You are on page 1of 9

Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier Multiple-Choice berbasis

Kemaritiman untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa


pada Topik Atom dan Tabel Periodik
Tatik Arlilin, Ardi Widhia Sabekti, Nina Adriani
tatikarlilin@gmail.com
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan
Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK
Tujuan penelitian yaitu mengembangkan suatu tes diagnostik two-tier multiple-choice

berbasis kemaritiman untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada topik atom dan

tabel periodik. Jenis penelitian adalah penelitian Pengembagan dengan tahapan (1)

Tahap Mendefinisi Topik kimia (2) Tahap mengidentifikasi konsep Siswa, (3) Tahap

pengembangan dan validasi. Teknik anlisis data mengunakan metode uji validitas dan

reliabilitas. Hasil uji validitas ahli terhadap 20 butir soal yang dilakukan validator

diperoleh 17 butir soal tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis kemaritiman

valid dengan nilai 0,99 dan 3 soal tidak valid. Hasil uji reliabilitas sebesar 0,65.

Metode pada penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Tanjungpinang, yang berjumlah 19 orang. Hasil penelitian ditemukan miskonsepsi

pada subkonsep struktur atom sebesar 22,2%, subkonsep model atom sebesar 22,2%

subkonsep ukuran atom dan massa atom sebesar 26,37%, subkonsep sifat fisis unsur

sebesar 26,4%, subkonsep golongan dan periode sebesar 33,3%, konsep persepsi

tentang atom sebesar 61,1%, subkonsep penyusun atom sebesar 38,9% dan

subkonsep isotop, isobar dan isoton sebesar 61,15%.

Kata Kunci: atom, kemaritiman, miskonepsi, multiple-choice, tabel periodik,


two-tier

1
PENDAHULUAN

Ilmu kimia memiliki karakteristik khusus, yaitu sebagian besar berisi tentang

konsep yang bersifat abstrak. Hal ini dapat membuat siswa membentuk suatu

pemahaman pribadi terhadap konsep kimia yang mereka terapkan dalam pelajaran.

Konsep yang dibentuk oleh siswa berdasarkan pemahaman pribadi dapat

menimbulkan pemahaman konsep yang tidak lengkap atau berbeda dari konsep

ilmiah. Persepsi yang dibangun oleh siswa tanpa pemahaman yang lengkap dapat

disebabkan oleh kebinggungan siswa karena berhadapan dengan pelajaran kimia yang

bersifat abstrak dan simbolik secara berkelanjutan. Konsep-konsep kimia saling

berkaitan satu sama lainnya, sehingga konsep prasyarat harus ditangani dengan benar

untuk berlanjut ke konsep berikutnya. Hubungan antar konsep dalam pembelajaran

kimia sangat penting, karena dengan penguasaan dan pemahaman konsep akan

memudahkan siswa dalam mempelajari kimia (Damayanti, dkk, 2013). Konsep siswa

yang berbeda dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh pakar

suatu bidang disebut miskonsepsi (Suparno, 2013). Apabila terjadi miskonsepsi pada

materi sebelumnya (prasyarat), maka akan menghambat pembelajaran siswa pada

konsep selanjutnya.

Penyebab miskonsepsi pada siswa dalam kimia dapat bersumber dari dua

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa pengalaman

sehari-hari yang didapat siswa dan faktor eksteral berupa buku teks yang digunakan,

proses pembelajaran, media pembelajaran serta bahasa (Chiu, 2005). Selain dua

faktor penyebab miskonsepsi tersebut miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh guru

dan metode pemebelajaran yang digunakan (Suparno,2013).

2
Terdapat beragam cara mendiagnosa keberadaan miskonsepsi salah satunya

tes diagnostik two-tier multiple-choice. Tes diagnostik two-tier multiple-choice

merupakan bentuk tes yang lebih efektif dibandingkan soal objektif biasanya dalam

mendiagnosa. Pertanyaan tes diagnostik two-tier multiple-choice pada tingkat

pertama mempunyai kemiripan dengan soal objektif biasa, sedangkan pada tingkat

kedua siswa diminta untuk menjelaskan mengunakan pemikiran dan penalaran

(Adodo, 2013). Tes diagnostik two-tier multiple-choice lebih mudah dilaksanakan

dan diberi skor dibandingkan dengan instrument diagnostik lainnya sehingga

memberikan manfaat lebih bagi guru (Tan &Treagust, 1999). Tes diagnostik two-tier

multiple-choice telah banyak dikembangkan dan diterapkan untuk mengetahui

miskonsepsi siswa. Tes diagnostik two-tier multiple-choice terbukti efektif untuk

mendiagnosa miskonsepsi pada topik reaksi kimia (Chandrasegaran, dkk, 2007),

ikatan kimia (Tan & Treagust, 1999), larutan elektrolit dan non elektrolit

(Siswanigsih, dkk, 2015).

