You are on page 1of 6

SKENARIO

PRE & POST CONFERENCE KEPERAWATAN

Kepala Ruangan : Untung Kusuma Putra S.Kep


Ketua Tim 1 : Muh. Suaeb Fikry S.Kep
Perawat Pelaksana 1 : Irdiamsyah S.Kep
Perawat Pelaksana 2 : Sarminah S.Kep
Perawat Pelaksana 3 : Hadijah S.Kep
Ketua Tim 2 : Juwita Wahyuni S.Kep
Perawat Pelaksana 4 : Hardianti S.Kep
Perawat Pelaksana 5 : Hakamuddin S.Kep
Perawat Pelaksana 6 : Quarti Indrayani H.A S.Kep
Narator : Ayu Revani S.Kep
Pasien 1 : Mirna Damayanti S.Kep
Pasien 2 : Ridzma Sugiana S.Kep
Pasien 3 : Ayu Setiawati S.Kep

Pada pagi hari di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji, di ruang instalasi gawat
darurat akan diadakan kegiatan pre-post conference keperawatan. Sebelum melakukan
operan, katim 1 berkumpul dengan perawat pelaksananya untuk melakukan post conference.

Katim 1 : “Assalamu’alaikum wr wb, selamat pagi rekan – rekan semua.


Alhamdulillah kita dapat berkumpul lagi pada pagi hari ini untuk
melakukan post conference. Yang pertama silahkan Perawat
Pelaksana 1 untuk melaporkan hasil tindakan yang telah dilakukan.

Perawat Pelaksana 1 : Baiklah terimakasih Pak, untuk yang pertama pasien atas nama Nn.
M dengan diagnosa dyspepsia. Sudah dilakukan tindakan berupa
melatih relaksasi nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri klien, hasil
pemeriksaan TTV : Tekanan darah 120/90 mmhg, suhu 36.5 oC, RR
22 x/menit dan nadi 89 x/menit. Untuk terapi sudah mendapatkan
ketorolac 1 amp/ IV, dan pemberian Ranitidine 1 amp/IV yang
diberikan pada pukul 12.00 malam tadi. Tindakan selanjutnya pantau
nyeri yang dirasakan pasien, apabila masih belum berkurang dan
teknik relaksasi belum berhasil maka dilakukan distraksi. Tetap
observasi TTV dan lanjut terapi ranitidine serta ketorolac.

Katim 1 : baik terimakasih PP 1, selanjutnya di lanjutkan oleh PP 2. Silahkan


mbak menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan.

Perawat Pelaksana 2 : Terima kasih Pak. Untuk pasien atas nama Ny. R dengan diagnosa
Diabetus mellitus sudah dilakukan tindakan ganti balut dengan
keadaan luka masih basah, masih terdapat pengeluaran pus. Nyeri
masih dalam skala 5, dan sudah dilatih untuk teknik relaksasi
pengalihan perhatian dengan mendengarkan sholawat dan terkadang
membaca istighfar. untuk hasil pemeriksaan TTV : TD 120/100
mmHg, nadi 87 x/menit, RR 21x/menit, suhu 36.3 oC. Tetap observasi
TTV dan nyeri yang klien rasakan, lakukan ganti balut pada luka
secara rutin pada saat pagi. Dan lakukan pemeriksaan GDS.

Katim 1 : Terimakasih atas laporan dari PP 1 dan PP 2. Untuk pasien atas


nama Nn. A bagaimana? Apakah sudah dikonsultasikan kepada
dokter?

Perawat Pelaksana 3 : Iya Bu untuk pasien atas nama Nn. A yang berada di bed nomor 3
sudah di konsultasikan kepada Dokter mengenai diet tinggi serat dan
sudah disetujui oleh dokter, sekaligus sudah diberitahukan kepada
ahli gizi untuk mengganti diet Nn. A dengan diet tinggi serat yang
akan mulai diberikan nanti saat makan malam.

Katim 1 : untuk pemberian obat pencaharnya bagaimana mbak ?

Perawat Pelaksana 3 : Mengenai pemberian obat pencahar akan dilakukan setelah dokter
melakukan visit nanti pukul 16.00, Pak. Dan sudah dilakukan
tindakan berupa alih baring, keluarga sudah di beritahu mengenai cara
yang dapat dilakukan untuk tindakan alih baring dan tindakan
dilakukan selama 4 jam sekali. Untuk tindakan huknah menunggu
hasil dari pemberian supositoria dan jika diet yang dilakukan masih
juga belum berhasil, Pak.

Katim 1 : Baiklah terimakasih untuk laporan dan tindakan yang sudah


dilakukan pada hari ini yaa mbak. Apakah ada yang ingin diklarifikasi
atau ditambahkan lagi?

PP 1, PP 2 dan PP 3 : Tidak ada Pak.

Katim 1 : Kalau begitu post conference nya kita tutup. Mari kita keruang
perawat untuk melakukan operan dengan yang dinas pagi mengenai
yang sudah dilakukan dan intervensi yang harus dilakukan untuk
pasien kita supaya lekas membaik dan sembuh.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30, selanjutnya dilakukan operan dari shift malam ke
shift pagi yang dipimpin oleh Katim 1

Setelah Operan dari shift malam ke shift pagi waktu sudah menunjukkan pukul 08.00,
selanjutnya dilakukan pre conference yang dipimpin oleh Katim 2

Katim 2 : “Assalamualaikum Wr. Wb.


