You are on page 1of 7

TUGAS KEBIJAKAN TAMBANG

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PERTAMBANGAN

Dosen Pengampu:

Ir. Maulana Yusuf MS. MT.

Disusun Oleh:

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
1. Masalah:

Biaya pembuatan smelter dan biaya perawatan yang besar. Contohnya yang
dialami PT ANTAM. Pada tahun 2014, PT ANTAM merugi sebesar 200 Milyar
rupiah. Sedangkan pada tahun 2015, pada kuartal pertama PT ANTAM sudah
merugi 50 Miliyar rupiah. Hal ini disebabkan PT ANTAM juga membangun
smelter-smelternya sendiri. Di Pemala, Sulawesi Tenggara, ada tiga smelter
milik PT ANTAM yang ketiganya adalah tempat pengolahan nikel. Modal untuk
membangun ketiga smelter ini sebesar 750 Milyar USD.

Identifikasi:
Berdasarkan feasibility study yang dilakukan beberapa perusahaan di
Indonesia, perusahaan pertambangan di Indonesia belum memenuhi standar
minimum kelayakan untuk dibangunnya smelter. Hal ini dikarenakan
terbatasnya sumber daya manusia dan teknologi di wilayah pertambangan
Indonesia serta masih mendominasinya pemahaman warga sekitar tentang
konsep penambangan yang merusak alam sehingga pembangunan dilarang.
Selain itu, karena perubahan undang-undang di Indonesia seperti UU No. 4 tahun
2009 dimana hasil tambang yang diekspor harus diolah terlebih dahulu. Solusi
yang ditawarkan adalah adanya kerjasama antara suatu perusahaan dengan
perusahaan lain untuk saling membantu dalam pembangunan dan perawatan
smelter sehingga dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan. Contohnya adalah
PT. Freeport Indonesia menjalin kerjasama dengan perusahaan lain di Gresik
untuk ekspansi smelter di sana.

2. Masalah:
Di Indonesia regulasi cepat sekali berubah. Contohnya, prosedur untuk
mengurus Izin Usaha Pertambangan (IUP) sering kali berubah-ubah. Yang pada
awalnya melalui pemerintah daerah. Namun, kemudian regulasi meminta para
pelaku industri untuk mengurus IUP secara terpusat. Seperti yang kita ketahui,
cukup sulit untuk menjaga hubungan dengan pemerintah daerah, terutama bagi
para industri tambang yang beroperasi dengan anggaran minim.
Identifikasi:
Hal ini disebabkan tidak jujurnya oknum-oknum tertentu di wilayah
pemerintahan sehingga menyulitkan para pelaku industri tambang, yang
mengakibatkan harus mengeluarkan biaya-biaya tertentu yang di luar anggaran
yang telah ditentukan agar izin-izin yang diinginkan dapat keluar tepat
waktunya. Solusi yang dapat ditawarkan adalah tidak terlalu sering mengubah
undang-undang dan adanya pengawasan dari pihak pemerintah pusat dan
jaminan bahwa kepengurusan IUP dan izin lainnya akan dilakukan sesuai
prosedur resmi yang berlaku tanpa adanya penambahan biaya-biaya lain.