Topik atom dan tabel periodik unsur memiliki cukup banyak konsep abstrak

seperti pada sub konsep tentang elektron, proton, neutron, isotop, isobar, isoton,

model atom yang bersifat abstrak dan pada sub konsep aturan konfigurasi dan teori

atom (Widiyowati, 2014), sehingga dibutuhkan tes diagnostik two-tier multiple-

choice untuk mengetahui miskonsepsi siswa. Topik atom dan tabel periodik berkaitan

erat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga potensi lokal suatu daerah perlu

diintegrasikan dalam pembelajaran. Potensi lokal yang dekat dengan siswa di

Kepulauan Riau adalah sektor kemaritiman. Sektor kemaritiman yang berhubungan

dengan kelautan dijadikan suatu ilmu pengetahuan atau sains dikarenakan laut

3
memiliki sumber daya hayati dan non hayati. Nilai kemaritiman menjadi potensi lokal

yang harus diketahui oleh seluruh masyarakat Kepulauan Riau, termasuk siswa

Madrasah Aliyah Negeri Tanjungpinang. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti

melakukan penelitian dengan judul” Pengembangan Tes Diagnostik Two-Tier

Multiple-Choice berbasis Kemaritiman untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

pada Topik Atom dan Tabel Periodik.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and

Devlopment (R&D) atau penelitian dan pengembangan. Metode penelitian R&D

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meghasilkan produk baru dan diuji

keefektifanya (Sugiyono,2012). Penelitian R&D pada penelitian ini dikembangkan

dengan mengunakan model pengembagan Treagust (1999). Subjek penelitian pada

penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Tanjungpinang.

Prosedur penelitian dan pengembangan mengacu pada prosedur yang

dikembangkan oleh Treagust, dalam Chandrasegaran, dkk, (2007). Tahap prosedur

penelitian terbagi tiga, yaitu (1) Tahap mendefinisi topik kimia, pada tahap ini

dilakukan identifikasi topik atom dan tabel periodik berdasarkan kurikulum 2013,

silabus dan buku teks. Kemudian dilanjutkan dengan membuat peta konsep sesuai

dengan topik kimia yang telah diidentifikasi. (2) Tahap mengidentifikasi konsep

siswa, dalam mengidentifikasi konsep siswa penelitian dilakukan melalui langkah-

langkah, yaitu: penelusuran literatur yang berhubungan, tes beralasan terbuka, Tes

4
objektif beralasan terbuka, 3) Tahap pengembangan dan validasi, pada tahap ini

dilakukan pengembangan tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis

kemaritiman tahap pertama, kemudian dilanjutkan validasi soal oleh tim validasi.

Sebagai uji coba diberikan angket validasi isi oleh peneliti kepada tim validator yang

berjumlah lima orang. Rumus hitung validasi mengunakan rumus CVR Setiap butir

soal yang telah disusun akan dinilai oleh para ahli apabila seorang ahli menyatakan

butir tersebut valid maka soal tersebut diberi nilai satu dan jika tidak valid maka

bobot butir soal ialah nol. Tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis

kemaritiman setelah dilakukan validasi dan perbaikan akan berikan kepada siswa.

Hasil tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis kemaritiman akan dilakukan uji

reliabilitas, daya pembeda dan Taraf kesukaran. Uji reliabilitas dilakukan untuk

mengetahui apakah tes tersebut memiliki tetetapan. Uji daya pembeda soal dilakukan

untuk mengetahui dan membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan yang

berkempuan rendah. Soal yang baik ialah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar.Uji taraf kesukaran soal dilaukan untuk mengetahui apakan soal

memiliki taraf kesukaran yang baik.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Teknik tes dilakukan

dengan cara memberikan soal tes beralasan terbuka, tes objektif beralasan terbuka,

dan soal diagnostik two-tier multiple choice berbasis kemaritiman. Data-data yang

diperoleh dalam penelitian akan dianalisis mengunakan teknik analisis data kuantitatif

deskriptif dengan menggunakan beberapa metode dan rumus hitung.

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis kemaritiman sebelum

diujikan kepada siswa dilakukan uji validitas dan reliabilitas, Berdasarkan hasil uji

validitas dan reliabilitas yang dilakukan tes yang dikembangkan valid dan reliabel,

dengan ditunjukan nilai hasil uji validasi melalui uji CVR sebesar 1 dan uji

reliabilitas soal sebesar 0,65. Tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis

kemaritiman setelah diujikan kepada siswa dilakukan uji daya pembeda dan taraf

kesukaran. Berdasarkan hasil uji daya beda soal menunjukan sebanyak 4 soal

memiliki kategori kurang, 7 soal memiliki kategori cukup, 5 soal memiliki baik, dan

1 soal memiliki kategori sangat baik. hasil uji taraf kesukaran dan daya beda soal

yang telah dilakukan, terdapat 9 soal memiliki kategori sukar, 7 soal memiliki

kategori sedang dan 1 soal memiliki kategori mudah.

Tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis kemaritiman diujikan pada

siswa untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terdapat pada siswa. Bedasarkan

hasil uji tes diagnostik two-tier multiple-choice berbasis kemaritiman akan dilakukan

identifikasi untuk mengetahui persentase miskonsepsi siswa. Identifikasi hasil

jawaban siswa diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, paham apabila kedua tingkat

jawaban benar, miskonsepsi apabila hanya salah satu tingkat jawaban benar dan tidak

paham apabila kedua tingkat salah. Berikut persentase tinggkat miskonsepsi siswa

pada Tabel 1.

6
Tabel 1. Persentase Tinggkat Miskonsepsi Siswa
No Klasifikasi jawaban siswa
Subkonsep No
soal Paham Miskonsepsi Tidak paham
(B-B) (S-B & B-S) S-S
n % n % n %
1. Ukuran Atom dan 1 1 5,6% 8 44,4 % 9 50%
Massa Atom 2 2 11,1% 6 33,3% 10 55,6%
3 7 38,9 % 3 16,7% 8 44,4%
4 9 50% 2 11,1% 7 38,9%
Rata-rata = 26,37
2. Penyusun Atom 5 4 22,2% 7 38,9% 7 38,9%
3. Struktur Atom 6 6 33,3% 4 22,2% 8 44,4%
4. Isotop, Isobar, Isoton 7 5 27,8% 10 55,6% 3 16,7%
8 4 22,2% 12 66,7% 2 11,1%
Rata-rata = 61,15
5. Persepsi tentang Atom 9 5 27,8% 11 61,1% 2 11,1%

6. Gologan dan Periode 10 10 55,6% 4 22,2% 3 16,7%


11 7 38,9% 6 33,3% 5 27,8%
12 14 77,8% 0 0,00 4 22,2%
Rata-rata= 33,3
7. Sifat Fisis Unsur 13 0 0% 0 0,00 18 100%
14 12 66,7% 4 22,2% 2 11,1%
15 2 11,1% 10 55,6% 6 33,3%
16 3 16,7% 5 27,8% 10 55,6%
Rata-rata = 26,4
8. Model Atom 17 6 33,3% 4 22,2% 8 44,4%
Total Rata-rata Miskonsepsi Setiap Sub Konsep = 36,45

KESIMPULAN
Tes yang dikembangkan valid dan reliabel, dengan ditunjukan nilai hasil uji

validasi melalui uji CVR sebesar 1 dan uji reliabilitas soal sebesar 0,65. Miskonsepsi

yang teridentifikasi pada setiap konsep atom dan tabel periodik antara lain pada

subkonsep struktur atom sebesar 22,2%, subkonsep model atom sebesar 22,2%

subkonsep ukuran atom dan massa atom sebesar 26,37%, subkonsep sifat fisis unsur

sebesar 26,4%, subkonsep golongan dan periode sebesar 33,3%, konsep persepsi

7
tentang atom sebesar 61,1%, subkonsep penyusun atom sebesar 38,9% dan

subkonsep isotop, isobar dan isoton sebesar 61,15%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Kepala Sekolah yang telah

memberikan izin penelitian di MAN Tanjungpinang, guru kimia yang telah

mengijinkan penulis menggunakan kelasnya untuk penelitian di MAN

Tanjungpinang.

DAFTAR RUJUKAN

Adodo, S. O. 2013. Effects of Two-Tier Multiple Choice Diagnostik Assessment


items on Students’ Learning Outcome In Basic Science Technology. Ondo State:
Academic Journal of Interdisciplinary Studies., 2: 201-210.
Chandrasegaran, A. L., Treagus, D. F., and Mucerino, M. 2007. The Development of
a Two-tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary
School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using
Multiple Level of Representation. The Royal Society of Chemistry, Chemistry
Education Research and Practice, 8: 293-307.
Chiu, M.H. 2005. A National Survey of Student’s Conceptions in Chemistry in
Taiwan. Chemical Education International., 6: 1-8
Damayanti, C., Dewi, N. R., dan Akhlis, I. 2013. Pengembangan CD Pembelajaran
Berbasis Kearifan Lokal Tema Getaran dan Gelombang untuk Peserta didik SMP
Kelas VIII. Unnes Science Education Journal., 2: 274-281.
Siswanigsih, W., Anisa, N., Komalasari, N, E., dan Indah R. 2015. Pengembangan
Tes Diagnostik Two-Tier Berbasis Piktorial untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Peserta didik pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Jurnal
Pengajaran MIPA., 20: 144-149.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.
Jakarta: PT.Grasindo.
Tan, D. K. C. and Treagust, D. F. 1999. Evaluating Students’ Understanding of
Chemical Bonding. School Science Review., 8: 293-307.
Widiyowati, I.I. 2014. Hubungan Pemahaman Konsep Struktur Atom Dan Sistem.
Pancaran., 3: 99-116.

You might also like