dengan kapasitasnya, baik tenaga kesehatan
maupun bukan tenaga kesehatan seharusnya diajarkan tentang bantuan hidup dasar agar
dapat memberikan pertolongan keselamatan dengan segera.
Mahasiswa sebagai komponen sosial masyarakat yang memiliki andil besar dalam
pembangunan bangsa dan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang diharapkan
mampu berperan serta secara ilmiah sesuai disiplin ilmu yang dimiliki untuk
memperbaiki dan menciptakan perubahan berarti bagi bangsa ini. Oleh karena itu,
mahasiswa sebagai tonggak generasi penerus bangsa dituntut mampu meningkatkan
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia antara lain dengan meningkatkan
intelektualitas, keterampilan dan pengaplikasian mahasiswa melalui disiplin ilmu
sebagai bentuk implementasi ilmu yang didapat dalam bangku kuliah agar mahasiswa
dapat menjawab segala tantangan era globalisasi yang terus bergulir.
Project Based Learning (PJBL) merupakan bentuk pelaksanaan pembelajaran dalam
masyarakat pada mata kuliah keperawatan Kritis. Berbekal ilmu yang dimiliki,
mahasiswa yang terlibat dapat memberi solusi terhadap permasalahan kesehatan yang
dihadapi masyarakat di wilayah PJBL dilaksanakan. Sebagai wujud kepedulian, maka
mahasiswa Universitas Airlangga khususnya angkatan B20 kelas AJ1 menjadi
penggerak yang didukung oleh sumber daya manusia, dalam hal ini mahasiswa.
Kegiatan PJBL ini memfokuskan pada bidang kesehatan.
1.2 Tujuan
Secara umum tujuan dari kegiatan “Project Based Learning (PJBL) Mata Kuliah
Keperawatan Kritis pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar ini adalah:
Bagi Mahasiswa :
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penyuluhan
kesehatan pada komunitas
2. Menambah pengalaman mahasiswa dalam berorganisasi dan bekerja sama
lintas sektoral dengan pihak sekolah.
Bagi Siswa :
1. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang bantuan hidup dasar
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa terhadap penanganan dini
bantuan hidup.
BAB 2
MATERI
BAB 3
TARGET DAN LUARAN

3.1 Target
Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam melakukan penyuluhan
kesehatan pada komunitas
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam berorganisasi dan bekerja sama
lintas sektoral dengan pihak sekolah
3. Meningkatnya pengetahuan siswa tentang bantuan hidup dasar
4. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan siswa terhadap penanganan dini
bantuan hidup
3.2 Luaran
Membentuk siswa-siswa SMKN 10 Surabaya untuk bias dan siap dalam
memberikan bantuan hidup dasar serta meningkatkan pengetahuan siswa tentang heat
stroke.
BAB 4
METODE PELAKSANAAN