3. Masalah:
Perusahaan yang memiliki masalah khusus, seperti PT Freeport Indonesia.
Pertama, keterbatasan infrastruktur papua yang menyulitkan untuk melakukan
operasi penambangan. Kedua, tentang pelayanan publik dan sosial dimana
permasalahan penduduk sekitar seutuhnya diserahkan kepada PT Freeport
Indonesia. Karena kota Mimika merupakan kota berkembang, banyak penduduk
papua dan luar papua yang migrasi ke Mimika dan memicu masalah sosial.
Ketiga, penetapan regulasi tentang masalah kepemilikan tanah masih lemah.
Keempat, terdapat banyak pendulang emas ilegal yang menggunakan bahan
berbahaya terhadap lingkungan. Kelima, permasalahan keamanan banyak terjadi
kasus penembakan yang meresahkan para pekerja di PT. Freeport Indonesia.
Identifikasi:
Pertama, konsep pembangunan dari pemerintah masih berpusat pada daerah
barat dan tengah saja, wilayah pembangunan masih belum merata ke seluruh
wilayah sehingga menyulitkan aktivitas di daerah pedalaman. Kedua,
pemerintah kurang memberi pengawasan dan perhatian lebih terhadap semua
aktivitas yang dilakukan, baik dari sosial pendekatan, eksplorasi dan lainnya
yang dilakukan oleh pelaku industri pertambangan agar semua prosedur berjalan
sesuai rencana. Ketiga, regulasi yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat
tidak dijelaskan kepada rakyat di daerahnya dan juga kurangnya pengawasan
dari pemerintah daerah terhadap regulasi yang berlangsung, sehingga peraturan
yang ada masih terkesan lemah. Keempat, masih kurangnya kerjasama antara
pihak perusahaan dan pemerintah daerah setempat untuk menjamin keamanan-
keamanan baik lokasi maupun semua karyawannya agar tidak terjadi masalah
antara karyawan dan penduduk lokal serta tidak bermunculan para penambang
illegal yang dapat menyebabkan masalah lingkungan, dimana masalah tersebut
dapat menjadi masalah perusahaan tersebut.

4. Masalah:
Masih belum terlaksananya Good Mining Practice. Banyak perusahaan
yang meninggalkan tempat bekas penambangan dalam kondisi tidak layak,
Dinas pemerintahan sebenarnya hanya akan memberikan perizinan jika
rancangan pertambangan sesuai dengan kriteria. Izin juga mempermudah
pengawasan terhadap aktivitas penambangan. Penambangan liar yang
mengatasnamakan rakyat adalah penambangan yang tidak bisa diawasi, karena
rakyat merasa tanah yang ditambang merupakan milik sendiri dan bukan milik
negara. Dinas pemerintahan tidak bisa menjamin keselamatan kerja rakyat, serta
aktifitas penambangannya sehingga tidak dapat memastikan apakah
penambangan yang dilakukan secara liar itu aman bagi masyarakat maupun
lingkungan.
Identifikasi:
Kurangnya pengawasan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta
kurangnya regulasi untuk mengatur semua aktivitas pertambangan baik itu
kegiatan penambangan perusahaan-perusahaan maupun kegiatan penambangan
rakutar. Solusinya pemerintah harus melarang keras semua aktivitas
penambangan yang tidak mempunyai prosedur-prosedur yang sesuai dengan
regulasi yang berlaku, pemerintah juga harus mengawasi semua aktivitas
pertambangan baik perusahaan maupun penambangan rakyat dan memberikan
sanksi-sanksi keras bagi pihak manapun yang tidak mengikuti regulasi tersebut
agar penambangan terkontrol dan berjalan dengan aman.

5. Masalah:
Permasalahan di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa
Barat yaitu kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) lulusan Teknik
Pertambangan. Hanya ada sekitar 5-10 lulusan tambang dari 200 karyawan yang
mengurusi 800 perusahaan tambang.
Identifikasi:
Pemerintah tidak mempunyai sekolah-sekolah khusus untuk dinas-dinas
kementrian tertentu seperti sekolah penerbangan, keuangan, dll. Serta kurangnya
tawaran-tawaran dari pihak pemerintah untuk mengisi bagian tersebut sehingga
para lulusan tambang kurang tertarik untuk bekerja di bagian kementrian, solusi
yang dapat ditawarkan seharusnya mempunyai sekolah khusus untuk kementrian
pertambangan atau ESDM agar tidak kekurangan anggota, seperti sekolah
penerbangan, keuangan, dll. Atau menerapkan regulasi khusus seperti semua
lulusan pertambangan harus bekerja di pemerintahan selama 2 tahun terlebih
dahulu barulah mereka dapat bekerja di tempat lain, selain itu pemerintah juga
dapat memberikan tawaran seperti beasiswa S1 atau S2 dimana mereka dapat
bekerja sambil kuliah atau setelah lulus mereka harus bekerja di pemerintahan
terlebih dahulu untuk beberapa tahun.

