You are on page 1of 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN MENYUSUN PUZZLE


DI RUANG PERAWATAN EMPU (ANAK) RSU KEPANJEN

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1

DICKY KURNIAWAN 201720461011050


ANNISA FITRI 201720461011069
RAYFISKA RAHAYU 201720461011057

PROGRAM STUDI S1 PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI BERMAIN MENYUSUN PUZZLE
DI RUANG PERAWATAN EMPU (ANAK) RSU KEPANJEN

Oleh:
KELOMPOK 1

DICKY KURNIAWAN 201720461011050


ANNISA FITRI 201720461011069
RAYFISKA RAHAYU 201720461011057

Kepanjen, Mei 2018


Mengetahui,

RSU KEPANJEN Program Studi Profesi Ners


Preseptor Klinik (PK) FIKES UMM
Preseptor Akademik (PA)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Terapi Bermain Menyusun Puzzle


Sasaran : Klien yang berada di ruang Empu (anak)
Tempat : Ruang Empu (Ruang Anak)
Hari/tanggal : Kamis, 31 Mei 2018
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti permainan ini selama 1x tatap muka, anak bisa
terlatih mengembangkan kemampuan motorik halus, motorik kasar, sosial
dan bahasa.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan ini selama 1x tatap muka, anak bisa
terlatih mengembangkan kemampuan motorik halus, kasar, sosial dan
bahasa.
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan di ruang
anak
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan menyusun
puzzle
d. Beradaptasi dengan lingkungan atau teman di samping tempat tidur.

3. Sasaran
Klien yang berada di ruang Empu ( Ruang Anak)

B. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners kelompok 1 Universitas Muhammadiyah Malang

C. PENGORGANISASIAN
1. Pembicara :
2. Moderator :
3. Observer :
4. Fasilitator :
5. Pembimbing Akademik : Nurul Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep
6. Pembimbing Klinik : Noor Alfiatin Ni’mah, S.Kep., Ners
7. Peserta : Klien di ruang Empu (Ruang Anak)

D. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu praktik, menyusun puzzle

E. MEDIA
Puzzle

F. MATERI
1. Menjelaskan pengertian terapi bermain
2. Menjelaskan tujuan terapi bermain
3. Menjelaskan manfaat terapi bermain
4. Memperkenalkan diri (perawat)
5. Memperkenalkan diri (peserta)
G. PELAKSANAAN

Kegiatan Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Peserta Pelaksana

Pembukaan 10 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Moderator


2. Memperkenalkan terapis dan fasilitator 2. Mendengarkan dan peserta
3. Peserta memperkenalkan diri 3. Menyebutkan nama
4. Menjelaskan tujuan terapi bermain 4. Memperhatikan
Pelaksanaan 25 menit 1. Menjelaskan pengertian terapi bermain 1. Memperhatikan penjelasan tentang Pembicara
2. Menjelaskan manfaat terapi bermain pengertian
3. Melakukan aktivitas menyusun puzzle di 2. peserta turut serta dalam aktivitas
bimbing fasilitator menyusun puzzle

Evaluasi 10 menit 1. Memberika reinforcement 1. Menjawab pertanyaan Moderator


2. Evaluasi perasaan 2. Menjawab salam
3. Mengucapkan terima kasih atas partisipasi
peserta
4. Mengucapkan salam
H. SETTING TEMPAT

Keterangan

: Pembicara

: Peserta Terapi Bermain

: Fasilitator

: Moderator

: Observer

: Pembimbing Klinik

: Pembimbing Akademik

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati.
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi dan dapat
mempraktikkan menyusun puzzle yang telah diberikan.
3. Evaluasi Hasil
a. Seluruh peserta (8 anak) kooperatif selama proses terapi bermain
ditunjukkan dengan 100% peserta menyusun puzzle sampai selesai
b. Peserta sebanyak 100% mengikuti kegiatan terapi bermain dari awal
hingga akhir dan tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum terapi
bermain selesai.
MATERI TERAPI BERMAIN

1. Definisi Bermain
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas
yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan
bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat
mengenal waktu, jarak serta suara (Erlita, 2009).

2. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain,(Erlita, 2009) antara lain:
a. Membuang ekstra energi.
b. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
c. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
d. Anak belajar mengontrol diri.
e. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
f. Meningkatnya daya kreativitas.
g. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
h. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
i. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
j. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
k. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
3. Macam Bermain
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1) Bermain mengamati / menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
3) Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
4) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan mewarnai (Wong, Donna L.
2013).

b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya.
Contoh : Melihat gambar di buku atau majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat
dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain (Wong, Donna L. 2013).
4. Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorikhalus :gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV, dll.
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dll (Wong, Donna L. 2013).

5. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain


a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

6. Bentuk - bentuk Permainan


a. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
2) Melatih kerjasama mata dan tangan.
3) Melatih kerjasama mata dan telinga.
4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5) Melatih mengenalsumber asal suara.
6) Melatih kepekaan perabaan.
7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang (Kliegman
Robert M, 2010).
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.

b. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
1) Mencari sumber suara / mengikuti sumber suara.
2) Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4) Melatih imajinasinya.
8) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik (Kliegman Robert M, 2010).

Alat permainan yang dianjurkan:


1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-
balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk
dicoret-coret, krayon / pensil berwarna.
c. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinansi.
7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda (Kliegman
Robert M, 2010).

Alat permainan yang dianjurkan :


1) Alat-alat untukmenggambar.
2) Lilin yang dapat dibentuk
3) Pasel (puzzel) sederhana.
4) Manik-manik ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
6) Bola.
d. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-
pura (sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
9) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong (Kliegman
Robert M, 2010).

Alat permainan yang dianjurkan :


1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
2) Teman-teman bermain :anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita .2009. pengaruh permainan pada perkembangan anak ., IDI Jakarta

Kliegman Robert M., 2010 ilmu kesehatan anak Nelson vol 3, Editor bahasa
indonesia : A. Samik Wahab Ed 15 EGC : Jakarta

Ahmad Barokah. 2010. Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Perilaku


Kooperatif Anak Usia Prasekolah Selama HospitalDi RSUD Tugurejo
Semarang. STIKES Telogorejo. Semarang

Wong, Donna L. 2013. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

You might also like