Professional Documents
Culture Documents
Karakteristik Bijih Besi
Karakteristik Bijih Besi
2.1.1 Hematit
Hematit adalah salah satu jenis bijih besi dalam bentuk oksida
dengan rumus kimia Fe2O3. Bijih besi jenis ini, mempunyai kandungan besi
sekitar 65 – 70 %. Bijih besi hematit memiliki karakteristik sebagai berikut.
Sifat Fisik:
Warna (Colour) : Abu-abu perak, hitam
Cerat (Streak) : Merah Kehitaman
Kilap (Luster) : Submetallic Luster (Kilap Luster)
Perawakan (Habit) : Tabular (Falaned Habits)
Belahan (Cleavage) : Sempurna
Pecahan (Fructure) : Unevan Fructre
Kekerasan (Hardness) : 5-6
Sifat Dalam (Tenacity) : Brittle Tancity
Berat Jenis (Specific Gravity) : 3,9 – 4,1 gr/cm2
Kemagnetan : Diagmagnetik
Susunan Komposisi Kimia
(Chemistry) : Fe2O3
- Klas : Oxides
- Group : Hematite Group
Asosiasi :Asosiasi dengan Limonite dan Clays,
Pyrite, Suderite, Jasper, Rutile
Golongan mineral oxides dan hidroxides ini terkadang terdapat juga
sebagai mineral penting pada batuan metamorfosa, dan sering juga terdapat
sebagai vein (urat pada suatu lapisan batuan).
Sifat Kimia:
Komposisi kimia yang terkandung pada mineral ini adalah Fe dan
O, mengandung unsur oksida dan hidroksida dengan rumus kimia Fe2O3.
Sifat kimia:
Komposisi kimia yang terkandung pada mineral ini adalah Fe dan O.
Mengandung unsur oksida dan hidroksida. Kelompok spinel dan memiliki
rumus kimia Fe3O4.
2.1.3 Geotit
Merupakan mineral hidroksida besi yang meiliki kristal ortorombik
berwarna kecoklatan, massa jenisnya 4,3 dan tingkat kekerasan 5,3.
Umunya memiliki kadar Fe 63%.
Sifat metalurgi
Adapun sifat metalurgi yang dimiliki oleh bijih besi atau hasil olahannya
secara umum antara lain :
1. Deformasi elastis
Apabila elemen struktur mula-mula dibebani, maka deformasi yang
terjadi masih berada dalam daerah elastis. Dalam daerah ini elemen
struktur tersebut masih dapat kembali pada keadaan semula apabila
bebannya dihilangkan.
2. Deformasi Plastis
Apabila tegangan yang diberikan pada logam melebihi batas
kekuatannya, maka logam akan mengalami deformasi plastis. Deformasi
plastis ini menyebabkan terjadinya perubahan permanen didalam struktur
internal material. Apabila perubahan internal material ini terjadi, maka
keadaan semula tidak dapat tercapai meskipun beban dihilangkan.
3. Regangan (e)
Yaitu besar deformasi perpanjang awal (tanpa satuan)
4. Tegangan (s)
Merupakan gaya per satuan luas dalam satuan Mpa.
5. Elongation
Adalah pertambahan panjang pada pengujian tarik (%).
6. Kekuatan tarik (tensile strength)
Didefinisikan sebagai besar tegangan (gaya) yang diperlukan unutk
mematahkan atau memutuskan benda uji.
7. Kekuatan leleh (yield strength)
Adalah besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai regangan plastis
0.2%.
8. Keliatan (ductility)
Adalah besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat benda uji
patah atau putus dalam satuan persen (%).
9. Kekerasan (hardness)
Adalah ketahanan bahan terhadap penetrasi dipermukaannya, yang
dinyatakan dalam Bilangan kekerasan Brinell (BHN), Vickers (DPH) dan
atau kekerasan Rockwell (R). BKB dihitung berdasarkan luas daerah
lekukan yang ditimbulkan, sedangkan R dihitung berdasarkan dalamnya
lekukan.
10. Keuletan (toughness)
Merupakan daya tahan bahan terhadap lenturan dan puntiran – puntiran
berulang – ulang yang diukur dari besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu benda uji yang dinyatakan dalam satuan joule. Penilaian
keuletan dilakukan dengan tes Charpy atau Izod.