6. Masalah:
Banyak regulasi atau Undang-undang yang pada pembuatannya terkesan tidak
bekerja sama dengan sektor lain saat pembuatannya, misalnya saja kementrian
Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Dimana pada lokasi hutan lindung tidak
boleh ditambang kecuali dengan underground mining setelah mendapat
persetujuan dengan memerhatikan Good Mining Practice.
Identifikasi:
Kurangnya kordinasi di bagian kementrian dari pemerintah pada saat pembuatan
regulasi sehinnga regulasi yang ada terkesan saling jatuh menjatuhkan dan
membingungkan para pelaku industri pertambangan.

7. Masalah:
Polusi suara, udara, dan air.
Identifikasi:
Kurangnya kesadaran dari pihak pemerintah dan pelaku industri pertambangan
terhadap polusi yang mereka hasilkan, dimana polusi tersebut dapat
membahayakan lingkungan seperti suara udara dan air, selain itu pihak
pemerintah pun juga terkesan masih kurang pengawasan terhadap kelangsungan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berlangsung.
Solusinya pemerintah harus menerapkan sanksi keras bagi pertambangan yang
tidak mengaplikasikan Good Mining Practice. Serta adanya penetapan jam-jam
kerja agar polusi suara dari mesin-mesin pertambangan yang besar maupun dari
peledakan tidak terlalu mengganggu.

8. Masalah:
Hilangnya vegetasi penutup tanah
Identifikasi:
Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan
upaya reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja
areal penggalian dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan bahwa
penambang membiarkan lokasi penggalian begitu saja dan terlihat gersang.
Bahkan penggalian yang terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada permukaan
tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter.

9. Masalah:
Ancaman tanah longsor pada penambangan emas rakyat
Identifikasi:
Di lokasi penambangan emas secara tradisional di lapangan ditemukan bahwa
aktivitas penambangan berpotensi meningkatkan ancaman tanah longsor. Dilihat
dari teknik penambangan, dimana penambang menggali bukit tidak secara
berjenjang (bench), namun asal menggali saja dan nampak bukaan penggalian
yang tidak teratur dan membentuk dinding yang lurus dan
menggantung (hanging wall)yang sangat rentan runtuh (longsor) dan dapat
mengancam keselamatan jiwa para penambang.
10. Masalah:

Menurunnya kualitas tanah humus setelah reklamasi dilakukan

Identifikasi:

Tanah humus yang telah tidak dilakukan perawatan selama masa penyimpanan,
maka dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah dan apabila tanah
tersebut di timbun ulang maka timbunan tersebut akan memiliki kualitas yang
tidak bagus.

11.Masalah:

Penamban rakyat ilegal

Identifikasi:

Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh masyarakat tanpa memiliki izin dan
tidak menggunakan prinsip-prinsip penambangan yang baik dan bener sehingga
menimbulkan kerusakan pada lingkungan

12.Masalah:

berkurangnya debit air sungai Poboya dan Kawatuna akibat penggunaan air oleh mesin-
mesin pengolahan emas tromol

Identifikasi:

Tromol dan tong adalah peralatan yang digunakan untuk memisahkan butiran emas dari
pasir, tanah, dan bebatuan , tromol menggunakan bahan merkuri sementara tong
menggunakan sianida sehingga menimbulkan pencemaran di sungai poboya dan
kawatuna. Kedua jenis bahan kimia inilah yang menjadi penyebab utama rusak dan
tercemarnya lingkungan di sekitar areal pertambangan.

You might also like