4.1 Metode
Melalui kegiatan pendidikan kesehatan dan pelatihan bantuan hidup dasar ini
pendekatan yang digunakan adalah model pemberdayaan dengan langkah-langkah yang
telah dilakukan sebagai berikut tahap observasi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan
kegiatan, dan tahap terminasi. Metode pelaksanaan program yang akan dilakukan
adalah: (1) Pendidikan kesehatan tentang heat stroke dan bantuan hidup dasar di SMKN
10 Surabaya. (2) Pelatihan cara melakukan bantuan hidup dasar.
Tahap Observasi
Melakukan observasi terhadap siswa SMKN 10 Surabaya mengenai pengetahuan
tentang heat stroke dan bantuan hidup dasar serta mendatangi pihak sekolah SMKN 10
Surabaya untuk memperoleh data siswa dan mencari informasi apakah pernah dilakukan
pendidikan dengan tema heat stroke dan bantuan hidup dasar sebelumnya.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan memulai koordinasi dengan Kepala Sekolah
SMKN 10 Surabaya. Koordinasi akan menjelaskan pentingnya keterlibatan dan
dukungan staff akademika dalam ikut berperan dan meningkatkan kesadaran siswa-siwa
terhadap pentingnya mendapatkan pendidikan kesehatan tentang heat stroke dan
bantuan hidup dasar. Selanjutnya mahasiswa akan menjelaskan apa saja kegiatan yang
akan dilakukan.
Setelah dicapai kesepakatan, masih pada tahap persiapan, mahasiswa bersama staff
akademika SMKN 10 Surabaya akan mengidentifikasi siswa, mendata, mendaftar,
untuk didikutsertakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan mahasiswa menyusun rencana kegiatan. Rencana
kegiatan meliputi kapan kegiatan akan dimulai dan berakhir (waktu), apa bentuk
kegiatannya, siapa yang mengkoordinir, medianya apa, metodenya apa, tempatnya
dimana, siapa pembicaranya, siapa yang diundang. Metode penyampaian informasi
dengan siswa tentang heat stroke dan bantuan hidup dasar menggunakan metode
ceramah, simulasi, diskusi dan praktik mandiri.
TahapTerminasi
Evaluasi dilakukan melalui pre-tes (sebelum pendidikan kesehatan), pos-tes
(setelah pendidikan kesehatan) menggunakan soal pilihan ganda berjumlah 10 soal dan
resimulasi tindakan bantuan hidup dasar oleh siswa.
4.2 Keterkaitan
Pendidikan kesehatan heat stroke dan bantuan hidup dasar ini melibatkan siswa
SMKN 10 Surabaya sejumlah 60 orang dari perwakilan kelas X dan XI.
4.3 Rancangan Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Membentuk struktur kepanitiaan
b. Menentukan waktu yang sesuai dan tempat pelaksanaan
2. Evaluasi proses
a. Memastikan acara berjalan sesuai rencana
b. Memastikan siswa antusias terhadap materi
c. Memastikan tidak ada peserta yang terlambat
d. Memastikan setiap panitia menjalankan tugas sesuai dengan tugasnya
3. Evaluasi hasil
a. Terjadi peningkatan pengetahuan mengenai heat stroke dan bantuan hidup
dasar
b. Dapat mempraktikkan kembali bantuan hidup dasar
c. Dapat mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari
4.4 Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan 16/ 17/ 18/ 19/ 20/ 21/ 22/ 23/ 24/ 25/ 26/ 27/ 28/ 29/ 30/ 1/ 2/ 3/ 4/ 5/ 6/ 7/
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
1 Perizinan
2 Persiapan
Lapangan
3 Persiapan
Perlengkapan,
Kegiatan dan
Materi
4 Pelaksanaan
5 Pembuatan
Laporan
BAB 5
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Pendidikan tinggi adalah suatu jenjang pendidikan yang ditempuh setelah seseorang
menempuh pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister,
serta program spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan
kebudayaan Indonesia. Sesuai dengan UU No. 12 Tahun 2012, Pasal 1 Ayat 9,
perguruan tinggi memiliki Tridharma Perguruan Tinggi meliputi pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat. Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas
akademika yang memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengabdian kepada
masyarakan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan positif saah satunya dengan
melakukan pendidikan kesehatan. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, mahasiswa
harus mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan mampu berkontribusi nyata. Maka
dari itu, mahasiswa ingin melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan
pendidikan kesehatan tentang Heat Stroke dan Bantuan hidup dasar dengan tema
kegiatan “Time Saving, Life Saving”.
BAB 6
ANGGARAN KEGIATAN
PEMASUKAN
Iuran Panitia 39 x @100.000 Rp. 3.900.000,-
PENGELUARAN
1. Sie Sekertaris
Proposal kegiatan dan surat-menyurat Rp. 300.000,-
2. Sie Acara
Pengadaan Doorprize 11 buah Rp. 220.000,-
Cindera mata 1 buah Rp. 150.000,-
Kertas Kado Rp 50.000,-
Selotip Rp 10.000,-
3. Sie Ilmiah
Print Materi Rp. 50.000,-
4. Sie Konsumsi
Konsumsi peserta 80 x @Rp. 5000,- Rp. 400.000,-
Konsumsi dosen 10 x @Rp. 20.000,- Rp. 200.000,-
Konsumsi Mahasiswa 39 x @10.000,- Rp. 390.000,-
Air minum Aqua 3 x @Rp. 30.000,- Rp. 90.000,-
5. Sie SKP
Pembuatan SKP 78 x @Rp. 5000 Rp. 390.000.-
6. Sie Dokumentasi
Pengadaan spanduk 4m x 1,5m Rp. 184.000,-
Percetakan leaflet 120 x @Rp. 1000 Rp. 120.000,-
Pengadaan ID panitia Rp. 50.000,-
7. Sie Humas
Transportasi Rp. 300.000,-
8. Sie Perlengkapan
Lakban Rp 20.000,-
Paku Rp 10.000,-
Gunting Rp 20.000,-
Bolpoin Rp 30.000,-
Rol kabel Rp 20.000,-
Pita Rp 20.000,-
Tali rafia Rp 20.000,-
9. Lain-lain Rp 6.000,-
JUMLAH Rp.,3.080.000,-
DAFTAR PUSTAKA

You might also like