You are on page 1of 4

LIMFOMA HODGKIN LIMFOMA NON-HODGKIN

Gambaran klinis  Pasien datang Klasifikasi


dengan pembesaran
kelenjar limfe
superfisial yang
tidak nyeri (nyeri
spontan/nyeri
tekan), asimetris,
padat, diskret, dsn
kenyal (gambar 1).
Kelenjar limfe
servikal sekitar 60%-
70% pasien,
kelenjar limfe aksial
pada sekitar 10-
15%, pada kelenjar
inguinal pada 6-
12%.
 Splenomegali ringan
dan hepatomegali
 Demam terjadi pada
30% pasien dan
bersifat kontinyu
atau siklik
 Pruritus, yang sering
parah, terjadi pada
sekitar 25% pasien
 Nyeri diinduksi oleh
aalkohol di bagian
yang terkena
penyakit
 Gejala lain :
penurunan berat
badan, keringat
berlebihan,
kelemahan otot,
anoreksia, dan
kakeksia.
Temuan hematologis  Anemia normositik
dan biokimia normokrom
 1/3 pasien
mengalami
neutrofilia; sering
terjadi eosinofilia
 Penyakit tahap
lanjut berkaitan
dengan limfopenia
dan turunnya
imunitas seluler
 Jumlah trombosit
normal atau
meningkat selama
awal penyakit, dan
berkurang pada
tahap-tahap lanjut
 LED dan protein C-
eaktif biasanya
meningkat dan
bermanfaat untuk
memantau
perkembangan
penyakit
 Laktat
dehidrogenase
serum meningkat
pada awal penyakit
pada 30-40% kasus.
Diagnosis dan klasifikasi Diagnosis ditegakkan
histologis denvan pemeriksaan
histologis kelenjar limfe
yang di eksisi. Sel RS
polipoid multinukleus yang
khas merupakan hal pokok
dalam diagnosis empat tipe
klasik (gambar 2 dan 3)
setta sel Hodgkin
mononukleus yang
merupakan bagian dari klon
ganas. Sel -sel ini terpulas
dengan CD30 dan CD15
tetaapi biasanya negatif
untuk ekspresi antigen sel B.
Komponen-komponen
peradangan terdiri dari
limfosit, neutrofil, eosinofil,
sel plasma, dan fibrosis
dengan tingkat bervariasi.
CD68 mendeteksi makrofag
infiltratif dan jika positif
kuat, memberikan
gambaran klinis yang kurang
baik.
Klasifikasi histologis adalah
ke dalam 4 tipe klasik dan
penyakit predominan
limfosit nodular (tabel 1),
yangg masing-masing
memiliki prognosis
tersendiri. Sklerosis nodular
dsn selularitas csmpuran
adalah yang tersering.
Pasien dengsn gambaran
histologi tinggi limfosit
memiliki prognosis limfoma
Hodgkin klasik paling baik.
Tipe predominan limfosit
nodular tidak
memperlihatkan sel RS dan
memiliki banyak gambaran
limfoma non -Hodgkin serta
dapat diterapi seperti itu.
Penentuan stadium Pemilihan terapi yang tepat
klinis bergantung pada penetuan
stadium luas penyakit
secara akurat (tabel 2).
Gambar 4 memperlihatkan
skema yang digunakan.
Penentuan stadium
dilakukan melalui
pemeriksaan klinis
menyeluruh disertai foto
sinar-X toraks (gambar 5)
serta CT scan untuk
mendeteksi penhakit
intratoraks, intra abdomen,
atau panggul (gambar 6).
Pemeriksaan ini juga
digunakan untuk memsntau
repons terhadap
pengobatan. Pemindaian
dengan MRI mungkin
diperlukan untuk tempat-
tempat tertentu (tabel 2).
Kadang dilakukan trefimN
sumsum tulang dan
diperlukan biopsi hati pada
kasus-kasus yang sulit.
Pemindaian dengan PET
juga berguna untuk
menetapkan stsdium dan
dikombinasikan dengan CT
Scan untuk mendeteksi
fokus-fokus kecil sisa
penyakit setelah
pengobatan (gambar 7).
Pasien juga diklasifikasikan
sebagai A atau B
berdasarkan ada atau
tidaknya gambaran
konstitusional (demam atau
penurunan berat) (Gambar
4)
Terapi Radioterapi, kemoterapi,
atau kombinasi keduanya.
Pemilihan bergantung
terutama pada stadium dan
apakah secara klinis A atau
B (gambar 4) meskipun
penentuan derajat
histologis juga ikut
berperan. Perlu dilakukan
penyimpanan cairan mani,
jika sesuai, sebelum terapi
dimulai.

You might also like