“ Selamat pagi rekan-rekan semua. Puji syukur kita ucapkan kepada
Allah SWT. Alhamdulillah kita semua masih diberi kesehatan.
Sehingga pada pagi ini tanggal 27 April 2018 kita bisa berkumpul
untuk menjalankan pre conference. Sebelum kita memulai aktifitas
pada pagi hari marilah kita berdoa bersama menurut agama dan
kepercayaan masing-masing. Untuk selanjutnya kita diskusikan
bersama kondisi dan keadaan klien yang ada di ruangan kita. Berdoa
dimulai…”
Pada pagi hari ini di ruangan IGD terdapat pasien sebanyak 3 orang.
Pasien pada bed 1 yang bernama Nn. M yang berumur 23 tahun
dengan diagnosa medis Dyspepsia. Saat ini klien masih mengeluh
nyeri abdomen bagian kuadran kiri atas yang dirasakan sejak 2 hari
lalu, nyeri bersifat hilang timbul, nyeri 5 NRS (sedang) kemudian
klien mengatakan masih sering mual dan muntah proyektil 2x ± 150
cc sekitar pukul 04.00-06.30 pagi hari ini. Kemudian klien
mengatakan masih kurang nafsu makan.
Dan setelah dilakukan observasi, keadaan umum klien tampak lemah,
klien berbaring di atas tempat tidur. Pemeriksaan tanda-tanda vital TD
: 110/70 mmHg, Nadi : 74 x/i, suhu : 36,40C, Pernapasan : 22 x/i,
hasil pemeriksaan lab didapatkan nilai albumin : 2,4 gr/dl
(hipoalbuminemia) Orang tua klien mengatakan sejak kemarin
malam klien tidak mau makan. Berdasarkan data-data tersebut, Dapat
diangkat ada dua diagnose keperawatan yang muncul, yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera (fisik dan
biologis).
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
dan output yang tidak seimbang.
Untuk rencana keperawatannya saya serahkan kepada perawat
pelaksana dapat memaparkan intervensi yang akan dilakukan.”

Perawat Pelaksana 4 : Terima kasih kepada ibu katim. Adapun yang akan saya lakukan
untuk mengatasi keluhan klien tersebut, yaitu: untuk keluhan nyeri,
akan dilakukan beberapa tindakan keperawatan yaitu :
1. Mengkaji skala nyeri klien untuk memudahkan menentukan
prioritas tindakan.
2. Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
3. Mengajarkan tehnik relaksasi,
4. Mengukur Tanda-Tanda Vital,
Setelah dilakukan tindakan tersebut, diharapkan ada perubahan
terhadap klien berupa nyeri berkurang sehingga dapat ditoleransi.
Untuk diagnose kedua, akan dilakukan tindakan keperawatan seperti :
1. Mengkaji pola makan klien
2. Pantau intake dan output klien
3. Menganjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering,
4. Menganjurkan makan makanan yang bervariasi.
Setelah dilakukan tindakan tersebut, diharapkan klien menunjukkan
perubahan berupa nafsu makan meningkat sehingga kebutuhan nutrisi
klien dapat terpenuhi.

Katim 2 : “Untuk tindakan kolaborasi atau pengobatan, apa saja yang akan
anda lakukan?”

Perawat Pelaksana 5 : “Sesuai instruksi dokter, untuk rencana kolaborasi pemberian obat
Ranitidine 30 mg (1 amp)/8 jam/Intravena yang diberikan pada pukul
12.00 siang.”

Katim 2 : “Baik terima kasih untuk perawat pelaksana 1. Setelah pre


conference ini intervensinya bisa dilakukan. Selanjutnya untuk pasien
nomer 2 yang bernama Ny. R berusia 35 tahun dengan diagnosa
medis Diabetes Mellitus. Saat ini klien mengeluh nyeri pada tumit,
setelah dilakukan observasi, tampak ulkus diabetik klien semakin
meluas, luas luka 8 cm dengan kedalaman 1,5 cm, tampak jaringan
nekrotik pada bagian tengah luka. Hasil observasi tanda-tanda vital :
TD : 110/80, Nadi : 80x/I kuat angkat, Suhu : 36,5 0 C, Pernapasan :
22x/i. Maka ada dua diagnose keperawatan yang muncul, yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka diabetik
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka di
bagian tumit.
Untuk rencana tindakan, saya serahkan kepada saudari PP 3.”

Perawat Pelaksana 6 : Terima kasih kepada ibu Katim. Intervensi yang akan saya lakukan
adalah untuk diagnosa pertama, kami akan melakukan tindakan
sebagai berikut :
1. Mengkaji skala nyeri klien untuk memudahkan menentukan
prioritas tindakan.
2. Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
3. Mengajarkan tehnik relaksasi,
4. Mengukur Tanda-Tanda Vital,
Setelah dilakukan tindakan tersebut, diharapkan klien mengatakan
nyeri berkurang dan dapat di toleransi.
Selanjutnya, untuk diagnosa yang kedua, kami merencanakan
tindakan yaitu:
1. Mengobservasi keadaan luka,
2. Menggunakan tehnik aseptic dan anti septik pada saat melakukan
tindakan,
3. Melakukan perawatan luka dengan cara membersihkan luka,
menghilangkan jaringan nekrosis, dan mengganti verban.
Perawatan ini dilakukan dengan menggunakan sistem moist.
Untuk pengobatan, sesuai instruksi dokter diberikan metronidazole
melalui IV. Dan diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan,
infeki tidak terjadi.”

Katim 2 : “Terima kasih untuk perawat pelaksana 3. Saya harapkan, hari ini
semua rencana tindakan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang
akan dicapai dapat terlaksana. Untuk pre conference hari ini, kita
akhiri sampai disini. Selamat bertugas. Wassalamualaikum Wr.Wb.

You might also like