Professional Documents
Culture Documents
Terapi Bermain Puzzle (R Empu)
Terapi Bermain Puzzle (R Empu)
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1
Oleh:
KELOMPOK 1
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan ini selama 1x tatap muka, anak bisa
terlatih mengembangkan kemampuan motorik halus, kasar, sosial dan
bahasa.
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan di ruang
anak
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan menyusun
puzzle
d. Beradaptasi dengan lingkungan atau teman di samping tempat tidur.
3. Sasaran
Klien yang berada di ruang Empu ( Ruang Anak)
B. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners kelompok 1 Universitas Muhammadiyah Malang
C. PENGORGANISASIAN
1. Pembicara :
2. Moderator :
3. Observer :
4. Fasilitator :
5. Pembimbing Akademik : Nurul Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep
6. Pembimbing Klinik : Noor Alfiatin Ni’mah, S.Kep., Ners
7. Peserta : Klien di ruang Empu (Ruang Anak)
D. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu praktik, menyusun puzzle
E. MEDIA
Puzzle
F. MATERI
1. Menjelaskan pengertian terapi bermain
2. Menjelaskan tujuan terapi bermain
3. Menjelaskan manfaat terapi bermain
4. Memperkenalkan diri (perawat)
5. Memperkenalkan diri (peserta)
G. PELAKSANAAN
Keterangan
: Pembicara
: Fasilitator
: Moderator
: Observer
: Pembimbing Klinik
: Pembimbing Akademik
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati.
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi dan dapat
mempraktikkan menyusun puzzle yang telah diberikan.
3. Evaluasi Hasil
a. Seluruh peserta (8 anak) kooperatif selama proses terapi bermain
ditunjukkan dengan 100% peserta menyusun puzzle sampai selesai
b. Peserta sebanyak 100% mengikuti kegiatan terapi bermain dari awal
hingga akhir dan tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum terapi
bermain selesai.
MATERI TERAPI BERMAIN
1. Definisi Bermain
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas
yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan
bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat
mengenal waktu, jarak serta suara (Erlita, 2009).
2. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain,(Erlita, 2009) antara lain:
a. Membuang ekstra energi.
b. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
c. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
d. Anak belajar mengontrol diri.
e. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
f. Meningkatnya daya kreativitas.
g. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
h. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
i. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
j. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
k. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
3. Macam Bermain
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1) Bermain mengamati / menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
3) Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
4) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan mewarnai (Wong, Donna L.
2013).
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya.
Contoh : Melihat gambar di buku atau majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat
dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain (Wong, Donna L. 2013).
4. Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorikhalus :gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV, dll.
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dll (Wong, Donna L. 2013).
b. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
1) Mencari sumber suara / mengikuti sumber suara.
2) Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4) Melatih imajinasinya.
8) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik (Kliegman Robert M, 2010).
Kliegman Robert M., 2010 ilmu kesehatan anak Nelson vol 3, Editor bahasa
indonesia : A. Samik Wahab Ed 15 EGC : Jakarta